34 Taruhan

"Aku ingin dia menjadi peerage-ku." lanjutnya menunjuk ke arah Oki.

Suasana menjadi tegang. Aura permusuhan terpancar jelas di ruangan klub pustakawan.
.
.
.
.
.

"Apa?"

Huda, Ganesha serta Oki di buat sangat terkejut atas perkataan Alfha. Kineko mengelus wajahnya frustasi.

"Ini akan menjadi hal yang merepotkan bila keinginan Master tak dapat terpenuhi." batin Kinoke.

Huda mengepalkan kedua tangan erat. Saat ini perasaannya sangat marah.

Ia menatap Alfha tajam. Ia tak suka bila ada yang mengganggu atau melukai anggota keluarganya.

"Tidak! Dia adalah peerage, sekaligus anggota keluargaku!" seru Huda.

Oki tertegun. Ia merasa terharu dengan ucapan sang King.

"Tu-tuan..." ucapnya.

"Hahaha... Ikatan keluarga yang mengharukan." ledek Alfha.

"Tch! Sebenarnya apa yang kau inginkan sampai datang kemari?" tanya Huda tajam.

"Sudah kubilang aku hanya ingin bertemu kawan lama, tetapi tak sengaja aku melihatnya loli itu. Jadi, aku sangat tertarik padanya." jawab Alfha santai.

Emosi Huda semakin naik. Ia begitu benci dengan sosok Alfha.

"Kau tak bisa membawanya kemana-kemana!" seru Huda.

"Hahaha... Bagaimana kalau kita tentukan saja dengan pertarungan?" tantang Alfha.

Sementara kedua King saling bercakap. Oki yang dalam keadaan terpojok, melakukan sesuatu di saat Alfha tengah lengah.

Oki menempelkan sebelah kaki di dinding, lalu ia menekan semua energi di kakinya. Ia menghirup napas lalu membuang ya perlahan.

Dengan kecepatan seekor kelinci, ia melompat ke atas melewati Alfha. "Berhasil," gumamnya.

Saat Oki akan mendarat, tiba-tiba tubuhnya terlilit oleh tali berwarna merah. Ia pun tersungkur ke bawah.

Bruk!!

"Apa yang kau lakukan padanya?" tanya Huda terkejut. Ia semakin geram melihat ikatan tali merah di tubuh Oki.

"Hmm... Kerja bagus Robert," puji Alfha.

Tiba-tiba sekumpulan kelelawar muncul dari luar jendela, lalu masuk ke dalam. Kelelawar itu membentuk sosok seorang pria.

"Maaf, saya terlambat Master." ujar Robert menunduk hormat.

"Tak apa, kau malah melakukan tugas dengan bagus." balas Alfha menyeringai tipis.

Ia melirik ke arah Oki yang tak dapat menggerakan badan akibat tali merah yang mengikatnya. Ia merasakan sebuah hawa membunuh yang sangat besar keluar dari tubuh Huda.

"Lepaskan Oki!" seru Huda emosi.

Keempat sayap berbeda warna itu terbentang lebar di belakang punggungnya. Ia sekarang dalam mode malaikat-iblis.

"Ku anggap kau menerima tantangan dariku." ucap Alfha puas.

"Tu-tuan, to-tolong selamatkan aku." kata Oki terisak. Air mata sudah keluar dari bola mata indahnya.

Ganesha berjalan mendekati Huda. Ia merasakan aura yang lebih kuat dari sosok King-nya.

😠😠😠😠😠

Lingkaran sihir rune berwarna merah keluar dari tengah ruangan klub. Sosok Hito dan Hime telah datang.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Hito.

Ia melihat ke arah sahabatnya dalam mode bertarung menatap tajam sosok yang di kenalinya. Dan hal yang membuat terkejut posisi Oki terikat oleh tali merah.

"Hahaha.... Datang juga kawan lamaku." sambut Alfha.

"Hito-sama, bukankah dia salah satu klan iblis dari Astaroth." ucap Hime terkejut.

"Kau benar sekali, Sitri." jawab Alfha.

