⁶Cedric Diggory
Third Year
.
"Kurasa kau tidak bisa berhenti mendapatkan masalah Harry. Setidaknya aku berharap kau tidak mati."
Kau menggumamkan isi surat yang sedang kau tulis itu, bertukar pesan dengan semua teman-temanmu seperti yang kau lakukan 2 tahun belakangan. Dan setiap tahunnya kau mendapatkan mimpi yang selalu melibatkan Harry, Ron, juga Hermione. Sayangnya, sepertinya Harry juga yang lainnya tetap tidak kapok untuk menghadapi masalah.
Kau hanya berharap jika tidak ada hal buruk yang terjadi pada mereka bertiga. Meskipun koran Daily Propher yang saat ini kau baca berkata lain. Sirius Black berada diluar Azkaban. Kau mendengar jika pria itu adalah orang setia dari Voldemort yang sudah membunuh banyak sekali penyihir dan muggle. Kau lihat foto bergerak dari Sirius yang tampak mengerikan menurutmu.
"Hei," kau terhenyak, menoleh dengan cepat saat kau melamun setelah menulis surat sambil melihat koran Daily Propher dihadapanmu. Draco berada disana, tampak melihat kearah surat yang kau tulis, "kau masih berhubungan dengan si Weasel bau itu?"
"Bisakah kau tidak mengejek temanku Drake? Mereka sama sekali tidak mengganggumu," kau menghela napas dan memberikan surat itu pada Errol yang sudah menunggu dan bertengger di jendela kamarmu, "terima kasih Errol, jangan sampai menabrak sesuatu lagi."
Kau ingat saat pertama kali kau bertukar surat dengan keluarga Weasley, Harry, juga Hermione, saat kau akan memasuki tahun keduamu. Karena kau tidak punya burung hantu--memang kau yang tidak menginginkannya, lebih memilih Kneazle abu-abu yang diberi oleh ayahmu di tahun pertamamu--Fred mengirimkan terlebih dahulu surat dengan bantuan burung hantu mereka bernama Errol.
Sebut saja, vas yang ada di kamarmu pecah karena Errol menabraknya.
"Burung hantu tua murah yang bodoh, sangat cocok untuk para Weasel bau itu," jujur kau tidak suka dengan sifat Draco yang seperti itu. Tetapi kau lelah berdebat lagi dan hanya menatap tidak suka kearah Draco, "kenapa kau tidak bersiap-siap?"
"Bersiap-siap?"
"Akan ada acara, kita akan berangkat bersama dengan ayah dan ibu. Dari sana akan langsung ke Diagon Alley--kau sudah tahu itu bukan?" kau melihat kearah Draco dengan tatapan bingung. Mencoba untuk mengingat selama liburan ini apa saja yang dikatakan oleh ayahmu, kau yakin tidak ada satupun pembicaraan tentang acara yang dimaksud, "[Name], ayah mengajakmu juga bukan?"
"Ada latihan Quidditch, aku harus membantu Oliver membuat strategi," kau berbohong, tidak ingin Draco protes pada ayah dan ibu mereka karena ia tidak diajak oleh Lucius. Kau yang berteman dekat dengan Fred dan George, sering menemani mereka berlatih bersama dengan yang lain. Meskipun kau tidak pernah mengikuti seleksi untuk menjadi pemain Quidditch juga karena kau takut ketinggian, Oliver sering memintamu untuk membantunya menyusun strategi.
Sebut saja kau menjadi manajer dari tim Quidditch Gryffindor.
"Sungguh," kau bisa melihat Draco tidak percaya dengan itu, "aku akan bertemu denganmu nanti di Hogwarts oke?"
⁶⁶⁶
"Kurasa aku akan menghabiskan waktu di Diagon Alley saja," kau sudah membawa koper berisi pakaianmu juga keperluan yang dibutuhkan untuk tahun ketiga. Menyeret koper yang ada di tanganmu, kau akan masuk ke dalam Leaky Cauldron untuk mengambil satu kamar disana. Penginapan satu ini tampak tidak begitu ramai, masih sedikit murid-murid disana yang sudah datang.
Malfoy Manor bukan tempat yang menyenangkan untuk dihabiskan selama 1 minggu sebelum keberangkatan ke Hogwarts. Itulah sebabnya kau hanya betah berada di rumah bersama beberapa Elf rumah lainnya karena Dobby yang paling dekat denganmu dan Dracopun sudah bebas tahun lalu selama 3 hari sebelum mengemas barangmu dan pergi ke Diagon Alley.
Kau menghabiskan waktu berkeliling di Diagon Alley. Awalnya, kau merasa cukup puas dengan waktu sendirimu. Kau bisa pergi kemanapun sesukamu, juga kau bisa mencoba semua tempat yang ada disana.
Kau mencicipi beberapa kue dan eskrim di beberapa tempat di Diagon Alley.
Namun, tentu saja perlahan setiap hari berada di Diagon Alley sendiri ada perasaan bosan juga kesepian yang kau rasakan. Hingga kau pada akhirnya hanya berjalan sendirian sambil menikmati salah satu eskrim yang baru saja kau beli tadi.
BUGH!
"Maafkan aku," kau meruntuk dirimu sendiri saat menabrak seseorang. Kau bahkan melihat eskrim yang sedang kau makan malah menempel di pakaian seseorang yang sekarang memegang kedua lengan atasmu saat kau akan jatuh ke belakang, "oh, aku mengotori pakainmu."
"Tidak masalah, kau tidak apa? Aku tidak melihat jalan tadi," kau sedikit mendongak untuk melihat pemuda berambut cokelat yang tampak sedikit familiar. Kau yakin itu adalah salah satu murid Hogwarts.
"Tidak apa, maaf aku jadi mengotori pakaianmu kak Diggory."
"Kau mengenaliku? Dan ini bukan masalah, hanya perlu dibasuh air sedikit," pemuda didepanmu, Cedric Diggory. Kau mengangguk. Tentu saja pemuda didepannya saat ini cukup terkenal. Tampan, baik hati, seorang Prefect Hufflepuff, kapten Quidditch.
"Kau cukup terkenal," sebenarnya sangat, tetapi kau tidak ingin melebih-lebihkan omonganmu.
"Kaupun juga terkenal [Y/N]," kau tidak begitu terkejut. Maksudnya, tentu saja kau terkenal karena keluargamu. Keluarga pengikut Kau Tahu Siapa yang bebas hanya karena bermain dengan uang, "ulahmu, dan si kembar Weasley selalu menjadi pembicaraan banyak orang."
...
"Eh?"
"Satu yang kuingat saat itu kalau tidak salah kau sukses membuat warna bulu Mrs. Norris menjadi warna pink."
"Tunggu," kau menghentikan perkataan Cedric itu, dan pemuda itu dengan senang hati segera menghentikannya, "hanya... karena itu?"
"Ya? Euh, terkadang memang sedikit kelewatan hingga mengurangi poin asrama tetapi cukup menghibur--"
"Itu karena si kembar. Tetapi, bukan karena... bukan karena kau mengenalku sebagai... Malfoy?" kau sedikit ragu mengatakan itu, Cedric menoleh padamu dan diam selama beberapa saat sebelum tersenyum kembali.
"Itu juga, tetapi memang ada apa dengan menjadi Malfoy? Kau adalah kau, dan bukan keluargamu," perkataan yang juga kau dengar dari si kembar, juga semua teman-temanmu di Gryffindor. Dan kau senang mendengarnya, hanya menunduk menyembunyikan wajah merahmu.
Cedric membungkukkan tubuhnya, mencoba untuk mengintip kearah wajahmu yang segera kau palingkan. Ia tertawa karena reaksimu.
"Apakah tidak ada yang mengatakan padamu jika kau sangat manis?"
"Aku tidak--" Cedric tertawa saat kau segera menegakkan lehermu dan menatap kearahnya dengan wajahmu yang merah. Kau mengerutu kesal, dan Cedric hanya menepuk beberapa kali kepalamu.
"Ngomong-ngomong kenapa kau sendirian disini? Kemana keluargamu?"
"Ah itu," kau menggaruk kepala belakangmu dan memalingkan kembali wajahmu, "mereka sedang ada keperluan. Aku tidak ikut jadi kuputuskan untuk ke Diagon Alley saja sampai kereta menuju Hogwarts datang."
...
"Lagipula hanya 2 hari lagi, besok juga orang-orang akan mulai berdatangan."
"Kebetulan," Cedric tahu ada sesuatu yang tidak ingin dikatakan olehmu, namun memutuskan untuk tidak memaksamu yang memang baru bertemu dengannya hari itu, "akupun juga akan menginap di Leaky Cauldron karena ayahku ada urusan dan meninggalkanku sendiri disini. Kau sudah berbelanja untuk tahun ajaran baru?"
"Uh belum, aku baru saja tiba."
"Kalau begitu mau mencarinya sama-sama? Kurasa akan lebih menyenangkan jika ada teman yang menemani," kau menatap kearah Cedric, memiringkan kepalamu dan mengerutkan dahimu.
"Kita bukan teman. Bahkan kita baru bertemu secara langsung hari ini."
"Ah," Cedric sepertinya tidak pernah mendapatkan jawaban seperti itu, ia hanya menggaruk leher belakangnya. Ia tersenyum mengulurkan tangannya padamu, "kalau begitu, mau berteman mulai sekarang?"
...
"Bukan masalah kalau kau masih mau berteman dengan seorang sepertiku."
"Percayalah, aku selalu ingin menjadi temanmu," kau kembali mengerutkan dahinya, namun pada akhirnya menerima uluran tangan pemuda itu, "senang berteman denganmu [Y/N]."
⁶⁶⁶
"Kau... tidak perlu membawakan barang-barangku kau tahu kak?"
Kau menoleh pada Cedric yang membawa buku-buku pelajarannya tahun ketiga. Ia bisa saja meminta pemilik toko buku untuk mengantarkannya ke penginapan seperti yang dilakukan olehmu juga Draco setiap tahun. Kau juga bisa membantu Cedric dengan membayarkan juga pengantaran buku-buku milik pemuda itu.
Tetapi Cedric dengan sopan menolak dan lebih memilih membawanya sendiri. Kau juga memutuskan untuk membawa sendiri bukumu seperti yang dilakukan oleh Cedric.
"Tidak apa-apa, lagipula aku merasa kau tidak jadi memakai jasa pengiriman karena aku," kau tidak pernah mengatakan hal itu pada Cedric, tetapi Cedric begitu saja mengetahuinya.
"Setidaknya biarkan aku membawa sebagian buku itu. Kurasa kau akan jadi pendek jika membawa semuanya," kau mencoba mengambil beberapa buku yang sebenarnya tidak terlalu tebal diantara yang lainnya. Cedric berhenti, menoleh padamu diantara tumpukan buku yang ia bawa.
"Lebih baik jika aku yang menjadi pendek, kurasa aku tidak akan bisa melihatmu jika kau lebih pendek lagi," Cedric tampak tertawa dan berbalik, meninggalkanmu yang tampak mencerna apa yang dikatakan oleh Cedric sebelum menoleh dengan wajah kesal dan merah.
"KAK!"
⁶⁶⁶
"Kudengar akan ada penjagaan yang lebih ketat di Hogwarts."
Seharian kau berjalan bersama dengan Cedric, bahkan hingga pergi ke Zonko
Berjalan-jalan bersama Cedric bukanlah hal yang buruk. Cedric sangat mudah untuk mencari bahan pembicaraan sama dengan si kembar dan semua teman-temannya di Gryffindor. Mungkin, satu yang membedakan Cedric dengan teman-temannya adalah bagaimana ia sedikit memperlakukannya lebih baik dalam hal tidak menjahilinya seperti yang dilakukan oleh Fred dan George.
"Tentang Sirius Black?"
