29 Takdir
Deg!
Indra dan Agni merasakan kekuatan terlarang lainnya yang bangkit. Keduanya semakin tak berkutik di buatnya.
Para iblis juga merasakan hal yang sama. Rasa takut dan mengancam begitu kuat.
"Aku... Akan menyadarkanmu kembali." kata Ganesha bernada serius.
.
.
.
.
.
Ganesha telah membangkitkan kekuatan terlarang miliknya. Seluruh tubuhnya berubah menjadi lebih berkilau.
Kini ia memiliki dua pasang tangan. Tangan kanan memegang benda seperti ular kobra, lalu tangan kiri terdapat sebuah busur panah.
"I-inikah sosok asli Ganesha," ucap Lili terkejut.
Pasalnya sosok Ganesha yang sekarang berbeda dengan yang dulu. Dan terlebih lagi memiliki aura kekuatan yang sangat kuat.
Kedua mata Ganesha terbuka. Ia menatap tajam ke arah Saraswati.
Ganesha langsung melesat cepat ke arah sang dewi. Ia mengayunkan benda seperti ular kobra. Lalu muncullah beberapa jenis ular kobra dari benda tersebut.
Snake Attack: Venomous Cobra
Ssshh!!!
Ular-ular kobra mendesis. Lalu keluarlah bisa beracun yang di semprotkan ke arah Saraswati.
Saraswati melenyapkan bisa beracun dengan mudah. Ia memainkan kecapi miliknya.
Alunan musik keluar dari alat musik tersebut. "Terimalah ini!"
Music: Tone of Death
"Akan kuterima seranganmu itu!" seru Ganesha.
Tangan kiri yang memegang busur panah ia luruskan ke depan. Ia melakukan gerakan seperti akan memanah namun tanpa sebuah anak panah.
God Arrow: Eagle Eyes
Alunan musik dan anak panah saling berbenturan yang menyebabkan efek begitu kuat. Hembusan angin terasa sangat besar mampu menerbangkan gawang bola.
Semua hanya bisa menyaksikan pertarungan antardewa. Tak ada yang bisa diperbuat diakibatkan kekuatan pelumpuh milik sang dewi.
.
.
.
.
Huda mengepalkan kedua tangan erat. Ia merasa sebagai salah satu dari 72 klan Iblis merasa sangatlah lemah.
"Aku harus berbuat sesuatu!" lugas Huda.
Ia tak hanya ingin menjadi penonton saja. Ia harus bisa menghentikan pertarungan tersebut.
"Xixixixi..." tawa Sten.
Huda memalingkah wajah ke arah bishop-nya. Ia tak mengerti mengapa Sten tertawa di saat seperti ini.
"Xixixi... Aku bisa melakukan sesuatu," ucap Sten menjelaskan.
"Apa maksudmu?" tanya Huda bingung.
"Aku dapat membatalkan serangan pelumpuh ini. Tapi aku hanya bisa melakukan sekali saja." jawab Sten.
"Benarkah?" tanya Huda antusias.
"Iya. Aku akan membatalkan serangan ini hanya kepadamu. Jadi... kau harus memanfaatkan ini sebaiknya King." jawab Sten kembali.
Sten merapalkan sebuah mantera non verbal. Seluruh tubuhnya mengeluarkan aura berwarna hijau.
Forbidden Magic: Canceling Attack
Aura hijau berpindah ke tubuh Huda. Huda merasakan badannya bisa digerakan dan kekuatannya pulih kembali.
"Terima kasih, Sten." kata Huda tersenyum tulus.
Sten membalas dengan senyuman. Pandangan kedua matanya menjadi gelap, ia pun tak sadarkan diri.
"Aku titipkan dia padamu, Hanamura." ujar Huda.
"Baik, Tuan." balas Hanamura.
Keempat sayap Huda terbentang lebar. Ia pun segera terbang menuju ke tempat pertarungan antardewa. Ia akan menghentikan pertarungan itu.
.
.
.
.
