¹Diagon Alley
Pagi hari menjelang, bahkan matahari masih malu-malu untuk mengintip dari celah tirai putih yang menutupi kamarmu. Kau membutuhkan waktu sekiranya 5 menit untuk membiasakan diri pada langit-langit kamarmu yang remang. Pagi hari lainnya, dimana kau biasa memulai dengan kegelapan kamarmu di Malfoy Manor. Kau bangun dengan malas, tidak lupa untuk melakukan peregangan yang simple karena tubuhmu kaku sehabis tertidur.
"Hari lain tanpa mimpi buruk, [Name]," kau bergumam pada dirimu sendiri, tersenyum dan menghela napas. Satu hal yang selalu kau harapkan setiap harinya adalah saat kau tidak mendapatkan mimpi, atau tidak mengingat mimpimu. Karena setidaknya, tidak akan ada hal buruk yang terjadi seperti sebelumnya. Entahlah, ketika kau bermimpi saat itu selalu terbayang mimpi buruk yang selalu menjadi kenyataan.
Selalu.
Seperti burung pipit kecil, hewan peliharaanmu dan Draco yang mati karena terkena ketapelan dari Draco, hingga kematian beberapa anggota keluarga Malfoy yang ia mimpikan malam sebelum kejadian itu benar-benar terjadi. Dan itu membuatnya risau setiap kali membuka mata setelah tidur.
"Miss [Name]?" Suara itu membuatmu menoleh dan menemukan Dobby yang menatapmu dari celah pintu yang terbuka, "Dobby selalu terlambat membangunkanmu. Dobby tidak berguna, Dobby selalu gagal membangunkan Miss [Name]."
"D-Dobby, hei tidak apa-apa. Kalau kau sampai menyamakan jam tidurmu denganku bisa-bisa kau lemas dan tidak bisa bekerja," kau mencoba menghentikan Dobby yang untuk kesekian kalinya membenturkan kepalanya di pintu. Terkadang kau berpikir jika Dobby adalah seorang Masochist. Siapa yang mau membenturkan kepalanya di dinding seperti itu, "daripada itu, uh hari ini ayah dan ibu pulang bukan? Apakah sarapanku tidak kau bawa?"
"Ah, Tuan meminta Dobby untuk menyuruh Miss [Name] turun dan makan dengan mereka. Makanya Dobby tidak membawakan sarapanmu," kau mengerutkan dahimu. Yang dipedulikan oleh Lucius ayahmu hanyalah Draco. Sejak kapan ia peduli apakah kau akan datang ke meja makan atau tidak? Hanya Narcissa ibumu yang peduli padamu dan selalu mencarimu jika kau tidak ada di meja makan, "tuan tidak ingin menunggu terlalu lama."
"Baiklah, lima menit lagi aku akan turun."
¹¹¹
"Hei [Name] kau lama! Dad akan memberikan kita kejutan hari ini!"
Draco sudah berada di meja makan dan tampak bersemangat. Ayahnya Lucius hanya menikmati secangkir teh di depannya sambil kemudian menatap kearahmu dan mengisyaratkanmu untuk duduk. Kau menurutinya, duduk di kursi berhadapan dengan ibumu.
"Ini surat untukmu sayang."
Ayahmu bahkan tidak mau susah-susah untuk memberikan surat padamu. Ia hanya memberikan surat pada Draco yang duduk di sampingmu, dan Narcissa yang memberikan surat yang sama dengan yang diberikan pada Draco.
Hogwarts?
"Beruntung kau sudah bisa menggunakan sihirmu meski sangat terlambat ketimbang adikmu," kau menyerengit mendengar perkataan Lucius, Draco tampak tersenyum bangga. Usiamu memang sudah 10 tahun saat kau bisa menggunakan sihir untuk mengangkat pena bulumu. Sesuatu yang ringan. Tidak seperti Draco yang sudah bisa membanting barang tanpa menyentuhnya saat usianya baru 5 tahun, "jangan merusak nama Malfoy. Kita selalu berakhir di asrama Slytherin. Itu adalah asrama terbaik untuk Pureblood seperti kita."
Tetapi kau dengar bahkan paman jauhmu Sirius Black masuk ke Gryffindor. Dan itu tidaklah seburuk apa yang diwanti-wanti oleh ayahmu. Tetapi kau hanya mengangguk, tidak ingin dikira membantah oleh ayahmu.
"Minggu depan kita akan pergi membeli perlengkapan sekolah," itu artinya ini adalah pertama kalinya kau akan pergi bersama dengan kedua orang tuamu. Ayahmu tidak pernah mau memperkenalkanmu pada teman-temannya. Kau tidak akan heran jika ada yang tidak mengenalmu, atau hanya menganggap Draco anak satu-satunya keluarga Malfoy.
"Baik ayah..."
¹¹¹
Diagon Alley.
Kau hanya pernah beberapa kali kemari dengan Draco saat kecil bersama dengan Dobby. Saat itu Draco menarikmu untuk kabur karena merasa bosan di rumah. Tentu saja segera ketahuan dan kalian berdua dimarahi oleh Narcissa. Lucius ayahmu hanya membela Draco saat itu.
"Seragam, sebaiknya kita pilih bahan yang bagus untuk Draco," kau berjalan beiringan dengan Narcissa dan membiarkan Lucius pergi bersama dengan Draco didepan kalian. Ayahmu menjelaskan apa saja yang harus dibeli seolah itu hanya untuk Draco. Kau hanya menghela napas, Narcissa menyadari itu.
"Ada apa [Name], kau butuh sesuatu?"
"Uh, apakah aku boleh pergi membeli perlengkapanku sendiri mom?" Kau rasa walau kau ikutpun dengan mereka, kau tidak akan heran jika ayahmu akan lupa membelikan bagianmu. Narcissa melihat Draco yang sedang menunjuk beberapa toko dan meminta Lucius untuk pergi ke sana.
"Tidak masalah? Atau mau mom temani?"
"Tidak apa-apa, aku pernah pergi ke Diagon Alley. Aku sudah tahu toko-toko mana yang harus kukunjungi," kau menggeleng, Narcissa kembali menatapmu untuk meyakinkan jika kau bisa sendirian. Kau mengangguk dan tersenyum.
"Baiklah, ini uang untuk membeli peralatanmu. Kalau kurang, mom akan memberikanmu lagi setelah kita bertemu oke?" Narcissa mengusap kedua pipimu dan mengecup dahimu. Kau mengangguk, mengecup balik pipi ibumu sebelum berbalik saat ayahmu dan Draco masuk ke Madam Malkins.
¹¹¹
"Jadi kita harus menukar uang ke Galleon. Dimana bank yang dimaksud?"
Kau sedang berjalan akan menuju ke Eylops untuk membeli hewan peliharaan saat kau mendengar beberapa orang yang tampak bergumam kebingungan. Kau bisa melihat satu keluarga dengan suami istri dan anak perempuannya yang seumuran dirimu. Tanpa pikir panjang menghampiri mereka.
"Gringgots ada disana," kau menunjuk bangunan di dekat sana dengan patung naga yang melingkar di atap runcingnya. Mereka menoleh dan melihat kearah yang kau tunjuk. Sepertinya mereka enggan untuk pergi sendiri kesana. Kau beranggapan mereka adalah Muggle yang mengantarkan gadis itu, "kalau tidak keberatan bisa kuantarkan."
"Benarkah? Terima kasih," pria itu sepertinya kepala keluarga mereka tampak tersenyum ramah. Kau sedikit canggung, tidak pernah ada yang berterima kasih hanya karena hal sepele seperti ini padamu, "apakah kau juga akan pergi ke sekolah sihir itu?"
"Hogwarts? Iya, saya akan pergi kesana," kau mengangguk dan kalian berbincang sambil pergi ke Gringgots. Mereka masuk dan tampak cukup kaget dengan goblin yang ada disana. Sampai di depan, kau berdehem beberapa kali untuk menarik perhatian Goblin yang bertugas disana.
"Maaf, ada yang ingin menukar uang Muggle," goblin itu menatap kearahmu, sebelum pada keluarga yang berjalan di belakangmu.
"Berapa yang ingin kalian tukar?"
Dan kau hanya menunggu kedua pasangan suami istri itu melakukan transaksi dan berdiri disamping gadis berambut ikal cokelat tersebut. Ia masih memperhatikan dengan raut wajah kagum dan senang.
"Aku membaca tentang Goblin di tempat ini. Tempat ini sangat aman, teraman kedua setelah Hogwarts. Mereka punya brankas di bawah tanah bukan?"
"Benar, bagaimana kau tahu banyak hal tentang tempat ini? Ayah dan ibumu Muggle bukan?" Kau melihat kearah anak perempuan itu yang mengangguk mengiyakan seolah tahu tentang istilah yang tidak lazim di dunia Muggle itu.
"Aku membaca buku sejarah dunia sihir sebelum ini. Professor yang memberikan surat penerimaanku yang meminjamkannya padaku, karena aku adalah Muggle dan harus banyak belajar tentang dunia kalian," kau kembali mengangguk-angguk, gadis disampingmu terlihat sangat pintar.
"Ayah sudah menukarkan ke Galleon. Oh, apakah kau ingin pergi untuk membeli sesuatu?" Pria itu menatapmu dan kau hanya mengangguk. Bagaimanapun juga, kau belum membeli apapun sampai sekarang, "kau sendirian? Bagaimana kalau kami temani sekalian untuk mencari barang-barang milik Mione."
