60. OH, FATHER!
"Kau berbohong," elakku.
"Aku tidak berbohong, Zeus sendiri yang mengatakan hal itu padaku," belanya.
Kutatap ayahku cukup lama, bukan karena menyesal pada perkataan yang terdengar pahit itu, melainkan karena kenyataan bahwa dia bahkan tidak menganggap dirinya sebagai ayahku. "Kau yang mengajariku menembak, kau mengajariku bela diri, kau yang mengajariku berburu. Apa itu tidak cukup untuk menjadi ayahku?"
Ayah menghela napas panjang. "Itu memang tidak cukup untuk menjadi seorang ayah. Tapi bukan berarti aku tidak menganggapmu sebagai anakku," katanya, seraya mendekatkan dirinya dan mendekapku.
Rasa sedih yang tidak bisa terbendung mulai membludak, aku menangis di pelukan ayah. "Kau ayahku," kataku terisak.
Ayah yang mengelus puncak kepalaku, kemudian mengecupnya hanya diam seribu bahasa. Dia tahu betul perasaanku saat ini, namun dia tidak tahu bahwa aku menyukai Lucifer bukan sebagai seorang ayah.
"Sekarang kau harus pergi, sebelum para demon mengetahui keberadaanmu." Ayah kemudian melepaskan pelukannya dan mengusap air mata di pipiku.
"Aku akan mengeluarkanmu dari sini, bagaimana pun caranya. Dan ibu akan tetap di surga." Suaraku berdengung akibat cairan dihidungku.
Ayah kemudian hanya tersenyum. "Tidak pernah sedikit pun aku menyesali keputusanku untuk mendapatkan dirimu, bahkan jika aku harus berakhir di Neraka."
Setelah menutup pintu dan kembali ke lorong bebatuan, aku hanya bisa memikirkan perkataan ayahku. Hanya Zeus yang tahu pasti mengenai hal ini dan aku harus bertanya padanya langsung untuk memastikan.
Xander dan Sera yang sejak tadi tidak mengatakan apa-apa, mulai berbicara. "Maafkan aku," ujar Sera.
"Aku tidak menyangka semua ini, benar-benar di luar dugaanku." Xander yang berdecak malah membuatku kesal.
"Aku tidak percaya itu, sebelum aku menanyainya langsung pada Zeus," kataku.
"Kalau begitu, apa yang akan kau lakukan sekarang? Akan sangat canggung sekali jika kau bertemu dengan—"
"Aku sudah berjanji untuk mengeluarkannya dari sini, terlepas dari semua kenyataan yang belum pasti." Kupotong kalimat Xander dengan cepat, membungkamnya untuk beberapa saat.
Sera yang berempati padaku, memberikan dukungan dengan meletakkan tangannya di salah satu pundakku dan memberikan tekanan lembut. "Aku akan mengikuti keputusanmu," katanya.
Dengan begitu, kami berjalan menelusuri lorong kembali. Namun, seolah tak berujung, kami diajak berputar-putar ke tempat yang sama. Xander yang sedari tadi diam, membuatku semakin kesal saja. "Tidak adakah sesuatu yang bisa kau katakan?" Komentarku.
"Apa? Bukankah kau yang tidak menginginkanku berbicara tadi," komentarnya balik.
"Ugh!" Gerutuku.
Sera yang mengerti betul dengan perasaanku dan juga sikap Xander yang telah menjadi sarapan paginya, mulai menjelaskan padanya. "Apa ada hal yang ingin kau katakan?" Suara Sera terdengar lembut, namun tegas.
Kutatap Xander yang menatap balik diriku dan Sera bergantian. "Aku kira kalian tidak mau aku bicara."
"Xander." Sera bergumam.
"Oke, oke, gunakan cincinmu untuk menemukan Lucifer."
Kenapa tidak terpikirkan olehku dari tadi, cincin itu bisa membuatku bertemu dengan Lucifer bahkan saat dia di Neraka, sudah pasti cincin itu juga bisa membawaku menemukan Lucifer di sini.
Kuraba cincin yang masih menghiasi jari manisku. Kupusatkan pikiran kembali pada Lucifer, namun terganggu oleh ingatan bahwa Lucifer adalah ayahku, hingga kenangan-kenangan saat aku menciumnya, sentuhannya, dan keberadaannya muncul di benakku. Sekuat apapun aku berusaha mengelak kenyataan bahwa dia ayahku, tetap saja ada rasa aneh yang sangat mengganggu.
Mataku yang masih terpejam, dikejutkan oleh Sera yang menepuk-nepuk pundakku. Saat kubuka mata, sebuah pintu tepat berada di depan kami. Sebuah lambang berbentuk sayap malikat menghiasi pintu itu, sedangkan tidak ada lubang kunci ataupun kenop pintunya.
Kutarik napas dalam-dalam sebelum membukanya. Berharap perkataan Xander tidak benar, bahwa akan ada rasa canggung antara diriku dan Lucifer. Namun aku terus bertanya-tanya, apakah Lucifer tahu mengenai hal ini? Apakah dia memang pernah memberikan berkat malaikat pada Zeus.
