25
Hari-hari gue di alam ini semakin terlewati begitu jauh. Dan mungkin... gue mulai terbiasa. Terbiasa dengan setiap permasalahan hidup yang ada. Terbiasa dengan bully-an Soo Ah, terbiasa dengan rasa sakit yang diberikan Oppa, terbiasa dengan kehidupan pembantu dan.. hanya satu hal saja yang masih belum terbiasa bagiku. Gue belum terbiasa dijauhi oleh Taeyong!
Benar. Malam itu dengan berat hati gue berkata 'maaf dan nggak bisa'. Gue meminta maaf karena gue nggak bisa membiarkan Taeyong terlalu dalam suka sama gue. Gue Kim Sohyun. Bukan Kwon Sohyun yang dia kenal dan cintai.
Gue nggak bisa bersama dengannya karena emang gue nggak pantes. Memang jadi anak pembantu bukanlah latar belakang gue yang sebenarnya. Tapi tetep aja.. disini gue harus adaptasi mendalami peran gue sebagai Kwon Sohyun.
Terlebih lagi.. gue sepertinya masih belum ada rasa sama dia. Atau mungkin juga udah?? Atau mungkin gue nggak menyadarinya? Entahlah. Hanya hati kecil gue yang mampu menjawab namun sayangnya jawaban itu tak dapat terjemahkan oleh otakku. Benar apa yang orang bilang, cinta itu abstrak dan irrasional. Abstrak karena sulit disadari dan irrasional.. karena bisa jadi cinta datang dari mimpi!
Taeyong melenggang pergi begitu saja tanpa menatap ke arahku sedikit pun. Huh. Dia pasti marah dan kecewa. Tapi.. memang sepertinya harus begini. Aku juga tak ingin Kwon Sohyun yang asli merasa tersakiti. Dia pasti berpikiran sama denganku. Seorang anak pembantu tak pantas bersanding dengan anak majikan apalagi si majikan menganggap rendah pekerjaan si pembantunya. Yang ada malah konflik semakin keruh. Dan siapa tahu kedepannya justru kehidupan Kwon Sohyun berada dalam kegelapan?
Gue menghela nafas. Gue lanjutin langkah kaki menuju ke kelas. Dan apa yang gue dapati disana? Taeyong sedang duduk mesra bersama Hyunmi. Secepat itukah Hyunmi menerima Taeyong kembali?? Tapi.. syukurlah.
Yang membuatku miris adalah kini teman-teman sekolah melayangkan pandangan tak sukanya sama gue.
"Eh.. si perebut tunangan orang datang!"
"Ih! Kok nggak malu ya?"
"Pura-pura aja polos! Nyatanya.... ckckck.."
Hyunmi langsung menoleh ke arahku. Diikuti Taeyong, namun ia hanya sekilas menatap dingin mataku lalu mengalihkan segera pandangannya ke arah buku.
"Eh udah dateng? Serigala berbulu domba?"
"Atau.. sahabat busuk!"
Stop Hyunmi! Kenapa kok gue merasa sakit mendengarnya? Padahal gue baru aja deket dan sahabatan sama dia. Tapi.. gara-gara ulahku sendiri sekarang dia menjauh dan kembali membenciku.
"Mau kemana lo?! Lo masih berani sekolah disini huh? Pergi!"
Hyunmi ngedorong tubuh gue sampai gue terjatuh. Dan tepat di belakang gue, datanglah Soo Ah dan Eunwoo oppa dari pintu masuk kelas.
"Ups! Kayaknya gue dateng disaat yang tidak tepat. Ada urusan rumah tangga deh!"
Ucap Soo Ah yang terdengar mengejek gue.
"Wowww... rupanya orang ketiganya sama kayak orang yang udah ngerebut cowok gue toh?"
Lengkap sudah. Gue mendapat cap perebut cowok orang dan gue sedih dengernya. Gue yang selalu didewakan di dunia nyata, sekarang diinjek-injek banyak orang.
"Stop! Gue nggak pernah ngerebut cowok lo ya! Dia yang brengsek!!"
Gue berontak dan melontarkan kalimat itu pada Soo Ah. Lalu.. apa ada yang percaya sama gue?? Tidak.
"Sadar diri dong lo Hyun! Eunwoo oppa itu cowok yang paling diidamkan di sekolah. Udah ganteng, lembut, kebanggaan sekolah.. kurang apalagi coba! Jangan beraninya lo menyebutnya dengan kata kasar seperti itu! Lo aja yang ganjen!"
Suara salah seorang teman sekelas yang membela oppa. Bodoh! Mereka memang bodoh karena tertipu luarnya Eunwoo oppa aja. Mereka nggak tau gimana sakitnya dimainin sama dia.
"Tuh! Denger sendiri kan? Punya kuping kan? Bilang aja kalo lo ga punya alasan buat ngebela diri. Makanya lo jelek-jelekin cowok gue!"
"Soo Ah!!!"
