26 Api VS Api
Keempat sayap api muncul di belakang punggung Hito. Hito terbang melesat ke arah si Dewa Api Agni.
Ia ayunkan pedang yang sudah di selimuti api.
Phoenix Fire Hell
Slash! Hap!
Serangan milik Hito dengan mudahnya di tangkap hanya menggunakan satu tangan saja. Agni mendorong pedang Hito pelan.
Namun, efek dari dorongan Agni ternyata begitu terasa oleh Hito. Ia hampir saja menabrak gedung sekolah bila keempat sayap api miliknya tak menahan beban dirinya.
Sun Nova
Tak sampai di situ saja, Agni melemparkan bola-bola api berukuran besar ke arah Hito.
"Sial!" umpat Hito kesal.
Frozen
Tiba-tiba sebuah dinding es menahan laju serangan bola api Agni. Dan yang melakukan hal itu ialah Hime.
Duar!!
Serangan Agni berhasil di gagalkan oleh Hime. Namun, Hime merasakan energi pada dirinya terkuras habis.
Ia harus mengatur napas yang tersengal-sengal akibat menahan serangan bola api Agni.
"Dia hebat sekali..." ucap Hime lemas.
"Hime, apa kau baik-baik saja?" tanya Hito khawatir.
Hime menjawab dengan senyuman tipis. Hiro merasa sedikit lega.
Ia menatap tajam Agni. Ia kembali terbang untuk melawannya.
"Lumayan juga kau nona iblis es." puji Agni menyeringai.
Agni kembali menciptakan bola api yang kali ini berukuran sangat besar. Panasnya api tersebut begitu di rasakan oleh yang lain.
Big Sun Nova
Hito tak tinggal diam. Ia juga mengerahkan kekuatan terhebatnya.
"Rasakan kemarahan api dari klan Phoenix!" serunya.
Sword Technique: Phoenix Fire Anger
Tebasan pedang Hito begitu cepat, sampai-sampai tak terlihat oleh mata biasa. Agni melemparkan serangan bola api besarnya.
Slash!!
Blarr!!
Kepulan asap dan debu menghalau pandangan mereka. Tiba-tiba sebuah serangan berhasil mengenai telak Hito.
Brukk!!
Hito terjatuh cepat ke bawah. Kawah besar tercipta di sana dengan tubuh Hito di tengahnya.
"Hito-sama!" seru para anggota klan Phenex.
Mereka segera menghampiri King dari Phenex. Hime yang tak kuat melihat hal itu mulai meluapkan amarah.
Suasana di sekitar berubah menjadi dingin. Butiran salju berjatuhan dari atas langit.
"Hime-san, tenangkan dirimu!" seru Perona.
"Aku takkan mengampuni orang yang telah melukai Hito-sama." ucap Hime dingin.
Ia menatap tajam ke arah Agni yang menyeringai lebar.
Kedua tangan Hime di selimuti butiran es yang berkumpul. Sepertinya ia akan mengeluarkan serangan terkuatnya.
"Jangan-jangan Hime-san akan mengeluarkan serangan itu." seru Nara cemas.
Ia menggunakan jurus bayangan untuk menghentikan sang Queen. Sebuah bayangan keluar dari bawah Nara.
Bayangan itu mengarah ke tempat Hime berada. Kedua tangan di satukan menjadi satu.
Akuma no Kage
Hime sudah mengeluarkan serangan terhebat miliknya. Namun, bayangan hitam berhasil membuat ia tak bergerak.
Tubuh Hime terasa terkurung di dalam bayangan milik Nara.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Hime dingin.
"Menghentikanmu..." jawab Nara datar.
Cursed Ice Killer
"Ahh, aku tersanjung dengan perlakuanmu itu. Tetapi... kau telat ninja." balas Hime tersenyum kecil.
Hembusan salju muncul dari berbagai arah. Serangan milik Hime begitu kuat.
Seringai Agni semakin lebar. Ia merasa tertantangan dengan serangan Hime.
"Aaa... Aku akan melelehkannya es itu dengan mudah." ucap Agni.
👿👿👿👿👿
Huda VS Indra...
Pertarungan di udara masih berlanjut. Huda melesatkan serangan bulu-bulu hitam putihnya.
Indra mengayunkan pedang ke kanan dan ke kiri dengan mudah. Bulu-bulu itu terbelah menjadi beberapa bagian.
"Keluarkan seranganmu yang lain bocah iblis." ujar Indra.
Ia terbang lurus ke depan. Di ayunkannya pedang miliknya. Aura biru keluar dari ujung pedang.
