23 Sang Dewa Kebijaksanaan
Chelsea telah selesai mengurus datenshi hanya dalam waktu 15 menit saja. Ia pun menikmati lolipop rasa orange.
"Vino, cepatlah sedikit." seru Chelsea. Ia sedang asyik menonton Vino dan Gladi bertarung.
Di tempat pertarungan Gladi vs Vino. Beberapa pohon telah tumbang membuat area sekitar menjadi lebih terang terkena sinar matahari.
"Sejauh ini kau hebat juga," ujar Gladi.
"Hoam... Cepat kita selesaikan ini. Aku sudah mengantuk." sahut Vino malas.
Gladi tersenyum kecil. "Menarik,"
Ia mengumpulkan kekuatan di telapak tangan. Warna hitam menyatu menjadi satu.
"Terimalah ini!" serunya.
Kumpulan warna hitam semakin membesar. Lalu Gladi menghempaskan serangan itu.
The Dark Sun
Ternyata seragan Gladi berupa sebuah matahari yang berwarna hitam pekat. Serangan itu terus melesat cepat ke arah Vino.
Vino masih saja menguap di saat kondisinya dalam mode bahaya. Ia merentangkan kedua tangan di depan.
Sebuah cahaya biru keluar dari kedua tangannya. Ia merapalkan sebuah mantera.
Absolute Blue Protector
Vino menciptakan pelindung berwarna biru. Seluruh tubuhnya sudah di lapisi pelindung.
Dalam hitungan detik, matahari kegelapan milik Gladi berbenturan dengan pelindung biru Vino.
Kedua serangan memiliki efek yang sangat kuat. Chelsea yang hanya menonton mulai melindungi diri.
Kedua sayap iblis muncul di belakang punggung. "Aku harus menyelamatkan diri." gumamnya.
Fog Dome Powder
Kedua serangan masih saling berbenturan. Seakan bahu membahu mendorong dari kedua sisi.
"Hoam... Ini cukup merepotkan," ujar Vino.
"Kau takkan bisa menahan seranganku lebih lama lagi, hahaha..." ucap Gladi.
.
.
.
.
Di tempat Klan Lucifer...
Sten telah menyembuhkan Putu dari luka yang di derita. Keadaan Putu sudah lebih baik dari sebelumnya.
Tiba-tiba Huda merasakan aura kekuatan yang cukup kuat berada di dekat mereka. Ia pun membuat sebuah dimensi buatan untuk melindungi diri beserta keluarganya.
"Bagaimana dari hasil pengamatanmu, Sten?" tanya Huda.
"Sekitar 200 meter dari arah barat telah terjadi sebuah pertarungan antar malaikat jatuh dan iblis." jawab Sten setelah memantau menggunakan sihir tanaman.
"Iblis?" sahut Bella terkejut.
"Iya, iblis itu adalah dua dari klan Phenex." jawab Sten kembali.
"Hmm... Sepertinya klan Phenex sudah mengamati dari awal kemunculan sosok Putu yang tiba-tiba." ucap Huda.
Ia melirik ke arah Putu. Ia merasakan aura yang kuat berada dari tubuh Putu. Namun, kondisinya yang seperti itu aura kekuatannya masih di bilang cukup kuat.
"Siapa kau sebenarnya?" tanya Huda to the point.
Putu yang daritadi hanya diam menundukan kepala. Pasti identitas dirinya akan cepat ketahuan.
"Aku sudah menduga akan hal ini. Baiklah, aku akan memberitahu siapa diriku seben-"
Perkataan Putu harus terpotong di karenakan efek ledakan dari pertarungan antar Gladi melawan Vino sudah mencapai titik akhir.
Hembusan angin begitu terasa kencang. Hingga membuat beberapa tumpukan batu terbang ke arah mereka.
Hanamura langsung menyadari hal tersebut. Ia memakan sebuah pil obat, lalu tubuhnya mengeluarkan uap.
Tubuh Hanamura yang sebelumnya kecil sekarang menjadi ukuran besar melebihi Huda. "Akan aku hancurkan!" serunya.
Hundred Tons Boxing
Bugh! Duar! Bugh! Duar!
Dalam dua kali pukulan saja, tumpukan batu yang terbang ke arah mereka hancur melebur menjadi serpihan kecil.
"Kerja yang bagus, Hanamura." puji Huda.
"Terima kasih, Tuan." balas Hanamura sopan.
Sten tak mau kalah, ia menciptakan badai api berukuran skala kecil. Beberapa pohon besar juga terbang ke arah mereka.
"Xixixi... Giliranku," ucapnya. Tangan kanan muncul kobaran api dan tangan kiri muncul pusaran angin.
Flaming Wind
Pusaran badai api membakar dalam sekejap pohon-pohon besar itu.
Blarr!!!
