54. A GUIDE TO FIND HADES
LUCIFER'S POV
Pilihan yang tepat untukku saat ini adalah pergi sejauh mungkin dari Venus. Namun, setiap kali aku mendengar suaranya dikepalaku, memohon untuk bertemu, aku tidak kuasa menolaknya. Seperti magnet yang menarik satu sama lain.
Di sini lain, rasa ingin melukainya masih terus muncul dalam diriku. Hanya saja, aku bisa mengontrolnya setidaknya untuk saat ini. Lagipula, aku harus memberikan pelajaran pada Michael karena telah melakukan semua ini. Karena dia Venus terluka dan aku tidak akan pernah memaafkannya.
Setelah Zeus membuka gerbang menuju Elysium, Athena mengantarkanku menuju seseorang yang katanya bisa mencari tahu di mana Hades berada. Hanya dia satu-satunya petunjukku untuk menemukan Michael.
Sebuah gedung yang kelihatannya terbakar menjulang di depanku. Cukup bergaya untuk menirukan gaya di Neraka, walaupun Neraka memiliki api asli yang lebih memukau. Namun, kuakui bahwa Elysium merupakan tempat yang cukup bagus. Zeus tidak main-main saat dia mengatakan akan membangun sendiri rumah bagi kaumnya.
Athena menuntunku masuk gedung menuju sebuah ruangan berpintu ganda dengan lambang Cerberus di kedua pintunya. Saat kami masuk, seorang gadis berambut merah menyala bagaikan api yang terbakar menyambut kami dengan senyuman yang mengingatkanku akan hangatnya api neraka.
"Athena, Lucifer," sambutnya, sedangkan matanya menyapu kami. "Zeus telah memberi tahu kedatanganmu. Aku sangat senang sekali bisa bertemu dengan seorang penguasa neraka."
Aku terdiam sesaat, terpaku pada perkataannya. "Ya, tapi aku sedang tidak bertugas saat ini," candaku.
Gadis itu tertawa. "Maksudku, aku senang ada seseorang yang sama mengertinya dengan diriku, Neraka dan Underworld tidak jauh berbeda."
Tidak tahu harus menjawab apa, lagi-lagi aku diam. Hingga Athena menyadarkanku. "Starva, Lucifer ingin kau melacak keberadaan Hades," jelas Athena mewakilkanku.
"Tentu." Gadis yang dipanggil Starva itu kemudian berjalan menuju sebuah meja besar di pojok ruangan, mengambil sesuatu dari kotak kayu kecil dan kembali menghampiri kami. "Bakar ini dan dia akan menunjukkan di mana Hades berada."
Gadis itu memberikanku sebuah benda berbentuk kepala anjing yang terbuat dari tanah liat. Kuambil benda itu dan menelitinya, mirip seperti salah satu kepala cerberus yang kulihat di depan pintu tadi.
"Bagaimana benda ini bisa menuntunku pada Hades?" tanyaku.
"Bakarlah dan kau akan tahu," jawabnya.
Aku mengangguk dan memasukkan benda itu ke saku. Gadis itu kemudian berjalan kembali menuju meja, kali ini dia mengambil gelas berwarna emas dan menuangkan anggur merah ke dalamnya. "Kau mau?" tawarnya.
"Tidak, terima kasih. Aku harus pergi," tolakku.
Gadis itu beralih pada Athena, menawarkan hal yang sama padanya. Athena menggeleng. "Ayolah, kau baru sampai di Elysium dan ada banyak yang ingin aku tanyakan padamu. Mungkin kita bisa bersenang-senang sebentar. Oh dan anggur merah di Elysium berbeda dengan di Bumi, kau akan merasakan kenikmatan yang berbeda."
Aku tidak tahu apa yang dia inginkan dariku. "Aku tidak punya waktu untuk bersenang-senang," ujarku. Baru saja akan kukeluarkan petir Zeus yang dia berikan padaku untuk bisa kembali saat perasaan ini tiba-tiba muncul.
Kurasakan aroma pekat yang membuatku menggila belakangan ini. Kurasakan detak jantung yang begitu memburu namun terdengar menenangkan. Kurasakan kehadirannya yang begitu dekat, hingga seseorang membuka pintu.
"Venus," gumamku tidak percaya bisa bertemu dengannya di tempat ini.
"Lucifer," balasnya dengan begitu tenang sedangkan jantungnya berdetak cepat. "Jangan berpikir kau bisa kabur dariku lagi kali ini, Luci."
Cara Venus memanggilkku dengan sebutan Luci, terdengar begitu lembut. Ada rasa kemarahan yang membakar tubuhnya saat ini, aku bisa merasakannya. Namun, seolah menghilang dan berganti menjadi detakan cepat jantungnya serta aliran darah yang seolah-seolah dipercepat untuk dipompa.
"Lucifer," panggil Athena. Kuarahkan pandanganku padanya yang berbisik padaku. "Seseorang menahan pintu masuk kita, tanpa terbukanya pintu itu, walaupun menggunakan petir yang Zeus berikan, kita tidak bisa keluar. Hanya Zeus yang bisa membuka pintu itu kembali."
Kuberalih menuju Venus kembali, perhatianku kini berada pada pakaiannya yang begitu terbuka di depan. Warna emas gaun menyatu padu dengan warna rambutnya yang pirang kecokelatan. Menyingkirkan perasaan ingin menyakitinya, kubiarkan diriku mendekati Venus.
