33 Kawan Lama
Di Inazuma High School...
Saat ini para pelajar ISH tengah menikmati waktu istitahat. Banyak di antara mereka pergi ke kantin, perpustakaan, taman maupun hanya di dalam kelas.
Namun, berbeda dengan kelompok Inazuma. Mereka memilih untuk berkumpul di Klub Pustakawan.
"Maaf, telah membuatmu lama menunggu." kata Huda.
Ia telah masuk ke dalam ruangan diikuti dengan yang lainnya. Nampak Ganesha terdiam duduk di sofa. Ia tengah menikmati hangatnya secangkir coklat.
"Ahaha... Tidak apa-apa." jawab Ganesha.
Bella dan Suzume langsung menuju ke arah dapur. Keduanya akan membuat makan siang.
"Jangan lupa jus wortelnya!" seru Oki memerintah.
"Tch! Buat saja sendiri sana!" sahut Suzume kesal.
"Aku sedang lelah." balas Oki menyenderkan tubuh di sofa.
Suzume terlihat tak suka dengan sikap Oki. Ia berharap bahwa dirinya dapat mengajari sikap sopan santun kepada gadis kelinci itu.
"Iya, nanti akan ku buatkan." ujar Bella. Ia membawa Suzume masuk ke dalam dapur. Ia tak mau ada keributan yang membuat masalah di sini menjadi rumit.
"Terima kasih," seru Oki. Ia pun memakan wortel mentah-mentah. Memang itulah makanan kesukaannya.
Ganesha hanya tersenyum kecil. Ia harus membiasakan diri dengan sikap dan interaksi anggota keluarga barunya.
"Xixixi..." tawa Sten.
"Apa yang sedang kau tertawakan?" tanya Hanamura.
"Xixixi... Aku hanya senang melihat kedua calon harem King sedang memasak untuknya." jawab Sten melirik ke arah Huda. Ia memang suka meledek Huda bila berhubungan dengan wanita.
Huda menghembuskan napas lelah. Ia sudah bosan menanggapi ledekan dari Sten.
"Kau membuat Tuan kesal saja." kata Hanamura membela Huda.
"Xixixixi..."
Hanya suara tawa khas Sten yang keluar. Hanamura memutar kedua bola mata malas.
"Hah!" desah Hanamura.
Beberapa menit kemudian, makan siang telah tersaji rapi di meja makan. Semuanya pun berkumpul untuk memulai makan siang.
Ganesha terlihat sudah mulai berbaur kembali dengan anggota keluarga lain. Pemikirannya selama ini untuk menjadi iblis tidaklah buruk.
"Yosh! Saatnya kembali belajar!" seru Huda.
Semua sudah mulai beranjak pergi dari ruang klub, namun Oki tidak bergerak sedikit pun. Suzume memperhatikannya kelakuan si maniak wortel yang agak berbeda.
"Hei maniak wortel! Kau tidak masuk ke kelas?" tanya Suzume tajam.
"Anoo... Tiba-tiba aku merasa tak enak badan. Jadi, tolong ijinkan aku ya." jawab Oki lemas.
"Hmm... Baiklah," sahut Bella.
Suzume sempat menatap tajam ke arah Oki. Lalu ia pun berlalu mengikuti yang lainnya menuju ke kelas.
Setelah semua pergi, tersisa hanya Oki dan Ganesha saja di dalam klub. Oki menghela napas lega.
"Syukurlah, aku bisa bermalas-malasan untuk siang ini." gumamnya pelan.
Ganesha masih bisa mendengarnya. Ia pun mengangkat kedua bahu tak peduli.
"Mungkin dia lagi ingin merenungkan diri." batin Ganesha.
Ia melangkahkan kaki menuju ke arah kamar. Setidaknya ia menghilangkan kebosanan dengan membaca buku yang berada di dalam kamar.
Oki di tinggal sendirian. Ia pun mulai merebahkan diri di sofa empuk.
"Saatnya tidur siang." ujarnya senang. Oki sudah tertidur pulas terdengar dari suara dengkuran kecilnya.
