14 Akhir Pertarungan

Bangsa Veela, merupakan salah satu makhluk superanatural kuno. Menurut sejarah, bangsa ini sudah sangat lama punah. Veela didominasi oleh kaum wanita. Mereka memiliki ciri khas yaitu aura kecantikan yang luar biasa di banding makhluk lainnya. Dan juga kekuatan hebat yang mengerikan.

Ternyata di hadapan mereka, muncul satu dari bangsa Veela itu sendiri. Sinar putih yang menerangi ISH muncul dari diri Bella. Kekuatan terpendamnya akhirnya keluar.

Sten telah sadarkan diri. Ia terbangun secara perlahan dari dalam kawah.

"Aku merasa lebih baik," ucapnya.

Luka-luka serius di tubuhnya telah pulih sedia kala. Begitu pula dengan Suzume.

Ia telah terbangun. "Rasanya hangat sekali," ungkapnya.

Huda yang tertimbun puing-puing bangunan segera menyingkirkannya. Ia berdiri dengan sangat gagah.

"Inikah kekuatan terpendam milik Bella," gumam Huda tersenyum tipis.

"Aku sudah merasakan sejak awal, bahwa dia memang memiliki kekuatan yang hebat. Dan... sungguh cantik," lanjutnya.

Semua pun telah berkumpul mendekati Bella. Bella tersenyum tipis.

"Syukurlah kalian baik-baik saja," ungkap Bella senang.

"Ini semua berkat dirimu," balas Suzume.

"Xixixi... muncul kandidat baru," ujar Sten. Ia sengaja menggoda Huda.

"Kandidat baru?" tanya Suzume bingung. Ia melirik sejenak ke arah King.

"Lalu dimana Rey?" tanya Huda mengalihkan pembicaraan.

"Dia berada di taman belakang," jawab Bella sambil menunjuk ke lubang berukuran besar.

"Kita harus cepat mengalahkan mereka!" seru Huda kembali semangat membara.

Mereka segera menuju ke arah halaman belakang ISH. Tugas mereka belum selesai untuk mengalahkan Rey, sang Petinggi daten-shi.
.
.
.
.

Hito dan peerage merasakan aura kekuatan yang besar. Mereka juga telah terselimuti sinar putih terang. Kekuatan mereka kembali pulih setelah hampir mencapai batas.

"Ini pasti berkat seseorang yang telah menembus kekkai buatan Huda," pikir Hito.

Ia langsung menghubungi anggota lain untuk mengecek keadaan. "Bagaimana keadaan di sana?" tanya Hito lewat telepati.

"Hoam... bagian barat aman!" jawab pria yang sesekali menguap kecil.

"Bagian timur aman terkendali!" sambung pria kecil yang selalu membawa laptop.

"Di bagian selatan aman, Phenex-sama!" lanjut Hime.

"Utara aman!" tambah wanita yang tengah mengemut permen lolipop.

"Sora?" tanya Hito yang tidak mendengar suaranya.

"Maaf, barat laut aman." jawab Sora yang entah tak jawaban sebelumnya.

"Baik! Sebentar lagi pertarungan akan selesai." seru Hito tenang.

"Iya!" sahut mereka kompak.

Sora yang berada di sisi barat laut terdiam sejenak. Ia merasa sangat familiar dengan aura yang menyelimuti tubuhnya sesaat.

"Apakah ini benar kau?" tanya Sora lirih dan senang bercampur menjadi satu.
.
.
.
.

Di Lapangan ISH...

Mereka yang berada di lapangan juga terselimuti sinar putih terang. Lili yang sebelumnya terpuruk kembali bangkit.

"Aku harus membantu mereka!" seru Lili.

Ia ingin membalaskan dendam atas perbuatan sedikit melakukan kepada dirinya.

"Kau baru saja pulih," ucap Nara datar.

"Tidak apa-apa. Aku merasa lebih baik sekarang!" balas Lili.

"Horohoro...," ujar Perona.

Ia menutup payung miliknya. Lalu berjalan ke arah keduanya.

"Nara?" panggilnya.

"Hmm...," sahut Nara.

"Ayo kita membantu Phenex-sama serta lainnya!" ajak Perona.

Ia sudah tak sabar melakukan sesuatu yang berguna bagi Hito setelah terdiam hampir limabelas menit lamanya.

"Tidak! Aku akan menuruti apa yang di perintahkan oleh Phenex-sama untuk menjaga Lili-sama!" sahut Nara datar.

