⁴Merry Christmas

"Aw."

Kau meringis, kepalamu seolah terbentur oleh sesuatu yang keras. Kau berhasil menghindar namun karena kau tidak siap bergerak kau malah membentur bagian tepi wastafel keramik cukup keras. Kau pingsan dan tidak ingat apapun setelah Troll itu menyerangmu. Kau mengerjap, sekali dan dua kali untuk mendapatkan kesadaranmu sepenuhnya.

Kau bisa melihat Harry, Hermione, juga Ron tampak memperhatikanmu dengan tatapan khawatir, "Mione?"

"Syukurlah kau baik-baik saja, maaf aku tidak segera keluar padahal kau sudah memperingatkanku," Hermione tampak sangat menyesal dan memelukmu erat, "kau pingsan setelah terkena serangan Troll itu, sudah dua hari kau tidak sadarkan diri."

"Dua hari? Tetapi kelasku jadi tertinggal dan--"

"Tidak apa-apa, Professor Mcgonagall malah menyuruhmu untuk istirahat dulu selama 1 minggu. Madam Pomfey bilang benturanmu sangat keras, ia sampai khawatir karena kau tidak sadar," kau tampak mengangguk, tidak begitu senang dengan keputusan untuk istirahat selama 1 minggu itu.

"Tetapi aku sudah berjanji pada Fred akan datang ke pertandingan. Apakah aku tidak boleh melihat saja?"

"Tidak," mereka berempat tampak menoleh dan menemukan Fred yang memakai sweaternya, "kau masih memikirkan tentang pertandinganku saat kau luka seperti ini? Yang benar saja [Name], masih banyak pertandinganku yang bisa kau lihat. Oh, aku kemari untuk menjemput Harry, Oliver sudah menunggu. Pertandingan akan dimulai. Sampai jumpa [Name]."

Harry ditarik oleh Fred, Ron dan juga Hermione saling bertatapan dan menoleh padamu. Mereka ingin melihat pertandingan Harry tetapi tidak mungkin meninggalkanmu. 

"Aku baik-baik saja, aku akan menunggu pertandingan selesai disini. Kalian kalau mau menonton, kalian bisa menonton," kau mengibaskan tanganmu kearah mereka untuk mengusir mereka. Mereka berdua saling bertatapan, tampak menatap kearahmu lagi, "ayolah, aku akan baik-baik saja."

...

"Baiklah," Ron dan Hermione menoleh kearahmu dan berbalik meninggalkanmu sendirian. Kau menghela napas, ada alasan kenapa kau memaksa Ron dan Hermione untuk datang ke pertandingan Harry. Saat kau pingsan, kau melihat lagi mimpi yang berbeda. Kau melihat Harry yang sedang bertanding Quidditch, sapunya bergerak liar.

Harry akan jatuh dari ketinggian seseorang memantrainya. Kau berharap Hermione dan Ron bisa menemukan cara untuk menghentikan Harry yang akan terjatuh. Kau menghela napas, melihat kearah meja kecil yang ada di samping tempat tidurmu dan menemukan sebuah apel hijau.

Kau memperhatikannya, tampak mengambil dan juga melihat keseluruhan apel itu. Senyumanmu mengembang, kau tahu siapa yang membawakanmu apel itu. Draco, makanan yang kalian berdua sukai sejak dulu.

⁴⁴⁴

TEEEET

Suara itu membuat semua murid yang ada di asrama Gryffindor tampak terlonjak kaget. Suara terompet yang sangat keras terdengar, membuat tidak ada satupun murid yang tidak terbangun. Kau bangkit perlahan, melihat kekiri dan kekanan dimana Hermione, Lavender, juga Parvati juga sama kagetnya dengan suara itu.

"Selamat natal semuanya!"

"Fred, George! Ini masih pukul 6 pagi, berhentilah membangunkan orang-orang!" suara Percy terdengar sangat marah, kau melihat jam disamping ranjangmu. Memang masih pukul 6 pagi, dan hari ini tidak ada kelas hingga natal selesai karena hampir semua murid akan kembali ke rumah masing-masing. 

Di kamarmu, juga hanya kau yang akan tinggal di Hogwarts karena baik Hermione, Lavender, ataupun Parvati kembali ke keluarga mereka masing-masing. 

"Fred, George, berhentilah membunyikan suara terompet itu, kepalaku sakit!"

"Fred George!"

"Fred!"

"George!"

Mendadak asrama Gryffindor dipenuhi oleh keributan yang diakibatkan semua orang yang marah pada si kembar. Kau sendiri memutuskan untuk bangun, meski dalam keadaan setengah sadar kau menurunkan kakimu dan berjalan untuk mencuci muka. Memutuskan untuk mengikat satu rambutmu, kau sudah berjalan dan turun.

Kau melihat Percy yang masih mengenakan piyamanya berdiri sambil berkacak pinggang didepan Fred dan George yang duduk bersila didepannya. Kali ini suara omelan Percy yang membuat beberapa anak yang masih mengantuk malah memarahi Percy. Kau tampak berdiri di posisi terakhirmu sebelum ke tempat asrama dan tertawa pelan melihat bagaimana ketiga bersaudara Weasley itu bersikap.

"Pagi [Name]," Fred yang pertama kali mendengarmu dan melihatmu menyapamu. Kau mengangguk dan tampak berjalan sebelum duduk di sofa yang ada di dekat sana, "ini."

Fred memberikan secangkir cokelat hangat dengan marshmallow yang mengambang diatasnya. Kau tentu saja langsung menerimanya, meski bingung kenapa tiba-tiba saja Fred memberikan cokelat panas padamu. Kebetulan ini masih pagi, mengawali dengan secangkir minuman hangat tidaklah bermasalah. Dengan perlahan kau meminumnya, membiarkan rasa cokelat memenuhi mulutmu. Rasa kenyal Marshmallow juga membuat manis yang berbeda.

Kau menghembuskan napas nikmat saat menjauhkan gelas itu dari bibirmu. Kau akan berterima kasih pada Fred saat bibirmu tampak dipenuhi oleh marshmallow yang melebar dan juga kenyal. Matamu membulat, Fred tampaknya sudah mengantisipasi apa yang akan terjadi padamu dan ia malah terbahak melihatnya.

"F'ed?!"

"Hei Freddie, marshmallow melar buatan kita bekerja bagus!" Fred--atau yang sepertinya salah kau kenali karena ternyata George menunjuk padamu sambil menoleh pada Fred yang berhasil menjebak Percy dengan marshmallow yang sama. Matanya membulat, ia melihatmu yang kesulitan berbicara karena marhsmallow yang menutupi rongga mulutmu. Ia tampak tertawa, berjalan melewati tidak mempedulikan Percy yang memarahinya dengan suara yang tidak jelas.

"A'u 'ida' bi'a berbicara," kau tampak kesal, menatap Fred yang meredakan tawanya dan mengambil sebotol ramuan padamu.

"Ini bisa membantu. Kau percaya padaku kan?" Kau hanya menatap Fred seolah mengatakan kau ingin aku percaya padamu setelah yang kau lakukan ini? Dan Fred hanya tertawa, membantumu meminum minumanmu sementara George membantu Percy. Perlahan Marshmallow itu mengeras seperti permen, dan kau mendapatkan ekstra beberapa potongan kecil permen rasa marshmallow, "bagaimana rasa permennya?"

"Terlalu manis sedikit tetapi--hei, bukan itu yang harusnya kukatakan! Bagaimana kau tega malah menjadikanku kelinci percobaanmu lagi?!" Memang Fred dan George cukup dekat denganmu sejak saat ia melatihmu sapu terbang. Kau juga jadi merasa lebih nyaman bersama dengan mereka meskipun semakin dekat kau dengan Fred dan George, ia semakin usil denganmu. Kau menjadi kelinci percobaan mereka jika mereka membuat sebuah penemuan benda-benda untuk menjahili seseorang. Kau ingat pernah mendapatkan cangkir menggigit yang sukses membuat hidungmu memerah karena digigit oleh cangkir tersebut.

Jangan lupa dengan ikat rambut yang mengeluarkan aroma lucu setiap orang menggunakannya. Dan siapa yang menggunakannya? Kau.

Kau menghitung banyak benda yang digunakan mereka untuk menjahilimu. Marshmallow melar atau apapun itu namanya adalah benda ke-24 yang kau dapatkan.

"Kalian kumaafkan karena kalian akan pergi juga ke tempat keluarga kalian," kau menghela napas, lelah sendiri untuk memarahi keduanya. Fred dan George tampak saling bertatapan seolah mendengar kata-kata yang aneh.

"Oh, aku lupa memberitahumu. Kami tidak jadi pulang ke rumah karena kedua orang tua kami akan ke Rumania untuk menjenguk kakak kami Charlie."

"Benarkah? Kenapa kalian tidak ikut saja ke Rumania?" Fred dan George tampak duduk disamping kanan dan kirimu. Mereka bergumam dan tampak seolah berpikir sesuatu, "jadiii?"

"Tidak."

"Karena Rumania membosankan."

"Kecuali naganya."