"Ya, karena ia satu dari sedikit orang yang bisa kabur dengan mudah di Azkaban, itu artinya ia bukan orang yang bisa diremehkan," kau mengangguk setuju. Lagipula, Sirius Black didakwa dengan kejahatan membantu Kau-Tahu-Siapa dan membuat monster itu membunuh James dan Lily Potter.
Itu artinya kemungkinannya sangat besar untuk Sirius yang kabur dari penjara mengincar Harry.
"Ada apa?" kau menoleh dan menemukan Cedric hanya memandangimu tanpa berbicara. Ia tertawa dan menggelengkan kepalanya.
"Kau memang manis saat sedang diam dan berpikir," ia menyentil pelan dahimu yang berkerut karena tanpa sadar memikirkan nasib sahabatmu itu, "tetapi kurasa kau akan lebih manis jika sedang tersenyum."
...
"Berhentilah menggodaku seperti Fred dan juga George," Cedric hanya tertawa dan tidak begitu mempedulikan kau yang tampak kesal dengan sebutan manis tersebut.
"Kalau mereka juga mengatakan itu, artinya mereka punya mata yang bagus."
"Hah, mereka punya mata yang bagus? Mereka hanya ingin menjahiliku saja," Cedric mendengar nada bicaramu yang tampak kesal, "kurasa mereka bahkan tidak menganggapku sebagai perempuan. Maksudku, bayangkan saja mereka pernah melepaskan atasan mereka setelah latihan Quidditch didepanku hanya karena alasan panas dan hanya ada aku."
⁶⁶⁶
Oliver memintamu untuk ikut dalam latihan Quidditch di tahun keduamu. Kau cukup sering ikut dan menyumbang beberapa strategi yang bisa digunakan oleh Tim. Tentu saja kau juga menjaga rahasia tentang kemampuan Draco begitu juga menjaga rahasia strategi Gryffindor pada Draco.
Mereka semua sedang bertanding di tengah musim panas. Kau cukup kepanasan kala itu hingga memutuskan untuk kembali ke ruang strategi untuk sekedar berteduh. Tentu juga mempersiapkan semua minuman juga handuk untuk semua anggota Quidditch yang sedang berlatih.
"Oh, kau sudah disini. Pantas saja aku tidak melihatmu [Name]."
Kau tidak sadar jika Fred dan George masuk saat itu karena kau membelakangi mereka. Kau hanya bergumam menjawab pertanyaan mereka, sedikit sibuk dengan minuman yang ingin kau berikan pada mereka begitu juga dengan handuk.
"Hei Fred, ada [Name]."
"Hanya [Name], tidak masalah~"
Dahimu berkerut, kau berdiri dari posisi berjongkok membelakangi mereka dan menemukan Fred yang sudah bertelanjang dada disana, melepaskan seragam Quidditchnya yang basah karena keringat.
"F--pakai bajumu sampai aku keluar bodoh," kau melemparkan handuk yang ada di tanganmu kearah Fred yang tampak menangkapnya setelah handuk itu mengenai wajahnya.
"Hari ini panas sekali, aku benar-benar gerah dan tidak tahan. Oliver dan latihan juga pidato panjangnya tidak pernah berubah--oh, apakah itu untukku? Berikan padaku [Name]," Fred mengusap tubuhnya dengan handuk yang kau lempar, tidak memiliki niat untuk menutupi tubuhnya.
George sendiri tampaknya hanya tertawa dan menatapmu dengan tatapan kasihan.
Kau hanya bisa mematung, tidak bergerak untuk memberikan minumanmu pada Fred.
"Hei, kau tidak kasihan dengan [Name]?" George menoleh pada Fred yang menatap kembarannya dengan tatapan bingung.
"Memang kenapa?"
"Tetapi kau tahu [Name] itu perempuan kan?"
"Oh benar juga, aku terkadang lupa kalau dia perempuan," Fred tidak punya sama sekali niat buruk, hanya suka menjahilimu. Ia tertawa, "bercanda. Tetapi Ginny juga sering sekali melihatku seperti ini, jadi tidak masalah bukan?"
