¹² Stalker
.
.
Proffesor Lupin memanggilmu, dan kau setuju untuk mengikutinya. Professor Lupin adalah orang yang baik. Kau mau mempercayai hal itu, dan akan mempercainya. Kau mengikuti dari belakang, hingga ke menara jam dimana kaca yang memisahkan dengan udara luar tampak bergetar hebat karena cuaca yang tidak bersahabat.
"Kudengar kau terluka."
"Ah, tetapi sudah membaik Professor. Aku hanya perlu beristirahat saja," kau mengangguk mencoba meyakinkan Lupin. Sepertinya Lupinpun tidak begitu percaya dengan itu. Sepertinya ia tidak tahu jika kau mengetahui Werewolf itu adalah dirinya. Sedikit kasihan melihat Lupin yang menatap luka-luka di tubuhmu dengan tatapan penuh rasa bersalah.
"Proffessor, apakah anda tahu sesuatu?" Lupin menatap wajahmu saat kau mengatakan hal itu, "semua orang mengatakan jika anda adalah orang yang baik. Bahkan saudaraku Draco mengatakan hal yang sama dengan caranya sendiri. Ia selalu mengatakan Professor itu terlalu baik hingga terlihat sangat lemah. Aku tidak yakin ia bisa mengajar pertahanan ilmu hitam dengan baik."
"Benarkah? Aku tidak merasa seperti itu."
...
"Luka ini, bukan kesalahan anda Professor," Lupin menyerengit mendengar perkataanmu.
"Kau hanya tidak mengerti Miss Malfoy, luka itu--"
"Aku sangat mengerti Professor, dan aku tidak mengubah perkataanku sedikitpun. Ini bukan kesalahanmu," Lupin membulatkan matanya. Sepertinya ia sudah bisa menangkap jika kau mengetahui kenyataan jika ia adalah seorang manusia serigala.
"Miss Malfoy--"
"[Name]!" suara itu membuat keduanya menoleh dan menemukan Fred, George, Ron juga Hermione disana. Pembicaraanmu dan juga Lupin begitu saja selesai, menggantungkan Lupin yang belum yakin 100% jika kau mengetahui rahasianya.
"Pertandingannya sudah selesai? Lebih lama daripada yang kuduga."
"Ada kecelakaan," dahimu berkerut mendengarkan perkataan Hermione, "Harry terjatuh saat berusaha mengejar Snitch."
¹²¹²¹²
"Lima belas meter kurasa. Beruntung tanahnya lembek dan Professor Dumbledore memperlambat jatuhnya dengan mantra."
Fred menceritakan padamu sambil kalian berjalan bersama George, Hermione, dan Ron. Tentu saja mereka berempat hanya mencarimu sebelum memutuskan untuk kembali ke ruang kesehatan dimana Harry dirawat. Kau mendengarkan cerita lengkapnya bagaimana pertandingan itu menyusahkan.
Badai mengganggu pandangan, dan Cedric adalah Seeker yang handal--kau tidak terkejut; saat kau berbicara tentang Quidditch di hari pertamamu bertemu dengan Cedric, passionnya bisa disamakan antara Harry dan juga Oliver. Yang lebih mengejutkan adalah bagaimana Dementor datang ke lapangan dan menyerang Harry, membuat Dumbledore sangat marah.
"Apakah tidak apa kalian berdua pergi ke ruang kesehatan dengan kondisi seperti sekarang?" kau bertanya karena melihat lumpur yang mengotori seluruh tubuh mereka.
"Kami hanya akan memastikan jika Harry baik-baik saja."
"Aku malah lebih mencemaskan Oliver. Tidakkah kalian ingin mengecek apakah ia benar sedang menenggelamkan dirinya atau tidak?" Oliver sangat terobsesi dengan Quidditch. Ia yakin kekalahan Gryffindor adalah tamparan keras untuknya terlebih ini adalah tahun terakhirnya.
"Ia akan baik-baik saja, tidak akan mati hanya karena itu. Setidaknya ia akan berpikir jika ia mati sekarang ia tidak akan bisa bermain Quidditch nanti," Fred bercanda mengatakan hal itu dan kau hanya menyikutnya.
"Ngomong-ngomong bagaimana kau bisa tahu kalau aku berada di menara jam?"
