37 Penentuan

"Eric!" seru Lili terkejut melihat sosok pria memakai setelan jas hitam. Pria itu juga menggendong tubuh Miya yang tak sadarkan diri.

Pria itu tersenyum tipis, lalu beralih menatap Angelina. Wajahnya menjadi berubah datar.

"Aku akan melindungi nona Lili." ucapnya dingin.
.
.
.
.
.

Angelina tak mempedulikan perkataan sosok pria itu. Amarahnya sudah menguasai dirinya.

Ia berlari cepat menggunakan kekuatan bidak kuda. Ia bersiap menebas pria tersebut.

Kobaran api magma menyelimuti pedang. Angelina mengangkat pedang ke atas.

"Matilah kau!" serunya.

Sword Release: Fire Magma

Eric hanya diam menatap datar serangan yang sebentar lagi akan mengenai dirinya. Kira-kira sekitar tiga centimeter lagi, tebasan api magma mendekat.

Duarr!!!

Tiba-tiba tebasan api magma serangan milik Angelina hancur lebur. Semua menatap kejadian itu dengan wajah terkejut.

"Ba-bagaimana bisa?" tanya Angelina tak percaya.

Suzume takjub akan hal tersebut. Ia tersenyum tipis. Sepintas ia melihat sebuah rantai melesat cepat ke arah serangan.

"Owh, jadi begitu rupanya." gumamnya.

Sebuah rantai melilit di tangan pria itu. Lili terdiam. Ia sudah mengetahui kemampuan dari Eric.

Angelina bertambah murka. Wajahnya sudah memerah seperti tomat kematangan. Saat ia akan menyerang kembali, terdengar suara retakan dari arah luar.

Krak! Krak!

Ternyata kekkai buatan Lili retak. Kekkai tersebut hancur berkeping-keping.

"Lepaskan!" jerit Angelina histeris.

Sebuah akar tananam melilit tubuh Angelina hingga tak bisa bergerak sedikitpun. Ia terus meronta berusaha melepaskan lilitan tersebut.

"Percuma saja, semakin kau berusaha melepaskan semakin kuat akar itu melilitmu." kata Sten.

Ia berdiri tak sendiri. Di sebelahnya terdapat Bella, sang Ratu Lucifer Jr.

"Sten! Suzume!" seru Suzume dan Lili kompak.

"Sebenarnya apa yang terjadi ini?" tanya Bella penasaran. Ia berjalan menghampiri Suzume yang kelelahan.

Aurora Heal

Cahaya aurora menyelimuti tubuh Suzume. Rasa lelah dan beberapa luka kecil menghilang dalam sekejap.

"Terima kasih," ucap Suzume segar kembali.

Bella hanya tersenyum tipis. Keduanya pun berjalan ke arah yang lain berada.

Kini semua menatap Angelina yang tak berkutik tajam. "Ada maksud apa kau datang kemari?" tanya Suzume.

Angelina tak menjawab. Ia membuang mukanya tak ingin menatap mereka.

"Arghh! Lepaskan keparat!" jeritnya kesakitan.

"Xixixi... Tinggal kau jawab apa susahnya. " sahut Sten.

"Aku... hanya ingin bertemu Master Astaroth." ucap Angelina akhirnya.

Suzume berpikir pernah mendengar nama tersebut. Ia pun mengingatnya.

"Astaroth, salah satu dari klan 72 iblis." katanya.

Lili melangkah maju ke depan. Ia merasakan hal tak enak dalam benaknya.  Bella sudah selesai menyembuhkan Miya,  tetapi gadis ras Dog itu masih kelelahan.

"Aku merasakan hal buruk sedang terjadi." ujar Lili.

"Kau benar nona." sahut Eric.

Semua langsung menatap Eric menuntun jawaban. Eric masih berekspresi datar.

"Katakan, Eric." pinta Lili.

"Tuan muda Lucifer Jr sedang bertarung melawan pemimpin dari klan Astaroth." jawab Eric.

"Apa?!" seru semuanya terkejut, terkecuali Eric dan Angelina.

"Kita harus segera ke sana!" seru Suzume.

"Hahaha... Master Alfha takkan kalah dari siapapun." sahut Angelina menyeringai.

Para peerage Huda terlihat kesal atas ucapan Angelina. Lili sendiri menatap Eric, sang pengawal klannya.

"Bisa kau bantu kami pergi ke tempat mereka?" tanya Lili.

"Saya bisa nona." jawab Eric menunduk hormat.

Sebuah portal dimensi telah tercipta, satu persatu memasuki portal tersebut. Semua telah berangkat menuju ke lokasi pertarungan Huda melawan Alfha.

😁😁😁😁😁

Huda hampir mendekati tanah yang keras. Namun sebelum itu terjadi, sekumpulan ular kobra muncul di bawahnya. Pendaratan yang mulus.

Cincin hitam yang digunakan Huda menghilang dalam sekejap. Seluruh tubuhya penuh luka memar dan ada yang mengeluarkan darah pula.

Ganesha menatap khawatir tubuh Huda. Ia merasa kesal karena tak memiliki kekuatan penyembuh.

"Kau sudah berjuang dengan hebat, Huda-san." ucap Ganesha.

