2


"Sahabatmu itu stres ya? Sudah tahu numpang kok nggak ada manis-manisnya, senyum kek," ujar Chaldera saat Cassandra masuk ke kamarnya, memberikan handuk bersih untuk Chal.

"Ck, kakaaak, dia anak periang dan cerewet loh aslinya, sampai kenyataan pahit beberapa hari lalu dia alaminya, kekasihnya menikah dengan kakaknya, dan dia berubah banget, jadi jarang ngomong dan lebih sering sendiri sambil memandang ke luar jendela di kamarnya,"

Chal diam dan seketika ingatannya kembali pada Emily kekasihnya. Yang setahun lalu memilih jujur padanya bahwa dia telah menjalin hubungan dengan bosnya dan diam-diam telah merencanakan pernikahan, saat berkata jujur padanya, Emily telah berbadan dua.

Chal menghembuskan napas berat, bertahun-tahun bersama dan kenyataan pahit harus ia terima, kekasihnya lebih memilih orang yang baru ia kenal.

"Kakak kenapa?" tanya Cas.

"Nggak papa, kakak mau mandi dulu," sahut Chal dan Cassandra ke luar dari kamar kakaknya.

****

Makan malam dilalui mereka bertiga dalam diam, sampai Cas berusaha memecahkan keheningan.

"Masakanmu enak juga Ly," ujar Cas.

"Hmmm, iya?" hanya sahutan pendek yang dan Lyora kembali menikmati makan malamnya sambil menunduk.

Saat akan mengambil sop seafood lagi tak sengaja tangan Ly dan Chal hampir bersentuhan, dan Ly memilih mengalah.

"Enak ya kak sampe nambah bolak-balik?" tanya Cas sambil cengar-cengir.

"Hmmmm," Chal kembali melanjutkan makannya.

"Kak, ayo ini habisin mi seafoodnya juga, kan kesukaan kakak juga kalo yang ini, kakak kan biasa makan porsi jumbo," ujar Cas menggoda kakaknya.
"Nggak usah disuru ntar juga habis," sahut Chal.

"Aku tinggal ya, aku sudah selesai," ujar Lyora hendak ke dapur membersihkan piring dan sendoknya.
"Hei sebentar Ly, aku ada perlu, duduk dulu, aku titip makan kakakku ya, dia kan ada urusan selama beberapa hari di sini, ke cabang perusahaan yang ada di sini, aku mau ke Denver sekitar lima sampe enam hari, papa menyuruhku ke sana, biasalah Ly, ngomong pengalihan perusahaan lah kak Chal nggak mau, bukan bidangnya katanya, ya sudah aku yang gantiin papa, trus aku titip Ly ya kak Chal jangan judes-judes,"

Cas menatap keduanya dan Ly hanya mengangguk, lalu melangkah ke dapur.

"Aku nggak usah dititipkan ke dia, kayak nggak ikhlas gitu ngangguknya, lagian aku bisa ngurus apa-apa sendiri," ujar Chal menarik mi seafood ke hadapannya dan mulai melahapnya.

"Alaaah nggak usah dititipkan tapi masya Allah masakan Ly diembat gitu, enak ya kak masakan Ly?" tanya Cas dan Chal mengangguk sambil memperlihatkan jempolnya, sementara mulutnya mengunyah tiada henti.

"Dia punya gerai makanan di Indonesia kan pacarnya pengusaha kuliner, pake nama mereka berdua lagi, tapi ya selesai sudah, kasihan Ly," ujar Cas lagi.

Dan Ly melewati mereka berdua yang masih asik makan, lalu masuk ke kamarnya dan menutupnya.

"Benar-benar berubah kamu Ly, dari gadis rame, ceria, hangat, jadi murung dan dingin gitu," ujar Cas lirih.

Chal menghentikan makannya, meraih air minum dan meneguknya.

"Sakit yang teramat sangat kali Cas, tak bisa diungkapkan," ujar Chal menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi.

Cas memegang tangan kakaknya.

"Masih ingat kak Emily meski setahun telah lewat?"

"Aku ingin melupakannya Cas, sungguh hanya tak tahu caranya, saat aku mantap akan menikahinya, ternyata dia malah memberi kabar itu, kami melakukan Berkali-kali dan dia selalu memilih aman, namun saat dengan bosnya dia malah hamil duluan,"

Cas melihat kilatan air mata di mata kakaknya.

Cas menggenggam erat tangan kakaknya.

