🍁 3. Pendekatan 🍁

Selamat siang temans, Mas Randu hadir menyapa ney 🥰🥰

Azalea sedang mematut dirinya di depan cermin. Dia memutar-mutar badannya dan mengamati penampilannya. Keinginannya adalah terlihat sempurna karena ini adalah kencan pertamanya dengan Randu, pria yang diam-diam dia sukai sejak pertemuan mereka yang pertama. Kesan pertama Azalea pada Randu selain menarik adalah baik.

Azalea tersenyum sendiri mengingat hari perkenalannya dengan Randu. Bagaimana laki-laki pendiam itu banyak tersenyum dan dengan penuh perhatian mendengarkan perkataannya sementara di saat yang sama dia juga meladeni pembicaraan temannya. Azalea kagum, bagaimana Randu dapat membagi perhatian antara dirinya dan temannya.

Setelah perkenalannya, Azalea tidak menyangka kalau Randu menghubunginya. Entah dari mana pria itu mendapatkan nomor ponselnya, yang jelas Azalea bahagia. Randu menanyakan jam berapa dia selesai bekerja dan Azalea menjawab sesuai jadwal kerjanya. Randu sudah menunggu di depan mobilnya saat Azalea keluar dari hotel tempatnya bekerja. Senyum Randu yang meskipun tidak lebar, tetapi tetap membuat jantung Azalea berdebar lebih cepat.

Sore yang mendung itu, Azalea pulang diantarkan oleh Randu setelah mampir untuk menikmati segelas es degan di bawah jalan layang daerah Buduran. Duduk di kursi plastik berdampingan, Azalea menceritakan kesibukannya hari itu sementara Randu mendengarkan dengan serius. Sesekali memberikan komentar atau menanyakan hal-hal yang sekiranya ada yang tidak dia mengerti.

Seminggu setelah hari itu, lagi-lagi Randu menghubunginya. Dia mengatakan ingin main ke rumah Azalea. Hati Azalea yang dasarnya sudah berbunga-bunga langsung menyambut baik keinginan Randu. Tepat pukul tujuh Randu datang dan Azalea mempersilakan pria itu masuk. Randu menolak dan memilih untuk duduk di teras saja. Azalea menyetujui dan jadilah mereka hanya mengobrol hingga dua jam lamanya.

Suara bel terdengar tepat saat Azalea selesai memoleskan lipstik berwarna nude pink di bibir tipisnya. Setelah memasukkan kaki ke flat shoes berwarna abu-abu, dia bergegas keluar dari kamarnya dan membuka pintu depan.

"Mau minum dulu, Mas?" tanya Azalea setelah Randu duduk di sofa.

"Nggak usah. Langsung jalan aja, yuk!" ajak Randu.

Azalea mengiyakan dan langsung melangkah keluar.

"Pamit dulu sama mama dan papamu, Lea," Randu memperingatkan.

"Mereka sedang pergi ke Surabaya mengunjungi Budhe yang sedang sakit."

Azalea mengunci pintu dan mengikuti Randu keluar menuju mobil Randu yang terparkir persis di depan rumah. Untunglah jalan di sana lebar sehingga mobil Randu tidak mengganggu pengguna jalan yang berlalu-lalang.

***

Memasuki sebuah kafe, Randu membimbing Azalea ke sebuah meja yang terletak di sudut. Memberikan buku menu pada Azalea dan memintanya memesan untuk mereka berdua. Azalea melakukannya dengan senang hati.

"Jadi, Lea ... katakan apa saja tentang dirimu," pinta Randu.

"Tentang apa misalnya?" tanya Azalea.

"Nama lengkapmu, tanggal lahirmu ... apa saja pokoknya tentang kamu."

"Namaku Azalea Prameswari. Lulus D-3 Perhotelan dan langsung bekerja di tempatku sekarang. Aku dua bersaudara, adikku laki-laki dan ada di Malang. Dia sekolah di SMU Nala dan diwajibkan untuk tinggal dalam asrama. Sesekali aku mengunjunginya kalau pas kangen. Papaku seorang admin di sekolah pelayaran sementara Mama hanya ibu rumah tangga. Mas Randu sendiri, siapa nama lengkapnya?" Azalea balik bertanya setelah menceritakan tentang dirinya.

"Randu Alas," jawab Randu singkat.

"Keren sekali," puji Azalea. "Kurasa itu cocok sama badan Mas Randu yang tinggi besar, ya?"

Sebenarnya tidak ada hubungannya sama sekali antara ukuran tubuh dan sebuah nama, tetapi begitulah Azalea. Dia suka sekali menghubungkan segala sesuatu dan mengatakan apa saja yang ada dalam pikirannya.

"Kamu asli Sidoarjo?"

"Enggak," jawab Azalea. "Mama asli Malang sedangkan Papa asli Surabaya. Mama sama Papa itu menikah terus pas dapat pekerjaan di Surabaya mereka ngekos gitu. Aku lahir di Surabaya dan setelah setahun baru bisa beli rumah yang sekarang kami tempati. Aku besar di Sidoarjo sih, nggak pernah ke mana-mana. Main ke Malang juga kalau pas Papa bisa aja. Jadi kalau begitu itu aku asli mana, ya, Mas Randu?"