"Benar juga, kita sama-sama masuk ke dalam dan tidak tahu jika [Name] akan berada dimana," Hermione dan Ron mengangguk-angguk, "Fred dan George yang langsung memberitahu dimana keberadaanmu."
"Hmmm, sepertinya kami tertular kesaktian Professor Trelawney," Fred bergumam sambil menaruh tangannya di dagu.
"Jangan bercanda."
Si kembar hanya tertawa.
¹²¹²¹²
Harry baik-baik saja meski ia terpukul telak dengan kekalahan Gryffindor. Ia merasa bersalah karena tidak mampu untuk menangkap Snitch terlebih ia tahu jika itu adalah pertandingan terakhir Oliver di Hogwarts. Setelah memastikan ia baik-baik saja, keseharian mereka kembali seperti semula.
"Kalau sampai Snape lagi yang mengajar, aku tidak akan masuk karena sakit," sepertinya Ron sangat trauma karena disuruh untuk membersihkan pispot kamar mandi tanpa menggunakan sihir oleh Snape. Kau hanya tersenyum mendengar itu.
Meskipun tanganmu masih diperban, kau sudah cukup bisa bergerak bebas meski terbatas.
"Aku akan melihat dulu siapa yang ada didalam," kau membuka pintu perlahan, melihat kearah dalam dimana sudah banyak murid yang duduk disana. Kau bisa melihat siapa didepan kelas, Professor Lupin yang tersenyum dan mendengarkan suara-suara mereka yang protes dengan ketidakhadiran dari beliau.
"Sungguh tidak adil, dia kan cuma guru pengganti, kenapa dia memberi PR?"
"Kami sama sekali tidak tahu-menahu tentang manusia serigala..."
"...dua gulung perkamen!"
"Apakah kalian memberitahu Profesor Snape kita belum mempelajarinya?" Lupin bertanya, dahinya mengernyit. Celoteh ramai terdengar lagi.
"Ya, tapi dia bilang kami ketinggalan..."
"...dia tak mau dengar..."
"...dua gulung perkamen!"
Profesor Lupin tersenyum melihat kemarahan di wajah semua muridnya. Kau berpikir bagaimana perasaan Lupin mengingat sepertinya Snape juga mengetahui jika Lupin adalah seorang Werewolf. Jika tidak ia tidak mungkin memberikan ramuan Wolfsbane pada Lupin saat kau dan Harry berada di ruangan Lupin.
"Jangan khawatir. Aku akan bicara dengan Profesor Snape. Kalian tidak perlu membuat karangan itu."
"Yaaah..." kata Hermione kecewa, "Aku sudah selesai mengerjakannya!"
Kau tertawa, tipikal Hermione sekali. Kau juga sebenarnya sudah membuat sebagian dan mungkin akan selesai jika yang lain tidak memaksamu untuk beristirahat. Semua memandangi Hermione seolah ia adalah seorang yang gila.
"Kalau begitu aku akan menambahkan poin 10 untuk Gryffidor jika esai yang dibuat oleh Ms. Granger bagus," jawab Lupin tidak enak mendengar itu. Hermione tampak senang mendengarnya, berjalan dengan segera sambil memberikan dua gulung perkamen pada Lupin.
Pelajaran yang menyenangkan kembali dilakukan oleh mereka bersama dengan Lupin. Kau bisa melihat diantara senyuman ramah itu, Lupin tampak kelelahan. Mungkin kurang tidur terlihat dari kantung mata yang tebal dibawah mata. Setelah penyerangannya terhadapmu, memang masih ada 2 hari purnama muncul.
Pasti itu sangat melelahkan.
¹²¹²¹²
Kau dan juga Hermione tampak berbincang sambil membaca materi ramuan yang akan diajarkan setelah pelajaran ini. Seperti biasa, belajar terlebih dahulu sebelum kelas dimulai. Sudut yang kalian gunakan cukup terpencil, dibagian belakang perpustakaan dan di pojok.
Karena mereka tidak ingin Madam Pince sampai menegur mereka karena berisik. Telinga wanita itu tajam, bahkan jika mereka berdua berbisik sedikit keras saja wanita itu akan menegur mereka.
"Kau berhasil membuat Polyjuice saat tahun kedua? Aku benar-benar kagum dengan cara belajarmu Mione. Kau yakin sebelum kau masuk Hogwarts kau tidak pernah berlatih sihir?"
