12 Tiga Iblis
Ketiga keturunan asli dari 72 klan Iblis tengah berkumpul untuk menghadapi salah satu petinggi malaikat jatuh. Dibantu oleh peerage dari Lucifer dan Phenex membuat kekuatan dari kubu Iblis seimbang dengan sang lawan.
"Apa kau sudah siap, Lili?" tanya Hito.
"Iya! Aku selalu siap!" jawab Lili tegas.
"Kita harus mengeluarkan kekuatan semaksimal mungkin untuk melawannya." seru Huda.
"Siap!" jawab keduanya serempak.
Huda sudah siap dengan sebuah pedang berukiran corak batik yang memiliki sisi berwarna hitam dan putih. Pedang itu ia namakan Sword HolyDark.
Hito siap dengan sebuah senjatanya yaitu berupa pedang berukiran seperti kobaran lidah api. Pedang itu dinamakan Sword FlameNix.
Lili siap dengan sebuah senjata berupa Machine Gun berlaras panjang. Dengan design berwarna biru kehitaman. Pistolnya ia beri nama Machine DeathGun.
Ketiganya menatap tajam Rey. Rey sendiri hanya menyeringai lebar.
Ia angkat kedua tangannya ke atas. Sekumpulan bayangan hitam muncul di atasnya.
Rain Blacks
Hujan bola-bola api melesat cepat ke bawah. Mereka menghindari setiap serangan dengan senjata dan jurus masing-masing.
Golden Slash
Suzume menebaskan pedang emasnya. Ia juga menggunakan kekuatan bidak knight untuk mempercepat gerakan ayunan pedang.
Fire Tornado
Sten merapalkan sebuah mantera baru dengan menggabungkan elemen angin dan api. Ia juga menggunakan kekuatan bidak bishop agar memperkuat aliran mana.
Blarr! Blaarr!!
Seperempat serangan hujan bola-bola hitam berhasil dimusnahkan. Para peerage Phenex juga ikut menyerang.
Hime menggunakan sebuah sihir. Ia mempunyai kekuatan untuk menguasai elemen es. Ia rapatkan kedua tangannya erat. Hawa dingin menjalar dari area tubuhnya.
"Rasakan es abadiku ini." ucap Hime.
Ice Frozen
Serangan bola-bola hitam menjadi beku dan hancur dengan begitu mudahnya.
Sora membuka matanya lebar. Pusaran angin muncul di belakangnya. "Badai mengamuk...," ujarnya pelan.
Heavy Strom
Shadow Strock : Glutton
Blarr!! Blaar!!
Pria berkuncir satu panjang muncul tiba-tiba di sebelah Sora. Ia menyatukan beberapa jari seperti seorang ninja. Bayangan dirinya membesar dan membentuk sebuah serangan.
"Kau ini!" seru Sora kesal.
"Apa?" tanya pria itu datar.
"Tch! Menyebalkan sekali!" umpat Sora geram.
Pria di sebelahnya hanya menatap datar. Ia merupakan seorang keturunan ninja asli. Posisinya di keluarga Phenex sebagai bidak knight. Ia bernama Kagemoto Nara.
Anggota yang lain menggeluarkan serangan andalah mereka, baik fisik maupun jurus. Semua serangan milik Rey berhasil di musnahkan tanpa tersisa.
.
.
.
.
Ketiga keturunan 72 Klan Iblis menyerang di saat gangguan sudah dilenyapkan. Mereka terbang dengan sayap yang terlihat gagah dan beraura kuat.
"Kalian mau menyerangku secara bersamaan. Baiklah, aku kalahkan dengan sekali serangan." ucap Rey sombong.
Ia mengangkat kedua tangan kembali ke atas. Muncul gumpalan berwarna hitam pekat. Ia turunkan secara perlahan salah satu tangan.
Meteor Black
Ternyata ia menjatuhkan hujan meteor hitam. Huda, Hito serta Lili mengarahkan senjata mereka.
