27 Identitas Sesungguhnya

Ganesha masih terdiam. Ia tak bisa berkata apa-apa setelah melihat pertarungan antar iblis dan dewa. Dan itu semua terjadi karena dirinya.

"Aku telah melakukan kesalahan." ucapnya sedih.

Trang!

Dentingan besi terdengar di atas langit. Pertarungan adu pedang terlihat di sana.

Huda dan Indra masih terus bertarung. Kondisi keduanya terlihat kacau.

"Apa yang harus aku lakukan?" tanya Ganesha pada dirinya sendiri. Ia sangat bingung dan khawatir akan keadaan sekarang.

Di sebelah kirinya terdapat pertarungan antar iblis wanita melawan Saraswati. Keadaan tak jauh beda dengan pertarungan yang lain.

Lalu di sebelah kanan, kesadaran Hime tak terkendali. Itu di sebabkan akibat Hiro dikalahkan oleh Agni.

Udara dingin menyentuh kulit Ganesha. Ia masih terdiam.

"Lakukanlah sesuai keinginan hatimu."

Suara misterius terdengar jelas dari indera pendengaran Ganesha. Ia mencari dimana asal suara itu berasal, namun tak dapat menemukannya.

"Lakukan sesuai keinginan hatiku. Apa maksudnya itu?"

Tanda tanya besar muncul di pikiran Ganesha. Ia masih tak mengerti.

😅😅😅😅😅

Lapangan sekolah menjadi membeku total. Hanya lapisan es saja yang terlihat.

Nara terlambat menghentikan serangan Hime. Kekuatan gadis salju itu begitu menyeramkan.

"Tch! Hanya Hito-sama yang bisa membereskan masalah ini, tetapi ia sudah..." Nara tak mampu meneruskan perkataannya.

"Hahaha... Aku akan melelehkan dengan cepat." ujar Agni sombong.

Hime menyeringai tipis. "Coba kau buktikan." tantangnya.

Tiba-tiba di belakang punggung Agni keluar lahar api. Secara perlahan lahar api itu membentuk sepasang tangan.

Kini penampilan sang Dewa Api terlihat berbeda. Ia memiliki empat buah tangan, dua di antaranya di selimuti api.

Bola-bola api muncul di setiap tangan Agni. Ia lemparkan keempat bola api ke arah area yang di lapisi es.

Fireball: Four Fire Gods

Hime merentangkan salah satu tangan, lalu dinding berlapis es muncul menghalangi serangan Agni.

Ice Wall

Duarr!!!

Dinding es Hime hancur melebur. Serangan keempat bola api Agni masih terus melesat.

Nara tak tinggal diam. Ia membuat tangan-tangan bayangan.

Kage no te

Dua di antara bola api berhasil di hentikan. Dua bola api lain masih terus melaju.

"Sial!" umpat Nara.

Tik! Klik!

"Selesai juga..." ujar Ken.

Sejak tadi ia hanya fokus dengan laptop selama pertarungan berlangsung. Setelah mengetik beberapa tombol.

Sebuah cahaya terang keluar dari dalam laptop yaitu berupa data-data. Data-data itu mengelilingi tubuh Ken.

"Giliranku!" serunya.

Data Dictionary: Disappearers

Data dari layar laptop melesat cepat ke arah dua bola api. Seketika serangan milik Agni lenyap tak tersisa.

"Hoamm.... Akhirnya kau beraksi juga bocah laptop." ucap Vino. Ia sedang bersandar di bawah pohon yang juga telah di selimuti es.

Ken menatap cuek Vino. Ia tak mempedulikannya, lalu kembali fokus ke layar laptop.

"Kekuatan para iblis tak begitu lemah." kata Agni menyeringai.

Hime dan Agni saling menatap tajam. Seakan keduanya tak dapat dipisahkan.

"Jangan samakan aku dengan mereka!" seru Hime.

"Aku juga merupakan salah satu dari klan 72 iblis yaitu... Sitri!" lanjutnya menyeringai.

Para anggota klan Phenex terlihat biasa saja saat Hime mengungkapkan jati diri sebenarnya. Malah mereka tetap waspada dan menunggu sesuatu yang akan tiba.

🔥🔥🔥❄❄❄

Trang!!

Slash!

Percikan api keluar dari dua benda padat yang terbuat dari besi saling beradu. Kedua pemilik pedang terus mempertahankan pertahanan maupun serangan.

Huda mengambil keputusan untuk terbang mundur ke belakang. Ia mengatur napas sejenak.

"Kekuatan daya tempurnya benar-benar kuat. Tak salah jika dia mendapat gelar sebagai Dewa Perang." batin Huda.

Pedang milik Huda mengeluarkan cahaya hitam putih yang menjadi satu. Ia pun terbang kembali menerjang lawan.

"Akan ku terima semua seranganmu, Lucifer Jr." ucap Indra.

"Hiatt!!!"

Sword Release: Light of Darkness of Truth

Indra juga mengeluarkan serangan. Ia memfokuskan serangan ke lapisan pedang.

God Sword: Extreme Rain

Trang!!