"Kau berlebihan [Name], lagipula kurasa kau juga bisa melakukannya."
"Tetapi aku memang sudah mendapatkan pelajaran sejak kecil, dan kau--"
"[Name]!" hentakan di bahu dari dua tangan membuatmu tersentak. Kau menoleh untuk menemukan Fred dan George yang berada di belakangmu tiba-tiba, "pantas saja saat kau mengatakan terkadang kau diperpustakaan kami tidak bisa menemukanmu."
"Bagaimana kau bisa tahu kami disini?"
"Insting kami sekarang akan lebih kuat, kau tidak akan pernah bisa bersembunyi dari kami."
Mengingat kau pernah menghilang dan baru ditemukan satu hari kemudian, tentu saja wajar jika kau tidak percaya. Namun, kau tersenyum dan mengangguk pada Fred dan George.
¹²¹²¹²
Kau berpikir jika apa yang dikatakan oleh Fred dan George adalah candaan mereka saja. Tetapi, semakin hari setelah hari itu, semakin ia merasa jika keduanya benar-benar bisa mengetahui dimana ia berada. Saat kau sedang membantu Madam Sprout untuk membersihkan tanaman, ataupun saat kau meminta pelajaran tambahan pada Professor Flitwick yang bahkan Golden Trio tidak tahu dimana, Fred dan George selalu menjemputmu setelah itu.
"Hei [Name]!" Kau melihat Fred yang tampak sudah menghadangmu di menara Astronomi saat kau sedang mencari tempat untuk membaca yang sunyi dan sendirian. Tidak ada George saat itu, dan kau hanya bisa tersenyum canggung, "membaca buku lagi di menara? Kemarin kau juga berada disini jam 11 siang sebelum makan."
"Jujur padaku Fred, apakah kau berubah profesi menjadi penguntit?"
...
Bukannya tersinggung, Fred tampak pertama bingung sebelum tertawa kencang.
"Kau lebih percaya jika aku adalah penguntit daripada peramal seperti Professor Trelawney?"
"Kau tidak cocok jadi peramal," kau mengerutkan dahinya, Fred tampak sedikit tersinggung dan hanya tertawa pelan, "jadi, bagaimana kau bisa tahu beberapa minggu ini aku dimana, terkadang bersama dengan siapa, dan kapan."
Fred baru akan mengatakan sesuatu, kemudian menutup mulutnya dan menyunggingkan senyuman penuh arti.
"Itu karena aku selalu memikirkanmu, jadi aku seperti bisa menebak dimana keberadaanmu."
...
Kau membutuhkan waktu beberapa detik untuk mencerna kata-kata dari Fred, dan kau hanya menatapnya datar. Kau sudah terbiasa dengan rayuan Fred, namun kau sendiri tahu jika Fred hanya menggodamu dan memperlakukanmu sama seperti Hermione dan Ginny.
"Kau pernah berbicara seperti ini pada berapa orang perempuan Fred?"
"Eh, aku tidak mengerti apa yang kau katakan," Fred tersenyum tanpa rasa bersalah. Kau hanya memutar bola matamu dan berbalik akan meninggalkan Fred disana sebelum Fred menghentikanmu, "aku hanya bercanda, kau mau tahu bagaimana aku dan George bisa menemukanmu?"
"Hm?"
¹²¹²¹²
"Apa ini?"
Fred membawamu ke tempatnya dan juga George. Di dekat halaman belakang, dimana George segera memberikan sebuah perkamen usang yang terlipat padamu.
"Ini."
"Adalah rahasia bagaimana kami bisa menemukanmu."
Apa yang bisa dilakukan sebuah perkamen tua kosong seperti ini?
"Kau pasti berpikir apa yang bisa dilakukan perkamen tua ini? Kau tidak akan menyangka [Name], Fred kupersilahkan," George menatap kembarannya yang sudah mengeluarkan tongkat sihirnya dan mengayunkannya sambil berdehem.
"I solemnly swear that I am up to no good," seperti sebuah mantra Fred mengucapkannya. Perlahan, perkamen tua itu tampak tergambar menjadi sebuah peta dengan nama-nama orang yang bergerak kesana kemari. Semua bagian yang tampaknya dipenuhi oleh para guru juga para murid.