Perona menggembungkan pipi kesal. Kalau sudah menyangkut perintah, pasti Nara akan melakukan hal itu dengan serius dan tak bisa diganggu gugat oleh siapapun.

"Baiklah! Aku saja yang akan pergi!" sewot Perona kesal.

Ia pun pergi meninggalkan keduanya dengan kesal dan mulai terbang menjauh.

"Apa memang dia selalu begitu?" tanya Lili heran.

"Hmm...," jawab Nara seadanya.

"Hah! Aku dikelilingi oleh orang-orang aneh!" batin Lili sweatdrop.

Di lain sisi, Oki yang pingsan telah sadar. Ia mengerjapkan mata perlahan-lahan.

Saat sudah mendapatkan penerangan yang cukup. Ia dibuat terkejut dengan wajah seorang pria yang memakai kacamata tebal.

"Ehh! Kau?" tanya Oki sedikit menjauh.

"Ada apa?" tanyanya balik. "Beginikah caramu membalas orang yang telah menyelamatkanmu?" lanjutnya.

"Ma-maaf...," jawab Oki tertunduk malu.

"Sudahlah tak apa," sahut pria itu.

"Dimana yang lain? Apakah pertarungan telah selesai?" tanya Oki bertubi-tubi.

"Kau berada di lapangan dan pertarungan masih berlanjut." jawab pria itu tenang.

"Anoo... terima kasih, kau telah menyelamatkanku... Hanamura-san," ucap Oki malu.

"Tak masalah," jawabnya santai.

"Maaf, aku harus menyusul Tuan serta teman-teman!" seru Oki.

"Baiklah! Semoga berhasil!" balas pria yang bernama Hanamura.
.
.
.
.

Rey kembali bangkit. Ia terlihat sangat murka. Aura yang dikeluarkan olehnya mampu membuat tanah menjadi retak dan beberapa pohon roboh.

"Akan kubunuh kalian semua!!!" geram Rey.

Ia berdiri dan melebarkan sayap yang tinggal sepasang saja. Bulu-bulu hitam berterbangan.

Kini mereka telah sampai di hadapan Rey. Rey memandang mereka penuh nafsu membunuh.

"Hahaha... Kalian kembali pulih setelah di tolong oleh wanita veela itu," ucap Rey.

"Tamatlah riwayatmu!" teriak Huda sambil mengacungkan pedangnya.

Di belakang telah berdiri Suzume, Sten dan Bella tentunya yang siap mengalahkan Rey.

Partikel-partikel hitam muncul di sekitar Rey. Lalu semua partikel hitam itu melesat cepat ke arah mereka.

Suzume sudah mengayunkan pedang emasnya terlebih dahulu. Ia juga menggunakan kekuatan bidak knight untuk menambah kecepatan dan kemampuan ahli berpedang.

"Terimalah ini!" serunya.

Cahaya keemasan menyilaukan keluar dari pedang tersebut. Ia berlari dengan kecepatan kilat dan mengayunkan pedang secara vetrikel dan horizontal.

Golden Ziz Zag Slash

Blaar! Blaar!

Partikel-partikel hitam mulai berkurang jumlahnya. Suzume mundur ke belakang. Berikutnya Sten yang melangkah ke depan.

"Xixixi...," tawa khas Sten.

Akar-akar pohon muncul dari bawah tanah. Sten merapalkan sebuah mantera. Kobaran api menjalar ke seluruh tubuh. Ia menggunakan bidak bishop untuk menambah mana yang lebih lagi.

Fire Root Burning

Akar-akar mulai menjalar mendekati tempat Rey hingga melilit kakinya. Rey mencoba melepaskan, namun ia malah terbakar oleh kobaran api.

"Kau takkan bisa membakar diriku!" geram Rey.

Rey menghempaskan kobaran api di tubuhnya. Ia mengepakan sepasang sayap hitam selebar-lebarnya.

"Benarkah?" tanya seseorang yang langsung menendang wajah Rey.

"Cih!" Rey membuang ludah yang tercampur dengan darah.

"Sekali lagi!" seru pelaku yang menendang wajah Rey. Ternyata ia adalah Oki. Ia melesat dengan cepat ke arah sang lawan.

Oki menggunakan kekuatan bidak rook untuk menambah stamina serta pertahanan yang kuat.

Kick of Death

Bugh!

Kali ini Rey sampai terpental cukup jauh. Ia mengusap darah yang kembali keluar di bibir.

