17 Lilith

Di malam yang sunyi...

Hembusan angin malam membuat merinding bagi manusia biasa. Namun berbeda bagi mereka yang mempunyai kekuatan ataupun keturunan makhluk superanatural.

Duarr!!

Sebuah pabrik hancur. Puing-puing bangunan seperti besi, batu dan kayu berserakan di sekitarnya. Tiba-tiba...

Angin berhembus dengan kencang. Petir mengelegar di langit. Rintikan hujan mulai turun membasahi aspal dan tanah. Badai antara campuran angin dan air mulai bermuncullah.

"Hihihi...," tawa seorang wanita nyaring.

Di tengah-tengah badai itu, ternyata terbang sesosok wanita. Sepasang sayap berbentuk kelelawar membentang luas. Ia terlihat memakai pakaian seksi yang hanya dibaluti oleh kain di bagian dada dan perut serta bagian bawah sebatas paha.

"Aku akan memberikan kejutan untuk kalian... para iblis muda," ucapnya.

Sosok wanita itu menghilang berserta badai angin dalam sekejap saja.
.
.
.
.

Suara kicauan burung membangunkan para wanita kelompok Inazuma yang tertidur lelap. Bella membuka jendela kamarnya.

"Hari ini sangat cerah sekali," ucapnya menghirup udara pagi yang segar.

Terdengar suara ketukan pintu. "Bella, sarapan telah siap," seru suara Suzume di balik pintu.

"Iya! Aku akan turun keluar," balas Bella.

Di Ruang Makan...

Terlihat Oki, Suzume dan sosok wanita tak asing yang sudah duduk di bangku masing-masing. Piring-piring dengan aneka makanan tersaji rapi di atas meja makan.

"Selamat pagi... Suzume-chan, Oki-chan, dan Lili-san...," sapa Bella ramah. Ia juga memberikan senyuman manisnya.

"Selamat pagi, Bella-chan/san," balas ketiganya kompak.

"Mari kita memulai sarapan," ucap Suzume.

"Setelah ini kita akan berlatih lagi, hore!!!" seru Oki riang.

Lili tersenyum tipis. "Aku juga akan ikut latihan dengan kalian. Mohon, bantuannya...," ujar Lili.

"Kita akan berjuang dan berlatih bersama-sama," kata Bella.

Lalu mereka berdoa dan memulai sarapan pagi berupa nasi goreng, roti isi serta segelas susu dan air putih.
.
.
.
.

Di Apartement Lucifer Jr...

Para lelaki sudah selesai sarapan dan kini tengah bersiap-siap untuk melakukan latihan gabungan dengan Lili serta kelompok Phenex.

"Apa kalian sudah siap?" tanya Huda.

Ia sedang melakukan pemanasan kecil seperti lari di tempat.

"Xixixi... kau semangat sekali. Pasti tak sabar ingin bertemu dengan para heroin," goda Sten.

Huda tak mempedulikan perkataan Sten. Ia telah selesai melakukan pemanasan.

"Tuan, mari kita menuju ke tempat latihan," ujar Hanamura.

"Xixixi...," tawa khas Sten.

Hanamura membenarkan kacamata tebalnya.

"Baiklah, kalian cepat berdiri di sekitarku." ucap Huda.

Sten dan Hanamura berdiri di belakang Huda. Huda merapalkan sebuah mantera kuno dan lingkaran sihir rune muncul di bawah lantai. Mereka pun menghilang dalam sekejap.
.
.
.
.

Di IHS...

Mereka telah berkumpul di belakang sekolah. Di sana terdapat tanah lapang yang luas.

"Mari kita ubah tempat ini menjadi medan latihan sekaligus pertarungan," ucap Hito.

"Oke," jawab Huda.

Huda merapalkan sebuah mantera, lalu seluruh tanah lapang yang luas berubah menjadi arena pertarungan berbentuk persegi panjang. Terdapat bangku-bangku penonton, layar monitor dan papan nama besar.

"Kau semakin hebat saja," puji Hito.

"Ini semua kupelajari dari si penyihir Potter itu," ucap Huda sambil melirik sekilas Sten.

"Xixixixi....," tawa khas Sten.