"Benda... apa ini?"
"Ceritanya akan panjang [Name], kau tahu waktu kami kelas satu—masih kecil, tak ada yang dipikirkan, dan lugu," kau memutar bola matamu, meragukan apakah Fred dan George pernah menjadi anak lugu.
"...yah, lebih lugu daripada sekarang—kami mendapat kesulitan dengan Filch."
"Kami meledakkan Bom Kotoran Binatang di koridor, dan entah kenapa itu membuatnya marah," siapapun akan marah kalau melihat kotoran binatang memenuhi koridor terutama Filch yang harus membersihkannya.
"Jadi kami digiring ke kantornya dan dia mengancam kami dengan bermacam hukuman..."
"...detensi..."
"...kuras perut..."
"...dan kami mau tak mau melihat salah satu laci di salah satu lemari lacinya yang diberi label Barang Sitaan dan Sangat Berbahaya."
"George mengalihkan perhatiannya dengan meledakkan Bom Kotoran Binatang lagi, sedang aku menarik terbuka laci itu dan kusambar benda ini."
Ceritanya menarik, tetapi yang lebih menarik perhatianmu adalah empat nama yang ada di bagian depan peta tersebut. Diatas tulisan "Marauder's Map".
"Moony, Padfoot, Wormtail, dan Prongs," sepertinya mereka yang membuat peta ini. Benar-benar lengkap hingga bagian terkecil yang bahkan kau tidak tahu ada dan bisa menyambung keluar.
"Kami benar-benar berterima kasih pada mereka."
"Orang-orang yang mulia, bekerja tak kenal lelah untuk membantu generasi baru pelanggar peraturan," sepertinya si kembar sudah mendapatkan idolanya. Kau juga bisa membayangkan keempat pembuat peta ini mirip dengan si kembar pembuat onar.
"Jadi, ini aku dan kalian berdua," kau menunjuk namamu, Fred, juga George. Lalu kau juga menemukan Harry, Ron, juga Hermione yang tampak sedang bersama berada di rumah Hagrid. Draco sedang bersama dengan Pansy juga Blaise dan yang lainnya.
"Syukurlah, kukira kalian berdua sudah berganti profesi menjadi penguntit. Tetapi, kenapa kalian tidak menggunakannya saat aku menghilang?"
"Alasan pertama kami sudah menghapal peta itu hingga peta ini sudah jarang menggunakannya."
"Dan kedua, saat kami menggunakannya kau sudah berada diluar jangkauan peta," sepertinya bagian shrieking shack tidak termasuk di peta ini. Kau mengangguk-angguk, dan memperhatikan dengan pandangan penuh kagum pada peta di tanganmu.
"Tetapi kenapa kalian menggunakannya lagi dengan sering beberapa hari ini?"
"Itu karena aku tidak ingin sampai kau menghilang dan dalam bahaya lagi," huh? Kau menoleh dengan cepat kearah Fred yang menatapmu khawatir. Kutolehkan wajahku ke George yang tersenyum dan mengangguk.
Jadi, mereka melakukannya untukmu?
"Aku... aku akan lebih berhati-hati, sungguh. Lagipula kemarin aku hanya lengah karena tidak membawa tongkat," kau memalingkan wajahmu dari Fred dan George, tidak ingin mereka melihat wajahmu yang memerah karena perkataan mereka. Selain Draco, tidak ada yang pernah menghawatirkanmu seperti si kembar menghawatirkanmu.
Dan, sial...
'Jantungku rasanya seperti akan meledak.'
¹²¹²¹²
Hari ini, semua orang bergembira karena natal akan datang dan mereka mendapatkan kesempatan untuk pergi ke Hogsmeade kembali. Tentu saja untuk yang memiliki surat izin, yang artinya kau dan juga Harry tidak bisa pergi. Sebenarnya kau ingin, tetapi kau lebih tidak ingin mencari masalah dengan kabur dari sekolah.
Apalagi Dementor dimana-mana, kau tidak yakin kau bisa melangkahkan kakimu sejengkal saja tanpa diketahui oleh para pengajar.
"Hei [Name], hati-hati dengan sekelilingmu. Peluru datang!"
Kau sedang membaca buku sambil berjalan saat suara Fred membuatmu menoleh. Namun, yang kau dapatkan malah sebuah bola salju yang telak mengenai wajahmu.
"Kami sudah memperingatkan."
"Jangan salahkan kami."
"Ow, apa yang kalian lakukan disini? Kenapa tidak ke Hogsmeade?" lemparan mereka cukup keras. Benar-benar Beater andalan Gryffindor. Hidungmu sampai merah karena itu. Kau melihat Fred dan George yang sedang membuat boneka salju, dan menghampiri mereka berdua.
"Kami sudah beberapa kali pergi ke Hogsmeade, dan kami bisa saja pergi belakangan."
"Jangan terlalu sering menggunakan Peta Marauders, nanti akan ada yang curiga," si kembar hanya nyengir saja. Pada akhirnya, kau ikut membuat boneka salju bersama-sama, "aku kasihan pada Harry."
"Kenapa?"
"Kau tahu, setelah natal kurasa aku bisa saja pergi ke Hogsmeade setelah meminta tanda tangan dari ibu atau ayahku. Namun kurasa, mendengar bagaimana perlakuan paman dan bibi Harry, agaknya susah jika ia harus meminta tanda tangan dari mereka," ketiganya berpikir sambil masih memainkan boneka salju kalian, "oh, bukankah Harry memiliki jubah tembus pandang? Kurasa ia bisa diam-diam pergi ke Hogsmeade."
"Kau terlalu banyak bergaul dengan kami hingga bisa berpikir seperti itu [Name]."
"Kalau begitu salah kalian kan?" kau memutar bola mata, berbicara dengan nada bercanda yang tentu saja bisa dimengerti oleh si kembar yang juga ikut tertawa.
"Tetapi kurasa Dumbledore masih bisa merasakannya."
"Kecuali," kau dan George melihat Marauder's Map yang ada di selipan jubah milik Fred, "berikan saja pada Harry, ia lebih membutuhkannya kurasa."
"Tetapi bagaimana jika kau menghilang lagi dan aku tidak bisa menemukanmu?" Fred berbicara terang-terangan bahkan tanpa jeda kembali membuat jantungmu seolah berhenti berdetak sepersekian detik.
"Aku tidak akan menghilang lagi seperti waktu itu. Tenang saja, lagipula kurasa aku sedikit tidak nyaman kalian bisa menebak aku dimana bahkan saat aku berada di toilet sekalipun," kau memalingkan wajahmu, memang Fred dan George sering menjahilimu dengan map itu. Menggodamu seperti saat mereka berucap dengan nada cukup kencang setelah mereka melihatmu di toilet cukup lama bersama dengan Hermione dan Parvati serta Lavender.
'Aku tidak mengerti kenapa anak perempuan sangat lama berada di toilet. Apakah kau sedang sakit perut?' perkataan yang sukses membuat Fred dan George diburu oleh Hermione, Parvati, juga Lavender selama 1 minggu lamanya.
"Ngomong-ngomong tentang rencana kita memberikannya pada Harry," George menunjuk pada tapak kaki yang tampak bertambah, seolah ada seseorang yang tak terlihat berjalan menuju kearah luar Hogwarts. Kalian saling bertatapan, berjalan perlahan dan Fred juga George menangkap udara kosong.
Sebenarnya Harry yang sudah mereka duga akan menggunakan jubah tembus pandang tersebut.
"Teman-teman lepaskan aku!"
"Usaha yang bagus Harry."
"Namun tidak cukup pintar."
"Aku punya ide yang lebih bagus daripada ini."
"Kami akan menunjukkan jalan yang lebih cepat."
"Kalau kau lebih tenang," kau mendorong bagian punggung Harry dan membantu si kembar untuk mendorong Harry ke tempat yang lebih sepi. Setelah sampai di bawah tangga, Fred dan George menyibakkan jubah tembus pandang menunjukkan Harry yang menatap kalian bertiga dengan tatapan kesal.
Fred langsung memberikan peta di jubahnya pada Harry dan tentu saja reaksi Harry sama dengan yang dikatakan olehmu. Fred dan George menerangkan peta Marauders itu pada Harry dan menyarankan untuk pergi ke Hogsmeade dengan petunjuk peta itu.