😁😁😁😁😁
Waktu berlalu begitu cepat. Tak terasa lonceng pulang telah berbunyi. Satu persatu siswa/i berhamburan keluar kelas.
Khususnya di kelas 11-2. Beberapa di antara mereka masih berada di dalam kelas.
"Fiuh, pelajaran yang melelahkan."
Bella segera membereskan peralatan alat tulis. Sesekali ia melirik ke arah Huda yang tengah fokus memandang langit sore.
Huda yang merasa di perhatikan langsung menolehkan kepala. Bella yang tertangkap basah memalingkan wajah. Mukanya sudah memerah sempurna.
"Ahh! Aku malu sekali..." batin Bella pasrah.
"Xixixi... Semakin menarik." kata Sten memperhatikan tingkah keduanya.
Deg!
Tiba-tiba Huda merasakan aura yang kuat berasal dari area sekolah. Ia sangat mengenali aura ini.
"Mungkinkah..." gumamnya. Lingkaran sihir rune hitam putih muncul di bawah pijakan Huda. Ia pun menghilang dalam sekejab.
Hal itu membuat Sten serta Bella terkejut. Keduanya saling melirik sebagai tanda tak mengerti.
Di ruang Dewan IHS...
Kondisi Hito sudah membaik. Kekuatan regenerasi dalam hal menyembuhkan diri dari klan Phenex memang tak tertandingi.
Hito sedang bersama Hime. Keduanya nampak sibuk dengan berkas-berkas yang menumpuk di atas meja.
"Hah! Rasanya aku ingin membakar semua ini." keluh Hito.
"Hihihi... Nanti kamu mendapat masalah jika melakukannya." sahut Hime tersenyum tipis.
Hito mengusap wajah lelahnya. Sebagai Ketua Dewan IHS sekaligus Klan Phenex sungguh melelahkan baginya.
"Andai aku bisa bersan-"
Deg!
Perkataan Hito tak di lanjutkan. Ia merasakan aura yang kuat sangat dekat dari posisinya. Hime pun juga merasakan hal yang sama.
"Kita harus pergi ke sana!" seru Hito.
Hime menganggukan kepala kecil. Kedua langsung menghilang dari balik lingkaran sihir rune merah.
Di Kediaman Lili...
Lili saat ini tengah memasak. Ia ditemani oleh Miya, anggota pertamanya.
Keduanya terlihat sangat menikmati kegiatan tersebut. Sesekali Lili di buat tertawa oleh tingkah lucu Miya.
"Haha... Bukan begitu caranya memotong wortel," kata Lili sambil tertawa.
"Hmm... Lalu bagaimana caranya nona Lili?" tanya Miya polos.
Lili tak tahan. Ia mengelus kepala Miya lembut.
"Seperti ini cara-"
Deg!
Lili merasakan hal yang sama dengan Huda serta Hito. Aura kuat muncul secara tiba-tiba dari arah sekolah.
"Ada apa nona?" tanya Miya penasaran.
"Mari kita pergi ke IHS sekarang!" seru Lili.
Sosok Lili dan Miya menghilang dari lingkaran sihir rune biru. Keduanya akan menuju ke ISH.
🤔🤔🤔🤔🤔
Di dalam Klub Pustakawan...
Lingkaran sihir rune berwarna hijau muncul di ruang tengah. Dua sosok misterius telah hadir.
"Jadi... Inikah tempat dimana Lucifer Jr berada?" tanya sosok pemuda berambut putih.
"Sepertinya begitu, Master." jawab gadis kecil.
"Lumayan juga..." ujar pemuda itu.
Suara dengkuran kecil terdengar di belakang mereka. Pemuda itu merasa agak ternganggu. Ia pun membalikan badan.
Kedua matanya membulat sempurna. Ekspresi wajahnya juga terkejut.
"L-o-l-i," kata pemuda tersebut.
Oki tertidur sangat nyenyak, namun kegiatan itu harus ternganggu oleh suara kebisingan. Ia membuka mata perlahan, tetapi...
