⁹Halloween Night

Lupin sedang mengajar untuk kelas Ravenclaw juga Gryffindor pagi itu. Materi tentang Red Caps yang sekarang berada di sebuah kurungan berukuran pinggang orang dewasa. Makhluk mirip seperti Goblin dengan topi merah yang mencolok, cocok dengan namanya. 

"Miss Malfoy, jika ada yang ingin kau tanyakan kau bisa langsung menanyakannya."

Kau tidak sadar jika sudah memandangi Lupin yang tampak mengajar. Perhatianmu muncul setelah mimpi yang kau lihat bermalam-malam. Lupin bersama dengan Sirius Black, Harry, Ron, Hermione. Kau ingat sebuah pemandangan yang familiar kala itu.

Shrieking Shack.

"Maaf, tidak ada Professor Lupin."

Ngomong-ngomong Lupin, tidak butuh waktu lama untuk pria itu membuat pelajaran Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam menjadi kelas favorit kebanyakan orang. Sebenarnya yang tidak menyukai hanya Draco dan gengnya dari Slytherin yang selalu mengatakan hal yang buruk tentang Lupin.

"Lihat keadaan jubahnya."

Kau yakin Draco sengaja mengatakan itu dengan lantang agar terdengar oleh pria itu saat melewati mereka, "ia berpakaian seperti peri rumah."

"Drake, itu tidak sopan!"

Draco berdecih. Meskipun begitu tidak ada yang peduli bahwa penampilan Professor Lupin lebih pantas disebut sebagai seorang gelandangan, namun mereka tetap menyukai pelajaran dari Lupin. Setelah Boggarts, mereka sudah mempelajari Red Caps, lalu besok akan dilanjutkan dengan Kappa.

Jangan salah, kau menyukai Hagrid namun setelah kejadian Hippogriffin pelajarannya menjadi membosankan. Hagrid kehilangan kepercayaan dirinya, ia hanya memberikan pelajaran yang membosankan seperti merawat cacing-cacing gemuk menjijikkan seperti Flobber.

⁹⁹⁹

Selain kelas yang ada, mereka juga harus bersiap untuk pertandingan Quidditch yang akan datang. Tahun ini, Oliver berusia 17 tahun dan ini adalah tahun terakhirnya menjadi kapten Quidditch. Keputusasaan tentu terlihat dengan jelas di raut wajahnya dan suaranya saat ia berbicara kepada enam rekan anggota timnya di ruang ganti yang dingin di tepi lapangan Quidditch yang mulai gelap.

"Ini adalah kesempatan terakhir kami; anak-anak tahun ke tujuh--saya untuk memenangkan Piala Quidditch," katanya pada mereka sembari berjalan mondar-mandir, "aku akan pergi pada tahun ini. Aku tidak akan pernah mendapatkan kesempatan lain untuk itu. Gryffindor belum pernah menang selama 7 tahun sekarang."

Memang, meskipun Harry berhasil mendapatkan Snitch, Hufflepuff memang terlihat tertinggal dibandingkan Gryffindor dan Hufflepuff, namun kemampuan Cedric sebagai seorang Seeker tentu tidak bisa dianggap remeh. Mereka memenangkan 3 tahun dari 7 tahun yang dikatakan oleh Oliver, dan sisanya Ravenclaw dan Slytherin.

"Padahal kita punya tim terbaik di Hogwarts. Tiga Chaser hebat," Oliver menunjuk kearah Alicia Spinnet, Angelina Johnson, dan Katie Bell, "kami punya dua Beater yang tak terkalahkan."

"Hentikan Oliver, kau mempermalukan kami," Fred dan George bersama berpura-pura tersipu.

"Dan kami memiliki Seeker yang tidak pernah gagal memenangkan pertandingan kami," Oliver bergemuruh menatap kearah Harry, "dan aku--"

"Kapten terbaik yang pernah ada," kau tersenyum menyelesaikan pidato dari Oliver yang tampak tidak yakin dengan apa yang harus dikatakan tentangnya.

"Dan tentu saja, manajer kita."

"Yang selalu memberikan strategi yang bagus!" 

Fred dan George menunjuk kearahmu yang tampak tidak mengira akan dikatakan seperti itu. Oliver menyetujuinya dan tersenyum kearahmu.

"Intinya, piala itu harusnya memiliki nama kita diatasnya dua tahun terakhir ini. Sejak Harry dan [Name] bergabung dengan tim, kupikir benda itu ada di dalam tas. Tetapi kita belum mendapatkannya, dan tahun ini kesempatan itu."