"Langsung ke Hogsmeade," kata Fred, menyusuri salah satu di antaranya dengan jarinya, "semuanya ada tujuh. Filch sudah tahu tentang yang empat ini..." dia menunjuk keempatnya, "...tapi kami yakin hanya kamilah yang tahu tentang yang ini. Jangan pedulikan yang di belakang cermin di lantai empat ini. Kami menggunakannya sampai musim dingin tahun lalu, tetapi kemudian runtuh—terblokir total. Dan kami duga tak pernah ada yang menggunakan yang ini, karena Dedalu Perkasa ditanam persis di depan jalan masuknya. Tetapi yang satu ini, ini lang-sung menuju gudang bawah tanah Honeydukes. Kami sudah sering kali menggunakannya. Dan seperti kauperhatikan, jalan masuknya tepat di depan kelas ini, melewati punuk si nenek bermata satu."
Sebenarnya berapa lama si kembar menjelajahi semua tempat di peta ini sampai mereka hapal dengan hal seperti ini? Tetapi, walau tidak tampak, Fred dan George memang cukup pintar dalam bidang akademis kalau saja tidak tertutup dengan kejahilan mereka yang lebih terkenal.
"Kau ingin coba menghapusnya [Name]?" jujur, kau juga penasaran dengan benda tersebut. Mengangguk, kau mengeluarkan tongkatmu dan berdehem sebelum mengetuk map tersebut.
"Jangan lupa menghapusnya setelah kau gunakan. Sebut saja Mischief Managed," kau menerangkan pada Harry sambil menerapkannya. Saat kalimat itu kau sebut, peta itu menghilang dan kau cukup puas dan senang karena bisa melakukan itu. Senyumanmu merekah, sangat tertarik dengan peta di tangan Harry saat ini.
"Oh Harry, apakah bisa minta bantuanmu?"
"Tentu apapun kalau aku bisa membantu."
"Ajaklah [Name] kabur ke Hogsmeade bersama-sama," Fred menyarankan. Kau yang tadi baru saja selesai mengagumi peta tersebut sekarang menoleh dengan cepat kearah Fred dengan wajah kaget, "aku ingin menunjukkan Hogsmeade padanya, tidak masalah?"
"Tentu, kau mau [Name]?" Kau sedikit ragu, kalau sampai ketahuan oleh pihak Hogwarts mereka akan melaporkan pada ayahmu dan kau bisa terkena amarah ayahmu. Tetapi kau juga ingin pergi ke Hogsmeade. Tidak ada yang menjamin ayahmu akan berada di rumah saat malam natal.
"Ehm, tentu."
"Oke, sudah diputuskan. Sampai bertemu di Hogsmeade Harry, [Name]!"
¹²¹²¹²
Menggunakan salah satu jalur untuk keluar dari Hogwarts, kau dan juga Harry berhasil keluar dan muncul di Honeyduke. Disana tampak banyak orang termasuk Seamus, Dean, dan juga Neville. Harry yang masih tidak tampak mengambil lolipop merah milik Neville dan kau memukul tangannya.
"Apakah kau tidak melihat jika Neville sedang memakannya?"
"Aku hanya bercanda, nanti akan kukembalikan dengan yang lain," Harry tertawa pelan berusaha untuk tidak terlihat. Mereka keluar dari Honeyduke dan berhenti didepannya. Natal akan menjelang dan kerumunan sudah banyak sekali terbentuk. Tidak akan ada yang begitu memperhatikan Harry ataupun dirimu.
Maka Harry menyibakkan jubah tembus pandangnya saat itu.
"Aku akan menemui Hermione dan Ron di Shrieking Shack. Kurasa, kau tidak akan ikut?" Kau masih sedikit trauma dengan tempat itu hanya bisa tersenyum dan mengangguk.
"Kurasa aku akan menunggu Fred dan George saja..."
"Baiklah, hm kurasa kita lebih baik bertemu lagi disekitar Honeyduke untuk pulang oke?" kau mengangguk. Harry kembali memakai jubah tembus pandangnya dan meninggalkanmu sendirian disana. Kau lihat Hogsmeade disekitarmu saat itu untuk pertama kalinya. Desa yang indah dan juga ramai.
"Sudah lama menunggu?" beberapa saat kau berdiri di tempatmu, sepasang tangan tampak menepuk bahumu. Kau menoleh dan menemukan Fred, namun tidak ada George disana.
"Dimana George?"
"Bersama dengan Percy, ia meminta bantuan untuk membeli beberapa perlengkapan natal. "
"Seharusnya kau juga ikut membantu kan?"
"Ya, tetapi malas. Kalau saja tadi tidak bertemu dengan Percy kami tidak perlu mengurus hal ini," Fred menghela napas dan menggaruk kepala belakangnya.
"Kalau begitu ayo kutemani. Untuk pesta di asrama juga kan?"
"Tidak-tidak, aku kemari untuk menemanimu berjalan-jalan bukan malah kau membantuku. Tidak perlu dipikirkan, biarkan George dan juga Percy yang mengurus," Fred tentu saja tidak serius mengatakan hal itu.
"Tidak masalah, toh aku bisa melihat-lihat sambil berjalan. Kasihan George, apa dulu yang harus dibeli?"
Dan pada akhirnya Fred berjalan bersamamu, menunjukkan toko-toko disana sambil membeli bahan-bahan yang diperlukan untuk pesta natal di asrama. Kalian juga pergi ke Zonko dimana Fred tidak berhenti-berhentinya menjahilimu dengan semua barang-barang aneh disana.
"Aku dan George berencana untuk membuat toko barang lelucon seperti ini di Diagon Alley."
"Oh?" kau memikirkannya, Fred dan George memang cocok dengan semua benda ini. Mereka bisa menemukan benda yang aneh, berguna, namun juga sangat bisa digunakan untuk menjahili seseorang, "kurasa kalian berdua cocok memiliki toko seperti Zonko."
"Entah itu pujian atau tidak," Fred tertawa, "ibu kami menganggap itu bukan sebuah cita-cita dan hanya menghabiskan uang. Makanya kami menabung diam-diam agar suatu saat bisa membuat toko yang kami inginkan."
Kau berpikir tentang uang yang kau miliki dari ayahmu, tidak pernah kau gunakan selain untuk membeli buku. Tidak cukup banyak untuk membeli sebuah toko, tetapi mungkin itu bisa membantu mereka.
"Kau berpikir untuk membantu dengan uangmu kan?" kau sedikit tersentak saat Fred seolah bisa membaca pikiranmu, "tidak perlu, karena ini toko kami, kami ingin mengumpulkan dengan uang kami sendiri."
Oh. Kau mengangguk, mengerti dan sama sekali tidak tersinggung dengan perkataan Fred.
"Kau tidak tersinggung kan?"
"Tidak, aku malah merasa kalian berdua hebat," kau tertawa pelan dan menggeleng. Fred membalas tawamu, menoleh padamu yang membawakan beberapa belanjaan sambil meniup-niup tanganmu. Karena kunjungan ke Hogsmeade ini mendadak dan cuaca di Hogwarts itu lebih hangat, kau tidak mengira bahwa diluar dingin. Kau tidak membawa sarung tangan saat itu.
"Kedinginan?"
"Oh sedikit, tetapi tidak apa. Setelah ini kita pergi ke Three Broomstick untuk minum Butterbeer bukan?" Fred tidak menjawab dengan segera, ia melepaskan syal yang ia gunakan dan mengalungkannya padamu meski kau sudah menggunakan jubah tebalmu, "Fred, kau yang akan kedinginan."
"Apanya, yang hidungnya merah kan kau," Fred tertawa dan memegang kedua tanganmu tiba-tiba. Itu membuatmu tersentak, terutama saat ia mendekatkannya ke mulutnya dan meniup tanganmu.
"Fred--"
"Tanganmu dingin sekali seperti es."
"Tidak masalah sungguh," Fred masih tidak mendengarkanmu, ia melayangkan penglihatannya sebelum menemukan sebuah toko pakaian yang ada didekat kalian. Seolah ingin tanganmu tidak dingin saat itu juga, yang ia lakukan malah memasukkan kedua tanganmu kedalam saku pakaiannya di kiri dan kanan, hingga posisimu saat ini seperti sedang memeluknya, "FRED!"
"Tanganmu dingin sekali, makanya tetaplah didalam dan ikuti aku berjalan!"
Kau tidak bisa bergerak bebas karena didalam kantung pakaiannyapun Fred menggenggam erat tanganmu agar tidak kedinginan.