"Kakak juga sakit, tapi masih lebih sakit Ly, pacarnya menikah dengan kakaknya, suatu saat nanti meski sekuat apapun Ly menghindar, dia pasti akan pulang, dan kesakitan itu akan ada lagi, kalau kakak kan sama orang lain, selesai ya sudah nggak akan ketemu lagi, tapi Ly, ikatan darah dengan kakaknya tak bisa diputus begitu saja, baik-baik di sini ya kak, jangan judes dan jahat sama Ly, dia hanya males ngomong, kalau kakak kan mulit pedas kayak cabe," ujar Cas dan Chal mencubit hidung adiknya.

"Sakit tahu," Cas memukul lengan kakaknya.

****

"Apa yang harus aku lakukan, di mana kamu Ly, aku harus mencari kemana? Ini hanya sementara Ly, tidak seperti yang kamu bayangkan," Nayaka meremas rambutnya, seketika ia ingat sahabat Lyora, Anya.

"Ah mengapa aku tak berpikir sejak awal, pasti dia yang telah memberitahu Lyora,"

Nayaka meraih kunci mobilnya dan bergegas menuju rumah Anya, sahabat Ly sejak sma, saat melanjutkan ke S-2 barulah kedua berpisah karena berkuliah di tempat berbeda. Anya sahabat Ly, tingal sendiri di rumah mungilnya, dia terbiasa sendiri sejak kedua orang tuanya berpisah dan tak jelas keberadaanya. Hanya Anya dan Ly yang tahu.

****

Keesokan harinya..

"Maaf terlambat Prof, tadi menyelesaikan tugas dari Prof Lee, ini sudah selesai," Ly memperlihatkan hasil karyanya dan Prof Lee terlihat puas.

"Kau memang mahasiswaku yang cerdas, hanya kau belum banyak pengalaman, oh ya hari ini aku ada tamu, rekan kerja yang kabarnya akan pindah ke negara ini, ia mengajukan pindah ke anak perusahaan yamg ada di negara ini, nanti aku kenalkan, lanjutkan pekerjaanmu, itu ambil map dimejaku dan segera perbaiki, ada beberapa pekerjaan Thomas yang belum sempurna, file ada di komputer Thomas kamu copy dulu dan perbaiki," perintah Prof Lee.

Dan Lyora hanya mengangguk lalu melakukan semua perintah dosennya.
****

Ponsel Ly berdering, ia meraih dan melihat nama Cassandra di sana.

Halo Cas

Aku sudah di bandara Ly, titip kakaku ya, titip makannya maksudanya hahahah

Iya, nanti aku akan belanja

Kamu ada uang?

Ada, kerjaanku selesai tadi, biasanya Prof Lee akan ngasi aku uang, namanya masih magang ya dibayari tiap ada kerjaan

Ok, aku berangkat ya Ly

Ok

Lyora baru saja meletakkan ponselnya saat mendengar Prof Lee memanggilnya.

Lyora menghentikan pekerjaannya, melangkah ke luar dari ruangannya.

Seketika kakinya terhenti saat melihat orang yang duduk di ruang tamu kantor Prof Lee.

"Sini Ly, aku kenalkan kau pada arsitek cerdas ini, Chaldera Abraham Joyoastro, ini mahasiswaku yang aku banggakan, Lyora, nilai mata kuliahnya selalu sempurna, hampir wisuda juga tinggal menunggu sidang tesisnya dan selesai, dia magang sini, kau harus belajar padanya Ly," ujar Prof Lee mengenalkan keduanya.

"Saya sudah mengenalnya Prof," ujar Lyora singkat.

"Oh yaaa ah dunia sempit sekali, di mana kalian saling kenal?" tanya Prof Lee.

"Dia teman adikku , dia numpang di rumahku," ujar Chal dengan ekspresi datar.

"Aku tidak menumpang, aku menyewa, aku membayar dengan membersihkan rumahmu, dan memasak makanan dengan uangku," ujar Ly dengan suara tegas meski ia tak meninggikan suaranya.

Terdengar tawa Prof Lee.

"Ah jadi kalian serumah, baiklah, dengarkan Ly, jika kau kesulitan bertanyalah pada Chal, ayolah Chal jangan kaku, aku minta ajari dia, dia cerdas akan cepat menangkap apa yang kita mau," ujar Prof Lee.

