43 Kerusuhan
Srek!!!
"Maaf telat!" seru Huda. Ia baru saja sampai di klub pustakawan.
Untungnya suasana di ruangan atau yang telah di ubah menjadi sebuah kafe inazuma sedang sepi. Mereka memang sengaja menutup kafe sementara di karenakan bahan makanan yang sudah menipis.
Bella dan Hanamura menyambut kedatangan Huda. Dengan sigap Hanamura membawakan semua barang yang berada di tangan sang Raja.
"Tuan, maaf telah membuatmu membeli bahan-bahan makanan ini." ujar Hanamura menunduk hormat.
"Anoo... Aku akan buatkan kue spesial untukmu sebagai tanda terima kasih." sambung Bella malu.
Huda tersenyum tipis kepada kedua anggotanya. Ia tak merasa keberatan, malah ia senang bisa membantu yang lain.
"Sudahlah, aku tak apa kok. Sebaiknya kita bersiap-siap untuk menyambut para pengunjung di luar sana." kata Huda.
"Baik!" seru semuanya kompak.
Mereka melakukan kegiatan yang sudah menjadi tugas masing-masing. Sten membantu bagian dapur bersama Bella. Suzume dan Ganesha merapikan meja dan bangku. Sedangkan Oki serta Hanamura sedang berdiskusi sebagai pelayan yang akan melayani para tamu dengan lebih baik.
Tigapuluh menit kemudian kafe inazuma telah di buka kembali. Beberapa orang ternyata telah mengantri di luar.
Hanamura menyapa para pengunjung yang hadir dengan ramah. Satu-persatu pengunjung mulai masuk ke dalam kafe. Salah satunya ialah Lili bersama anggota peerage.
"Selamat datang di kafe inazuma. Silahkan lihat menu yang telah kami siapkan di sini." kata Oki ceria.
"Hai Oki. Hari ini kau terlihat lucu dan cantik sekali." puji Lili.
"Benarkah? Terima kasih atas pujiannya Lili-sama." balas Oki senang.
Eric tengah sibuk melihat menu pesanan. Miya dan Seira juga ikut melihat. Setelah menunggu beberapa menit, mereka telah menentukan pesanan.
"Oke, silahkan di tunggu." ucap Oki selesai mencatat pesanan.
"Semangat Oki-san!" seru Miya.
Oki tersenyum tipis. Ia segera menaruh catatan pesanan ke dapur.
"Interior kafe inazuma cukup menarik." ujar Seira.
"Iya kau benar. Aku suka sekali dengan tanaman dan bunga yang di pajang di setiap sudut ruangan." sambung Lili.
"Hmm... Selera Lucifer Jr memang hebat." lanjut Eric memuji.
"Miya tak sabar dengan masakan di kafe ini." sahut Miya polos.
Semua tertawa melihat tingkah laku Miya. Selama menunggu Lili beserta anggotanya mengobrol beberapa hal.
😁😁😁😁😁
Di Aula Sekolah...
Di sana tengah di adakan acara ajang pencarian bakat. Siswa-siswi IHS menampilkan berbagai macam bakat. Ada yang menyanyi, menari, berakting dan memainkan alat musik.
Nampak teriakan para penonton memenuhi aula. Seorang pria berwajah datar melangkah masuk ke dalam aula. Ia terhenti sesaat.
"Tempat ini sungguh cocok." ucapnya.
Tanpa sepengetahuan orang-orang, ia menjatuhkan sebuah benda berbentuk tabung berwarna hitam. Saat benda itu menyentuh lantai, tiba-tiba menghilang menembus ke dalamnya.
Pria berwajah datar keluar dari aula. Ia kembali berjalan menyusuri arah ke belakang sekolah.
"Selanjutnya di sana..." gumamnya menyeringai.
Di lain tempat...
Mystia masih setia mengunjungi setiap stan yang menjual berbagai macam aneka barang serta makanan. Ia mulai melupakan tujuan awalnya untuk membuat kekacauan di IHS.
"Onigiri ini enak sekali..." ucapnya takjub.
Saat Mystia berjalan ia berpapasan dengan salah satu anggota dewan sekolah. Ia juga tak sengaja menjatuhkan benda berbentuk tabung hingga terjatuh ke bawah dan lenyap tertelen ke dalam tanah. Gadis berambut pendek menatap punggung Mystia yang sudah agak menjauh.
Tatapan tak bergeming. Ia tetap melihat Mystia yang tak terlihat lagi. Ia sampai memegang dadanya.