"Setidaknya, masukkan satu saja. Semua orang melihatku dengan tatapan aneh," memang, beberapa orang tampak memperhatikan kalian berdua. Ada yang memandang dengan aneh, ada yang tertawa gemas karena mengira kalian adalah sepasang kekasih yang sedang bermesraan.
"Baiklah-baiklah, tetapi kau harus mau kubelikan apapun yang akan kubelikan ya."
Kau mengerutkan dahimu, tampak kalian masuk ke dalam Gladrags Wizardwear.
"Aku tidak membawa uang."
"Kau sudah kukatakan akan kubelikan, kau bisa memilih sarung tangan manapun untuk kubelikan," Fred berkacak pinggang, kau baru akan protes namun tahu Fred tidak akan mendengarkannya. Kau melihat di rak sarung tangan, benda-benda yang ada disana. Dan matamu tertuju pada sarung tangan berwarna ginger yang mengingatkanmu pada rambut keluarga Weasley.
"Ini boleh?"
"Tentu, kau yakin?"
Kau mengangguk, dan Fred meminta penjaganya, dan membayar untuk sarung tangan tersebut. Ia segera memakaikannya padamu. Memang, tidak terlihat mahal dibandingkan dengan apa yang sering dibelikan Draco untukmu.
Tetapi, entah kenapa...
...ini terasa sangat hangat.
¹²¹²¹²
"Aku ingin ke kamar kecil sebentar. Kita bertemu dengan Harry dan yang lain disini kan?"
"Ya, George dan Percy juga akan menyusul kemari."
Kalian sudah selesai dengan semua tugas kalian, dan berada di Three Broomstick dengan segelas besar Butterbeer didepan kalian. Kau beranjak, menuju ke kamar kecil yang ada di bagian belakang cafe tersebut. Hanya sebentar, sekitar 15 menit sebelum kau kembali namun tidak menemukan Fred disana.
"Fred?" kau menoleh kekiri dan kekanan, keberadaannya tidak ada di Three Broomstick.
"[Name], apakah kau menunggu lama?" kau menoleh dan menemukan Hermione yang tampak bersama dengan Ron juga Harry. Dibelakang mereka tampak George juga Percy yang membawa banyak barang untuk natal.
"Tidak."
"Dimana Fred?" George menoleh kekiri dan kekanan.
"Entahlah, aku tadi ke kamar kecil dan ia tidak ada disini."
"Bukankah itu dia?" Hermione menunjuk, kau menemukan sosok jangkung itu ada di toko serba merah muda yang ada di sebrang Three Broomstick.
Madam Puddifoot's
Tempat berkencan yang sangat terkenal. Lihat saja, isi cafe dan juga toko aksesoris itu dipenuhi oleh pasangan murid dari Hogwarts yang sedang berkencan. Kau hanya memperhatikan bagaimana Fred sedang melihat benda-benda disana sebelum mengambil sebuah kuncir rambut berwarna sama dengan sarung tangan yang kau kenakan.
Ia berjalan, membayar benda itu sebelum kembali ke Three Broomstick. Kau jadi berpikir, siapa yang dibelikan oleh Fred?
"Apakah kau memikirkan siapa yang dibelikan oleh Fred disana?" Hermione berbisik tiba-tiba, "kudengar tempat itu lumayan terkenal, banyak murid yang membelikan kekasih mereka souvenir disana," Hermione menjelaskan, kau hanya mengangguk-angguk masih tidak mengalihkan pandangan dari Fred.
"Apakah kau pikir Fred membelikannya untukmu?"
...
"Huh?" kau menoleh pada Hermione yang tersenyum penuh arti, "tidak-tidak, aku tahu apa yang ada dipikiranmu Mione, tetapi kurasa Fred tidak membelikannya untukku!"
Nah, kau tidak ingin berharap berlebihan, Fred sudah membelikanmu sarung tangan. Kau tidak boleh egois untuk berharap Fred memilihkan itu untukmu juga.
...tunggu, berharap?
¹²¹²¹²
Kau melihat apa yang ada didepanmu saat ini. Fred mengulurkan ikat rambut yang dibelinya saat berada di Hogsmeade. Namun, ia tidak memberikannya padamu saat itu. Kau hanya memandangi Fred yang memberikannya dengan wajah gembira pada wanita didepannya.
"Kurasa ini cocok untukmu, aku melihatnya di toko kemarin."
Angelina.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top