Sword of God: Rainy Aura
Serangan tebasan pedang dewa Indra melesat cepat. Tak hanya itu, langit menjadi gelap. Lalu turunlah hujan kecil.
"Dia juga bisa menciptakan hujan." gumam Huda.
Ia mengangkat tangan ke atas. Sebuah kekkai berlapis putih hitam melindungi dirinya.
Slash!!
Byurr!!
Terjadi benturan antara tebasan pedang yang di sertai hujan dengan pelindung milik Huda.
"Kurasa ini cukup." ucap Huda.
Ternyata ia sudah menyiapkan sesuatu. Pedang miliknya mengeluarkan aura hitam yang pekat.
Sword Slash: Death Black Aura
Kekkai Huda menghilang. Serangan tebasan Indra mengenai dirinya.
"Hahaha kau takkan mam-"
Perkataan Indra terpotong. Sebuah tebasan pedang aura hitam melesat cepat ke arahnya.
Slash!!!
Indra masih bisa menghindari serangan. Tebasan aura hitam Huda mengenai gedung sekolah. Efeknya cukup besar mampu membelah gedung sekolah menjadi dua.
Duarr!!!
Setetes cairan berwarna merah terjatuh dari pipi Indra. Ia mengelap cairan itu yang ternyata adalah darah miliknya sendiri.
"Baru kali ini ada yang bisa melukaiku." ujar Indra tersenyum.
Kepulan asap dan rintikan hujan jatuh dari tubuh Huda. Keadaan Huda agak basah serta berantakan akibat serangan milik Indra.
"Sepertinya kita sudah dalam mode bertarung sesungguhnya." balas Huda.
Keduanya saling menatap intens. Indra serta Huda kembali melesat cepat. Suara dentingan besi menjadi pertanda pertarungan adu pedang mereka berlanjut.
💥💥💥💥💥
Powder Mist
Kick Rabbit
Sebuah kepulan asap putih menutupi area pertarungan. Lalu sebuah tendangan melesat cepat ke arah Dewi Saraswati.
Dewi Saraswati menangkap kaki itu dengan mudah. Ia hempaskan ke bawah dengan cepat.
Sebelum Oki menabrak tanah, ia melakukan putaran kecil lalu mendarat dengan mulus.
"Hampir saja," gumam Oki.
"Boleh juga kau gadis kelinci," ujar Saraswati.
Ia memetik senar kecapi. Alunan musik merdu keluar dari kecapi.
Music: Sounds of Paralysis
Suara musik menggema di sekitar Oki serta Chelesa. Keduanya tiba-tiba terduduk lemas.
"Tu-tubuhku tak bisa di gerakan." keluh Chelsea lemas.
"A-aku pun begitu." sahut Oki.
"Haha... Secara perlahan alunan musik milikku akan melumpuhkan kalian." ujar Saraswati senang.
Sebuah peluru melesat cepat ke arahnya. Ia dengan mudah menghentikan laju peluru tersebut.
"Jangan lupakan aku!" seru Lili.
Ia mengarahkan revolver miliknya ke arah sang dewi pengetahuan dan musik. Cahaya berwarna biru berkumpul di moncong revolver.
Blue Bullet: Hell Shots
Sebuah peluru berwarna biru melesat cepat dari revolver. Lili tersenyum kecil.
"Hahaha... Hanya serangan kecil!" kata Saraswati meremehkan.
Kembali ia memainkan alat musik kecapi. Alunan musik mengelilingi tubuhnya.
Strains of Music: Protector of Attack
Blaarr!!
Peluru biru Lili tertahan oleh pelindung alunan musik yang di buat oleh Dewi Saraswati. Lili masih mempertahankan senyuman tipisnya.
"Apa yang membuatmu tersenyum?" heran Saraswati.
"Kau lihat saja sendiri." jawab Lili.
Tiba-tiba peluru biru miliknya yang tertahan kembali bergerak hingga menghantam pelindung sang dewi.
Prakk!
Whuzz!!
Kepulan asap menutupi tubuh dewi Saraswati. Pakaian sang dewi terlihat agak berantakan.
"Lumayan juga," pujinya.
"Ayo kita lanjutkan saja." ajak Lili.
"Baiklah," balas Saraswati.
Pertarungan antar iblis melawan dewa terus berlanjut. Siapakah yang akan memenangkan pertarungan???
.
.
.
.
.
Selamat malam jumat!
Selamat membaca!
See you...
(1/11/2018)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top