Kembali benturan antar pedang terjadi. Tebasan cahaya kegelapan Huda serta tebasan dewa hujan saling berbenturan.

Kedua pemilik pedang saling terpental ke belakang. Beberapa percikan air hujan mengenai sayap Huda. Terlihat sayap miliknya terluka di buatnya.

Sedangkan Indra nampak berantakan. Aura cahaya kegelapan berhasil mengenai dirinya. Luka sayatan di beberapa bagian tubuh.

"Kau semakin menarik dan kuat." ucap Indra memuji.

"Yeah, aku akan membuat sang Dewa Perang kalah di tanganku sendiri." balas Huda tersenyum tipis.

Di bawah...

Sten merapalkan beberapa mantra. Sulur-sulur tanaman keluar dari dalam tanah menjulang ke atas.

Magic Circle : Tendrils Binding Plants

"Tamu tak di undang berhasil terjerat dalam jebakan, xixixixi...." ujar Sten.

Ternyata dari balik hutan dan atas langit muncul para malaikat jatuh. Sebenarnya mereka sudah mengawasi pertarungan antar iblis dan dewa sejak tadi.

Sten yang sudah mengetahui dari awal berkat bantuan informasi dari tanaman sekitar. Ia menunggu waktu yang tepat untuk menyerang mereka seperti saat ini.

"Xixixi... Kalian tak boleh mengganggu Raja-ku bertarung." kata Sten menyeringai.

😀😀😀😀😀

Semua anggota klan Lucifer Jr terkejut setelah mendengar penuturan dari Hime, sang Ratu dari klan Phenex. Bahwa ia adalah salah satu dari 72 klan iblis.

Suzume yang masih bertarung dengan Dewi Saraswati pun terdiam. Ia juga hampir terkena oleh serangan lawan. Untung saja Bella menyelamatkannya.

"Terima kasih," ucap Suzume.

"Iya. Aku akan menyembuhkan yang lain dulu." balas Bella.

Ia berlari menghampiri Perona, Chelsea serta Oki. Sesampainya di sana, kedua tangannya mengeluarkan cahaya berwarna-warni.

Aurora Healing

Seluruh tubuh ketiga wanita itu dikelilingi aura pelangi. Lalu luka di tubuh mereka kembali seperti semula.

Bella menghela napas lega. "Syukurlah kalian sembuh,"

"Terima kasih Bella-chan." ucap Oki memeluk tubuh gadis itu yang sudah di anggap kakaknya sendiri.

Perona dan Chelsea tersenyum tipis. Keduanya langsung pergi menuju ke tempat Hime dan anggota lain berada.

"Mari kita bantu Lili-sama." ajak Suzume.

Ia sudah berlari ke arah pertarungan kembali. Pedang emas miliknya ia ayunkan secara horizontal.

Golden Sword: Excalibur Splitter

Ayunan pedang Suzume mengeluarkan aura pedang legendaris yaitu excalibur milik Arthur Pendragon.

"Terimalah seranganku!" serunya.

Serangan Suzume bertambah dua kali lipat dari sebelumnya. Ia menggunakan kekuatan bidak Knight.

Whuz!!

Dewi Saraswati yang tengah fokus dengan serangan dari Lili di buat terkejut. Mau tak mau ia terkena serangan tersebut, walau hanya berdampak kecil baginya.

"Giliranku!" seru Oki lantang.

Ia tiba-tiba terjun dari atas langit. Kedua tangannya sudah dilapisi tanah.

Blow Rabbit: Destroyer Fortress

Bugh!

Bugh!

Dewi Sasarwati kembali menerima serangan dadakan. Kali ini adalah pukulan keras dari Oki yang menggunakan kekuatan bidak Rock.

Ia terdorong ke belakang sampai menghamtam sebuah pohon besar hingga tumbang. Serangan Oki yang ini dua kali lipat dari sebelumnya.

Oki mendarat dengan mulus. Bella yang berdiri di sebelahnya merentangkan kedua tangan. Cahaya pelangi menyelimuti kedua tangannya.

"Akan kubuat kau tak bisa bergerak!" seru Bella berani.

Aurora Prison

Beberapa pilar berwarna pelangi muncul dari atas langit. Pilar-pilar tersebut membentuk sebuah jeruji besi yang mengurung Dewi Saraswati di dalam.

"Berhasil." ujar Bella senang. Keringat bercucuran membasahi wajah.

Putu atau Ganesha muncul di antara para gadis. Ia memasang wajah serius.

"Kalian telah membuat Saraswati marah." ucapnya.

Suasana menjadi agak mencekam dari arah sang Dewi yang dalam keadaan terkurung. Lili sudah berada di sebelah mereka.

"Apa yang terjadi?" tanya Lili penasaran.

"Kekuatan sebenarnya dari sang Dewi Pengetahuan serta Musik baru saja di mulai." jawab Putu serius.

😱😱😱😱😱

Holla!

Saya kembali lagi dengan chapter terbaru nih!

Yuk! Bagi yang penasaran silahkan membaca!

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian guys!

(05/11/2018)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top