"Kau jangan sombong dulu!" seru Huda.
Ia ayunkan pedangnya secara horizontal. Sekilat cahaya dan kegelapan keluar dari bekas ayunan pedang. Putih dan hitam menjadi satu padu.
HolyDark Kill
"Aku takkan kalah darimu." ujar Hito.
Ia arahkan pedang lurus ke depan. Api merah menyelimuti seluruh pedangnya. Ia melakukan gerakan tusukan. Api merah pun menerjang lurus.
Enternal Fire
Lili angkat pistolnya ke udara. Cahaya berwarna perak berkumpul di moncong pistol. Ia tarik pelatuk dengan cepat. Satu peluru keluar dan terbagi menjadi beberapa jumlah peluru.
Machine Bullet Star
Ketiga serangan berbeda melesat kilat ke arah batu meteor hitam.
Duarr!!!
Desiran angin dan sekumpulan debu bertebaran di udara. Sedikit demi sedikit mulai terlihat kembali.
.
.
.
.
Sosok Rey sudah tak ada lagi di tempatnya. Mereka langsung mencari keberadaannya.
"Kalian mencariku?" tanya Rey yang muncul tiba-tiba di belakang Lili. Sontak Lili mengacungkan pistolnya ke arah Rey.
"Kau kasar sekali, nona." ujar Rey.
Ia langsung menyerang Lili dengan bola hitam yang sudah berkumpul di tangan.
Duarr!!
Lili terdorong jatuh ke bawah untuk kedua kalinya. Ia merasa kecewa akan dirinya sendiri.
"Aku masih lemah...," gumamnya.
Salah satu peerage Phenex menangkap tubuh Lili tepat waktu. Ia mendarat dengan perlahan, lalu menaruh tubuh Lili pelan.
"Apa kau tidak apa-apa, Lili-sama?" tanya Nara.
Namun Lili tak menjawab. Tatapan ia seakan kosong. Pistolnya pun terlepas begitu saja dari pegangannya.
"Sebaiknya kau beristirahat di sini dulu, Lili-sama." ucap Nara.
Hito dan Huda yang melihat Lili yang dikalahkan menatap tajam Rey. "Ada apa?" tanyanya sok polos.
Sosok Rey menghilang lagi. Hito memejamkan mata lalu berpikir berkosentrasi.
"Kau tak perlu melakukan itu." ujar Rey di samping Hito.
Hito tak menggubrisnya. Ia tetap fokus.
Saat Rey akan menyerang Hito. Ia dikejutkan oleh serangan sebuah benda payung.
"Jangan pernah menyentuh, Phenex-sama!" seru wanita berpakaian gothic.
"Hahaha... kau lebih cocok bergabung denganku, nona." sahut Rey santai.
Dari arah samping, Hito menyerang menggunakan pedang apinya menerjang Rey yang tengah lengah.
Burning Breath
Kobaran api besar melesat cepat ke arahnya. Rey menatap serangan itu dengan bosan.
Ia hanya menggunakan satu tangan untuk menerima serangan tersebut. Pusaran hitam muncul dan langsung melenyapkan serangan milik Hito.
Kedua mata Hito melotot lebar. Ia tak menyangka serangan andalannya dapat di lenyapkan dengan mudahnya.
"Phenex-sama...," ujar wanita gothic itu lirih.
Hime yang terbawa emosi menerjang dengan es miliknya.
Ice Spear
Ia menciptakan sebuah tombak yang terbuat dari es. "Hahaha... serangan dengan emosi hanya membuat tenaga sia-sia saja." ucap Rey.
Dengan satu bola hitam saja. Tombak es berhasil dimusnahkan. Ia menerjang cepat ke arah Hime.
"Kau berikutnya...," bisik Rey.
Tetapi Hito sudah berada di depan Hime untuk melindunginya.
Duarr!!