Ganesha VS Saraswati
Saraswati mengeluarkan serangan pelumpuh. Namun, serangan itu tak berpengaruh kepada Ganesha.
Ular-ular kobra Ganesha melilit tangan serta kaki Saraswati. Lalu para ular menancapkan bisa ke seluruh tubuhnya.
"Tch! Menjijikan!" umpat Saraswati.
Ia melenyapkan semua ular cobra dengan mudahnya. Ia memandang penuh amarah kepada sang dewa.
"Kau!!!" geramnya.
Alunan musik kembali terdengar. Tiba-tiba tempat yang dipijaki Saraswati bergetar. Muncullah sebuah bunga teratai berukuran sangat besar.
Bunga teratai itu terbang ke atas membawa Saraswati yang berdiri di atasnya. Kecapi kembali di petik namun lebih keras.
Music: Lotus Powder
Serbuk-serbuk bunga teratai bertebaran jatuh ke bawah. Lili, Suzume, Oki serta Bella yang terkena serbuk itu merasa sangat lemah seakan energi mereka terhisap sampai tak tersisa.
"Aku telah mengambil energi mereka. Sekarang aku semakin kuat dan tak terkalahkan!" seru Saraswati tegas.
"Tu-tubuhku semakin le-"
Lili serta ketiga gadis lainnya tak sadarkan diri di akibatkan energi mereka yang tak tersisa sedikit pun. Ganesha menatap Dewi Saraswati intens.
"Jangan melibatkan mereka!" seruan seseorang dari arah belakang Ganesha.
Beberapa panah suci serta kegelapan melesat cepat ke arah Saraswati. Saraswati tentunya menghidari serangan itu, tetapi bunga teratainya terkena serangan tersebut hingga sebagian rusak.
"Huda!" ujar Ganesha terkejut.
"Ba-bagaimana kau bi-"
Ucapan Ganesha terpotong oleh Huda. "Ayo kita bertarung bersama mengalahkannya. Aku takkan segan walau dia dewa sekalipun. Dia telah membawa para keluargaku terlibat hingga seperti ini." kata Huda tegas.
Ganesha mengerti akan perasaan sang iblis muda tersebut. Ia pun tersenyum tipis.
"Baiklah. Tetapi kau jangan menghambat diriku." sahut Ganesha.
Kedua telah siap bertarung bersama. Mereka akan mengerahkan seluruh tenaga dan kekuatan untuk menghentikan aksi sang Dewi Saraswati yang telah dipengaruhi oleh kekuatan terlarang miliknya.
.
.
.
.
Saraswati sangatlah marah. Ia tak terima bunga teratai cantiknya di buat hingga seperti ini.
"Aku takkan mengampuni kalian, walau bergabung sekalipun!" seru Saraswati di puncak amarahnya.
Kelopak bunga teratai terlepas satu persatu. Beberapa di antara melayang mengelilingi Saraswati.
Senar kecapi di petik dengan begitu pelan. Alunan musik lembut nan merdu terdengar dari permainan sang dewi.
"Terimalah serangan terhebatku!"
Strains of Music: Lotus Storm Dance
Badai besar tercipta dari gabungan alunan musik dan beberapa kelopak teratai bunga. Hembusan angin yang berasa sangatlah terasa.
Huda melayang ke atas. Keempat sayap berbeda warna membentang luas.
Di sebelah tangan kanan terdapat lingkaran putih, lalu sebelah tangan kiri terdapat lingkaran hitam. Kedua tangan pun di satukan.
Lingkaran putih dan hitam bergabung menciptakan lingkaran besar dengan dua warna berbeda. Ia angkat kedua tangan ke atas, lalu lingkaran itu semakin membesar.
Ganesha dengan benda berbentuk ular kobra dan sebuah busur panah ia rentangkan lurus ke depan. Benda tersebut mengeluarkan seekor ular kobra raksasa, sedangkan sebuah anak panah transparan menyangkut di busur panah.
