40 Persiapan Festival Sekolah
Lili berjalan bersama dengan Seira mengeliling area sekolah. Banyak stan-stan mulai didirikan. Semua murid-murid IHS mengikuti kegiatan dengan perasaan senang.
Masing-masing kelas maupun klub-klub di IHS akan menjadi bagian dalam acara. Mereka akan membuat atau menjual berbagai macam aksesoris, pernak-pernik, makanan bahkan minuman. Semua akan tersedia di malam puncak acara.
"Jadi, kelas kita akan membuat stan toko pernak-pernik di sini." ujar Seira. Posisi stan kelas mereka akan berada di pinggir taman sekolah.
"Yeah, semua pun juga telah setuju." jawab Lili.
Siswa/siswi kelas Lili berada sedang mendirikan stan. Ada yang membuat pernak-pernik serta hiasan yang menarik.
"Minna! Kita harus semangat dan bersenang-senang!" seru Lili kencang.
"Yosh!" jawab siswa/siswi kelas XI-2 tak kalah kencang.
Di balik pepohonan terdapat Eric dan Miya yang mengawasi kelas Lili. Keduanya tak bisa bergabung diakibatkan tidak terdaftar dalam bagian IHS.
"Hiks... Aku ingin sekali membantu nona Lili." kata Miya sedih.
"Aku pun juga, tetapi kita tak bisa ke sana sesuka hati." balas Eric datar.
"Kau tenang saja. Kita dapat bergabung setelah acara festival sekolah di buka." lanjutnya.
"Benarkah? Aah... aku tak sabar menunggu waktunya tiba." ujar Miya senang.
Eric tak terlalu menghiraukan kelakuan gadis Suku Mink ras Anjing tersebut. Tetapi ia mengawasi di sekitar area sekolah. Ia merasakan aura jahat entah berasal dari klan mana.
"Aku akan pergi dulu." pamit Eric.
Ia langsung menghilang menggunakan teleportasi. Miya terdiam sesaat.
"Eric-san, jahat sekali meninggalkan aku sendirian di sini." seru Miya kesal sekaligus sedih.
Wajahnya sudah di tekuk cemberut. Ia pun menghibur diri dengan menatap sang nona dengan semangat.
😅😅😅😅😅
Persiapan klub pustakawan sudah mencapai kira-kira 50%. Namun, hal itu tak membuat mereka pantang menyerah.
Kerja sama dan berbagai ide menjadi kemampuan khusus sesama anggota klub. Huda yang menjabat sebagai ketua merasa bangga.
"Tuan," panggil Oki.
"Ada apa?" tanya Huda.
"Ano... Apa boleh aku menambahkan jus wortel sebagai menu tambahan?" tanya balik Oki malu-malu.
Huda tersenyum tipis. Ia mengelus rambut merah muda Oki lembut.
"Tentu saja." jawabnya.
Semburat rona merah muncul di kedua pipi Oki. Ia merasa senang sekaligus malu di perlakukan seperti itu pada Tuan-nya.
"Te-terima kasih." balas Oki.
Ia segera pergi menuju ke tempat Bella dan Hanamura berada. Ketiganya memang bertugas sebagai pembuat atau mencari beberapa menu makanan ataupun minuman untuk kafe mereka.
Saat Huda akan beranjak keluar. Suzume menghalangi langkahnya. Ia merentangkan kedua tangan di depan Huda.
"Mau kemana Gichu?" tanya Suzume tajam.
"Aku. Tentu saja akan pergi ke Dewan sekolah." jawab Huda heran.
"Untuk apa?" tanya Suzume kembali.
Huda menghela napas lelah. "Aku pergi ke sana untuk menyerahkan dokumen tentang kafe klub kita ini kepada Hito."
Suzume masih menatap tajam Huda. Ia terlihat tak begitu percaya dengan jawabannya.
"Kalau kau tak percaya lebih baik ikut aku saja." ucap Huda santai. Suzume menganggukkan kepala kecil. Keduanya pun berjalan menuju ke ruang dewan sekolah.
Tiba-tiba saja Suzume mengapit lengan Huda. Ia semakin mempererat pegangan, malah mendekati dirinya.
Huda tersenyum kecut. Ia tak mengerti dengan kelakuan dan sifat anggota wanita di kelompoknya.
"Terlalu banyak keanehan." gumam Huda.
Suzume dengan senyum lebar seakan ia telah memenangkan sebuah kompetisi. Ia tak ingin melepaskan pegangan lengan Huda sampai mereka tiba di ruang dewan.