"Lagipula kami harus menjaga Ron yang juga memutuskan tidak ikut, entahlah sepertinya sudah cukup berteman dekat dengan Harry," kau mengangguk mendengar penjelasan mereka. Memang, Ron dan juga Harry tampaknya cukup akrab begitu juga dengan Hermione pada mereka. Ron meminta maaf pada Hermione seperti yang dijanjikannya padamu.

Dan setelah itu hubungan ketiganya menjadi sangat akrab.

⁴⁴⁴

"Aku sudah mengatakan pada mereka untuk ikut saja. Lagipula Percy juga ikut, jadi kalau memang ingin ikut bisa saja," kau melihat Ron dan Harry yang sedang bermain catur sihir. Terkadang kau membisikkan Harry langkah yang harus diambil untuk mengalahkan Ron karena kau tidak menyangka jika Ron sangat mahir dalam permainan ini, "[Name], berhenti memberitahu langkahnya pada Harry!"

Kau tertawa pelan begitu juga dengan Harry yang melangkahkan pionnya kembali mengikuti intruksimu.

"[Name]!" kau tersentak saat suaramu dipanggil dengan nada keras. Kau bisa melihat Draco yang berjalan sudah membawa kopernya dan menatapmu, "dimana kopermu? Kenapa kau malah menghabiskan waktu bersama dengan Potter bau dan juga si miskin ini?"

"Draco, jangan bicara seperti itu," kau tampak berdiri dari posisimu dan mendekati Draco yang masih menatap seolah menghadapi benda menjijikkan kearah Harry dan Ron, "ayah tidak mengatakan padamu?"

"Mengatakan apa?"

"Aku tidak pulang liburan natal. Keluarga Crouch hanya ingin bertemu denganmu, dan kurasa ayah masih marah karena aku masuk asrama Gryffindor," kau tampak bergumam pada kalimat terakhir dan memalingkan wajahmu dari Draco. Draco sendiri mengerutkan dahinya, memang ia yang mengatakan pada ayah kalian jika kau masuk ke asrama Gryffindor namun ia tidak menyangka ayah kalian akan melakukan sesuatu sampai seperti ini.

"Aku akan katakan pada dad."

"Tidak apa Drake--"

"Kalau begitu aku juga tidak ikut."

"Ayah akan marah padaku mengira jika aku yang memintamu untuk tetap di Hogwarts," kau menatap Draco, mungkin semua orang akan berpikir kau terlalu berpikir keras. Ayahmu tidak akan menyalahkanmu jika Draco tinggal, namun semua perlakuan ayahmu yang membedakan antara Draco dan juga kau, jangan salahkan jika kau berpikiran negatif.

"Kau tidak perlu berteman dengan para Mudblood ataupun darah penghianat seperti mereka."

"Muggleborn Drake, dan mereka bukan penghianat," jawabmu sambil menatap Draco yang mengeram pelan dan memijat kepalanya, "kalau... kalau bukan berteman dengan mereka, lalu aku harus sendiri di Hogwarts?"

"Ada Groyle dan juga Crabe, juga Pansy. Kau bisa berteman dengan mereka."

"Kau bercanda? Kau tidak lihat bagaimana Pansy mendorongku sampai jatuh? Tidak ada anak-anak Slytherin yang menyukaiku Drake, mereka yang mendekatiku hanya--" ingin dekat denganmu. Kau ingin mengatakan hal itu namun terdiam, tidak ingin mengungkitnya.

"Hanya apa?"

"Sudahlah, kereta sudah menunggu. Pergilah, aku akan tetap di Hogwarts."

⁴⁴⁴

Malam natal tiba, setelah Lavender yang terakhir kali pulang ke rumahnya berpamitan denganmu, kau sendiri di kamar yang biasa kau tempati berempat. Rasanya kamar itu menjadi sangat besar dan sepi. Biasanya Hermione akan membahas beberapa buku pelajaran denganmu, Lavender akan menceritakan tentang pria-pria tampan yang ada di Hogwarts, juga Parvati yang memperkenalkan budaya barat padanya.

Kau sudah terbiasa berada di kamar sendirian, ukuran kamarmu sama luasnya dengan asrama perempuan yang sekarang kau tempati. Namun, entah kenapa kau yang sudah hampir setengah tahun berada di asrama Gryffindor sudah terbiasa dengan ricuhnya asrama tersebut. Bagaimana girl time yang selalu kau lakukan dengan teman-teman sekamarmu, lalu para pria yang tidak berhenti untuk membuat kalian tertawa, juga Fred dan George yang menjahilimu juga yang lainnya dengan lelucon mereka.