"Aku tak melihat Sora-san," ujar Oki.

"Ohh... dia tidak hadir karena sedang ada urusan penting katanya," jawab Hime mewakilkan.

"Baiklah, tanpa lama-lama kita mulai saja latihan lalu dilanjutkan duel satu lawan satu," kata Huda memberi penjelasan.

"Kita akan lari sepuluh putaran terlebih dahulu," seru Hito.

Ia pun mulai berlari mengelilingi lapangan yang berada di luar arena pertarungan. Jaraknya sekitar 1000 meter. Disusul oleh anggotanya dan kelompok Inazuma serta Lili.

Setelah selesai berlari sepuluh putaran, mereka beristirahat sejenak. Ada yang masih melakukan pemanasan kecil, duduk di bangku penonton, minum dengan nikmat serta berbincang sekedarnya.

"Aku, Lili dan Hito telah berunding. Pertarungan akan di tentukan sesuai bidak masing-masing. Apa ada yang keberatan?" jelas Huda.

Mereka semua hanya tersenyum dan mengangguk kecil pertanda setuju.

"Kalau tidak ada, kita akan mulai duelnya," ujar Hito.

"Pertama di mulai dari bidak rook yaitu Oki dari kelompok Inazuma dan Perona dari kelompok Dewan IHS. Silahkan keduanya masuk ke dalam arena," ucap Lili sebagai pembawa acara.

Disampingnya Ken tengah duduk sambil mengawasi duel dengan layar laptopnya yang sudah dimodifikasi menjadi canggih.

Oki melangkah masuk ke dalam arena sebagai orang pertama, lalu di susul Perona yang selalu setia membawa payung merahnya.

"Mari kita tunjukkan pertarungan yang menarik," kata Perona menyeringai tipis.

"Yeah, akulah yang akan memenangkan duel kali ini," sahut Oki. Ia sudah dalam mode beasthuman Usagi.

"Pertandingan... di mulai!!" seru Lili bersemangat.

Yang lain menonton di balik tribun penonton. Mereka tak sabar melihat siapa yang akan memenangkan pertandingan pertama ini.
.
.
.
.

Seorang wanita sexy berjalan dengan menggoyangkan pinggul indahnya. Ia memakai pakaian minim dengan hanya di balut gaun ungu sepanjang selutut dan sepatu highless nya. Belahan dada terlihat sedikit dengan ukuran yang lumayan besar.

"Hmm... dimana para iblis muda itu nya," ucapnya agak mendesah. Bibir merahnya sanggup memuaskan hasrat para pria hidung belang di luar sana.

"Aroma ini... dari arah belakang sekolah," gumamnya.

Ia pun menuju ke tempat dimana para iblis muda berlatih. Satu langkah yang ia pijaki, maka cuaca berubah menjadi buruk.
.
.
.
.

Duarr!!!

Oki melompat mundur. Ia mengatur napas sejenak.

Kepulan debu mulai menghilang. Perona berdiri dengan anggunnya. Ia memakul payung merah di pundak. Ada setetes darah menempel di ujung payung yang tajam.

"Mana kata-katamu tadi, kau sendiri belum berhasil menyentuhku." ucap Perona memancing amarah.

Oki masih tampak tenang. Ia tengah memikirkan cara untuk melukai Perona, tetapi selalu ada penghalang putih yang menghalangi dirinya.

"Aku harus memikirkan cara yang efisien," gumamnya.

Di tribun penonton...

Huda dan Hito duduk bersebelahan. Mereka tengah memantau duel antar rook milik mereka dengan serius.

"Hmm... aku penasaran dengan bayangan putih yang selalu melindung Perona itu," ujar Huda tertarik.

"Dia itu adalah bidak rook milikku salah satu yang terkuat. Ia memiliki kemampuan tersembunyi di balik sikap santainya," balas Hito bangga.

"Ya...yaa..yaa..., kau memang memiliki anggota yang unik dan kuat. Aku sendiri mengakuinya," ucap Huda sependapat.

"Hehehe...," tawa kecil Hito.

Kembali ke pertandingan. Oki nampak sudah menemukan ide cemerlang. Ia melompat sangat tinggi hingga tak terlihat oleh Perona.