"Aku sudah satu langkah di depan." batin Suzume bangga.
😏😏😏😏😏
Di sebuah rumah bergaya Eropa Kuno. Sekelompok orang tengah berkumpul di sana. Suasana sunyi dan penerangan yang minim membuat wajah mereka tak terlalu terlihat.
Seorang pemuda berambut cokelat madu duduk di singgahsananya. Beberapa orang lainnya berdiri tak jauh dari tempat pemuda itu. Tepatnya berada di sebelah kanan dan kiri.
Sebuah layar monitor menyala, menayangkan film tentang pertarungan Lucifer Jr melawan Astaroth. Pengumuman kemenangan telah di beritahukan oleh wasit.
Pemuda itu terlihat mengukir seringai kecil. Ia menatap layar penuh ketertarikan.
"Pertarungan yang cukup menghibur." ucapnya.
Salah seorang dari mereka berjalan menghampiri pemuda itu. Ia memiliki penampilan seorang wanita yang sexy. Baju ketat berwarna merah maroon yang bagian dadanya agak terlihat.
"Vassago-sama," panggilnya.
Pemuda itu merasa terpanggil. Ia melirik ke arah wanita tersebut.
"Ada apa kau memanggilku di waktu aku sedang bersenang-senang?" tanya pemuda yang bernama Vassago tajam. Ada nada tak suka yang keluar dari pertanyaannya itu.
"Maaf atas kelancangan saya Vassago-sama." jawab wanita itu agak mendesah.
"Tak perlu berbasa-basi Eliza." kata Vassago penuh penekanan.
Eliza bukannya takut malah melakukan hal yang agak mengejutkan. Ia membelai wajah Vassago penuh sensual.
"Ahh!"
Suara desahan kenikmatan keluar dari bibir Vassago. Ia sangat menikmati belaian sensual Eliza.
"Aku hanya ingin bermalam denganmu malam ini, Vassago-sama." bisik Eliza manja.
Vassago menyeringai lebar. Ia pun membiarkan Eliza melakukan hal-hal yang agak intim di wajahnya. Sesekali wanita itu mencuri ciuman di pipi kanan.
"Mari kita saksikan kelanjutan cerita ini." ucap Vassago santai.
😗😗😗😗😗
Di lain tempat...
Sebuah istana berdiri di tengah hutan yang tak pernah terjamah manusia. Bulu-bulu hitam bertebaran di langit serta sekitar istana.
Perkumpulan para manusia yang memiliki sayap hitam mirip gagak berada di satu ruang yang sama. Barto menatap satu persatu wajah anak buahnya. Ternyata ini adalah perkumpulan daten-shi.
"Bagaimana persiapan kita, Samyaza?" tanya Barto kepada seorang pria berbadan kekar.
Pria itu membawa sebuah kertas berwarna hitam. Terlihat tulisannya berwarna merah yang terbuat dari darah iblis.
"Persiapan kita saat ini sudah mencapai 80%, Barto-sama." jawab Samyaza.
"Hmm... Aku sudah tak sabar melihat kehancuran para penerus iblis muda di sana." kata Barto menyeringai lebar.
Kemudian ia menatap seorang gadis serta pemuda di sebelah kanan. Tanpa perlu mengucapkan satu katapun, keduanya seakan mengerti apa maksud dari pemimpin.
"Saya Mystia akan menjalankan tugas dengan sebaiknya Barto-sama." ucap gadis memakai sebuah topi.
"Levi takkan mengecewakan Barto-sama." sambung pemuda berwajah pucat.
"Hahaha... Mystia dan Levi aku mengandalkan kalian berdua." sahut Barto.
Kedua malaikat jatuh membungkuk hormat. Lalu menghilang dalam sekejap meninggalkan bulu-bulu hitam yang bertebaran.
Barto melihat kedua anak buahnya menghilang. Ia pun bangkit berdiri dari singgahsananya.
"Lucifer Jr. Waktu bersenang-senangmu akan segera berakhir." kata Barto menyeringai.
.
.
.
.
.
Malam All...
Hari ini saya update lagi...
Beberapa karakter baru telah di keluarkan. Apakah yang akan terjadi? Apakah acara festival sekolah dapat berjalan dengan lancar?
Semua jawaban akan terkuat di chapter2 berikutnya hehe...
Selamat membaca dan menikmati ya guys!!
Jangan lupa tinggalkan jejak vomment ya guys!!!
(26/11/2018)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top