D-omination (7)

Dhani : "Kalau aku jadi kamu aku nggak bakal ngambil buku paling depan."
Luv : "'Kenapa?"
Dhani : "Di toko ini mereka meletakkan buku sampel yang pernah dipegang, dibuka plastiknya dan dibaca para pengunjung di tumpukan paling depan. Tentu setelah membungkusnya kembali dengan plastik baru."
Luv : "Kalau begitu saya ambil yang paling belakang?"
Dhani : "Jangan juga. Buku yang cacat saat dicetak atau pendistribusian ditaruh di belakang. Ambillah yang tengah. Lihat dulu kondisi bukunya. Buku yang pernah dibaca atau tidak bisa dibedakan kok dari kondisi lembarannya."
Luv : "Anda suka sekali buku ya?"
Dhani : "'Anda'? Itu formal sekali. Kelihatannya kau lebih tua dariku. Dan, ya, aku suka buku. Toko ini satu-satunya toko buku yang buka 24 jam. Ini seperti rumah eh maksudku kos kedua bagiku."
Luv : "Buku apa yang anda suka?"
Dhani : "Mungkin aneh bagi orang seumuranku, tapi aku suka buku sejarah. Baik yang fiksi maupun non fiksi."
Luv : "Itu bagus. Berarti saya tak perlu menjelaskan. Menurut anda dalam legenda Tiga Kerajaan negeri mana yang berhak menang?"
Dhani : "Kau juga suka sejarah rupanya! Ini menarik, negeri mana menurutku yang seharusnya menang? Tidak ada, mereka semua telah menang. Baik Wei, Shu dan Wu telah melahirkan tokoh-tokoh hebat. Panglima perang terbaik dan ahli strategi brilian dalam legendanya."
Luv : "Anda beruntung D. Anda adalah orang pertama yang berhasil menjawab dengan baik."
Dhani : "Eh? Maksudnya?"

Luv tersenyum samar. Meninggalkan toko buku sembari mengeluarkan handphonenya. Memasang alat pengubah suara. Lalu menelpon kantor surat kabar paling terkenal di kota ini.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: