08 Kekuatan
Tombak yang di selimuti angin hancur berkeping-keping. Tapi itu belum seberapa, karena sekitar lima tombak berbeda elemen kembali melesat ke arah Suzume.
"Hah!" Ia menghembuskan napas kasar.
.
.
.
.
.
Suzume menyadarkan tubuh di salah satu pohon. Ia mengatur napas sejenak. Ia melirik ke arah depan.
"Sudah tidak ada...," gumam Suzume pelan.
Syutt!
Sebuah tombak melesat dari arah belakang. Suzume segera menyadarinya. Ia menuduk. Tombak itu menancap di pohon ia bersandar.
"Fiuh... Untung saja." ucapnya.
Dari empat mata angin muncul kembali tombak-tombak yang diselimuti aura gelap.
Suzume diam sejenak. Ia merasakan kekuatan aneh mengalir di tubuhnya.
"Hmm... Aku merasakan energi yang besar." gumamnya.
Ia mengenggam pedangnya erat. Ia menggunakan kekuatan dari bidak knight.
"Hiatt!!!" Serunya semangat.
Suzume mengayunkan pedang dengan berputar 360°. Kedua tombak berhasil di hancurkan. Tersisa dua lagi.
Ia berlari cepat seperti sebuah kuda. Ia membentuk huruf L besar.
Golden Knigth Slash
Trang!
Trang!
Kedua tombak itu berhasil terbelah menjadi dua bagian. Suzume tersenyum tipis.
"Jadi, ini kekuatan sebenarnya dari bidak knigth." ujar Suzume senang.
"Aku baru menyadarinya. Aku bisa berlari dengan cepat seperti kuda dan mengayunkan pedang seperti ksatria handal." lanjutnya.
Tiba-tiba Huda muncul di hadapannya. Ia terbang di atas langit.
"Gichù...," panggil Suzume riang.
"Kau telah menggunakan kekuatan bidak knigth dengan baik." puji Huda.
"Terima kasih, Gichù." sahut Suzume bangga.
"Sekarang mari kita bertarung." tantang Huda.
"Dengan senang hati..." balas Suzume. Ia sudah siap mengayunkan pedangnya erat.
.
.
.
.
Di tempat Sten...
Sten tengah beristirahat duduk di sekumpulan batu besar. Ia memandang lingkungan sekitarnya.
"Fiuh... Ini cukup melelahkan." gumam Sten.
Ia mengoyang-goyangkan tongkat sihirnya pelan. Ia tak menyangka bisa berada di Jepang untuk mencari keberadaan keturunan Lucifer Jr. Lalu bertarung dengannya dan berakhir menjadi salah satu bidaknya.
"Xixixi... Hidup ini memang menarik." kata Sten tertawa.
Beberapa anak panah dan tombak melesat ke arahnya. Sten segera berdiri dan merapalkan sebuah mantera.
Sebuah dinding terbuar dari api merah melindungi dirinya.
Wall of Flame
Syutt!
Trang!
Namun, sebagian anak panah dan tombak berhasil menembus dinding api miliknya. Ia segera melakukan gerakan mundur.
"Xixixi..." tawa khas Sten.
Jubah milik Sten berkibar terkena hembusan angin. Ia menatap tajam ke arah serangan tersebut.
"Keluarlah kekuatan bidak bishop dari dalam tubuhku." ucap Sten.
Ia merasakan aura sihir yang lebih kuat. Ia tersenyum tipis.
"Sepertinya aku bisa menggunakan kekuatan elemen lainnya." ujarnya pelan.
Di tangan kanannya keluar pusaran angin kecil lalu di tangan kirinya keluar api yang membara.
Kedua tangan miliknya ia jadikan satu. Pusaran api dan angin saling menyatu.
Flaming Tornado
Pusaran api angin tornado berputar dengan kencang. Anak panah dan tombak berhasil tersedot ke dalam pusaran dan hilang dalam sekejap.
"Xixixi... Keluarlah kau, Lucifer Jr!" seru Sten.
Lalu nampak sosok Huda dengan keempat sayap yang berbeda warna itu mengembang besar.
"Kau memang hebat. Mari kita bertarung dengan kekuatan barumu itu." ucap Huda.
"Xixixi... Aku takkan kalah darimu, Lucifer Jr." balas Sten.
.
.
.
.
Ketiga bidak atau peerage milik Huda sudah menguasai kekuatan dari arti bidak yang tertanam di dalam tubuh mereka masing-masing.
Pertarungan ketiganya pun berjalan dengan lancar walau pemenangnya adalah Huda, sang King. Tetapi mereka menikmati pertarungan dengan rasa senang dan semangat.
"Huahh! Latihan kali ini sangat melelahkan." ujar Oki. Ia merebahkan tubuh di lantai.
Kini mereka sudah kembali di dalam Klub Pustakawan. Latihan yang dibuat oleh Huda sudah selesai 1 jam yang lalu.
"Xixixi... Aku merasa lebih kuat dan mengetahui arti dari bidak Bishop." ucap Sten.
Suzume selesai meminum segelas air putih. Ia tersenyum tipis.
"Iya, aku bisa melesat dengan cepat dan teratur." sambung Suzume.
"Kalian memang yang terbaik. Aku melakukan hal ini bukan untuk kepentingan pribadi, tapi untuk menghadapi lawan yang lebih kuat dari sebelumnya." jelas Huda.
Ia tengah menyederkan tubuh di dinding. Ia terlihat sangat senang atas meningkatnya kemampuan para anggota keluarga barunya.
"Terima kasih banyak, Tuan. Aku akan memberikan hadiah untukmu yaitu pijatan yang nikmat." ujar Oki.