Perona membisikkan sesuatu. Bayangan putih yang mengitarinya terbang ke langit.

Senyum terukir di wajahnya. "Aku sudah mengetahui apa rencanamu itu," ucapnya pelan.

White Ghost

Tubuh Perona memancarkan aura putih yang kuat. Ia pun terbang menuju Oki yang berada di atas sana.

"Dia berhasil mengikutiku. Kini saatnya kekuatan dari klan Usagi akan memberi pelajaran," ucap Oki.

Ia mengepalkan kuat kedua tangannya. Warna cokelat menyelimuti kedua tangannya membentuk sebuah sarung tangan.

Hammer Blow

Oki melesat ke bawah dengan cepat. Keduanya kini telah bertemu dan saling menghantamkan kekuatan masing-masing.

Duarr!!!

Kedua serangan itu membuat tekanan yang cukup kuat. Oki serta Perona terbang turun ke bawah kembali.

Tiba-tiba sebuah gumpalan awan hitam muncul di atas keduanya. Percikapan petir muncul di balik gumpalan awan hitam.

"Awan hitam?" tanya Oki bingung.

"Aku memiliki perasaan buruk," ucap Perona menatap tajam.

Jdeaarr!!

Oki dan Perona yang terdiam karena menyaksikan awan hitam itu tersambar oleh petir yang sangat dahsyat.

"Ahhh!!"

Keduanya menjerit kencang dalam keadaan melesat jatuh ke bawah dengan cepat. Bau gosong timbul dari tubuh kedua wanita cantik tersebut.

"Oki!!!"

"Perona!!!"

Sten segera menciptakan akar-akar yang membentuk sebuah jaring untuk menangkap tubuh keduanya.

"Apa yang terjadi?" tanya Hime khawatir.

"Mereka telah di serang oleh seorang wanita," jawab Ken.

Ia berhasil merekam saat-saat kedua wanita itu tersambar petir yang dahsyat tersebut. Ia melihat sosok seorang wanita cantik yang memiliki dua sayap besar berbentuk kelelawar.

"Hahahaha...." tawa misterius menggema dari atas langit.

Sontak semuanya melihat ke atas. Huda, Hito dan Lili melihat sosok wanita yang terbang dengan sayap iblis seperti milik mereka.

"Ti-tidak mu-mungkin....," ucap Lili ketakutan.

"Maaf mengganggu waktu kalian para keturunan iblis muda," kata wanita itu santai.

Ia mulai terbang ke bawah secara perlahan menuju ke tempat mereka.

"Kau bukankah Li---"

"Iya! Aku adalah Monalisa Lilith, salah satu dari keturunan klan 72 Iblis seperti kalian." ucapnya memotong.

"Kenapa kau tiba-tiba muncul dan menyerang teman kami?!" tanya Huda menatap tajam sosok Mona.

"Hahaha... ini hanyalah sambutan kecil dariku saja," jawab Mona santai.

"Tch! Kau membuatku kesal saja!" seru pria yang memiliki tampang malas.

Ia tiba-tiba saja sudah berada di belakang Mona. Ia menyiapkan sebuah tendangan.

Bugh!

Tendangan itu dengan mudahnya berhasil di tangkap oleh Mona. Ia menghempaskan pria itu dengan sekali gerakan saja.

"Hoamm... merepotkan," ucap pria itu. Ia masih dapat terbang dengan seimbang.

"Vino! Kau harus hati-hati dengannya!" teriak Hito kencang.

"Tenang saja, Phenex-sama...," jawab pria itu yang bernama lengkap Vino Andrean. Ia adalah salah satu bidak Rook, peerage Phenex.

"Hahaha... kau pria tampan, lebih baik bergabung denganku saja," tawar Mona menggoda.

"Hoamm... tidak akan!" tolak Vino mentah-mentah.

Ia terlihat sangat malas.

"Aku takkan menawarkan ini untuk kedua kalinya," ujar Mona.

Ia mengangkat salah satu tangannya ke atas. Muncul gumpalan awan hitam yang sangat besar.

Raging Strom
.
.
.
.
.

Bersambung...

Bodo amat ahh! Mau sepi wattpad saya mau ramai...

Tetap update dan selalu berkarya!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top