6
Chal, lagi sibuk apa nggak kamu?
Nanti sore nggak Lee, kenapa? Aku lagi ada kerjaan nih
Ke sini dong ntar sore, liatin kerjaanku, aku ada ngajar ntar sore sampe malem, di program doktor malem sama magister sore ini
Ok, apa aku sendiri sampe malem? Males deh
Ada Lyora di sini, dia juga lembur
Ok ok aku ke sana sekarang aja
Loh katanya ada kerjaan gimana sih Chal?
Kan kerjaanku bisa dibawa ke kamu
Weeh gila bener, baru lihat kamu jatuh cinta kayak orang gak waras
****
"Eh Chal ada apa ke sini?" Ly kaget tiba-tiba Chal masuk ke ruangannya, membuka laptopnya dan mulai serius menggerakkan jarinya.
"Lee ngasi kerjaan ke aku, dia sibuk," ujar Chal.
"Yah prof. Lee ada kelas sekarang sampe nanti malam kalo sore ini kayaknua cuman bimbingan tesis yang belum selesai," Ly kembali menekuni pekerjaannya.
Sesekali Chal melirik gadis yang mengikat rambutnya ke atas, tumben biasanya Ly membiarkan rambutnya tergerai, dari samping Chal melihat bulu-bulu halus di leher Ly dan Chal merasakan ada gelenyar aneh di dadanya.
"Ly,"
"Hmmmm,"
"Sudah makan?"
"Aku sudah pesan, buat kita berdua aja, porsinya banyak kok, Chal, si Cas kok berangkat lagi ke Brisbane kan masih mau wisuda?" tanya Ly.
"Nanti balik pas wisuda, dia benar-benar anak yang patuh, meski bukan bidangnya, dia mau nyoba, kalo aku nggak lah, makanya papa minta Cas balik, agar dia bisa belajar dulu sebelum gantiinpapa," ujar Chal.
Tak lama makan siang pesanan Ly datang, spagetty saus bologne porsi besar, potato wedges, dan garlic bread.
"Makan dulu Chal," Ly membawa makanan ke meja kecil yang tak ada dokumen apapun hingga aman dan berkas-berkas akkan terganggu.
"Hmmm," dan Chal mendekatkan kursinya ke meja Ly, berdua mereka makan tanpa suara. Duduk berdekatan hingga Chal merasakaaan harum tubuh Ly dihidungnya.
Chal memejamkan matanya dan menghirup sebanyak mungkin.
"Kenapa Chal?" tanya Ly. Chal tersentak dan menatap Ly yang memandangnya dengan tatapan aneh.
"Ah nggak, ayo kita makan," Chaldera mulai menikmati spageti, ia baru tahu jika Ly sangat menyukai spageti, Ly terlihat lahap hingga tanpa sadar saus spageti berlepotan di bibirnya meski sesekali Ly mengusap dengan tisu ada yang di tangannnya dan ia sadari saus itu masih melekat di bibirnya.
Chaldera menatap bibir Ly, dan Lyora terlihat canggung. Ia mengusap bibirnya dengan bingung.
"Ada apa Chal? Belepotan ya?"
"Yah ," suara Chal terdengar lirih. Meraih dagu Ly, mengusap sisa-sisa saus dengan ibu jarinya. Seketika badan Ly meremang.
Chaldera mendekatkan wajahnya dan bibir Chal sekilas mengulum bibir Ly yang berlepotan saus, sejenak rasa manis dan asin Chal rasakan di lidahnya.
Wajah Ly memerah seketika, ia benar-benar kaget dengan ciuman sekilas Chaldera. Bertahun-tahun berpacaran dengan Nayaka, Ly hanya dipeluk dan dicium keningnya, tak lebih dari itu.
Ly menunduk dan melanjutkan menghabiskan spagetinya. Ia tidak berani menatap wajah Chal.
"Maafkan aku, aku terbawa suasana Ly," ujar Chal lirih dan Ly diam saja.
Sampai akhirnya selesai makan pun keduanya tak berbicara lagi.
****
Dua minggu kemudian
Nayaka menatap rumah mungil tempat Anya tinggal sudah dua hari ini dia ke rumah itu namun terkunci rapat.
Berusaha menggedor namun tak ada jawaban. Ada penyesalan dalam dada Nayaka mengapa malam itu ia sampai mencoba minum-minuman beralkohol yang baru pertama ia sentuh dan berakibat fatal pada diriya dan orang lain.
Nayaka kawatir apa yang ia lakukan akan berakibat buruk padanya di hari kemudian.