Ia lepaskan anak panah tersebut. Ular kobra melilitkan diri ke anak panah. Serangan gabungan melesat cepat ke arah lawan.
Huda pun tak mau kalah. Ia juga melemparkan lingkaran besar warna hitam putih ke arah sang dewi.
God Darts: Poison Cobra Snake
Devil's Circle: The Gate of Light Darkness
Ketiga serangan dari arah yang berbeda masing-masing melaju dengan kecepatan tinggi. Aura kekuatan terpancar kuat.
Duarr!!
Bumzz!!
Ketiga serangan saling berbenturan hebat. Terciptalah ledakan yang mampu menghancurkan kekkai.
Kepulan asap dan debu menutupi seluruh area pertarungan. Lama-kelamaan kepulan asap menghilang.
Huda, Ganesha serta Saeaswati masih berdiri kokoh. Ketiganya masing saling bertatapan, hingga sebuah gerakan menentukan akhir pertarungan ini.
Sosok Saraswati terjatuh ke bawah dengan cepat. Ganesha melesat cepat ke arahnya, lalu berhasil menangkap tubuh Saraswati.
Ternyata sebuah gerbang yang berada di belakang keduanya masih terbuka. Gerbang itu menghisap kekuatan dari tubuh Saraswati maupun Ganesha.
Hingga gerbang itu tertutup kembali, lalu menghilang dalam sekejap. Kekuatan terlarang dari dari sang dewa/dewi ikut menghilang terbawa masuk ke dalam gerbang.
"Saraswati... Akhirnya aku bisa menyadarkanmu kembali." ucap Ganesha lembut.
Saraswati hanya tersenyum tipis. Kesadarannya pun menghilang akibat kekuatan terlarang yang ia keluarkan menguras seluruh energinya.
Ganesha menatap sosok Huda yang masih terbang. Tiba-tiba kedua matanya membulat sempurna.
Ia melihat sebuah tombak hitam melesat cepat ke arah Huda. Tanpa berpikir panjang, ia langsung melaju menghampiri Huda di atas langit.
Jleb!
Tombak hitam itu menembus perut sang Dewa Ganesha. Semuanya di buat terkejut akan peristiwa yang terjadi dalam sekejap.
Tubuh Ganesha terjatuh. Huda dengan sigap menangkap tubuh Ganesha hingga sampai ke bawah.
Huda masih terkejut akan perbuatan Ganesha yang melindungi dirinya dari serangan tersebut dengan mengorbankan dirinya.
"Ganesha, bertahanlah!" seru Huda lantang.
Ganesha menatap wajah Huda. Ia tersenyum tipis.
"Terima kasih, kau telah membantuku menyadarkan Saraswati." ucap Ganesha lirih.
"Kau jangan banyak bicara dulu!" balas Huda cemas.
"Hmm... Mungkin ini adalah takdirku. Semoga dengan kejadian yang kita alami saat ini bisa membuat bangsa iblis dan dewa bersatu seperti dulu kala." ujar Ganesha tersenyum.
Pandangan Ganesha mulai kabur. Darah terus merembas membasahi pakaian yang ia kenakan. Hingga... Kedua mata Ganesha tak sanggup terbuka lagi. Ia menutup rapat kedua mata untuk selamanya.
"Ganesha!!!" seru Huda histeris.
Ia merasa sangat terpukul akan kejadian ini. Agni dan Indra yang menyaksikan hal itu hanya diam seribu bahasa. Mereka tak menyangka akan kehilangan sosok Dewa Bijaksana yang di gelar oleh Ganesha ni Putu untuk terakhir kalinya.
Suasana menjadi berkabung dalam sedetik saja. Sosok yang melemparkan tombak hitam menyeringai lebar, lalu menghilang dalam pusaran hitam.
😭😭😭😭😭
Selamat malam netizen...
Kembali lagi dengan saya sang author newbie. Semoga kalian terhibur dengan membaca cerita saya ini.
Jangan lupa tinggalkn jejak vomment kalian guys!!! :v :v :v
(09/11/2018)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top