"Tetapi ini [Name]--"
"Sudahlah Georgie, kurasa dia benar-benar otak dungu," kau mendengus kasar dan berjalan menundukkan wajahnya menyembunyikan wajah merahnya. Ia melempar minuman itu pada Fred sedikit kencang dan begitu juga pada George tentu lebih lembut.
Dengan segera kau berbalik, kau rasa darahmu sudah berkumpul di kepalamu. Mendadak cuaca disekitarmu sangat panas, dan yang kau rasakan lebih di wajah.
SRAK
Kau tidak sempat untuk pergi saat seseorang menutup tenda kain itu dengan kedua tangannya. Kau tidak perlu berbalik untuk mengetahui siapa di belakangmu, yang kini kedua tangannya melingkar disamping kiri dan kanan tubuhmu. Bau kembang api dan permen bercampur bau matahari dan keringat.
"Kau marah padaku?"
"Tidak."
"Lalu kenapa kau pergi saja?"
"Aku akan masuk lagi setelah kau memakai pakaianmu."
"Aku hanya melepaskan kaus seragamku, tidak seluruh pakaianku. Seharusnya kau tidak perlu malu~"
"Aku tidak malu. Aku sudah biasa melihat Draco mengganti pakaiannya. Tetapi ini benar-benar tidak sopan," jawabmu dengan nada perlahan semakin pelan. Tubuh Fred di belakangmu tampaknya cukup panas karena terpanggang oleh cahaya matahari hari itu. Kau merasa benar-benar gerah.
Bukannya malah menjauh, kau bisa mendengar perlahan suara napas Fred yang mendekat dan berada di samping telinga kananmu.
"Hm~ benarkah bukan karena hal lain?"
Kau hendak berbalik dan marah, kesal seperti biasa. Mendorong wajah Fred juga memukulnya, namun yang terjadi kau malah membeku karena jarak kalian yang tampak sangat dekat. Mulutmu baru saja akan bergerak berbicara, saat pintu tenda terbuka, dan Oliver, Harry, juga yang lainnya tampak membukanya sedikit paksa hingga tangan Fred yang tadi menahan pintu tenda tampak terlepas.
...
"Uuuh..." Harry tampak memecah keheningan yang sangat canggung dimana Oliver, Harry, dan semua anggota Quidditch melihat Fred yang berdiri sangat dekat denganmu tanpa mengenakan pakaian atasan apapun, dan George yang tampak hanya menahan tawa dibelakang tanpa ada maksud untuk membantu [Name].
"Wajahmu... merah [Name]," Harry tampaknya tidak memiliki niat buruk, namun ia hanya refleks mengatakan itu saat ia memang melihat wajahmu yang semerah tomat.
"Hanya kepanasan!"
⁶⁶⁶
"Dan setelah itu aku menolak untuk masuk sebelum semua orang memakai pakaian yang lengkap. Aku heran bagaimana Angelina bisa betah dengan pemandangan seperti itu," kau malah keasikan bercerita dengan Cedric yang menanggapi dengan tawa. Kau bercerita sambil membeli eskrim untukmu dan juga Cedric.
"Kau merasa gugup hanya karena ia tiba-tiba tidak berpakaian?"
"Tentu saja," kau menjawab dengan cepat.
"Bukankah," Cedric sedikit menunduk dan berbisik, "bukankah karena kau menyukainya?"
...
Kau menoleh dengan cepat kearah Cedric yang tersenyum tanpa rasa bersalah dan memiringkan kepalanya menunggu jawabanmu. meski sepertinya dengan sangat yakin ia menunggu jawaban ya darimu.
"Kau bercanda."
"Hm~ mungkin?" kalian kembali berbincang hingga malam menjelang dan memutuskan untuk kembali ke Leaky Cauldron untuk beristirahat.
⁶⁶⁶
"Kamarku berada di samping sana."
"Baiklah, aku akan kesana," kau menunjuk kearah berlainan dengan yang ditunjuk oleh Cedric. Kau berbalik dan akan masuk saat mendengar suara pintu yang terbuka. Kau menoleh, dan menemukan seseorang yang familiar di matamu.