Dan hatinya lega saat pagar terbuka dan muncul wajah pucat Anya, membuang sampah lalu hendak menutup kembali namun gerakan cepat Nayaka menahannya.
"Ngapain? Mau merkosa gue lagi?" tanya Anya dengan wajah dingin.
"Maafin gue, kita ke dokter, lo pucat," Nayaka terlihat menyesal.
"Heh gak usah sok baik lo, gak ingat lo waktu nyodok gue, yang teriak-teriak kesakitan, sekarang lo belagak baek, gue ancur Ka, gue sampah sekarang, puas lo?" suara Anya terdengar bergetar meski berteriak.
"Gue nggak sengaja, gue pertama kali minum, gue mabok, gue nggak sadar, maafin gue," ujar Nayaka lirih.
"Gak guna maaf lo, meski gue maafin lo, keperawanan gue gak akan balik, pergi lo, gue kan dah bilang jangan ke sini lagi, kita impas kan lo ngerasa gue ngerusak lo sama Ly, dan lo sudah ngerusak gue, pas dah Ka, sama-sama ancur kan, gue yakin Ly akan balik ke lo kalo dia baca email gue, tunggu aja,"
Anya menutup pagar dengan keras, lalu masuk ke dalam rumah, menguncinya dan menangis di balik pintu. Ia menangis dan tak tahu akan kemana ia mengadu, mamanya seperti itu, tak bersama dirinya juga. Sedang papanya berada di Singapura dengan istrinya yang lain. Anya memang sangat cukup secara materi namun kurang dalam kasih sayang.
Gue cinta lo Ka, jangan sering ke sini lo, gue jadi kasihan ke gue sendiri Ka..cinta gue gak akan pernah bersambut..
****
"Sudah Ly?" tanya Chal dan Ly hanya mengangguk.
"Lee tadi nelpon aku, kerjaanmu suru periksa lagi, karena besok klien dia mau datang ke sini, dia nyuru aku, ngeliat kerjaan kamu,"
"Oh, ini," Ly bangkit membawa laptopnya dan meletakkan di meja Chal, saat akan berbalik ke mejanya, kaki Ly tersandung kabel charger laptop Chal hingga ia hampir jatuh dan Chal menangkap badan Ly.
Chal mendekap erat badan Ly. Sejenak mereka diam, saat Ly mendorong dada Chal, Chal memeluk Ly semakin erat.
"Lelaskan Chal, kitaaa, kita nggak seharusnya gini, kau kan tahu akuu...,"
"Ssstttt..aku akan menunggumu dengan sabar,"
Ly menggeleng dan air mata menggenang di pelupuk matanya.
****
"Udah jam sebelas malam Ly, kita pulang," ajak Chaldera.
"Bentar aku nelpon Prof. Lee dulu," sahut Ly.
"Nggak usah, aku sudah nelpon dia tadi," ujar Chal.
****
Sesampainya di rumah, Ly langsung masuk ke kamrnya, berganti baju dan menuju kamar mandi. Setelah segar ia segera merebahkan badannya. Namun bangkit kembali saat melihat setangkai bunga mawar putih di meja kerjanya.
Ia meraih bunga itu dan melihat ada secarik kertas dan mulai ia baca.
"Jalan hidup adalah rahasia Tuhan namun jika kita terus menyesali dan berduka tiada henti makan kita takkan pernah bersyukur bahwa Tuhan telah memberi nikmat lain yang kadang tak pernah kita syukuri"
Chaldera
Lyora mentap bunga Lily dari Chaldera, matanya berkaca-kaca lagi, ia mengingat bunga mawar merah yang rutin Nayaka kirim tiap hari. Dulu Ly percaya bahwa bunga dari Nayaka akan membawanya hidup bahagia, namun ternyata pengkhianatan yang justru ia terima dari seluruh orang yang ia cintai.
Ly membuang mawar putih dari Chaldera ke keranjang sampah.
"Maaf Chal, aku tak pernah percaya lagi bahwa bunga menawarkan keindahan,"
Lyora segera berbaring dan berusaha memejamkan matanya, menghapus air mata yang masih saja mengalir.
****
"Papa..paaaa Lyona Paaaa...,"
"Kenapa, kenapa maaaa,"
"Kayaknya akan melahirkan,"
"Kan masih tujuh bulan ma?"
"Nggak tahulah paaa,"
"Kita bawa ke rumah sakit,"
****
"Nayakaaaa, Nayakaaa... ke sini naaak, ke sini, Lyona melahirkan Kaaa, melahirkan, bayinya selamat tapi.. Lyona...Kaaa, Lyonaaaa..
****
15 Desember '19 (13.30)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top