Hito menatap tajam Alfha. Ia sangat mengenali sosok iblis Astaroth yang merupakah 7 dari Iblis Penganut Dosa.

"Alfha, cepat lepaskan Oki!" seru Huda sekali lagi.

Ia mengeluarkan sebuah lingkaran sihir berwarna putih. Ia lepaskan ke arah lawan.

Blats!!

Serangan Huda menghilang dalam sekejap. Alfha telah merubah dirinya menjadi mode bertarung. Ia mengenggam sebuah senjata berupa sabit.

"Sebaiknya kita bertarung di tempat yang lebih luas." ujar Alfha.

Hito yang awalnya tak mengerti, kini mulai memahami. Ia harus melakukan sesuatu sebelum terjadi hal yang lebih berbahaya.

"Hime," panggil Hito.

Hime menganggukan kepala kecil tanda mengerti. Semua orang yang berada di dalam klub pustakawan menghilang.

Kini mereka muncul di sebuah tanah lapang yang luas. Tepatnya di lapangan sekolah IHS. Sebuah kekkai telah tercipta.

Jadi, mereka tak usah takut akan orang-orang yang berada di lingkungan sekolah terlibat. Kedua King dari masing-masing klan iblis Lucifer serta Astaroth telah berdiri di kubunya.

Huda menatap penuh benci dan amarah kepada lawannya. Ia tak akan membiarkan preege-nya di rebut secara paksa oleh Alfha.

Alfha berdiri dengan angkuh. Ia pun mengucapkan sesuatu hal yang membuat semua orang di sana terkejut.

"Mari kita bertaruh. Aku akan memberikan syarat di dalam pertarungan ini. Jika aku yang menang, maka otomatis Oki atau preege-mu akan menjadi milikku seutuhnya. Namun, jika aku kalah... aku takkan mengganggu preege-mu lagi dan kau boleh meminta sesuatu kepadaku apapun." kata Alfha.

"Jadi, bagaimana keputusanmu... Lucifer Jr?" lanjutnya bertanya.

Huda mengertak giginya. Ia harus menang. Ia tak boleh kalah dari Astaroth yang terkenal akan kekuatan yang hebat.

"Baiklah, aku terima tantangmu itu. Aku takkan mungkin kalah darimu dan mengambil kembali anggota keluargaku yang berharga." jawab Huda tegas dan penuh keyakinan.

Ganesha yang berdiri di sebelahnya terpukau atas jawaban Huda. Ia telah salah menilai sosok King-nya atau keluarga barunya itu.

"Huda-san, izinkan aku membantumu bertarung." ucap Ganesha tulus.

Huda melirik ke arah Ganesha. Sebenarnya ia tak ingin melibatkan anggota keluarga lainnya.

"Aku mengizinkan satu orang membantumu begitu pula dengan aku." sahut Alfha.

"Robert, aku memilihmu!" serunya.

"Terima kasih, Master. Saya berjanji takkan membuatmu kecewa." jawab Robert senang.

Sedangkan Kineko bertugas untuk menjaga Oki. Oki menatap Huda dengan tatapan berbeda.

"Tuan, tolong selamatkan aku." ucap Oki lirih.

Huda tersenyum tipis. "Aku berjanji akan menolongmu, Oki." balasnya tegas.

"Terima kasih, Tuan." ujar Oki terharu.

Suasana menjadi tegang. Aura kuat dan membunuh terpancar jelas dari masing-masing kubu.

Hito berdiri di tengah arena pertarungan. Ia bertugas menjadi wasit dalam pertarungan kali ini. Hime pun bergabung untuk mengawasi bila terjadi kecurangan antar dua belah pihak.

😱😱😱😱😱

Sebelum pertarungan di mulai. Terjadi keributan di gerbang sekolah.

Seorang gadis berambut merah berjalan memasuki area dalam sekolah. Ia memiliki paras yang cantik dan badan yang menggoda.

Daya tarik dirinya membuat para siswi merasa iri dan tatapan siswa yang di penuhi hawa nafsu. Ia tak mempedulikan hal itu.

