T-urbulence (39)

Bratha menarik tangan Philipa tanpa mempedulikan rintihan kesakitan gadis itu. Keduanya memasuki apartemen Bratha, lalu si polisi itu mendorong Philipa ke sofa dan memberinya sehelai kertas dan pulpen. Philipa meraba pergelangan tangannya yang memerah dan lecet. Dia mengedik ke arah Bratha.

Philipa : "Kertas dan pulpen. Inikah yang kau berikan padaku setelah melihat seorang suster tercabik-cabik dalam genangan darah? Dikemanakan nuranimu!?"

Bratha : "Lihat siapa yang berusaha menceramahiku tentang hati nurani. Si pembunuh terkenal, Luv. Sungguh ini adalah hari keberuntunganku."

Philipa : "Aku sudah menceritakan semuanya padamu. Apa kau tak percaya?!"

Bratha : "Bodoh, jika aku tak percaya maka aku langsung menjebloskanmu ke penjara. Bukannya ke sini. Kau, nona pembunuh, akan membantuku menangkap kakakmu."

Philipa : "Bisakah kau berhenti menyebutku dengan embel-embel 'pembunuh'."

Bratha : "Itu fakta, wahai pembunuh. Pem-bu-nuh..."

Philipa : "Kau adalah orang paling brengsek yang pernah kutemui!"

Bratha : "Ah ya, kau bukan orang pertama yang mengatakannya."

Philipa : "Cih!"

Bratha : "Sekarang lakukan tugasmu! Tulis semua calon korban dari inisial T sampai Z. Kau pasti masih mengingatnya kan?"

Philipa : "Tak ada gunanya. S saja berubah. Korban berubah sesuai kondisi. Renee pasti mengganti semuanya."

Bratha : "Nah, itulah beda otakmu dan Kir yang pas-pasan dibandingkan kecemerlangan otakku. Coba, dari A sampai S, berapa orang korban yang kau atau Renee kenal?"

Philipa : "...semuanya."

Bratha : "Kakakmu itu menyembunyikan sesuatu. Jika kau pikir dia menghipnotismu hanya untuk melihat kemampuannya dalam tugas perkuliahannya maka kau salah besar. Dia sedari awal mengincar beberapa orang untuk kau bunuh. Orang-orang yang tidak boleh digantikan sementara yang lain bisa. Korban-korban yang memang harus mati apapun jawaban mereka dengan pertanyaanmu."

Philipa : "Darimana kau tahu semua ini?"

Bratha : "Intuisi."

Philipa : "Itu lagi! Kita tak mungkin hanya mengandalkan intuisi sintingmu di sini."

Bratha : "Jelas bisa. Akan kau lihat bahwa aku tidak pernah salah. Ti-dak per-nah."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: