KISS ME
Siang itu, Lyra dan Nuca tengah menyantap makanan mereka masing-masing. Sesekali Nuca memandangi gadis yang tengah sangat lahap yang ada di depannya itu.
"Eh Lyr, pelan-pelan dong makannya," Nuca terkekeh melihat wajah Lyra yang absurd.
"Eh-" Lyra memalingkan wajahnya karena malu, sehingga menampakkan makanan yang nyangkut di sela bibir kecilnya.
Nuca reflek membersihkannya dari wajah Lyra, yang di sentuhpun setengah kaget.
"Syut, jangan gerak. Ntar tanbah belepotan lo," ucap Nuca sambil menyeka senyumnya.
"Eh.. i.. iya," jawab Lyra malu.
Namun Nuca, ia tengah menahan perasaannya saat momen itu. "Ingat Nu, anggap adik!" ucapnya dalam hati menenangkan diri.
****
Pukul 13.40, Lyra dan Nuca sudah berada di depan pintu masuk tempat Lyra akan melaksanakan tes masuk perguruan tinggi.
"Cemas ya?" tanya Nuca.
"Iya nih, sedikit tapi,"
"Tenang aja kok, kamu pasti bisa!"
Lyra tersenyum mendapati Nuca yang tengah berpose menyemangatinya.
Beberapa saat setelah itu, Lisa menghampiri keduanya dengan membawa jus mangga di tangan kanannya.
"Lyra! Ayo masuk, 10 menit lagi lho!" cap gadis berkacamata itu bersemangat sekali.
"Eh? A..ayo," Lyra setengah kaget, karena Lisa memanggilnya dengan teriakan yang cukup kencang.
Nuca tertawa saat melihat respon Lyra. "Sudah masuklah Lyr, temanmu nunggu tuh,"
"Eh? Aku masuk dulu ya, dadah!"
Punggung gadis cantik itu perlahan hilang dari pandangan Nuca. Nuca memegangi dadanya kencang. Mukanya merah.
"Gimana nih? Bisa-bisa aku kebablasan kalau gini terus," ucapnya lirih. Ia merasakan getaran dalam dadanya.
***
"Lis, kita duduknya jangan jauh-jauh, aku nggak banyak kenal orang," Lyra berbisik pada gadis di sampingnya, Lisa.
"Iya dong, aku kan juga sama kayak kamu," Lisa nyengir mendapati pernyataan Lyra.
Dingg.... dong....
Bunyi bel telah berbunyi, menandakan kalau tes akan segera dimulai.
"Ayo Lyr, cepet!" Lisa beranjak dari duduknya.
"I..iya tunggu."
Keduanya berlari masuk ke dalam ruangan mereka. Duduk bersebelahan di bangku paling depan. Sepuluh menit tak lama kemudian, seorang profesor membagikan lembaran soal kepada calon mahasiswa.
"What? Banyak banget Lyr,"
"Iya, susah kali ini ya?"
Keduanya memegangi kepala mereka, tak tahan melihat soal ujian yang banyak sekali, dan gawatnya, ada soal berbahasa Athena!
"Silahkan dikerjakan, dengan jujur tentunya." lelaki tua itu memberi titah pada calon mahasiswa jurusannya.
***
"Duh soalnya hampir buat muntah deh," Lisa memegangi perutnya.
"Hehe, lebay kamu Lis,"
"Eh emangnya kamu nggak kesusahan?"
"Susah sih, tapi nggak sampai bikin mau muntah juga," Lyra tertawa.
Lisa yang mendengar jawaban Lyra ikut tertawa, dan beberapa saat setelah itu, tampak sosok Nuca sudah menunggu di depan pintu masuk.
"Emm, aku mau pulang duluan ya Lyr," ucap Lisa sambil tersenyum jahil.
"Eh kan pengumumannya hari ini Lis?"
"Eh, oh iya iya, tapi aku pulang dulu ya," Lisa berlali menjauh dari Lyra.
"Eh, Lisa tunggu!" Lyra menatap heran Lisa yang begitu aneh.
Ia berjalan menuju pintu keluar, dan , ah dia paham kenapa Lisa pergi meninggalkannya. Ternyata Nuca sudah menunggu.
"Bagaimana tesnya?"
"Em, ya gitu deh, ada yang susah ada yang nggak,"
"Pengumumannya kapan?"
"3 jam lagi Nuca,"
Nuca melihat jam tangannya, "ayo jalan-jalan keliling kampus dulu, masih lama soalnya."
"Em, ayo!" jawab Lyra cepat.
***
Hampir setengah jam Nuca dan Lyra berkeliling kampus, Lyra yang tidak tahan berjalan lama meminta Nuca untuk beristirahat.
"Nu capek ih!"
"Cepat amet Lyr,"
Tanpa berkata, Lyra langsung mendudukkan dirinya di kursi taman. Nuca hanya geleng-geleng melihat Lyra yang demikian.
Keduanya saling mengobrol, Lyra tampak menceritakan pengalamannya tes hari ini pada Nuca. Nuca menatap lamat Lyra, hanya diam.
Lyra yang sadar Nuca menatapinya sedikit malu. "Eh Nu, dengar aku nggak sih?"
Nuca yang kaget mendengar teguran dari Lyra langsung bangun dari alam bawah sadarnya.
"Lyr ayo ikut aku,"
"Eh kemana?"
Nuca menarik lengan Lyra dan menuntunnya ke tempat yang agak jauh dari keramaian.
***
"Aku suka sama kamu," ucap Nuca to the poin.
"Apa?"Lyra mencoba memastikan apa yang ia dengar tidak salah.
"Aku suka kamu Lyr," Nuca mengulangi ucapannya.
"Ta..tapi kita kan satu-"
Belum sempat Lyra menjawab, Nuca sudah membungkam bibir Lyra dengan bibirnya.
Lyra terbelalak, ia langsung mendorong Nuca. "Ka..kamu ngapain?" Lyra kaget bukan main saat Nuca menciumnya. dadanya berdetak tak karuan.
"Jangan pikirkan kita satu rumah atau apa, apa lagi menganggapku kakak. Aku suka kamu Lyra,"
Lyra terdiam di tempat, ia merasa senang, namun juga sedikit bimbang.
Namun di sela-sela ia berpikir, Nuca kembali menariknya, menciumnya dengan lamat. Lyra yang masih bingung, akhirnya memutuskan untuk membalas ciuman dari Nuca. Ia tak bisa menutupi kenyataan kalau ia juga menyukai Nuca.
JANGAN LUPA VOTE DAN COMEN YA GUYS😍
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top