Sebelah mata Huda masih bisa terbuka. Ia melihat samar-samar wajah Ganesha. Seulas senyum terukir kecil.

"Iya," jawab Huda pelan.

Sementara keadaan Alfha sama seperti Huda, tetapi ia masih memiliki sayap di punggungnya. Ia mendarat dengan mulus.

Keempat sayapnya langsung menghilang. Ia membalikan badan melihat anggotanya serta Oki yang masih terikat tali merah.

"Wajahmu terlihat semakin menggoda di saat sedih seperti ini." ucap Alfha.

Ia menjilati bibirnya yang terdapat noda darah. Tatapan kepada Oki begitu nafsu dan agak 'mesum'.

"Tidak! Jangan dekat-dekat denganku pedofil!" bentak Oki. Air mata sudah mengalir deras.

Jarak Alfha dan Oki semakin menipis. Alfha sudah tak sabar ingin membelai wajah loli kelinci itu.

"Akhirnya kau menjadi mili-"

Seringai di bibir Alfha yang lebar, tiba-tiba mulai menghilang secara perlahan. Ia memegang perutnya. Ada rasa nyeri yang timbul dari sana.

"Master!" seru Robert serta Kineko kompak. Keduanya terlihat sangat panik akan keadaan Master-nya.

"A-apa yang terjadi?" tanya Alfha tak mengerti.

Tubuhnya terasa semakin lemas. Ia sampai tak bisa menahan beban di kakinya hingga terduduk lemah.

Alfha terkejut melihat sebuah tombak berwarna belang telah menebas perutnya. Ia pun memuntahkan darah segar.

"I-ini tidak mung-mungkin!" seru Alfha tak percaya.

Kedua matanya mulai tertutup rapat. Samar-samar ia melihat wajah kedua peerage mendekati dirinya.

Bruk!

Tubuh Alfha tersungkur ke bawah. Ia tak sadarkan diri, diakibatkan energinya yang terkuras habis oleh tombak belang tersebut.

Suasana menjadi hening. Hito langsung mengumumkan siapa pemenang pertarungan ini.

"Pemenangnya adalah... Taiki Huda Lucifer!" serunya tegas dan lugas.

"Aku... menang." ucap Huda senang.

Huda mengangkat salah satu tangannya ke atas. Senyuman tipis terukir dari wajahnya sebelum ia tak sadarkan diri.

Bagaimana Huda bisa menang???

Jawabannya adalah...  Saat kedua senjata mereka saling beradu kuat. Keduanya tak dapat menahan masing-masing kekuatan.  Akhirnya Huda harus kehilangan keempat sayapnya dan terjatuh. Sedangkan Alfha masih bisa bertahan, walau mengalami luka yang cukup serius.

Sebelum Huda terjatuh, cincin hitam yang ia gunakan berubah menjadi sebuah tombak. Tanpa sepengetahuan lawan, dengan kecepatan kilat dan tenaga yang tersisa Huda melempar tombak tersebut. Lalu tombak berwarna belang itu tepat menusuk punggung hingga menembus perut Alfha.

😏😏😏😏😏

Tak lama kemudian, beberapa orang telah tiba di arena pertarungan. Suasana yang pertama mereka lihat adalah keadaan arena yang sudah tak karuan bentuknya.

Bella dan Suzume langsung berlari menuju ke arah dimana Ganesha dan Huda yang tak sadarkan diri. Sementara Sten tiba-tiba menghilang entah kemana.

"Huda-kun/Gichu!" seru keduanya kompak.

"A-apa yang terjadi dengannya?" tanya Suzume cemas.

"Huda-san, telah menang bertarung melawan Alfha keturunan klan Astaroth." jawab Ganesha.

Kedua tangan Bella mengeluarkan cahaya berwarna-warni. Cahaya aurora lebih tepatnya menyelimuti tubuh Huda.

Healing Aurora

Perlahan luka di seluruh tubuh Huda mulai menutup, walau masih beberapa yang belum sembuh total. Tiba-tiba Sten muncul di antara mereka dengan membawa Oki. Tali merah yang sebelumnya melilit tubuhnya sudah menghilang. Oki langsung menerjang tubuh Huda yang tak sadarkan diri.

Tetesan air mata jatuh membasahi wajah Huda. "Terima kasih, Tuan. Kau telah menyelamatkanku." ucapnya bahagia.

Hime serta Hito datang menghampiri mereka. Keduanya merasa senang atas kemenangan Huda.

"Master!" panggil Angelina yang sudah terbebas. Keempat orang tersebut lalu menghilang dalam lingkaran sihir rune warna hijau.

Kekkai telah menghilang. Semuanya pun memutuskan untuk kembali ke ruang klub pustakawan. Kondisi Huda sudah mulai membaik.

Di atas langit terlihat dua orang misterius mengamati mereka. "Perperangan akan segera terjadi." ucap salah satunya menyeringai.

Portal dimensi muncul di dekat mereka berada. Keduanya lalu masuk ke dalam portal dimensi yang telah lenyap.
.
.
.
.
.

Malam all...

Maaf baru bisa update, kondisi saya sudah mulai membaik...

Selamat membaca ya

Jangan lupa tinggalkan jejak vomment ya guys!

(20/11/2018)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top