"Ini adalah tahun kita," kau mencoba menyemangati Oliver. Fred menepuk pundak Oliver simpatik. Semua setuju itu, dan mereka mulai berlatih lebih keras daripada sebelumnya.

⁹⁹⁹

"Kau tidak ikut ke Hogsmeade?"

Ini sudah enam kali ia mendengar pertanyaan macam itu. Harry, Ron, Hermione, Draco, George, dan sekarang Fred. Itupun jika tidak diulang seperti yang dilakukan oleh Fred pagi itu. Bersalju dan lebat, dingin, kumpulan anak-anak sudah sangat bersemangat untuk bisa menaruh surat izin orang tua pada Mcgonagall.

"Tidak, aku lupa memberikannya pada ayah juga ibuku," kau tidak bohong, tetapi juga karena kau selalu mencoba memikirkan alasan untuk tidak bertemu dengan ayahmu atau berbicara dengannya, "tidak masalah, toh aku bisa pergi kesana kapan-kapan. Jangan lupa bawakan aku permen-permen itu. Tetapi bukan yang dari Zonko."

Kau menatap tajam kearah Fred dan George yang sepertinya sudah memiliki rencana untuk membeli di Zonko. Atau toko-toko yang menjual benda untuk melakukan prank. 

"Tenang saja, kami akan membelikan yang normal."

⁹⁹⁹

Hanya dia dan Harry yang tidak mendapatkan izin untuk pergi ke Hogsmeade. Ron menyarankan menggunakan jubah gaib, namun Hermione segera menyangkal. Kau juga tahu jika Dementor masih bisa melihat mereka, dan karena Harry harus dilindungi dari seorang Sirius Black.

"Kau ingin ikut dengan kami untuk minum teh Miss Malfoy?" Professor Lupin sedang bersama Harry saat kau baru saja mendekati mereka. Kau berpikir beberapa detik, sebelum mengangguk dan tampak mengikuti keduanya. Toh, tidak ada pelajaran hari itu dan tidak ada murid-murid yang kau kenal karena semuanya sedang berada di Hogsmeade.

"Kalian masuklah kalau begitu, aku baru saja menerima pengiriman Grindylow untuk pelajaran kita berikutnya."

"Sebuah apa?"

Lupin membuka kantornya lebih lebar, di sudut berdiri sebuah tangki air yang sangat besar. Makhluk hijau sakit-sakitan dengan tanduk kecil yang tajam menempelkan wajahnya ke kaca, menarik wajah dan merengangkan jari-jarinya yang panjang dan kurus.

"Itu adalah Grindylow."

Harry dan kau tampak berjalan memperhatikan makhluk tersebut.

"Aku hanya punya teh celup, jika tidak keberatan," kalian mengangguk, mengalihkan perhatian dari Grindylow dan berjalan duduk di salah satu kursi yang ada di ruangan itu, "apakah ada yang membuat kalian berdua khawatir Ms Malfoy, Harry?"

"Tidak," kalian berdua berbicara bebarengan. Kalian berbohong, namun Harry yang lebih diperhatikan oleh Lupin, "ya, anda tahu saat hari dimana kita melawan Boggart?"

"Ya."

"Mengapa kau tidak membiarkanmu melawannya?"

"Kupikir karena anak-anak akan sangat ketakutan melihat yang kusangka adalah Boggartmu," Lupin tersenyum penuh rasa bersalah. Harry sedikit tidak mengerti.

"Voldemort, itu yang disangka sebagai Boggartmu Harry," kau membantu Lupin menjelaskan. Lupin mengangguk mengiyakan apa yang dikatakan olehmu.

"Kukira awalnya seperti itu. Tetapi, saat aku mengingat Dementor malam itu di kereta," kau mendengar tentang bagaimana Harry pingsan setelah Dementor memasuki gerbong tempatnya juga. Harry sendiri menatap. Bukan hanya ini jawaban terakhir yang diharapkannya, tapi kau dan Lupin berasumsi sama. Bahkan biasa saat mendengar kau memanggil Voldemort. Ia hanya pernah mendengar nama itu diucapkan oleh Professor Dumbledore.

"Jelas aku salah. Karena kurasa bukan ide yang bagus untuk menampakkan Voldemort di ruang guru, aku membayangkan orang-orang akan panik."

"Aku tidak memikirkan Voldemort," Harry berpikir sejenak, "a-aku hanya... aku hanya ingat dengan para Dementor itu."

"Aku terkesan," Lupin tersenyum pada Harry, "itu menunjukkan bahwa apa yang paling anda takuti adalah ketakutan. Sangat bijak, Harry."

Kau mendengarkan cerita Lupin, entah kenapa kau bisa merasa jika Lupin mengenal Harry jauh daripada orang lain mengenalnya. 

"Aku mengenalmu saat pertama melihatmu," Lupin tampak memperhatikan Harry yang segera refleks akan menyibakkan poninya, "bukan karena luka di dahimu. Tetapi matamu, matamu sangat mirip dengan ibumu Lily--dan ya, aku mengenalnya. Sangat baik. Begitu juga dengan ayahmu, kami adalah sahabat yang dekat. Itulah sebabnya, aku juga tahu apa yang menurun pada James padamu, bukan hanya wajahmu namun juga kau sebagai magnet masalah."

Harry tampak menggaruk leher belakangnya.

"Aku mendengar tentang bagaimana kau membuat banyak sekali masalah sejak pertama kali kau datang ke Hogwarts," Lupin tertawa. Pembicaraan mereka terganggu, saat suara ketukan pintu terdengar, "masuk."

Pintu terbuka, Professor Snape masuk. Ia membawa sebuah piala perak yang berasap tipis, berhenti saat melihat Harry dan kau. Matanya menyipit.

"Ah Severus," Lupin tersenyum ramah, "terima kasih banyak. Bisakah anda meninggalkannya disini diatas meja untuk saya?"

Snape tidak menjawab dan hanya meletakkannya saja, namun matanya masih mengedar diantara Harry dan juga kau, juga Lupin, "aku baru menunjukkan pada Harry dan [Name] Grindylow-ku."

"Menarik," tentu ia sama sekali tidak tertarik dengan itu, "kau harus meminumnya secara langsung Lupin."

"Ya, ya, aku akan melakukannya."

"Aku membuat satu kuali penuh, mungkin kau membutuhkan lebih banyak."

"Aku akan meminumnya lagi untuk besok, terima kasih banyak Severus."

"Tidak sama sekali," Snape berbalik akan meninggalkan ruangan, namun ada sebuah tatapan yang ditangkap olehmu dan Harry yang tidak kalian sukai. 

"Professor Snape dengan sangat baik telah membuatkan ramuan untukku. Saya belum pernah menjadi pembuat ramuan dan ini sangat rumit," ia mengambil piala itu dan mengendusnya, "kasihan, gula membuatnya tidak berguna."

Kau memperhatikan cairan itu, berbau aneh. Sungguh.

"Aku punya sedikit penyakit, dan ramuan ini adalah satu-satunya yang bisa membantu. Aku beruntung Snape mau membuatkannya; tidak banyak penyihir yang siap melakukannya," Lupin menyesap minuman itu, dan Harry tampaknya terlihat tidak setuju dengan itu.

"Ia lebih baik daripada yang kau duga kau tahu?" Seolah tahu apa yang dipikirkan oleh Harry, Lupin melanjutkan.

⁹⁹⁹

"[Name] belum kemari?"

"Tadi ia sedang mengerjakan sesuatu dan akan kemari menyusul."

Harry tampak menoleh pada Fred dan George yang sedang membawa ratusan permen yang mereka peluk seolah tidak memiliki kantung plastik. Ada guratan kecewa di wajah Fred, dahinya berkerut dan tampak menoleh kekiri dan kekanan.

"Kenapa?"

"Kami sudah menghabiskan waktu 1 jam di Honeyduke hanya untuk mencari permen yang sekiranya disukai oleh [Name] ditambah dengan beberapa dari Zonko," tentu mereka akan tetap melakukannya meskipun kau sudah mengatakannya untuk tidak menjahili dirimu. Ia meletakkan permen yang ada di tangannya diatas meja.

"Pekerjaan?"

"Ia sedang sibuk dengan buku di perpustakaan."

"Lebih sibuk daripada Miss Granger yang ada disebelah sana?" Fred menunjuk pada Hermione yang sudah ada disana. Harry mengangguk, ia berpisah denganmu setelah pergi dari tempat Lupin. Lalu kau pergi ke perpustakaan, "tetapi sebentar lagi acara akan dimulai. Kurasa aku akan mencarinya."

"Aku akan ikut," George akan berdiri.

"Tidak perlu, sebaiknya jaga permen-permen itu sebelum Ron menghabiskannya. Mungkin kau bisa memberikan yang dari Zonko saja," Fred menunjuk Ron yang sudah mengambil salah satu permen disana yang segera ditepisnya.

⁹⁹⁹

"Aku terlambat, bisa-bisanya," kau berjalan lebih cepat di koridor sekolah yang sepi karena hampir semua murid sudah berada di aula utama. Kau pergi terlebih dahulu ke asrama untuk mengambil jubahmu dan membuka pintu asrama. Namun, saat kau melihat keluar asrama, kau mendapati sosok hitam, berbulu, dan tampak menggeram marah. 