Gadis itu terus berjalan hingga terhenti. Ia sedang mencari keberadaan seseorang.

"Huft! Dimana sih Master berada?" keluhnya bertanya-tanya.

Saat dia akan kembali melangkah. Di depannya berdiri dua orang gadis lainnya.

Lili menatap wajah gadis itu asing. Ini pertama kalinya ia melihatnya. Miya berada di belakang Lili sambil ikut menatap.

"Ada perlu apa kamu kemari?" tanya Lili sopan.

"Aaa... Rupanya aku langsung bertemu dengan salah satu keturunan klan 72 iblis seperti Master. Senang bertemu dengan anda, Bleezebub-sama." kata gadis itu tanpa menjawab pertanyaan dari Lili.

Lili tersentak. Ia begitu terkejut bahwa gadis di depannya mengetahui identitas aslinya.

"Ba-bagaimana kau tahu diriku? Sebenarnya siapa kau sebenarnya?" tanya Lili kembali penasaran.

Gadis itu tersenyum tipis. Waktu seakan berhenti. Ia mengeluarkan kedua sayap seperti kelelawar dari punggungnya.

"Maaf atas ketidaksopanan saya. Perkenalkan saya adalah Angelina Swan, peerage Knight dari Master Alfha." jawab Angelina sopan.

Kedua mata Lili membulat sempurna. Ia sangat mengenali nama yang telah di sebutkan oleh Angelina.

"Jadi, aura yang kurasakan tadi adalah milik Alfha keturunan dari Iblis Astaroth." batin Lili terjawab sudah.

Angelina menatap sejenak Lili. Lalu ia berjalan melewati kedua gadis itu.

"Tunggu! Apa yang Alfha dan peerage-nya lakukan di sini?" tanya Lili menghentikan langkah kaki Angelina.

Angelina menolehkan kepala. Ia tersenyum misterius.

"Master, hanya ingin bertemu dengan kawan lamanya termasuk dirimu, nona Beelzebub-sama." jawab Angelina santai.

Miya menatap tajam ke arah Angelina. Ia berdiri di depan Lili.

"Aku merasakan hawa jahat darimu. Takkan kubiarkan kau mengganggu atau menyentuh nona Lili sedikit pun." kata Miya tajam.

"Menarik sekali..." ucap Angelina tertarik.

"Miya..." gumam Lili terkejut atas perbuatan peerage-nya.

Di dalam kelas berada di lantai 2. Suzume  melihat Lili dan dua orang gadis tak di kenal tengah bercakap-cakap.

Tiba-tiba ia merasakan hal buruk akan segera terjadi. Ia pun berniat untuk ke tempat mereka langsung.

Suzume bersiap untuk melompat dari lantai 2. Untungnya ia tak melihat siswa/i siapapun di sana.

"Aku harus mencari tahu dan menghentikan pertarungan mereka sebelum terlambat." ucap Suzume.

Ia pun sudah melompat dan mendarat dengan mulus. Ia berlari kencang menggunakan kekuatan bidak kudanya.

Sampailah ia di tempat mereka. Ia langsung berdiri di sebelah Lili.

"Sebenarnya apa yang terjadi di sini?" tanyanya.

Angelina melirik ke arah Suzume. Ia merasakan aura kuat terpancar darinya.

"Hmm... Tak masalah bila bertambah orang. Aku akan memberikan pertarungan yang menyenangkan untuk kalian." ujar Angelina.

Suasana tiba-tiba menjadi tegang. Lili, Miya maupun Suzume bersiap-siap begitu pula dengan Angelina yang masih terlihat santai.

Sebelum pertarungan di mulai, Lili membuat sebuah kekkai di antara mereka.
.
.
.
.
.

Selamat siang All...

Yuhuuuu....

Saya kembali lagi melanjutkan cerita Lucifer DxD ini. Entah kenapa saya lagi semanganya membuat cerita ini.

Selamat membaca all!

Jangan lupa tinggalkan selalu jejak vomment guys!

(17/11/2018)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top