"Oh iya bentar Ly, kau kan selalu kaget jika aku menelpon saudara-saudaraku atau keluarga besarku pakai bahasa Jawa ya karena kakek dan nenekku kelahiran Surabaya, asal kamu tahu, kakekku dan kakeknya bersahabat sama-sama memulai usaha di Surabaya dan kami berdua melanjutkan ikatan itu, iya kan Chal?" tanya Prof Lee dan Chal hanya mengedikkan bahu.

Lyora diam saja dan memilih menatap ujung stilettonya.

"Saya akan melanjutkan pekerjaan saya Prof," ujar Ly.

"Ok, silakan," sahut Prof Lee.

"Nggak ada orang lain lagi yang kamu suru kerja di sini, jutek gitu, nggak sopan, kamu cerita eh dia nunduk aja," ujar Chal pada Prof Lee.

"Hheeesssyy kamu ini, biarlah nggak papa, dia masih muda, otaknya encer bro, kalau kamu kan yang dilihat pasti seksinya," ujar Prof Lee sambil tertawa.

"Nggak lagi Lee, selesai sudah semuanya," ujar Chal dengan suara rendah.

"Emily? bukankah kalian akan menikah, rencana setahun lalu, pasti kalian sudah menikah?" tanya Prof Le keheranan.

"Ya dia menikah dengan bosnya," sahut Chal dengan ekspresi datar.

****

"Buat apa lo ke sini, pergi lo, dah nyakitin sabahat gue, gue kehilangan dia, gak bisa gue hubungin, pacar brengsek lo, kakaknya lo embat juga, dikira gak denger apa? Semua teman Ly tahu kalo kak Yona hamil, lo setan ya, kakaknya lo makan juga," ujar Anya sengit.

"Heh dengerin gue dulu, siapa yang hamilin Yona? Lo tahu nggak gue nih korban, gue kasian sama Yona karena dia hamil tiga bulan ditinggal minggat sama pacarnya, lo ngebacot tanya dulu jangan asal ngap aja lo," suara Nayaka tak kalah keras.

Seketika wajah Anya pias dan kaget.

"Pasti lo yang ngasi kabar ke Ly, awas kalau sampe dia gak mau sama gue lagi, gue buat hidup lo tersiksa, gue kasi waktu lo seminggu buat cari kabar Ly,"

Nayaka ke luar dari halaman rumah Anya dan bergegas menuju mobilnya.

Anya menutup mulutnya dan terlihat cemas.

****

"Saya pulang Prof, minggu depan saya maju sidang, maaf kalau saya tidak bisa tiap hari ke sini bantuin Prof, saya mau belajar menyiapkan diri untuk itu," ujar Ly berdiri di depan meja kerja Prof Lee.

"Nggak papa, toh aku juga pengujimu Ly, eemm sudah aku transfer tadi ke rekeningmu, semoga berguna uang itu, aku sudah tahu semua ceritamu dari Chal, aku turut prihatin Ly, sabarlah,"

Lyora hanya mengangguk lalu melangkah ke luar dari ruangan Prof Lee, Profesor yang di usianya yang keempat puluh belum juga menikah.

****

Saat Ly melangkah menuju kulkas, ia melihat Chal di dapur, Ly diam saja, ia meletakkan bahan makanan serta sayuran, juga telur.

"Aku akan masak, tunggu dulu," ujar Ly pelan.

"Aku sudah masak, mandilah, bentar lagi siap," sahut Chal.

****

Chal menatap Ly yang melangkah menuju ruang makan dengan baju rumah, celana pendek dan kaos kebesaran, rambut yang dijalin dan dijepit ke ujung kepalanya.

Ly duduk dan meraih piring, seketika matanya memanas, melihat nasi goreng buatan Chal, lengkap dengan telur dadar dan irisan tomat serta cabe segar.

Nayaka ini makanan yang sering kau buat untukku...sederhana namun kenangan tentang makanan ini tak bisa aku lupakan, bagaimana kau sabar mengajariku memasak...

"Kau baik-baik saja?" tanya Chal dan Ly hanya mengangguk, berusaha sekuat tenaga menahan air matanya.

Aku pasti kuat, aku pasti bisa menghilangkan semuanya dari pikiranku...hidup tak selamanya indah dan aku harus siap dengan segala kemungkinan terburuk...

****

9 Desember '19 (08.51)

Barakallah fi umrik nak, doa terbaik dari mama selalu menyertaimu..

9 Desember 1999 - 9 Desember 2019

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top