9


"Selamat pagi semuanya! Saya Im Hyeonhee.. lebih suka dipanggil Hyeoni.. saya orangnya tidak suka basa-basi. Dan saya tidak suka dibantah. Jadi siapapun yang menjadi pilihan saya, maka siapapun tidak bisa mengubanhnya!"

Ucap wanita bernama Hyeonhee itu. Gue masih tercengang. Astaga, wajahnya sungguh sangat mirip nyokap gue yang di dunia nyata. Sekarang, kepercayaan diri gue pun mulai memudar. Gue menjadi semakin tidak yakin jika bisa lolos dan menjadi pemeran utama dari casting ini.

Lihat saja... sifatnya sangat tegas dan mutlak. Gumam Sohyun

"Kenapa? Lo takut?"

Tanya Taeyong seketika setelah melihat raut muka gue yang memucat.

"Tenang saja Sohyun... lo pasti bisa. Gue percaya sama lo."

Berbeda dengan Taeyong, Eunwoo justru menghibur gue dengan senyuman damainya.

Taeyong melirik kesal ke arah Eunwoo.

Aisshh... cowok itu! Batin Taeyong.

Casting udah dimulai. Peserta pertama, kedua, sampai kelima.. semuanya dapet komentar pedas. Gue meneguk ludah secara kasar. Bener deh, ini jantung deg-degan banget. Mau di adilin kayak apa nanti pas gue udah tampil di depan??

Oh. Sekarang giliran si nenek lampir sekolah. Apa dia akan berhasil lolos??

"Coba peragakan satu adegan dalam naskah yang kau pegang!" Perintah Nona Hyeoni.

Soo Ah pun memulai aksinya.

"(terjatuh & menangis) aku takut sendirian dihutan yang gelap ini..... dan aku masih tidak percaya kalau ratu ingin membunuh ku.....!!"

"Stop! Stop!!!"

Acting Soo Ah dihentikan olehnya. Apa lagi sekarang? Padahal gue lihat acting Soo Ah baik-baik aja sejauh ini.

"Kamu tahu apa kesalahanmu?"

Soo Ah masih diam tak percaya.

"Kamu itu terlalu melebih-lebihkan mimik muka dan pengucapan kalimatnya! BURUK SEKALI!"

"Ya! Ibu pikir, ibu siapa??"

"Ibu tidak bisa seenaknya berbuat seperti ini sama saya! Saya nggak mau tahu, pokoknya ibu harus mau jadiin saya sebagai tokoh utama!!!"

Teriak Soo Ah secara lepas tepat dihadapan Nona Hyeoni.

"Aigoo.. berani sekali dia!" Ujar gue.

"Nah.. sekarang.. kalau saya pikir-pikir.. kamu bisa dapat peran itu."

Komentar Nona Hyeoni membuat gue semakin yakin pula, bahwa ini ada sangkut pautnya sama status Soo Ah yang merupakan anak pemilik sekolah.

Aah... dia pasti takut tidak dapat uang bayaran atas jasanya dalam pemilihan cast ini. Dia pasti sama saja dengan guru-guru lain yang takut sama papanya Soo Ah.

Soo Ah pasti jadi snow white-nya.

Gue mulai lesu, lemas, lunglai, bener-bener ngga ada semangat lagi. Belum aja melangkah gue udah ditelan sama kekalahan.

"Jadi.. ibu sudah berubah pikiran dan mau menjadikan saya sebagai Snow White??"

"Eitzz.. siapa bilang saya akan menjadikan kamu Snow White?"

"Bukannya ibu bilang kalau saya akan dapat peran itu? Peran utama? Tokoh utama yang saya inginkan?"

"Heh. Jangan salah tangkap. Jangan terlalu percaya diri dengan penampilan burukmu sebagai protagonis. Kau lebih cocok mengisi peran antagonis yang juga sebagai tokoh utama. Saya mau kamu jadi Ratu jahat yang senantiasa menjaga kecantikannya dengan bertanya pada sebuah cermin!"

"Apa??! Jadi ratu?!"

"Terserah mau atau tidak! Yang jelas saya sudah bilang, bahwa saya tidak suka dibantah! Sana pergi. Biarkan yang lain mengikuti castingnya! Saya masih butuh pemeran yang paling utama!"

Sial!!! Soo Ah mengumpat dalam hati.

Setelah Soo Ah, Taeyong langsung maju ke mimbar dan memperagakan apa yang diminta oleh Nona Hyeoni.

Belum sampai kalimat selesai, Nona Hyeoni sudah menyela Taeyong.

"Ah.  Kau mengucapkan percakapanmu dengan ragu-ragu... kaku! Kamu mau nggak jadi pemeran drama ini??"

"Te..tentu s-sajaa.."

Oh.. ada apa ini? Lagaknya aja yang sok berani tadi. Tapi sekarang??? Dibilang begitu saja jawabnya sudah sambil gagap ngga jelas. Emang dasar, Taeyong yang sok-sokan Cool!

Taeyong pun mengulangi kembali adegannya. Tapi menurut gue, kali ini dia terlihat jauh lebih santai. Lumayan bagus.

"Lumayan bagus!"

"Acting kamu sudah lumayan bagus! Tapi maaf, kau hanya bisa berperan sebatas pemburu ang diperintahkan sang ratu untuk membunuh Snow White di dalam hutan!"

"Apa?!"

Taeyong tampak terkejut. Lalu dia menerima dengan pasrah peran yang dia dapatkan kemudian segera kembali ke tempat duduknya. Wajahnya benar-benar seperti kain tak disetrika bertahun-tahun. Kusut. Lecek.