Pertanyaan singkat Randu dijawab panjang lebar oleh Azalea. Randu mendengarkan dengan baik seolah perkataan Azalea adalah sebuah cerita menarik yang memang layak dia dengarkan.

"Punya pacar?"

Azalea menggeleng. "Enggak, tapi lagi cari," ungkap Azalea tanpa malu-malu.

"Cari di mana? Memang ada yang buang?"

"Ada, Mas Randu. Cuma dibuangnya di mana itu yang aku belum tau. Entar juga ketemu," gurau Azalea. "Biasanya sih kalau belum ketemu itu artinya dia lagi dipinjem orang lain. Bisa dikatakan jodohku lagi dijaga sama orang. Nggak papa lah ya dijagain orang lain, asal ketemu akunya jangan lama-lama. Nggak mau nikah ketuaan akutu. Trus satu lagi, aku berharap jodohku enggak dicolek-colek sama yang lagi jagain."

Keceriaan Azalea tampaknya menular. Meskipun tidak banyak bicara, tetapi Randu tampak menikmati waktunya. Azalea suka berada di dekat Randu. Terlebih lagi saat mata mereka bertatapan. Mata tajam Randu menatap lurus pada Azalea dan kembali jantung Azalea berdetak lebih cepat. Ada getaran tidak biasa yang belum pernah dia rasakan sebelum ini. seperti sesuatu yang menyenangkan dan ingin berlama-lama menatap wajah Randu.

Semakin malam kafe itu semakin ramai. Live music baru saja dimulai, tetapi Azalea seolah tidak menyadari sekelilingnya, perhatiannya hanya terpusat pada Randu seorang. Di matanya hanya ada Randu dan senyum tipis yang tidak pernah melebar meski Azalea menertawakan suatu kekonyolan.

"Besok kamu libur?" tanya Randu.

"Mana ada resepsionis libur Minggu?" Azalea balik bertanya. "Aku libur hari Senin."

"Mau ikut aku?" tawar Randu. "Aku Senin ada kunjungan ke Malang. Mungkin kita sekalian jalan-jalan."

Hati Azalea girang bukan kepalang. Hari liburnya yang biasanya diisi dengan kebosanan kini malah diajak Randu ke Malang. Walaupun pria itu bekerja, tetapi Azalea yakin kalau pria itu akan meluangkan sedikit waktunya.

"Mau," jawab Azalea antusias. "Aku pengen ke beberapa tempat yang sedang terkenal di sana," lanjut Azalea menjelaskan. "Pengen icip es krim yang kedainya mepet sama toko buku. Pengen jalan ke Batu juga, tapi kayanya sepi, ya, Mas Randu ... soalnya kan hari Senin. Ada nggak sih tempat yang Mas Randu tau dan tetep rame meski hari kerja? Kalau nggak ada ya ke mana aja juga boleh. Aku tetep seneng pokoknya ke mana aja sama Mas Randu. Eh ... pulangnya mampir ke lalapan pinggir jalan di daerah Pandaan, ya, Mas? Kata teman-temanku enak, aku kan jadi pengen tahu juga. Aku sudah dikasih tau gambaran tempatnya."

"Boleh. Setelah aku menyelesaikan kunjunganku ke kantor Malang dan meeting sebentar dengan sales di sana lalu aku akan mengantarmu ke mana saja."

Azalea mengangguk, menghabiskan waktu dengan Randu seharian bisa jadi sangat menyenangkan. Mereka meneruskan obrolan dengan santai. Obrolan yang didominasi oleh Azalea nyatanya tetap mampu menghidupkan suasana.

Azalea mengagumi Randu yang berpembawaan matang, serius dan tidak banyak bicara. Secara keseluruhan kedewasaan Randu adalah hal yang dibutuhkan Azalea. Setidaknya hal itu memenuhi pemikiran Azalea. Randu tidak tahu banyak tentang makanan yang sedang mengetren, tetapi Azalea memberitahunya dengan jelas termasuk di mana saja bisa mendapatkan semua hal yang sudah dia sebutkan.

Mereka meninggalkan kafe pada pukul sembilan dan masih sempat membeli jajanan pinggir jalan dalam perjalanan pulang. Azalea tidak sungkan duduk dekat dengan Randu saat mereka menunggu makanan mereka dibuat. Dia juga tidak segan berbagi bakso tusuk dengan Randu, termasuk segelas es degan untuk berdua.

Berpisah di depan rumah Azalea, Randu mengatakan bahwa dia akan menjemput Azalea pulang kerja keesokan harinya. Perhatian beruntun dari Randu jelas membuat hati Azalea semakin berbunga-bunga. Belum lagi janji untuk jalan ke Malang. Rasanya sudah tidak ada hal lain lagi yang bisa diinginkan oleh Azalea. Dia merasa sudah mendapatkan segalanya melalui Randu saja.

Huray ... kencan sama Mas Randu. Ke Malang Senin kuy 😝😝😝

Love, Rain❤

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top