I-nvers (17)

Irgi : "Yakin pengen motong rambutmu? Nggak sayang? Ini kan bagus banget."
Luv : "Saya ingin penampilan baru. Yang sedikit lebih jantan..."
Irgi : "Haaaaa??? Cewek secantikmu pengen keliatan macho? Nggak salah tuh?"
Luv : "Ini tuntutan 'peran'."
Irgi : "Waw, apa kau artis? Model? Aku udah ngira kamu bukan orang biasa waktu kamu masuk ke salonku ini. Auranya itu loh, beda."
Luv : "Maaf bisakah anda segera memotongnya. Malam sudah terlalu larut."
Irgi : "Ah, iya, maafkan aku ngelantur. Pengen potongan kayak gimana?"
Luv : "Yang super pendek, hingga saat orang melihat saya mereka akan mengira saya adalah laki-laki."
Irgi : "Ini bakal cepat. Itu model yang mudah."
Luv : "Saya percayakan pada anda, I."
Irgi : "..."
Luv : "......"
Irgi : "........."
Luv : "............"
Irgi : "Nah, gimana?"
Luv : "Ini memuaskan, I. Anda terampil sekali."
Irgi : "Sudah kubilang ini mudah. Kau tetap keliatan luarbiasa bagaimanapun potongan rambutmu. Kau cantik."
Luv : "Cantik fisik? Menurut saya lebih menarik cantik perilaku, kan? I?"
Irgi : "Jaman sekarang masih ngomongin inner beauty? Kan ada tuh artis yang perilakunya gak patut dicontoh. Tapi dia cantik, dan anehnya banyak yang tetap muja dia kok."
Luv : "Keputusasaan seperti itu menyedihkan, I. Sungguh menyedihkan."

Tangan Luv mengambil sebuah gunting di meja di dekatnya. Terayun cepat, gunting tadi ditancapkannya ke leher Irgi. Pemuda itu memuntahkan darah. Tersedak tak mampu berteriak. Badannya mengejang beberapa saat di lantai sampai terhenti ketika dia tewas kehabisan darah. Luv menyeret mayat Irgi ke dalam sebuah lemari. Kemudian dia membersihkan genangan darah dan potongan rambutnya yang berceceran di lantai. Dia hanya punya waktu kurang dari 3 hari sampai mayat Irgi ditemukan seseorang.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: