UJIAN PERTAMA
Valeri dan Stev sangat gembira ketika Nuca menelepon mereka dan memberi tahu bahwasanya Lyra diterima di Universitas Athena.
Mereka memaksa keduanya untuk segera pulang untuk makan malam bersama.
"Nuca, cepat pulang. Mama akan masak makan malam yang banyak!" ucap Valeri dari seberang.
"Kayaknya nggak bisa deh Ma," jawab Nuca sambil melirik gadis yang ada di sebelahnya.
Valeri yang mendengar penuturan anaknya itu membeo, "Nggak bisa?" tanyanya.
"Iya Mama Sayang." jawab Nuca.
"Pokoknya harus pulang! Emang kalian mau kemana Nuca?" Valeri mulai geram dengan Nuca yang sudah sedari tadi tertawa.
"Kita mau ke Mall. Beliin hadiah untuk Lyra Ma." ucap Nuca. Lyra segera memegangi tangan kiri Nuca. Memberi kode agar tak melanjutkan perkataannya. "Kok jadi beli kado sih? Untuk apa?" bisiknya.
Nuca tak menanggapi gadis yang ada di sampingnya. Ia masih tetap berbicara dengan Valeri.
"Yaudah deh. Jadi kalian gak pulang?" tanya Valeri.
"Iya Ma. Kita malam ini di apartemen aja."
Tut..
Sambungan telepon terputus. Lyra yang mendengar ucapan Nuca bahwa mereka akan ke apartemen, mukanya sedikit pucat. "Ki-kita kok tidur di apartemen kamu?" Tanyanya gelagapan.
Nuca yang mengerti arah pembicaraan Lyra, menggigit pipi dalamnya, menahan tawa. "Iya Lyra. Aku nggak macam-macam kok."
Lyra menggeleng. "Enggak bukan gitu! Tapi ki-kita nanti di omongin orang lo!" ucap Lyra polos.
"Nggak Lyr." jawab Nuca sembari mengusap puncak kepala pacar barunya itu.
***
Setibanya di pusat perbelanjaan Athena, Lyra menatap sekelilingnya. "Rindu Mall yang di Jakarta nih," ucapnya dalam hati sembari tersenyum.
"Kok senyam-senyum Lyr?" Nuca memecah lamunan Lyra.
Lyra yang mendengar ucapan Nuca tersentak, ia celingak-celinguk tak karuan. "Eh, e-enggak kok." jawab Lyra kaku.
"Yaudah. Ayo kita masuk. Cari hadiah untuk kamu, babe."
Mereka berdua melangkah masuk ke dalam mall. Di sana Nuca mencari hadiah atas kelulusan Lyra.
Lyra yang ingin dibelikan hadiah sebenarnya sempat menolak. Karena ia merasa merepotkan Nuca. Namun Nuca tetap bersikukuh untuk membelikannya hadiah.
15 menit mereka berkeliling. Nuca memberhentikan Lyra di depan sebuah toko perhiasan.
"Kenapa berhenti tiba-tiba?" tanya Lyra.
Nuca tak menjawab pertanyaan Lyra. Dengan santai ia meraih tangan gadis itu dan masuk ke dalam toko perhiasan.
Di dalam, mereka melihat-lihat isi dari toko itu. Hingga mata Nuca tertuju pada sebuah kalung berliontin hati yang terpajang di depannya.
Tanpa sepengatahuan Lyra yang masih melihat-lihat. Ia membeli kalung tersebut.
"Ayo kita pulang." ucap Nuca tiba-tiba.
Lyra menoleh, dan mengangguk. Mengikuti langkah panjang Nuca yang ada di depannya.
"Nggak jadi beli kado ya?" tanyanya dalam hati.
***
Di apartemen.
Lyra merasa sangat canggung. Pasalnya, hatinya sangat cemas berdua saja dengan laki-laki yang bukan suaminya.
Badannya terasa sangat lengket. Ia mau mandi, hanya saja ia tak berani.
Hingga saat Nuca keluar dari kamarnya seusai mandi. Nuca melihat Lyra yang tampak keheranan. "Kamu kenapa Sayang?" tanya Nuca yang sudah mandi.
"Aku ma-mau mandi." jawab Lyra. Nuca dibuat gemas dengannya.
"Kamu mandi di kamar mandi kamar ya. Yuk aku anterin."
"Ta-tapi, baju aku?"
Nuca menarik tangan pacarnya. Mereka masuk ke dalam kamar Nuca. Dan betapa terkejutnya Lyra melihat isi dari kamar yang baru saja ia masuki.
Dengan interior bertema putih. Kesan elegan terpapar indah di matanya.
Nuca menuntun Lyra ke sebuah pintu di pojokan kanan kamar. Dan dibukalah pintu itu. Ternyata sebuah lemari pakaian!
Dan Lyra kembali terkejut. Karena isi dari seperempt lemari itu adalah pakaian wanita.
"Kamu mandi ya. Aku tunggu di luar." Nuca berlalu meninggalakan Lyra yang masih dihujani banyak pertanyaan.
Namun Lyra segers bergegas mandi. Tak mau badannya lengket dan bau.
10 menit setelah itu, Lyra keluar dari kamar Nuca dengan setelah kaos putih dan celana hitam selutut. Kulitnya yang putih sangat cocok dengan pakaiannya.
"Nuca. Kamu lapar?" tanya Lyra sambil mendudukkan diri disebelahnya.
Nuca menoleh keasal suara. Ia tak henti memandangi Lyra. Rambutnya yang basah membuatnya sangat terlihat cantik.
"Kamu cantik." ucap Nuca tak sadar.
Dengan cepat Lyra menarik hidung pacarnya itu. "Ih! Jawab yang benar dong!" Lyra mulai gemas.
"Aw!" Nuca memegangi hidung mancungnya itu. "Heheh. Iya aku udah pesan makanan kok Babe."
"Pesan ap-"
Tingg... ting...
Suara bel berbunyi. Memotong ucapan Lyra. "Nah tuh dah sampai. Aku ambil dulu ya."
"Iya jangan lama-lama." ucap Lyra.
Nuca beranjak untuk membukakan pintu. Namun sesaat, mata Lyra tertuju pada ponsel Nuca yang menyala. "Chat?" Tanyanya dalam hati.
Lyra melihat ponsel Nuca. Terkunci. Namun, ia masih bisa melihat siapa yang mengirimi pacarnya pesan.
Rose : Nuca, kamu dimana?
Rose : Aku mau ngomong.
Rose : Aku masih sayang sama kamu.
Lyra terbelalak membaca pesan dari kontak bernama Rose itu. Ia mencoba menstabilkan perasaannya.
"Rose? Siapa?" tanyanya.
"Sayang, ayo sini kita makan," teriak Nuca dari dapur.
Lyra segera menstabilkan perasaannya. Diletakkan kembali ponsel itu ketempak semula.
"I-iya bentar."
NAH JANGAN LUPA VOTE DAN COMEN YAW!^_^ AKU SAYANG KALIAN🥰🥰🥰
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top