Putu terpukau. Orang-orang di hadapannya ini memiliki kekuatan yang hebat. Memang tak salah dengan mendeteksi aura setengah iblis dan manusia juga beberapa aura lain yang berada di dalam tubuh mereka masing-masing.
"Selesai sudah. Lebih baik kita kembali ke klub pustakawan." ucap Huda. Ia sudah tak merasakan aura malaikat iblis di sekitar sekolah.
"Lalu bagaiamana dengan mereka?" tanya Bella menunjuk ke arah dua teman wanitanya yang tak sadarkan diri.
"Sten, bawalah mereka ke dalam kelas." perintah Huda.
"Xixixi... Laksanakan!" sahut Sten.
Ia merapalkan beberapa mantera. Lalu kedua tubuh siswi itu menghilang beserta dirinya.
Kemudian, Huda beserta Bella, Hanamura dan Putu menghilang dalam lingkaran rune menuju ke klub pustakawan.
.
.
.
.
Beberapa menit sebelum pertarungan usai...
Serangan matahari hitam milik Gladi masih berusaha untuk menghancurkan pelindung biru absolut lawannya yaitu Vino.
Krak! Krak!
Terdengar suara retakan dari pelindung biru Vino. Sepertinya pelindung itu tak mampu untuk menahan serangan mematikan Gladi.
"Haha... Lihatlah pelindungmu itu sudah mulai retak." ujar Gladi tertawa puas.
Vino sendiri hanya menatap malas. Keringat bercucuran membasahi wajahnya.
Krak! Krak!
Suara retakan semakin besar. Mungkin sekitar dua sampai lima detik lagi pelindung biru Vino akan hancur.
Namun, Vino takkan membiarkan hal itu terjadi. Ia menambahkan aliran kekuatan iblis klan Phenex ke dalam kedua tangannya.
Kraks!
Pelindung biru milik Vino telah hancur. Kini keadaan Vino dalam keadaan bahaya.
"Hahaha... Matilah kau!" seru Gladi keras. Ia sudah menyimpulkan bahwa kemenangan berada dalam gengamannya.
Duarr!!!
Ledakan dari kekuatan serangan Gladi memiliki dampak efek yang cukup hebat. Kawah besar tercipta dari tempat Vino berdiri sebelumnya.
Kepulan asap dan debu menghalau pandangan Gladi. Ia tertawa puas akan kemenangannya.
"Hahaha... Takkan ada yang mampu mengalahkan salah satu dari pilar Datenshi." ucapnya menyombongkan diri.
Namun...
Kemenangan Gladi hanya sementara saja. Ia merasakan seakan tubuhnya retak sampai ketulang.
"A-apa yang terjadi?" tanya Gladi terkejut.
Kepulan asap mulai menghilang. Di depan Gladi muncul sosok Vino yang dalam keadaan berantakan. Tetapi kedua tangan masih ia rentangkan ke depan membentuk pelindung.
"Kemenanganmu hanya sampai di sini saja." ujar Vino dengan tatapan serius.
"Mu-mustahil huekk!"
Phoenix Fire Protector
Setelah Vino mengucapkan serangan terakhir. Tubuh Gladi hancur lebur menjadi kumpulan sayap gagak yang bertebangan di area pertarungan.
"Hah! Saatnya untuk tidur." ujar Vino.
Ia menyandarkan diri di bawah pohon rindang tak jauh dari lokasi pertarungan. Chelsea muncul secara tiba-tiba di sebelah kanan Vino.
"Akhirnya kamu bisa bertarung dengan serius juga." ucap Chelsea.
Cup!
Ia mencium pipi Vino sekilas. Senyuman indah terpancar dari wajah Chelsea.
.
.
.
.
Di Ruang Pustakawan...
Huda dan yang lain sudah tiba. Putu di rebahkan di atas sofa.
Suasana menjadi agak tegang. Mereka menanti jawaban dari sosok Putu sebelumnya yang tertunda akibat pertarungan Vino melawan Gladi.
"Jadi... Siapa kau sebenarnya?" tanya Huda serius.
Putu menghembuskan napas perlahan. Di rasa sudah tenang ia menatap satu persatu wajah klan Lucifer.
"Aku... Sebenarnya adalah... Dewa Kebijaksaan yang berasal dari Bali, Indonesia." jawab Putu jujur.
Bella tersenyum tipis. Ia merasa lega akan jawaban Putu.
"Sudah kuduga," sahut Huda yang memang sudah mengetahui identitas dari Putu.
Ganesha ni Putu. Seorang Dewa Kebijaksanaan yang berasal dari kota Bali, Indonesia. Sepertinya ia telah di serang oleh kawanan datenshi saat berada di dalam perjalanan entah menuju kemana.
"Selamat datang di Inazuma High School." ucap Huda tersenyum ramah.
.
.
.
.
.
Yosh!
Satu chapter Lucifer DxD telah kembali update.
Semoga kalian terhibur dan selamat membaca guys!!!
(16/10/2018)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top