44 Levi, Petinggi Malaikat Jatuh
Suara ledakan di tengah-tengah acara festival sekolah menjadi kekakacauan yang besar. Pihak sekolah maupun para pengunjung berusaha menyelamatkan diri. Dewan sekolah telah mengamankan sebagian pengunjung. Namun, masih ada yang terjebak di dalam sekolah.
"Bagaimana kondisi di sana?" tanya Hime.
"Di halaman sekolah terdeteksi adanya musuh." sahut Ken dari balik komunikasi sihir.
"Apa?"
Para anggota dewan sekolah terkejut atas informasi yang di beritahu oleh Ken. Hito juga merasakan aura kuat dari arah halaman sekolah.
"Hime, Vino, Chelsea kalian ikut aku menuju ke halaman sekolah. Sedangkan yang lain selamatkan pengunjung yang masih terjebak." perintah Hito.
"Baik, Hito-sama." jawab anggota klan Phenex.
Mereka mulai menjalankan tugas. Hito beserta ketiga anggotanya menuju ke halaman sekolah melalui lingkaran sihir.
Di halaman sekolah...
Duar!!!
Sebuah rantai terlihat melingkari seorang pria. Ia juga memiliki empat buah sayap berwarna hitam di punggung.
Chain of Darkness
Rantai kegelapan milik pria tersebut melesat cepat menghancurkan apapun di depannya. Rantai itu terlihat mengikuti satu target yang terus berlari cepat.
Gadis loli berwujud kelinci menghindari setiap serangan berupa rantai yang mengikutinya. Ia pun menjadikan sebuah pohon besar sebagai pijakan. Ia melompat tinggi menjulang ke atas.
"Rantai yang menyusahkan." gerutu gadis kelinci.
"Terimalah tendanganku ini!" serunya.
Tiba-tiba segumpal tanah mengelilingi kaki gadis itu, lalu membentuk sebuah armor kaki. "Hiatt!!"
Rabbit Armor Kick
Tendangan kuat gadis kelinci mengarah ke rantai kegelapan yang juga melaju cepat ke arahnya. Trang!!!
Kedua serangan saling berbenturan. Gadis kelinci melayang di udara menggunakan sepasang sayap kelelawar miliknya.
"Oki! Apa kau baik-baik saja?" tanya pemuda berkacamata.
"Yaahh... Kau lihat sendiri aku baik-baik saja kok." jawab Oki tersenyum kecil.
Rantai kegelapan terurai menjadi benang-benang. Benang itu kembali ke tempat sang pria bersayap gagak empat.
Sebuah serangan tebasan emas menerjang pria itu dari belakang. Dalam waktu sekejap saja tebasan itu di patahkan olehnya.
"Tch! Menyebalkan!" kesal Suzume.
Di sebelahnya terdapat seorang pemuda yang mengenakan pakaian ala penyihir. Ia tengah merapalkan sebuah mantera. Akar-akar menjulang tinggi yang muncul dari tanah.
Namun, serangan itu kembali digagalkan. Akar-akar tersebut malah terbelah menjadi beberapa potong bagian kecil.
"Dia berbeda dari malaikat jatuh yang kita lawan sebelumnya." kata Sten.
Pria berwajah datar itu saat ini di kelilingi oleh para klan iblis Lucifer Jr. Tetapi ia tak menunjukkan ekspresi takut sedikitpun.
"Siapa kau?" tanya Hanamura.
"Perkenalkan aku adalah Levi, salah satu petinggi malaikat jatuh." jawab Levi datar.
"Rupanya begitu," sahut Eric yang baru saja tiba bersama dengan Miya.
"Aku akan mengalahkannya demi nona Lili." ujar Miya. Ia sudah dalam mode suku mink tipe Anjing.
Miya melemparkan beberapa tulang putih ke arah Levi. Saat tulang itu menyentuh lawan, tulang-tulang tersebut akan meledak.
Explosive Bone
Bomz! Bomz!
"Yatta!" seru Miya senang serangannya berhasil mengenai lawan.
"Miya, menghindarlah!" teriak Eric.
Namun, Miya tak telat mendengar teriakan dari Eric. Tiba-tiba saja tubuh Miya terlilit oleh benang-benang berwarna hitam.
"Benang apa ini? Cepat lepaskan!" seruan Miya.
"Arghh!"
Jeritan Miya yang kesakitan berangsur-angsur meredup. Wajah Miya tertunduk lemas.
"Apa yang terjadi dengannya?" tanya Oki penasaran.
"Kalian semua waspada!" seru Eric memperingati.
Explosive Bone
Tiba-tiba Miya melemparkan tulang-tulang ke arah mereka. Semua nampak terkejut akan serangan mendadak itu.