"Dear, mungkin saja ia sudah ditunggu keluarganya."
"Uh tidak, tidak masalah. Tempat ini tidak begitu besar tetapi pasti sangat membingungkan dengan sihir dimana-mana," kau menggeleng dan pria itu tampak cukup senang mendengar jawabanmu, "oh maaf, kau pasti belum tahu nama kami. Dia adalah Hermione Granger, baru tahun ini ia akan masuk ke Hogwarts."
"Aku [Y/N]," kau tidak ingin menyebutkan nama keluargamu. Kalau sampai ternyata gadis itu tahu nama keluarga Malfoynya, mungkin saja ia akan menjauh karena enggan. Setelah perkenalan singkat, mereka segera menuju ke beberapa toko untuk mengambil beberapa barang. Uang yang diberikan ibumu jauh dari kata kurang, bahkan kau hanya menghabiskan separuhnya saat hanya tinggal tongkat yang harus kau beli.
"Ini benda yang menarik kurasa untuk Muggle sepertimu. Hanya tinggal--"
"[Name]!" Kau menoleh saat namamu dipanggil, terlihat Malfoy disana tampak berlari menghampirimu sambil memutar bola matanya, "aku mencarimu, kenapa kau malah pergi sendiri-sendiri?"
"Kupikir karena dad sibuk denganmu aku tidak ingin menghambat kalian. Sudah selesai?"
"Hanya tinggal tongkat. Aku ingin memilih denganmu," Draco menoleh pada Hermione dan keluarganya. Ia tahu jika mereka adalah Muggle, dan kau tahu apa yang akan terjadi jika Draco bertemu dengan keluarga Muggle, "kenapa kau bersama dengan para Mud--"
Kau membungkam mulutmu dengan sebelah tangan sebelum Draco mengatakan hal yang tidak sopan itu didepan Hermione.
"Tidak sekarang Drake," ia tidak ingin sampai teman--entahlah Hermione sudah menganggapnya teman atau tidak--nya tersinggung karena panggilan Draco. Ia hanya menatapmu malas dan kau menghela napas, "aku akan menyusul, biarkan aku berpamitan dengan mereka."
"Baiklah, jangan terlalu lama," perintahnya. Kau melihat Draco yang bahkan enggan untuk menunggu terlalu dekat dengan keluarga Granger. Kau menghela napas, menatap kearah Hermione.
"Maaf karena sikapnya."
"Ah tidak apa-apa, kalau kau ingin pergi dengan keluargamu tidak apa, aku bisa berjalan-jalan dulu," Hermione tersenyum sedikit canggung dan kau hanya mengangguk tampak bersalah. Kau segera bergegas menghampiri Draco yang hanya menatap kearahku dengan pandangan tidak suka.
"Kenapa kau mau bersama dengan kaum Mudblood?"
"Tidak ada bedanya antara Pureblood, Halfblood, dan Muggleborn," kau memutar bola matamu dan menekankan kata terakhir agar Draco tidak menyebutkan kata-kata vulgar itu. Meski tentu itu tidak berguna, karena yang tidak ingin menyebut kata-kata itu di keluarga mereka hanyalah Narcissa dan juga [Name], "ayo, Olivander ada di depan."
¹¹¹
"Ugh, kenapa Hogwarts dipenuhi oleh para Halfblood dan Mudblood."
Draco terus mengoceh saat kalian berdua sudah sampai di dalam kereta. Kalian tidak sama sekali menemukan tempat duduk yang tepat, karena Draco terus mengoceh melihat ada Halfblood yang duduk bersama dengan Pureblood bahkan Muggleborn. Entah bagaimana ia bisa mengetahui status darah orang-orang yang kalian temui. Yang pasti, kakimu sudah pegal dan kereta sudah berjalan 10 menit.
"Drake, bisakah kita duduk di gerbong selanjutnya? Walaupun ada Muggleborn ataupun Halfblood?" Kau mengerang, merasa lelah karena membawa koper milikmu. Draco melihatmu sebelum berdecih dan membuka gerbong di depannya. Kau bisa melihat dua orang anak laki-laki bertubuh gempal dan seorang anak perempuan berambut pendek se-bahu. Draco tampak tersenyum puas.
"Aku adalah Draco dan juga [Name] Malfoy. Kami akan duduk disini," kau memukul kepala belakang Draco saat ia dengan tidak sopan malah mengatakan seperti itu. Namun, bukannya tidak suka dengan perkataan dari Draco, tampak kedua anak laki-laki itu bergeser sedikit berdempet. Mereka sepertinya mengenal nama Malfoy, dan dari raut wajah Draco, mereka berasal dari keluarga Pureblood.
"Benar sekali, semakin lama dipenuhi oleh darah penghianat juga Mudblood itu!"