Sekarang giliran Eunwoo oppa yang maju ke depan. Bagaimana dengannya? Apa dia dapat peran itu? Sebagai pangeran? Aku sangat penasaran berhubung peran Snow White masih kosong dan bersiap menunggu kedatanganku. Oh. Aku mulai percaya diri.

"Wow. Amazing! Kamu sangat percaya diri dan tenang ketika memperagakan naskah! Ekspresi kamu juga sangat mudah ditangkap dengan penghayatan yang luar biasa!"

"Saya rasa, kamu cocok jadi pangerannya! Selamat, Cha... Eunwoo."

"Eo.. dia berhasil! Keren! Lihat lah, Euunwoo oppa berhasil jadi pangerannya Tae!"

"Lagian apa bagusnya sih dia??" Jawab Taeyong sewot.

"Bilang saja lo iri!" Ejek gue ke Taeyong.

Aduh. Ini dia. Setelah beberapa murid yang beraksi namun gagal, sekarang giliran gue yang dapat pengadilan. Gue percaya diri aja. Gue siap dengan caci makian apapun yang Nona Hyeoni ucapin nanti. Gue tarik nafas dalem-dalem dan gue melangkah maju ke atas mimbar. Dengan secarik naskah yang gue pegang, sekarang yang harus gue lakuin adalah berakting seolah-olah penuh dengan rasa ketakutan. Karena gue ditinggal sendirian di dalam hutan dalam keadaan ratu yang ternyata berusaha mau ngebunuh gue.

"(terjatuh & menangis) aku takut sendirian dihutan yang gelap ini..... dan aku masih tidak percaya kalau ratu ingin membunuh ku.....!!"

Aku mulai membaca sebaris dua baris percakapan. Dan sepertinya Nona Hyeoni menikmati aktingku. Apa aku akan berhasil?

"Wah. Kwon..Sohyun. benarkan??"

Gue menganggukkan kepala. Membenarkan nama Kwon Sohyun yang dia ucapkan. Padahal gue tahu, kalau dia seharusnya menyebut dengan nama Kim Sohyun. Huh.

"Saya tidak tahu, kalau ternyata SMA Jeongguk punya anak berbakat akting seperti kamu. Sungguh menakjubkan! Kanu satu-satunya orang yang membuat saya terkagum-kagum. Mimik wajah kamu benar-benar terlihat natural. Orang tidak akan tahu kalau kamu ternyata hanya berakting!"

"Selamat, Kwon Sohyun. Kamu mendapatkan peran Snow White itu. Kamu pantas!"

Hah?? Benarkah? Sungguh? Ini bukan mimpi kan? Gue jadi peran utama, bersama Cha Eunwoo oppa?!

Gue seneng bukan main. Taeyong dan Soo Ah terkejut sama peran yang gue dapet. Begitu pun juga Eunwoo oppa. Tapi Eunwoo oppa jauh lebih memperlihatkan ekspresi gembiranya.

..................................

Bel pulang sekolah udah berbunyi. Waktunya pulang~~

Gue pun jalan. Ngehampirin Taeyong gang udah duluan.

"Eh! Taeyong! Tungguin gue?!"

Tapi Taeyong ngga sedikitpun menghiraukan panggilan gue. Kenapa sih dia? Kok kayaknya bad mood banget.

Pas gue mau lari ke arah Taeyong, eh... ada yang narik tangan gue ke belakang sampe gue terjatuh kesakitan. Mana punggung gue masih trauma gara-gara kejadian di malam penyiksaan itu.

"Soo Ah?!"

Oh my god! Itu Soo Ah. Mampus gue, dia pasti marah karena gue yang kepilih jadi peran utama. Apalagi yang bakal dia lakuin ke gue?? Tuhan.. tolong selametin gue.

"Bangun lo!"

Soo Ah berteriak ke arah gue.

"Bangun gue bilang?!"

Entah mengapa gue ngikutin aba-aba dia. Tapi... eh! Sejak kapan gue mau ditindas kayak gini?

"Apa?? Lo mau marah karna ga kepilih jadi Snow White?? Lo mau bully gue karena gue berhasil menang menyaingi nenek lampir sekolah?!"

Gue pun menantang Soo Ah dengan berani. Bisa kelihat banget, ekspresi dia kayak udah gereget pengen jites gue kayak kecoak. Aduh! Kok dia jadi ngeri sih?? Kenapa? Gue takut? Apa sekarang gue takut sama si lampir??

Dan bener aja. Ngga sampe semenit, tangan Soo Ah udah mengepal dan niat nonjok muka gue. Dia Soo Ah apa John Cena sih? Cewek kok mainnya adu pukul.

Tangan Soo Ah kini udah melayang di udara dan siap menyapu bersih muka gue. Namun,..

Syuuuuttttt!!! Grapp!

Tangan kekar seorang cowok berhasil menahannya. Gue yang tadinya nutupin muka pake kedua telapak tangan sekarang udah berani melihat keadaan.

"Hentikan! Soo Ah! Lo keterlaluan!!!"

"Oppa?! Ini... ini.. nggak seperti yang oppa lihat.. aku.."

"Sudahlah! Gue udah liat semuanya!"

Pas gue mau nenangin Eunwoo oppa, tiba-tiba ada tangan yang menggenggam pergelangan kanan tangan gue. Seketika gue menoleh.

"Maaf sunbaenim... tolong jaga pacar sunbaenim agar tidak berlaku kasar lagi pada Sohyun!"

Taeyong! Lee Taeyong! Kenapa dia melakukan ini? Dia menggandengku pulang dan berkata begitu seolah pahlawan. Tapi.. jujur. Dia sangat terlihat keren sekarang dengan tampang dinginnya.

Astaga! Jantungku..
































To Be Continued....

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top