"Young Malfoy, tutup pintu!" Kau membulatkan matamu, dengan segera menutupi pintu asrama dan akan lari menuju kearah aula utama. Namun mendadak sosok anjing besar berbulu hitam itu berubah menjadi sosok pria berambut hitam gondrong dan panjang se bahu. Pria itu menahan pintu menuju asrama dan menutup mulutmu.

"Jangan bergerak," suaranya tampak berbisik, namun rendah dan terdengar menakutkan. Ia menaruh satu tangannya yang bebas di lehermu seolah ia bisa mencekikmu kapanpun, "jangan berteriak. Kau cukup menjawabku dengan anggukan atau gelengan."

...

"Tikus itu, dimana tikus itu," Kau menggeleng tidak mengerti, keringat dingin masih bercucuran di wajahmu. Kau tidak tahu tikus apa yang dimaksud, "biarkan aku masuk. Aku hanya ingin mencari tikus itu."

Tentu kau menggeleng, tidak mungkin kau akan membiarkan seseorang masuk ke dalam asrama terlebih yang ada didepanmu adalah seorang Sirius Black. Buronan yang selama ini dicari, dan ia yakin pria itu adalah seorang Animagus dari apa yang ia lihat tadi. Mungkin itu yang membuat Dementor tidak melacaknya dan ia bisa masuk ke dalam kastil.

"Kau--aku tidak ingin melukaimu. Cepat berikan aku kata sandinya..."

"A-apakah karena Fat Lady tidak memberikanmu kata sandi hingga kau merobek lukisan itu?" Kau menyadari lukisan itu tampak robek. Sirius menggeram pelan, ia mengacak rambutnya frustasi dan akan mengancammu lagi.

"[Name], kau disana?" sebelum suara Fred menggema dari lantai paling bawah akan menuju ke pintu bergerak tempatmu berada.

"Fre--" kau tidak sempat untuk meneriakkan namanya saat sebuah pukulan keras mengenai kepalamu dan tampak membuatmu kehilangan kesadaran saat itu juga. 

"[Name]?" Fred terlambat untuk menyadari jika kau sudah menghilang, dibawa oleh pria itu menuju ke lorong gelap yang ada di lantai tersebut dan kabur keluar kastil tanpa diketahui oleh siapapun menuju kearah sebuah pohon berdahan bergerak. Shrieking Shack.

"Aku yakin mendengar suaranya tadi," Fred melewati tempat kau tadi menghilang, baru saja akan melanjutkan perjalanannya saat menyadari lukisan Fat Lady tampak terkoyak hingga hancur. Matanya membulat, ia menoleh kesekelilingnya berharap bisa melihat keberadaanmu disana, "oh tidak..."

Ia berlari, mencoba untuk mencari keberadaanmu.

⁹⁹⁹

"Apa yang sebenarnya dilakukan Fred dan [Name]? Mereka tidak kembali sampai pesta berakhir."

Ron mengerutkan dahinya, tampak berjalan bersama dengan Harry, Hermione, dan banyak murid Gryffindor lainnya termasuk George. Namun, saat mereka sampai di tangga bergerak, semua orang berkumpul seolah mengantri didepan asrama. Tentu itu membuat mereka heran hingga berjalan melewati kerumunan murid tersebut.

Mereka menemukan lukisan Fat Lady yang terkoyak dan tidak ada pemegang kunci asrama Gryffindor disana. 

"Minggir, aku kepala Prefect. Biarkan aku lewat, terima kasih," Percy berjalan dan melihat keadaan disana diikuti oleh Dumbledore, dan Mcgonagall serta semua guru disana. Anak-anak dari asrama lain juga tampak berhenti untuk melihat keadaan disana termasuk Draco dan anak-anak Slytherin.

"Ia kembali. Sirius Black, ia ada di dalam kastil Hogwarts!" Fat Lady yang berada di lukisan lain histeris, semua orang berbisik-bisik mengenai Sirius yang dikatakan. Namun, belum mereka selesai dengan keterkejutan itu, suara langkah kaki dari sudut lain koridor membuat mereka menoleh dan menemukan Fred dengan napas tersengal. 

Ia tampak baru saja berlari beberapa kilo, dan memang itu yang dilakukan oleh pemuda itu.

"Fred?" George mendekati kembarannya itu.

"Aku tidak bisa menemukannya," Fred mencoba untuk mengatur napasnya, "[Name] tidak ada dimana-mana."

.
.

Aku akan update lagi besok pagi atau double update tengah malem nanti.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top