Kalian sudah berada disana selama beberapa menit dan kau sudah sangat jengah. Vincent Crabbe, Gregory Goyle dan Pansy Parkinson. Mereka sama saja dengan Draco yang sering melecehkan penyihir selain Pureblood. Kau bisa melihat Pansy tampak sangat bersemangat dalam setiap perkataannya, sambil sesekali mencuri pandangan kearah Draco. Ia mencoba mencuri perhatian Draco, sepertinya menyukai adik kembarnya itu. Draco? Ia tidak begitu peduli.
Kau berdiri dari samping Draco.
"[Name], mau kemana?"
"Cari angin," jawabmu singkat dan keluar dari gerbong meninggalkan Draco dan juga yang lainnya. Kau berjalan melihat bagaimana beberapa murid baru tampak berkenalan dengan riang, juga beberapa murid tahun lama yang sedang mendiskusikan Quidditch dan juga tahun yang akan dilalui. Beberapa kali kau dengar nama Harry Potter disebut oleh mereka. Kau ingat bagaimana Draco sangat bersemangat dan ingin bertemu dengan Harry. Satu hal yang sangat langka mengingat Harry adalah Halfblood.
"Aw," kau tidak memperhatikan jalan saat menabrak seseorang yang baru saja berlari kearahmu.
"Kau tidak apa-apa?" Kau yang terduduk menoleh dan melihat dua orang berwajah sama--atau mirip--menoleh kearahmu. Yang satu mengulurkan tangan untuk membantumu. Rambut merah dengan pakaian yang tampak lama dan lusuh--jika ia bisa mengutip apa yang ayahnya ceritakan tentang mereka--mereka pasti anggota Weasley. Dan mungkin ini adalah si kembar.
"Fred, seharusnya kau lebih berhati-hati."
"Aku hanya ingin mencari Wanita penjual camilan saja," kau menerima uluran tangannya dan berdiri.
"Terima kasih."
"Maaf karena aku menabrakmu," ia tersenyum penuh rasa bersalah, kau hanya mengangguk.
"Kalau kau mencari wanita penjual permen, ia baru saja lewat," jawabmu menunjuk kebelakangmu. Mereka tampak senang, berterima kasih padamu sebelum berlari kembali kearah belakangmu.
"[Name]?" Kau menoleh kearah suara dan menemukan Hermione yang sedang mencari sesuatu tersenyum, berlari kecil kearahmu, "kau harus mengenakan seragammu, kita akan sampai sebentar lagi."
"Baiklah," kau melihat anak laki-laki di belakang Hermione yang tampak sedikit segan denganmu. Ia juga melihat kearah bawah seolah mencari sesuatu kala itu.
"Kalian mencari sesuatu?"
"A-aku..."
"Dia adalah Neville Longbottom, ia sedang mencari kataknya yang menghilang," ia dengar tentang keluarga Longbottom, salah satu dari Order of Phoenix yang menjadi gila karena terkena siksaan dari salah satu pengikut Voldemort. Sepertinya karena rambut putihmu yang selalu identik dengan keluarga Longbottom membuat Neville menyadari siapa kau.
"Mau kubantu?"
"H-huh?"
"Tidak merepotkan?" Hermione bertanya padamu dan kau menggelengkan kepalamu. Pada akhirnya, meski Neville enggan kalian berdua mencari katak miliknya. Namun kau tidak lama membantunya karena Draco kembali menarikmu untuk bersiap karena kereta akan sampai.
"Kuharap kita satu asrama [Name], kau teman pertamaku," Hermione tersenyum, kau terdiam sejenak sebelum tersenyum dan mengangguk. Teman. Kau yang memang tidak bersekolah seperti Draco dan hanya mendapatkan pelajaran privat dirumah, tentu kau tidak memiliki teman selain peri rumah. Kau hanya mengangguk, meski kau rasa tidak akan mungkin karena kau adalah seorang Malfoy dan ayahmu menuntutmu untuk bisa masuk ke asrama Slytherin.
Kau berharap Hermione masih tetap mau menjadi temanmu meskipun kau berada di asrama Slytherin dan kau adalah seorang Malfoy.
¹¹¹
Sorting Hat ada di kepalamu, setelah Draco dan Harry Potter sudah selesai diseleksi. Hermione masuk ke Gryffindor dan kau lihat keluarga Weasley yang memenuhi asrama tersebut.
"Gryffindor!"
Wajahmu memucat, kau bisa lihat Draco menatapmu dengan mata membulat, sama kagetnya denganmu. Ditengah hiruk pikuk orang-orang juga rasa terkejut mereka akan anggota keluarga Malfoy lainnya yang mungkin mereka tidak kenal juga seorang Malfoy yang masuk dalam asrama Gryffindor, kau hanya bisa berjalan dan duduk tidak berani menatap Draco yang tidak melepaskan pandangan matanya padamu.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top