'Tidak bisa tidur,' kau bergumam dan bangun dari posisi tidurmu. Kau mengerjap beberapa kali, memperhatikan kamar asramamu yang kosong. Menghela napas, malam itu cukup dingin hingga saat kau akan turun dari ranjang, kau menyelimuti tubuhmu dengan selimut sedikit berjinjit karena dinginnya lantai malam itu.

Dengan piyama berwarna hijaumu, kau turun dan menuju ke ruang rekreasi, duduk di sofa yang ada didepan perapian untuk mencari kehangatan. Dengan sebuah buku, kau segera membuka dan menyibukkan pikiranmu dengan isi buku yang ada di tanganmu hingga tidak sadar seseorang memperhatikan dan duduk disampingmu.

"Serius sekali," kau tersentak, menoleh dengan cepat dan menemukan Fred yang tersenyum kearahmu, suara cemprengnya sangat khas hingga kau tidak perlu sebenarnya menoleh untuk mengetahui itu adalah Fred--setidaknya jika tidak itu adalah George.

"Hm, George?"

"Kau masih belum bisa membedakan kami? Oh ayolah, katakan kau bercanda."

"Kurasa bahkan keluarga kalian juga sering tertukar Fred," kau segera tahu dari kalimat Fred, jika pemuda itu bukanlah George namun Fred. Fred tertawa, dan kali ini melihat sampul buku yang kau baca, "buku cerita?"

"Ah," kau menutupi buku yang kau baca dengan sebelah tanganmu. Namun tentu kau tahu Fred sempat membacanya, "aku menemukan buku ini di Diagon Alley. Katanya ini buku cerita dari dunia Muggle."

Fred bergumam dan mengangguk, mengangkat sedikit buku itu dan melihat judulnya.

"Romeo dan Juliet? Cerita romansa?"

"Ya," Fred tertawa, kau tampak menatapnya heran, "ke-kenapa?"

"Hanya tidak menyangka kau suka buku seperti ini. Biasanya yang kau bawa hanya buku-buku pelajaran. Tidak pernah berhenti membicarakan tugas juga pelajaran bersama dengan Hermione," ia suka membaca buku, itu adalah hal yang sering ia lakukan di mansion Malfoy, kebiasaan dan juga kewajibannya. 

Tidak ada yang tahu ia suka dengan kisah-kisah fiktif juga novel percintaan. Setidaknya selain Fred.

"Jangan katakan pada siapapun..."

"Baiklah~"

...

"Kau akan mengatakannya pada George bukan?" Fred tampak mengangkat bahu. Kau yakin tidak ada rahasia diantara Fred dan George, dan kau yakin sebelum pagi datang George sudah mengetahuinya.

"Lagipula memang kenapa dengan buku seperti itu? It's kinda cute," wajahmu terasa panas, beruntung dekat dengan perapian yang memancarkan cahaya orange hingga menutupi rona merah di pipimu.

"Tetapi serius, kalau sampai ketahuan lebih banyak orang, dan ayahku tahu... ia akan marah karena aku tidak diperbolehkan dekat dengan hal-hal berbau Muggle," kau menghela napas dan menutup buku di tanganmu. Fred menatap kearahmu, sebelum mendekat dan mengambil ujung selimutmu, "hei!"

"Dingin, berbagilah sedikit," Fred benar-benar tidak mengerti jarak. Entah karena pemuda itu memang selalu bersikap acuh seperti ini, atau karena Fred menganggapmu seperti Ron dan yang lainnya. Yang pasti, saat bahu kalian menempel, dan kalian menggunakan selimut kecil itu berdua, kembali jantungmu berdetak sangat kencang, "kau sudah selesai membaca buku itu?"

"Belum, hanya setengah lagi sih..."

"Kalau begitu bacakan untukku."

"Aku bisa meminjamkannya untukmu."

"Apakah aku terlihat kutu buku sepertimu dan Hermione?" Kau setuju dengan perkataan terakhir Fred dan kau mengangguk, "kau jujur sekali."

"Kau bertanya," kau menghela napas, hanya memandangi Fred yang masih menunggumu, "jangan mengejek suaraku."

Kau tampak menarik napasmu, membacakan buku yang sedang kau baca dengan suara pelan dan sedikit berbisik tidak ingin membangunkan seseorang dan mengganggu waktu kalian berdua. Fred sendiri tampak mendengarkan dengan seksama, meskipun matamu tertuju pada buku namun ia bisa merasakan pandangan matanya yang mengarah padamu.