Sword Release: Golden Knight
Devil Chain: Splitter
Suzume mengayunkan pedang emasnya. Tebasan pedang miliknya berubah menyerupai ksatria berjirah emas. Sedangkan Eric menggunakan rantai iblisnya untuk membelah serangan tersebut.
Slash!! Syat!!
Serangan tulang peledak Miya berhasil dihancurkan oleh kedua serangan Eric serta Suzume. Miya kembali menyerang, ia melempar tulang peledak ke arah Oki dan Hanamura berada.
"Dia telah aku kendalikan." kata Levi menyeringai.
"Tch! Sial!" umpat Oki kesal.
"Kita harus menghentikannya." ujar Hanamura.
"Xixixi... Ini agak merepotkan." sahut Sten.
😮😮😮😮😮
Di lapangan IHS...
Duarr!!
Lagi-lagi terdengar suara ledakan di tengah lapangan. Stand-stand hancur tak tersisa akibat terkena ledakan.
Para pengunjung masih berusaha menyelamatkan diri. Sora yang berada di sana membantu mengevakuasi.
"Ini sangat buruk." gumamnya.
Tak lama kemudian datanglah Huda, Ganesha, Bella, Lili serta Seira. Mereka melihat kekacauan di lapangan yang sudah tak terbentuk.
"Ayo, bantu Sora mengevakuasi." seru Huda tegas.
"Baik!" jawab mereka kompak.
Sora tersenyum melihat bala bantuan telah datang. Ia pun semakin bertekad untuk mencari dalang dari kekacauan di hari yang baik ini.
"Terima kasih," ucap Sora.
"Sama-sama." balas Lili tersenyum.
"Tolong!!"
Huda dan Lili saling menatap, lalu keduanya segera menuju ke arah sumber suara yang meminta tolong. Sampailah keduanya di dekat taman sekolah. Di sana terdapat beberapa siswa terjebak di dalam stand.
"Tenang saja, kami akan menyelamatkan kalian." kata Huda menenangkan.
Duar!!
Tiba-tiba terjadi ledakan dari arah lantai 3. Batu-batu bangunan berjatuhan di atas mereka.
"Aku akan menembaknya." ujar Lili.
"Jangan! Kalau kau lakukan itu pecahan batunya akan semakin banyak dan itu berbahaya." saut Huda.
"Lalu bagaimana?" tanya Lili khawatir. Ia tak mau melihat orang-orang yang tak bersalah menjadi korban.
Huda menciptakan sebuah kekkai, Lili pun ikut membantunya. Sebuah kekkai berukuran lumayan besar telah tercipta.
"Syukurlah, ini bisa melindungi mereka." ucap Lili lega.
Namun berbeda dengan Huda. Ia melihat seorang gadis kecil akan tertimpa reruntuhan bangunan.
"Aku harus menolongnya." kata Huda.
Ia berlari cepat menuju ke arah gadis kecil tersebut. Gadis kecil itu nampak terdiam, ia sedang meraih lolipop miliknya.
"Uhh, lolipopku..." ujar gadis kecil itu.
"Awas!!" seru Huda kencang.
Gadis kecil itu menoleh ke arah Huda. Ia terkejut melihat batu berukuran besar akan menimpa dirinya.
Dalam hitungan tiga detik, batu itu telah terjatuh. Suara dentuman keras terdengar jelas.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Huda. Ia berhasil menyelamatkan gadis kecil itu tepat waktu.
"A-aku selamat..." ungkap gadis kecil tak menyangka.
Gadis itu nampak terkejut melihat sosok Huda yang tengah memeluk dirinya. Dan ia mengingat wajah Huda yang beberapa jam yang lalu akibat adegan tertabrak.
"Iya, lebih baik kau segera pergi dari sini." jawab Huda tersenyum tipis.
Rona merah tipis tercipta di kedua pipi gadis itu. Ia hanya menganggukan kepala kecil, lalu berlalu meninggalkan Huda.
Setelah jarak yang lumayan jauh, gadis itu terhenti akibat suara seorang pria terdengar di telinganya.
"Mystia, kau dimana?" tanya pria tersebut.
"Levi! Aku ada di dekat lapangan." jawab Mystia.
"Cepat kau kemari. Saat ini aku sedang bertarung dengan para iblis di halaman belakang sekolah." balas Levi.
"Baik. Aku akan segera ke sana secepatnya." kata Mystia. Suara Levi sudah menghilang. Sosok Mystia lalu menghilang menggunakan teleportasi.
.
.
.
.
.
Selamat sore all...
Bagaimana kabar kalian? Cuaca di daerah kalian hujan atau panas?
Di sini habis turun hujan lebat di sertai gemuruh petir :v :v
Nb: tinggal beberapa chapter lagi nih...
Jangan lupa tinggalkan jejak vomment ya guys!!
(11/12/2018)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top