"Harry?"
"[Name]?"
Malam itu Harry menceritakan bagaimana ia bisa sampai di Leaky Cauldron pada malam hari. Bagaimana paman dan bibinya yang menghina kedua orang tuanya juga bagaimana ia menaiki bis yang membawanya kemari. Sungguh, rasanya kau ingin sekali memantrai kedua paman dan bibi Harry dengan mantra crucio setelah apa yang diceritakan oleh Harry.
Tentu saja Harry menghentikan niatmu itu dan setelah menenangkanmu, kau berpisah dengannya dan memutuskan untuk tidur karena besok mereka akan sangat sibuk untuk mempersiapkan diri berangkat ke sekolah.
⁶⁶⁶
Suara bising yang terjadi disamping kamarmu--atau lebih tepatnya kamar Harry--membangunkanmu. Pagi itu kau benar-benar kelelahan hingga bangun kesiangan. Seharian bepergian bersama dengan Cedric benar-benar menguras tenagamu. Suara gerigi yang bergerak, kau bisa menebak jika Harry mencoba membuka buku perawatan hewan gaib. Kau masih tidak sadar sepenuhnya hingga suara itu tampak berhenti.
Kau harus segera bangun karena tidak ada peri rumah yang akan membantumu.
Cukup lama kau tampak mempersiapkan diri, dan setelah kau mengenakan pakaianmu, kau segera pergi akan turun, hampir menginjak tikus yang sedang dikejar oleh seekor kucing. Kau seperti mengenal kedua makhluk itu, namun memutuskan untuk tidak begitu memikirkannya.
Kau berjalan akan melewati kamar Harry, namun suara benda yang jatuh membuatmu tampak menoleh kearah pintu yang tertutup itu. Dahimu berkerut, cemas dengan keadaan Harry hingga memutuskan untuk berbelok.
"Harry?" tidak ada jawaban, kau segera mengetuk pintu kamar itu beberapa kali. Tidak ada jawaban, kau akan mengetuk sekali lagi saat pintu itu terbuka karena tidak tertutup cukup kencang, "Harry, kau tidak apa?"
Kau kembali mengulangi. Karena tidak ada jawaban, kau membuka lebih lebar dan akan masuk kedalam kamar saat matamu disuguhi oleh Fred--atau George, entahlah--yang tengah perjalanan melepaskan bawahan pakaian yang ia gunakan.
...
Apakah perasaan dejavu?
"Maaf, kurasa aku salah kamar," kau berbalik dan akan keluar dari kamar itu, namun kakimu malah menyenggol meja yang ada didekat sana dan menjatuhkan tumpukan buku yang menahan buku Book of Monster. Buku yang liar dan bisa menggigit siapapun yang ada didekatnya.
Dan itulah yang terjadi, saat buku itu segera dengan liar mendekat kearahmu dan akan menyerangmu.
"Ah!"
Kau tidak siap dengan tongkatmu dan akan menghindar saat dua pasang tangan melingkar di tubuhmu dan menarikmu mendekat padanya, menjauh dari buku itu. Dada bidang tanpa sehelai kainpun menyentuh tubuhmu dan terasa panas.
Bau yang familiar, permen, juga kembang api.
"Hampir saja."
Suara yang--
Kau menoleh dan menemukan Fred tampak masih memeluk tubuhmu dan tersenyum tanpa rasa bersalah. Suara yang biasa kau dengar bernada sedikit tinggi karena pemuda itu belum mengalami puberitas, saat ini tampak jauh lebih rendah. Matamu membulat, suara khas laki-laki yang sudah menginjak puberitas benar-benar berubah.
Kau mematung, bahkan tidak bisa bereaksi saat Fred sudah menginjak buku itu dengan satu kakinya. Ia mendekat, masih dengan kedua tangannya yang memeluk tubuhmu, berbisik tepat disamping telingamu.
"Selamat pagi, [Name]..."
To be Continue
Mohon maaf, saya updatenya kelamaan. Ide saya mendadak diambil sama dementor trus di Oblivate /ngasal
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top