P-aradise (31)
Dhani : "Biarkan aku yang menyetir, Luv. Keadaanmu tidak memungkinkan."
Luv : "Itu pelecehan. Saya bisa mengemudi dengan baik meski kedua mata saya ditutup sekalipun. Tutup mulutmu, penjaga parkirnya datang."
Dhani : "..."
Penjaga parkir : "Maaf neng, jam besuknya sudah berakhir."
Luv : "Saya bukan ingin menjenguk pasien, melainkan menemui dokter di sini."
Penjaga parkir : "Dokter siapa ya neng?"
Luv : "Queen, dokter Queen. Ada kan?"
Penjaga parkir : "Oh adaaa... Beliau baru saja datang sama seorang laki-laki penuh perban, neng."
Luv : "Itu teman saya juga. Kir namanya."
Penjaga parkir : "Oh kalau begitu, neng langsung naik saja ke lantai atas. Dari tempat parkir di lantai dasar ini neng ambil lift deket trafo. Ruang dokter Queen di lantai tiga."
Luv : "Terima kasih. Maaf nama anda siapa?"
Penjaga parkir : "Paijo, neng."
Luv : "Sempurna. P apa anda percaya surga itu ada?"
Paijo : "Neng nanya sama saya? Iya saya percaya."
Luv : "Bagus."
Luv memundurkan mobilnya sementara Paijo menuntunnya ke tempat parkir yang tersedia. Sebuah senyuman sinting menghiasi wajah Luv ketika gadis itu menginjak pedal gas dalam-dalam. Membuat mobilnya melesat ke arah Paijo. Menghantam tubuh tua penjaga parkir itu dengan suara derakan keras. Mobil itu baru berhenti saat bagian depannya menabrak dinding. Dengan tubuh Paijo terjepit di antaranya. Tewas dengan mengenaskan. Luv tertawa mengerikan. Di sampingnya Dhani mau tidak mau bergidik. Gadis itu telah kehilangan kontrol sama sekali.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top