"Tolong tinggalkan kami sebentar," perintahku tanpa melepaskan mata Venus.
Tanpa berargumen, Athena dan Starva pergi dari ruangan dan meninggalkan diriku dengan Venus. Mata kami yang saling beradu tidak melepaskan satu sama lain. Seolah dia tidak akan berkedip sedikit pun hanya untuk tidak kehilangan diriku.
"Berhenti lari dariku," ujarnya, begitu lembut namun lemah, seolah dia telah lelah.
"Aku harus," elakku.
Jarak kami semakin dekat, hingga menyisakan udara yang begitu tipis di antara kami. Kubelai wajahnya lembut hingga menyentuh bibirnya, yang selalu mengingatkanku rasanya dicintai.
Sedetik kemudian, Venus melompat memelukku, begitu erat sampai-sampai aku hampir tidak bisa mengendalikan keinginanku terhadapnya. "Aku merindukanmu," gumamnya.
Aku juga begitu merindukannya, namun bibirku tidak mengucapkannya. "Kau tahu aku berbahaya untukmu, aku bisa menyakitimu," kataku sambil memeluk balik dirinya.
"Dengan kau pergi dariku, kau sudah cukup menyakitiku, Luci."
Keheningan sesaat menyelimuti kami. Membiarkan diri kami terhanyut pada kerinduan yang begitu mendominasi.
"Aku memimpikanmu," ujar Venus kemudian. "Kulihat dirimu berdiri di sebuah ruangan dansa, menunggu seseorang. Awalnya kukira kau menungguku, namun Lilith muncul dan kau mengajaknya berdansa."
"Lilith?" Aku terkekeh. "Dia bahkan telah berpaling dariku."
"Tetap saja, dia muncul dalam mimpiku dan mencuri dansa yang seharusnya milik kita," katanya kesal.
"Itu hanya mimpi, kan," kataku meyakinkan.
Venus terdiam dan lagi-lagi keheningan menyelimuti kami.
"Bagaimana kau bisa menemukanku?" tanyaku penasaran. Tentu saja aku ingin tahu bagaimana dia bisa melakukannya, bahkan aku tidak memberitahukan keberadaanku pada si Nephalem.
"Aku seorang hunter, Lucifer, aku bisa mencarimu ke mana pun kau pergi. Karena itu jangan coba-coba untuk pergi lagi dariku," katanya sedikit jengkel.
Tentu saja aku tidak bisa berjanji, ada Michael yang harus kukejar untuk membayar semua yang telah dia lakukan. Aku juga tidak ingin melibatkan Venus dalam hal ini, karena dia bisa terluka lagi dan aku tidak ingin Michael menggunakan Venus untuk menyudutkanku.
"Aku tidak bisa kehilanganmu lagi, Venus," ujarku. "Tatap aku." Kuperintahkan dirinya.
Venus menengadahkan kepalanya, hingga mata kami beradu lagi. Aku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi lagi pada dirinya, apalagi jika itu karena diriku. "You deserve much better."
"But I want you. Dan semua orang berhak mendapatkan kesempatan kedua. Termasuk dirimu, Lucifer. Aku tahu ada kebaikan dalam dirimu kau hanya tidak ingin mengakuinya." Venus kini begitu emosional. "Bahkan kegelepan memiliki cahaya dalam dirinya."
Aku menatapnya lekat-lekat. Baru saja kuakan menciumnya saat Athena muncul dari balik pintu. Dia mengangguk untuk mengisyaratkan, yang berarti pintu sudah terbuka kembali. "Berikan aku waktu beberapa menit," pintaku dan Athena meninggalkan kami lagi.
"Maafkan aku jika aku menyakitimu, semuanya akan berakhir, aku akan menyelesaikan ini," ujarku sambil melepaskan jaket kulitku untuk kuberikan padanya. "Gunakan ini, aku tidak ingin orang lain melihat tubuhmu." Kupakaikan jaket itu pada Venus hingga tertutup rapat.
"Balas dendam tidak akan mengubah keadaan, Lucifer. Lupakan Hades, kita bisa memburunya bersama jika dia berbuat onar lagi." Venus berusaha meyakinkanku untuk ikut bersamanya.
Yang dirinya tidak tahu adalah, bahwa ini bukan ulah Hades sepenuhnya, Michael lah yang harus membayar semua ini, karena dia yang telah merencanakan semuanya hanya untuk membuatku kembali ke neraka.
"I can't. Maafkan aku." Kugenggam tangannya dan mengecup pipinya. Aku menghilang kemudian untuk menemui Athena dan menggunakan petir pemberian Zeus untuk segera pergi.
——————
Haloo, cepet kan updatenya ^^ semoga bisa cepet terus ya sampe selesai ^^
Btw gimana pertemuan Venus dan Lucifer? Yg pada kangen mereka untuk ketemu mana nih suaranya?? Kurang ya?? Hehe tenang2 mereka bakal ketemu lagi kok. Tunggu terus ya updatenya.
Oiya, ada yg gak sabar sama versi bukunya Seraphim?? Semoga bisa cepet di cetak ya. Kalian kumpulin dulu aja uangnya jadi pas open po bisa langsung ikutan pesen deh hehe ^^
Thanks,
B. K
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top