Sebuah perkotaan tebentan luas di depanku. Namun tidak ada satu orang pun di tempat ini, di ujung jalan, ada pepohonan lebat yang memisahkan antara perkotaan dengan sesuatu di balik pepohonan itu. Yang mengingatkanku akan kurungan Lucifer saat berada di dunia yang berbeda, tempat di mana aku bertemu Lucifer yang berbeda.
Sera dan Xander mengikutiku di belakang saat aku berlari menembus pepohonan dan dari sana kutemukan sebuah tempat yang dilapisi oleh sesuatu kasat mata yang tidak bisa kutembus. Berkali-kali aku berusaha untuk melewatinya, berkali-kali juga kegagalan yang kudapati.
"Lucifer!" Aku berseru karena menyerah pada lapisan kasat mata itu. Sedangkan Sera dan Xander masih jauh berada di belakang saat aku menoleh untuk mencari mereka.
Di balik lapisan kasat mata itu, Lucifer muncul dan mulai mendekat. Bagiku, ini momen paling kutunggu saat bertemu Lucifer kembali, jika saja aku tidak mengetahui kenyataan itu. Hanya saja, aku perlu bukti sebelum mempercayainya atau pun tidak mempeecayainya.
"Aku tahu kau akan datang," katanya.
"Bagaimana mengeluarkanmu dari sini?" tanyaku.
Lucifer menggeleng. "Aku tidak tahu," jawabnya lemah.
Aku tidak pernah melihat Lucifer selemah ini, seolah dia begitu pasrah pada keadaannya sekarang. "Kenapa kau terdengar—"
"Lemah—" Lucifer melengkapi kalimatku. Dia kemudian mengangguk. "Tidak ada yang bisa mengeluarkanku dari sini."
"Kenapa kau begitu yakin?" tanyaku.
Baru saja Lucifer akan menjawab, saat seseorang mengintrupsi kami. "Oh, manis sekali," ujarnya.
Aku menoleh pada sumber suara yang terdengar seperti mengejek ketimbang memuji. "Siapa kau?" tanyaku.
Dia memberikan senyuman padaku sesaat dan tatapan tidak percaya pada Lucifer. "Oh, Luci, kau tidak mengenalkanku padanya?"
Sekarang, aku menoleh pada Lucifer, meminta jawaban.
"Oh, aku Michael," katanya memperkanalkan diri.
Kukerutkan keningku tidak percaya. "Michael si Michael?"
Dia memutar bola matanya. "Ya, Michael si Michael."
Demi apapun aku sangat terkejut bisa bertemu Michael. Oh, lebih tepatnya, aku tidak menyangka bahwa Michael terlihat seperti pria-pria model di luar sana. Oke, mungkin aku menyangka sedikit, terlebih setelah melihat beberapa saudara Lucifer yang lainnya. Aku berani bertaruh, Max akan mulai mengeluh lagi jika melihat Michael yang lebih tampan darinya.
"Tunggu, apa kau di sini untuk mengeluarkan Lucifer?" tanyaku.
"Dia yang mengurungku di sini. Dan sebaiknya kau tidak menyentuh Venus atau aku—"
"Atau kau apa? Kau terkurung di dalam sana, Luci." Michael kemudian menoleh padaku. "Dan kau tidak bisa mengeluarkanya dari sana."
Oh betapa aku sangat ingin meninju Michael saat ini. Aku tidak menyangka bahwa dia yang melakukan ini pada Lucifer. "Aku akan mengeluarkannya dari sini!" Aku bersikukuh.
"Maka kau siap mati," ujarnya sambil menyeringai.
"Kau harus pergi dari sini, Venus! Aku tidak ingin kau terluka karena diriku, itu tidak sebanding dengan keselamatanmu!" Suara Lucifer terdengar memaksa.
Dari ujung hutan yang memisahkan tempat ini dengan bangunan perkotaan tempat kali pertama kami datang, Sera dan Xander berlari ke arahku dengan tergesa-gesa. Xander jadi orang pertama yang tahu siapa Michael tanpa diberi tahu.
"Michael," gumamnya. Seolah ini bukan pertama kalinya mereka bertemu. "Tunggu, jadi semua ini ulahnya?" Xander menoleh pada Lucifer.
"Ya, dan dia juga bekerja sama dengan Hades," tambah Lucifer.
Aku yang baru mengetahui hal itu langsung memberikan tatapan tidak percaya, begitu juga dengan Sera.
"Masih menjadi Archangel yang menyebalkan, rupanya," ejek Xander.
"Dan kau sama saja seperti Lucifer, mencintai seorang fana," ejeknya balik seolah-olah itu hal yang buruk.
Kali ini, Xander menyeringai. "Oh, dan kau masih berusaha untuk menjadi yang terbaik, padahal kita semua tahu, seberapa pun besar usahamu, tidak akan ada yang bisa menggantikan posisi Lucifer di mata-Nya."
Dan dengan perkataan Xander, Michael mulai menerjangnya.
—————
Update cepat, yay! Sepertinya sudah mendekati akhir nih, mungkin tinggal 5 chapter lagi. Mungkin ya, masih perkiraan, tapi gak bakal sampe 70 chapter.
Ada yg masih terkejutkah dgn Lucifer dan Venus? 🤭🤭
Thanks,
B. K
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top