Hito terlempar ke belakang. Wanita gothic dan Hime menahan tubuh King nya dengan perasaan sedih.
.
.
.
.
Di kediaman Rumah Suzume...
Bella merasakan sangat cemas sekali. Ia baru saja menjatuhkan sebuah gelas saat sedang mencuci piring tak sengaja.
"Kenapa perasaanku ini tak enak?" tanyanya pada diri sendiri.
Tiba-tiba ia melihat bayangan bahwa Huda dan teman-teman lainnya dalam bahaya. Ia segera bergegas menuju ke arah IHS.
Sekitar 30 menit ia berlari tanpa henti, ia berhenti di depan gerbang sekolah. Ia mengatur napas sejenak.
"Hosh... hosh... Aku melihat ada sebuah penghalang di sini." ucapnya masih ngos-ngosan.
Ia sentuh penghalang tersebut. Lalu penghalan itu terbuka sedikit demi sedikit.
"Aku harus segera masuk!" seru Bella.
Setelah ia masuk ke dalam. Penghalang itu tertutup rapat kembali.
Di tempat pertarungan...
Huda dan beberapa orang merasakan ada sebuah energi yang masuk ke dalam kekkai.
"Pelindung buatanku berhasil di tembus." gumam Huda terkejut.
Tapi ia merasa tak asing dengan energi ini. "Ahh! Tak mungkin!" serunya sedikit berteriak.
Suzume dan Sten yang mengerti akan keterkejutan ini segera mencari keberadaan seseorang yang mereka kenal.
"Wah... sepertinya ada tamu yang tak di undang di sini." kata Rey menyeringai.
Ia segera menghilang dan menemui sosok tamu yang tak di undang.
"Dia dalam bahaya!" seru Huda.
Ia terbang dengan sangat cepat untuk melindungi orang yang telah mencuri hatinya.
Mereka yang terlihat bingung, segera menyusul kemana peerage Huda pergi.
"Aku akan menyusul mereka. Nara! Perona! Kau jaga Lili di sini!" perintah Hito tegas.
"Ta-tapi...," protes wanita gothic yang bernama Perona. Saat melihat tatapan King, ia akhirnya menurut.
"Baik, Phenex-sama!" sahut keduanya.
Hito, Hime, Sora dan tiga orang lainnya terbang menyusul ke arah gerbang sekolah.
Di depan Gerbang Sekolah...
Bella nampak bingung mencari keberadaan teman-teman. Ia melihat ke kanan dan ke kiri.
Tiba-tiba satu sosok malaikat jatuh, bawahan Rey menghalangi dirinya.
"Akan ku bunuh kau!" serunya mengancam.
Ia langsung menyerang Bella menggunakan tombak hitam.
Green Roots
Muncul beberapa akar hijau yang berhasil menangkap tombak hitam itu hingga hancur berkeping-keping.
Golden Slash
Tebasan pedang emas mengarah ke malaikat jatuh tersebut. Ia pun langsung lenyap seketika.
Ternyata pelaku serangan itu adalah Sten dan Suzume. Bella yang melihat mereka tersenyum senang.
"Teman-teman...," panggilnya riang.
"Bella! Kau harus pergi dari sini sebel-"
Ucapan Suzume terpotong. Rey sudah berada di belakang Bella dan mengurungnya.
"Ehh!" jerit Bella terkejut.
"Hahaha... tamu tak di undang sudah berhasil kutangkap." ujar Rey sombong.
Huda yang sudah sampai menatap benci ke arah Rey. "Cepat lepaskan!" teriaknya penuh amarah.
"Hahaha... Kalau kau ingin gadis ini selamat. Kau harus berhasil mengalahkanku!" sahut Rey menantang.
Huda terlihat sangat geram. Ia mengutuk dirinya yang tak datang tepat waktu.
.
.
.
.
.
Bersambung...
Oke! Chapter 12 telah selesai!
Selamat membaca! 😎😁😉😊😀
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top