"Wahh!!!" jerit Oki kencang.
Dua sosok tersebut terkejut. Hampir saja mereka terjatuh dari posisinya.
"Si-siapa kalian?" tanya Oki gugup. Ia sudah siap dalam mode bertarung.
"Saya adalah Alfha, kawan lama Lucifer Jr. Maukah kau menjadi preege-ku loli?" jawab Alfha, lalu bertanya kembali.
"Ehh!!"
Oki terkejut atad perkataan Alfha. Mulutnya sampai terbuka lebar.
Gadis kecil yang berdiri di sebelah Alfha menepuk kening. Ia sampai menggeleng-gelengkan kepala pula.
"Penyakit Master kumat lagi," keluhnya pasrah.
Alfha berjalan mendekati Oki. Wajahnya malasnya menjadi berubah seringai. Sifat lain darinya telah muncul.
Oki refleks mundur perlahan. Ia sangat ketakutan dengan orang di depannya. Kini ia dalam kondisi terpojok oleh dinding sebagai patokan.
Di dalam kamar, Ganesha mendengar suara jeritan Oki. Ia pun memutuskan untuk melihat keadaan di luar.
Alangkah terkejutnya Ganesha saat melihat Alfha tengah memojokan Oki. Apalagi dengan aura kuat yang terpancar darinya, begitu persis dengan Huda serta keturunan asli klan Iblis.
"Siapa kau? Dan apa yang kau lakukan padanya?" tanya Ganesha tajam.
Alfha menoleh ke arah Ganesha. Ia tak suka kegiatannya di ganggu oleh siapapun. Ia langsung melirik kecil ke arah sang gadis kecil.
"Baiklah, Master." seru Kineko. Nama gadis kecil tersebut.
Tatapan Ganesha dan Kineko begitu sengit. Kineko langsung menyerang dengan memukul.
Ganesha menahan serangan dadakan itu dengan menyilangkan kedua tangan ke depan. Tubuhnya sedikit terdorong ke belakang.
"Kuat juga kau gadis kecil," puji Ganesha. Namun, ia tak mau kalah. Ia mencoba menendang kaki Kineko.
Refleks Kineko begitu cepat. Ia melompat mundur kembali ke tempat ia berdiri sebelumnya.
Tiba-tiba lingkaran sihir berwarna hitam putih muncul di antara keduanya. Sosok itu ialah Huda.
"Hentikan!" serunya.
Ganesha maupun Kineko terkejut. Keduanya langsung menghentikan pertarungan. Begitu pula dengan aksi Alfha. Ia hampir saja meraih wajah Oki.
"Tch! Muncul pengganggu lainnya." umpat Alfha kesal.
"Alfha, sang iblis keturunan klan Astaroth. Apa yang kau lakukan di wilayahku?" tanya Huda tajam.
Alfha tersenyum tipis. Ia membalikan badan, lalu berjalan ke arah Huda.
Oki menghela napas lega. Ia merasa senang sang King datang di waktu yang tepat.
"Beginikah sambutan untuk kawan lamamu, Lucifer Jr." kata Alfha.
"Aku tak butuh menyambut dirimu dengan baik, sedangkan kau sendiri sudah masuk tanpa ijin ke dalam wilayahku serta mengganggu anggota keluargaku." seru Huda tajam.
Alfha melirik singkat ke arah Oki. Seringainya semakin lebar.
"Jadi... Si loli dan pemuda itu adalah keluargamu." ujar Alfha.
"Aku ingin dia menjadi peerage-ku." lanjutnya menunjuk ke arah Oki.
Suasana menjadi tegang. Aura permusuhan terpancar jelas di ruangan klub pustakawan.
.
.
.
.
.
Malam All...
Maaf ya cerita ini saya un-publish, lalu saya publish kembali. Ini semua gara-gara web tak tahu diri yang plagit semua ceritaku.
Oke...
Selamat membaca saja, jangan lupa tinggalkan vote ya guys!
(16/11/2018)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top