"Kau!! Kelinci brengsek!" geram Rey.

"Hihihi... Rasakan itu!" sahut Oki meledek dengan menjulurkan lidah.

Rey menciptakan partikel-partikel hitam yang lebih banyak dan menambah aura kegelapan.

"Ayo kita akhiri ini, Huda-san!" ajak Bella.

Ia melepaksan aura sinar putih yang sangatlah terang. Huda pun sampai menutup matanya.

"Dengan senang hati," balas Huda.
.
.
.
.

"Kalian hanyalah sampah tak berguna!!!"

Tubuh Rey terselimuti aura kegelapan yang pekat. Ia berubah wujud menjadi sesuatu yang menyeramkan.

"Kita tak boleh gentar!" seru Huda.

Ia tengah terbang dengan mengeluarkan aura hitam putih yang kuat. Ia pegang erat pedang miliknya.

Bella sendiri juga sudah berlari kencang ke arah sang malaikat jatuh. Ia mengepalkan kedua tangan erat. Sinar putih terang menyelimuti kedua tangan.

"Hiatt!!" seru keduanya kompak.

Huda sudah berada di atas Rey. Ia mengayunkan pedang dari atas lalu ke bawah dengan cepat.

Bella juga tak mau kalah. Ia mengarahkan kedua tangan, lalu seakan sedang meninju. Pancaran sinar melesat cepat ke arah lawan.

HolyDark Deadly Incision

Blinding White Light

Kedua serangan kuat tersebut bergabung menjadi satu. Dan melesat dengan sangat cepat.

Rey tak tinggal diam. Dalam wujud yang berbeda ia mengerahkan seluruh kekuatan yang ia punya.

Tekanan yang sangat berbahaya membuat Sten, Oki dan Suzume berusaha bertahan agar tetap berdiri dengan tegak.

"Kalian pasti bisa!" seru Suzume memberi semangat.

"Kalahkan dia!" tambah Oki.

"Xixixi... Aku takkan salah memilih bergabung denganmu," sambung Sten.

"Berisik!" teriak Rey penuh emosi.

Endless Darkness

Serangan terakhir dari Rey juga melesat cepat. Kedua serangan saling berbenturan. Huda dan Bella tetap optimis. Rey mulai merasakan dirinya akan kalah. Ia tambah lagi tenaga yang tersisa.

Suzume, Oki dan Sten tak mau kalah. Mereka membantu serangan gabungan milik Huda serta Bella dengan kekuatan bidak masing-masing.

"Hiatt!!!" seru kelimanya serempak.

Duarr!!!

Bomzz!!!

Serangan itu membuat mereka terhempas kuat. Sosok Rey, sang daten-shi mulai lenyap perlahan-lahan.

"Tidakk!! Aku tidak mungkin kalah dari kali-"

Tubuh Rey telah lenyap tak tersisa. Langit yang gelap kini perlahan memancarkan sinarnya kembali.

Hito dan peerage-nya telah melakukan tugas mereka dengan baik.

"Mereka telah berhasil mengalahkan Rey," ujar Hito lega.

"Iya, Phenex-sama," sahut peeragenya.

Mereka pun menghela napas lega dan segera berkumpul ke tempat Huda serta peerage-nya berada.

Lili pun tersenyum senang. Ia semakin tertarik dengan kelompok Lucifer-Jr.

"Ayo kita segera berkumpul!" ajak Lili.

"Hmm...," sahut Nara.

Nara dan Lili langsung menuju ke tempat yang lain.

Perona yang sebenarnya tengah terbang berbelok ke arah halaman belakang. "Horohoro... sudah selesai rupanya," ucapnya.

Hanamura telah hilang entah kemana. Kini semua kembali sedia kala. Keadaan ISH tetap bagus dan bangunan itu berdiri dengan kokoh.

"Selesai sudah," ucap Bella. Ia pun pingsan setelah mengerahkan seluruh kekuatan terpendamnya.

Huda dengan cepat menangkap Bella. "Kau memang hebat," gumamnya.

"Gichù/Tuan!" seru Suzume dan Oki.

Sten sendiri berjalan dengan santai dan mengulas senyum tipis.

"Minna! Kita berhasil!" balas Huda bangga. Ia pun menatap langit yang cerah.
.
.
.
.
.

Bersambung...

Chapter 14 kelar! Horee!!!

Selamat membaca kawan!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top