"Dan Juliet--" kau menghentikan bacaanmu saat merasakan sesuatu tampak menyentuh bahumu. Kau bisa melihat sekelibat rambut merah itu tampak memenuhi pandanganmu. Fred tampak tertidur mendengar suaramu, dan kepalanya menyender pada bahumu. 

'Bukankah seharusnya yang melakukan ini adalah perempuan?' memang terkesan sangat kekanakan, namun ia juga sering membayangkan kisah percintaanmu. Kau melihat di buku-buku yang kau baca bagaimana suasana romantis yang terjadi pada sepasang laki-laki dan perempuan. Mereka berdua, lalu perempuannya akan tertidur diatas bahu laki-lakinya.

Dan sekarang kau berada di situasi yang berkebalikan.

...

'Bukan sesuatu yang buruk,' kau mengeratkan selimut yang turun karena pergerakan Fred, menutupi bahunya dan memutuskan untuk membiarkannya berada dalam posisi itu. Kau hanya sanggup bertahan beberapa menit untuk kembali membaca buku, sebelum rasa kantukmu mendera. Kau tidak merasa kesepian lagi, kau tahu jika saat kau membuka mata nanti akan ada orang yang menyambutmu.

Dan kau mengeratkan selimut yang kau gunakan, menggeser kepalamu menyender pada ujung kepala Fred dan membiarkan kegelapan membawamu tidur diiringi dengan dengkuran pelan dari pemuda yang ada disampingmu.

"Selamat natal Fred..."

⁴⁴⁴

"Sssh, kalian terlalu berisik. Kalian bisa membangunkan mereka berdua..."

Suara George terdengar sangat dekat, kau yang masih terlelap tampak menutup lebih erat matamu. Kau juga mendengar beberapa bisikan disekelilingmu, mengerutkan dahimu dan tampak kembali mengulat kearah yang menurutmu hangat. Suara awww terdengar samar, kau tidak bisa lagi tidur saat itu. 

Kau kerjapkan matamu, tampak kau bukan perlahan dan menemukan George, Harry, Ron, dan beberapa anak Gryffindor yang tidak kembali saat liburan natal. Kau heran, kenapa mereka tampak memperhatikanmu, dan kau mengucek matamu sebelum keluar dari kehangatan itu. Saat kau menoleh ke samping kirimu, kau menemukan Fred yang masih terlelap disana.

Kau segera menoleh pada anak-anak lain yang tampak tersenyum penuh arti kearahmu.

"Ini bukan seperti yang kalian pikirkan..."

"Kami tahu [Name], ini bukan seperti yang kami pikirkan," George memutar bola matanya dan semuanya tampak mengangguk seolah mengerti. Tetapi, sepertinya apa yang dipikirkan mereka tentu saja tidak sama dengan apa yang kau pikirkan.

"Aku hanya tidak bisa tidur, lalu aku kesini--lalu Fred datang dan duduk, memintaku membacakan buku, lalu ia tertidur. Aku tidak ingin membangunkannya," kau menjelaskan dengan cepat dan sedikit kacau di beberapa bagian, membuat semua orang semakin menjahilimu. Sementara Fred tampak masih terlelap bahkan menggerakkan tubuhnya mendekat kearahmu mencari kehangatan.

"Hooo..."

"Sudah kubilang bukan--Fred bangun, semuanya akan salah paham," kau membangunkan Fred yang tidak bergeming beberapa saat. Kemudian, kau tidak sabar lalu memukul kepala Fred cukup keras hingga ia mengaduh dan terbangun.

"Ada apa [Name], tenagamu besar sekali..." Tetapi Fred tidak mendapat jawaban saat kau sudah mengejar beberapa orang yang masih menjahilimu dan Fred tadi. Fred masih mencoba mengumpulkan nyawa, saat Ron pada akhirnya memutuskan menjelaskan jika pagi itu mereka menemukan kalian berdua sedang tidur dan sangat dekat. 

Fred tampak diam mencerna sebelum terbahak.

"Ini bukan saatnya untuk tertawa!"

"Maaf-maaf," Fred membereskan selimut yang tadi membungkus tubuh kalian, kemudian berdiri dan mendekat sebelum menarik bahumu lembut hingga kau mendekatinya. Ia membungkuk karena beda tinggi kalian, dan berbisik didepan telingamu.

"Selamat natal juga [Name]..."

⁴⁴⁴

A/N : saya terharu, ternyata banyak juga yang baca dan vote terutama comment 🥺 padahal ga yakin ceritanya banyak suka karena kebanyakan mayoritas pada Draco kalau ga Cedric...

Makasih buat yang berkesempatan untuk vote, baca, atau comment. Yang kalian lakuin bikin aku semangat update :")

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top