"Aku merasakan aura tak asing dari gadis itu." gumamnya.
Drtt!!!
Suara ponsel bergetar di balik saku seragam sekolahnya membuat pandangan menjadi buyar. Ia langsung meraih ponsel miliknya.
Mengapa para iblis menggunakan ponsel?? Jawabannya karena mereka tak ingin menggunakan komunikasi berbau sihir. Hal itu malah akan mengundang makhluk-makhluk lain bermunculan secara tak sengaja karena tertarik.
"Sora!" panggil suara di balik ponsel.
"Ada apa Ken?" tanya Sora.
"Aku mendeteksi ada beberapa objek benda asing berada di lingkungan sekolah." jawab Ken.
"Apa? Kau serius?" tanya Sora kembali.
"Tentu saja! Benda itu berada tak jauh dari posisimu berada." jawab Ken agak kesal.
Sora langsung melihat sekelilingnya. Ia tak menemukan benda apapun yang mencurigakan.
"Aku tak melihat apapun." kata Sora.
Terdengar suara helaan napas berat dari balik panggilan. "Benda itu berada di dalam tanah." ucap Ken memberitahu.
Kedua bola mata Sora membulat. Ia harus segera menemukan benda asing itu sebelum terjadi suatu hal buruk di acara festival sekolah.
"Baiklah, terima kasih atas informasinya. Aku akan mencari benda itu." seru Sora. Ia langsung memutuskan panggilan sepihak.
Sora menggunakan kekuatannya berupa angin untuk merasakan benda asing yang mencurigakan di sekitarnya. Ia memejamkan kedua mata sesaat. Ia bertekad untuk menemukannya secepat mungkin.
🤔🤔🤔🤔🤔
Duar!!!
Terjadi sebuah ledakan besar di belakang sekolah. Para pengunjung baik itu siswa-siswi dalam sekolah maupun luar sekolah terlihat panik.
Mereka mulai berhamburan menyelamtkan diri. Terjadi aksi tabrak-menabrak hingga ada yang terjatuh.
Kepulan asap yang mengepul terbang ke langit menandakan ledakan itu cukup besar. Bahkan terdapat efek guncangan kuat walau dalam waktu singkat.
Di dalam kafe Inazuma...
"Apa yang terjadi ini?" tanya Oki.
Ia baru saja menjatuhkan piring dan gelas akibat terkena guncangan yang mendadak muncul. Para pengunjung kafe mulai berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri.
Hanamura, Lili serta peerage klan Beelzebub membantu mengevakuasi pengunjung. Kejadian yang tiba-tiba membuat mereka mengaktifkan sihir pelindung agar pengunjung bisa keluar dengan selamat.
Duarr!!!
Kini terdengar kembali suara ledakan yang berasal dari dalam sekolah. Tepatnya di lantai dua dekat ruang klub sekolah berada.
"Sial!!" geram Huda.
"Sten!". Huda menatap sekilas sang pemuda berambut silver.
Sten yang mengerti akan tatapan tersebut menganggukkan kepala singkat. Ia mulai merapalkan sebuah mantera nin verbal.
Akar-akar yang muncul dari bawah mencuat keluar. Akar-akar itu langsung menyanggah atap serta dinding lantai 2. Bila tak dilakukan tindakan cepat akan membuat reruntuhan bangunan terjatuh lalu menimpa orang-orang di bawah sana.
Huda juga melakukan sesuatu dengan membuat sebuah pelindung buatannya. Orang-orang yang terjebak di dalam satu persatu tak sadarkan diri.
"Ini jauh lebih baik." kata Huda.
"Huda-kun/Tuan/Gichu!" panggil peerage Lucifer Jr.
"Mari kita beraksi!" seru Huda.
Lili beserta peerage-nya melangkah mendekati Huda. "Kami juga ikut!" sahutnya.
Ketiga peerage Lili menganggukkan kepala. Huda menatap wajah semua orang di hadapannya.
"Mohon bantuannya..." ucap Huda tersenyum.
"Kita hentikan kekacauan di acara festival sekolah ini." lanjutnya tegas.
"Yosh!" seru semua kompak.
.
.
.
.
"Ayudia!! Kamu dimana?!!"
.
.
.
.
.
Selamat sore all...
Saya kembali lagi nih :v
Jangan lupa tinggalkan jejak vomment ya guys!!!
#tinggal-beberapa-chapter-lagi-nih
(10/12/2018)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top