Suzume tak mau kalah. "Aku akan membuatkan makanan enak yang pernah ada untukmu, Gichù!" serunya tak mau kalah.
Kedua wanita itu saling menatap tajam satu sama lain. Percikan listrik dan aura yang menyeramkan terpancar dari keduanya.
"Xixixi... pertempuran akan segera di mulai." ucap Sten terhibur.
Huda merinding seketika. Ia pun merencanakan untuk kabur dari kedua wanita itu.
Saat ia akan melangkah pergi. Kedua wanita itu menatap tajam ke arahnya.
"Mau kemana Gichù/Tuan?!" Tanya keduanya serempak.
"A-aku in-ingin ke toilet..." jawab Huda terbata-bata.
Ia mengeluarkan cahaya terang, lalu saat cahaya itu menghilang sosok Huda tak ada di sana.
"Dia pergi!" seru Oki kesal.
"Ini semua gara-gara kau, maniak wortel!" tuduh Suzume geram.
"Apa?! Dasar wanita pedang!" balas ejek Oki.
"Kau menantangku, hah!" geram Suzume. Ia telah mengeluarkan pedang emas miliknya.
"Tch! Baiklah, aku takkan kalah darimu!" sahut Oki. Ia juga telah berubah menjadi wujud beast-human.
"Menakutkan!" kata Sten merinding.
Sten berpikir untuk pergi dari sana, sebelum dirinya menjadi korban. Ia merapalkan mantera dan membuat dirinya menghilang dalam sekejap.
Pertarungan antara Oki dan Suzume pun berlangsung dengan menghancurkan hampir sebagian ruang Klub Pustakawan hingga tak berbentuk lagi. Untung saja murid-murid serta para guru telah pulang. Jadi, sekolah ISH sekarang dalam keadaan sepi.
.
.
.
.
Malam telah tiba...
Huda sedang mengamati keadaan desa tempat ia tinggal. Walaupun daerah ini terpencil namun banyak pedatang dari luar menaruh nasip dari sini, termasuk para makhluk supranatural.
"Keadaan seperti ini kapan akan kembali seperti dulu." gumam Huda.
Duarr!!
Terdengar suara ledakan dari arah barat. Ia pun terbang mengarah ke sumber ledakan tersebut.
Sampainya di sana, ia melihat seorang wanita tengah di kejar oleh makhluk mitologi yaitu Centaur, sejenis setengah manusia setengah kuda.
"To-tolong a-aku..." ucapnya lirih.
Salah satu kakinya terkilir akibat menghindari serangan dari Centaur tersebut. Centaur itu melepaskan sebuah anak panah.
Anak panah melesat dengan cepat hingga beberapa centimeter lagi mengenai tepat di jantung wanita itu.
Trang!!
Serangan tersebut di hentikan dengan mudahnya oleh Huda yang sudah muncul di hadapan mereka.
"Menyerang wanita lemah, sungguh menyedihkan." ucap Huda datar.
Centaur merasa geram bahwa serangannya dengan mudah di gagalkan. "Jangan campuri urusanku, Lucifer Jr!" sewotnya.
"Takkan kubiarkan kau membuat kekacauan apalagi membunuh di desa ini!" balas Huda dingin. Ia menatap tajam sang Centaur.
Centaur tersenyum mengejek.
"Cih! Kau akan menyesal telah mengganggu kesenanganku ini!"
Ia pun melesat dengan cepat. Ia melepaskan kembali beberapa anak panah yang sudah di berikan semacam racun di ujungnya.
Huda tersenyum tipis. Ia menutup dirinya menggunakan keempat sayap.
"Hahaha..." Centaur tertawa.
Huda bingung melawan lawannya tertawa.
"Argghh!!" rintih wanita dibelakangnya.
Ia terlihat tengah memegang tangan kirinya yang terdapat sebuah luka sayatan. Di area luka tersebut, warna kulitnya berubah kehitaman.
"Sial! Aku terlalu fokus dengannya." gumam Huda kesal.
Ia segera mendekati wanita tersebut. Tapi, Centaur melepaskan kembali anak panah.
"Aku harus membereskan dia terlebih dahulu." ucap Huda.
Ia menciptakan sebuah anak panah berwarna putih bercahaya terang.
Holy Arrow
Anak panah suci berubah menjadi banyak. Panah milik Centaur dengan mudahnya dikalahkan.
Serangan panah suci Huda melesat hingga menancap beberapa anggota tubuh Centaur.
"Arrghh!!" teriaknya kesakitan.
Ia berusaha melepaskan anak panah tersebut. Namun, saat memegangnya tangan dia malah terbakar.
"Ka-kau!!!" geram Centaur.
Huda tersenyum tipis. Ia melebarkan keempat sayap, lalu bulu-bulu hitam menerjang Centaur.
Darkness Fur
Centaur pun tak bisa mengelak. Dalam sekejap ia telah lenyap menjadi sebuah abu lalu tertiup angin.
Huda segera mendekati wanita tersebut. Wanita itu memandang sekilas wajahnya, lalu dia pingsan di pelukan Huda.
"Sial! Racunnya sudah menyebar sampai ke organ dalam." ucap Huda.
Ia pun langsung membawa wanita tersebut ke apartement miliknya untuk mendapatkan langsung pengobatan. Ia terbang dengan cepat seperti kilatan cahaya.
.
.
.
.
.
Bersambung...
Wokeh! Chapter ke 8 sudah selesai. 😁
Semoga para readers terhibur dan menikmatinya 😊😆
Selamat membaca 😎😉
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top