Halaman Empat
Aku sama sekali tidak punya ide apa kegunaan dari kunci itu.
Meskipun demikian, agak sedikit tidak sopan karena aku mengalunginya dan membawa kunci itu bersamaku alih-alih mengembalikan ke tempatnya semula. Selama tidak ada yang memilikinya, aku boleh mengambilnya, bukan?
Kupikir aku akan menemukan ruang rahasia berisi sesuatu yang lebih fantastis, tapi ternyata aku tidak, atau mungkin belum. Namun, ruangan itu sangat menarik bagiku, terutama buku-buku yang ada di sana. Aku belum sempat mengecek lebih jauh, jadi aku akan datang lagi ke sana.
Usai membetulkan pintu kayunya seperti semula agar keadaan di dalam perpustakan bisa tetap layak, aku beranjak keluar dengan santai, lewat pintu depan. Sesekali mataku bergerak menyusuri segala sudut, memastikan bahwa tidak ada hal yang kulewatkan lagi.
Rupanya, bagian depan rumahnya bisa dibilang masih terlihat bagus. Aku jadi membayangkan sebagus apa rumah ini dahulu ketika masih berpenghuni.
Langit di atas terlihat lebih oranye, pertanda akan memasuki waktu malam. Aku sedang tidak ingin terlalu tergesa-gesa untuk cepat mencari tempat bermalam. Sekali-kali, aku akan istirahat larut.
Tubuhku melompat ke salah satu dahan pohon tinggi, lalu duduk bersantai. Buku catatanku muncul di udara bersama pena bulu. Kubuka halaman kosong baru dan mulai berpikir.
Aku tidak bisa terus-terusan di sini tanpa sesuatu yang berarti, atau aku akan rugi karena tujuan awalku tidak berjalan lancar. Maka, kuputuskan untuk membuat rencana. Baiklah, harus mulai dari mana?
Kutulis tujuanku ke dunia ini terlebih dahulu sebagai pengingatku agar tidak keluar 'jalur', lalu kupecah jadi bagian-bagian kecil agar aku tahu apa langkah pertama yang bisa kulakukan.
'Hal paling dasar: bertemu manusia'
Ngomong-ngomong soal manusia, aku jadi teringat dengan sekelompok manusia yang beberapa hari lalu mendatangi bangunan tua berisi mesin ketik itu. Dari mereka jugalah aku mendapatkan kamera. Jika saja aku bisa menyusuri arah mereka datang dan pergi waktu itu, kurasa aku bisa keluar dari hutan besar ini.
Beberapa menit yang terasa lama kuhabiskan untuk menulis. Setelah melakukan pemikiran mendalam dan membuat daftar hal yang harus dilakukan maupun dicek, aku merasa seperti mendapat pencerahan. Entah mengapa ini membuatku lebih bersemangat.
Oke, kita akan lakukan semuanya besok pagi. Untuk sekarang, kita habiskan untuk bersantai terlebih dulu.
Aku turun dari dahan, bermaksud untuk sedikit berjalan-jalan sambil mencari buruan untuk makan malam. Sulur tanaman rambat tumbuh sepanjang dinding pagar rumah besar yang kumasuki sebelumnya. Mereka menggantung ke bawah dengan warna yang menarik.
Aku hanya berjalan ke arah kiri sejauh dinding pagar dibentuk, yang mana cukup jauh (berarti wilayah rumahnya sangat luas). Sampai akhirnya aku menemui perbedaan antara sulur tanaman yang tumbuh.
Sulur tanaman di sebelah kiriku tumbuh jauh lebih lebat, sampai menyentuh tanah, bahkan menyerupai tirai. Ia ditumbuhi buah beri dan bunga-bunga kecil. Aku tidak bisa mengukur bagian atasnya atau dari mana mereka tumbuh. Sementara sulur tanaman di sebelah kananku jauh lebih tipis. Aku bisa melihat dinding pagar di baliknya, serta tidak ditumbuhi apa pun.
Terlihat sederhana, tetapi ganjil. Kuulurkan tanganku untuk memastikan adanya tidaknya dinding pagar. Namun, sampai lenganku tenggelam setengah dan aku kehilangan keseimbangan, tubuhku yang terlalu condong ke depan membuatku tanpa sadar melangkah maju.
Aku jatuh, menembus tirai sulur tanaman itu.
Hal pertama yang terlintas di kepalaku adalah kata kebun. Kemudian, kusadari bahwa rerumputan dan bunga-bunga liar yang tumbuh liar serta kolam bebatuan berukuran sedang, terlalu bagus untuk disebut 'buatan'. Ditambah pondok kayu yang tak jauh dariku tampak seperti masih baru dan penuh perawatan.
Aku bangkit, menepuk pakaianku dari rumput kering yang menempel. Mataku bisa saja salah melihat, atau pikiranku yang terlalu banyak berekspetasi. Namun, kabut tipis yang kulihat dari cerobong asap di atas atap pondok itu membuat isi kepalaku berkecamuk.
Sebuah kepulan asap.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top