Gue langsung berdiri dan tangan gue udah mau bergerak menampar pipi Soo Ah. Namun, tangan gue dicegah!
"CUKUP!! Cukup lo bikin keributan disini! Mendingan lo keluar!!"
Hati gue teriris. Perubahannya begitu drastis setelah gue menolak. Ya, Taeyong ngusir gue. Dia ngusir gue setelah kemarin dia rela digampar berkali-kali cuma buat gue.
Dunia mimpi macam apa yang gue masukin ini? Kenapa mendadak semua begitu kejamnya??
Saeron? Lo dimana? Gue nyesel. Oke gue nyesel sama perbuatan gue selama ini. Gue pengen pulang. Tolong pulangin gue..
Gue menangis di sepanjang lorong. Berita hoax bahwa gue adalah perebut pacar orang kini telah meluas di seluruh penjuru sekolah. Tidak ada lagi tempat dimana gue bisa sembunyi dan menutup wajah gue dari mereka. Gue udah berasa nggak punya muka. Gue malu bangett!!
Akhirnya, gue menuju ke tempat dimana pertama kali yang gue singgahi ketika gue di sekolah ini.
Tempat duduk sekitar lapangan baseball.
Gue menenangkan diri disini sampai gue ketiduran.
..........................
Byurrr!!
Gue terbangun saat tiba-tuba guyuran air mengenai wajah gue.
"Aduuhhh!! Enaknya yang tidur-tiduran!! Gimana.. puas belum??"
Gue ngebuka mata pelan-pelan.
"Kalian?? Mau apa lagi kalian?!"
Teriakku pada Soo Ah dan Daebi yang kini tersenyum evil.
"Lo pikir urusan kita udah kelar?? Gue masih pengen bales dendam sama lo. Kalo aja gue nggak mempengaruhi pikiran oppa kembali.. mungkin dia udah terjerat sama lo! Pake guna-guna apaan lo hah??"
Soo Ah menjambak rambut gue dan menariknya kuat-kuat. Gue kesakitan.
"Lepasin!! Lepasin!! "
"Gue bakal lepasin lo asal lo mau keluar dari sekolah ini!!"
"Mana mungkin??"
Permintaannya sangatlah berat. Kenapa gue harus keluar dari sekolah ini? Lagipula Soo Ah udah dapetin kembali kekasihnya itu!
"Jangan bego! Lo bisa aja nyari cara lain buat ngerebut oppa gue lagi!"
"A-AAWWWW!!"
Jambakan Soo Ah semakin kuat. Semakin sakit pula rasanya kepala gue.
"Inget ya!! Keluar dari sekolah ini atau lo bakal nyesel!"
..............................
Gue melangkah gontai di sepanjang jalan. Gue harap.. ini saat terakhir gue di dunia ini. Jujur.. gue pengen balik. Gue udah nggak peduli lagi sama perasaan gue yang tersakiti. Tapi gue nggak tahan jika mental gue yang ikut tersakiti.
Perlahan.. tetes demi tetes air mata mulai berjatuhan membasahi bidang yang tengah gue pijaki.
Dan tepat saat gue memandang ke depan, gue melihat Taeyong sedang duduk sendirian di sebuah halte dengan motornya terparkir tepat di depannya.
Apa dia sengaja nunggu gue lewat sana?
Tanpa bereaksi, gue terus berjalan mengabaikan dia. Karna.. matanya kini tengah tertutup. Sepertinya dia merasa kelelahan.. dia mungkin lelah duduk disana dan menunggu gue lewat.
Jalanan begitu sepi. Suara langkah gue mungkin bisa kedengeran dan gue membuatnya semakin halus tak bersuara sedikitpun.
"Sohyun!"
Taeyong?! Dia... manggil gue? Dia bangun? Dia nggak tertidur??
"Sohyun berhenti!"
Teriaknya saat gue mempercepat langkah.
Taeyong mendekat dan membalikkan tubuh gue dengan terburu-buru!
"Apa?!"
Tanya gue singkat.
"Gue.. gue tadi hanya pura-pura. Gue lakuin itu semua karena ada Hyunmi disana. Lo nggak marah kan sama gue?"
"Ngapain sih gue harus marah sama lo? Bagus dong kalo lo beneran benci sama gue."
"Sohyun! Lo tuh kenapa sih? Gue suka sama lo! Kenapa lo malah kayak gitu ke gue?"
"Supaya lo jauhin gue! Gue risih! Gue nggak suka lo deket-deketin! Gue muak!!"
"Sohyun.. lo tega sama gue? Bukankah lo sendiri yang bilang kalo lo bakal kasih gue kesempatan buat ngebuktiin cinta gue sama lo?"
"Gue terpaksa. Semua itu gak gue katakan dengan tulus. Jadi lupain aja. Gue nggak serius."
"Hah?? Apa?? Jadi lo anggep omongan gue juga nggak serius?? Lo kira gue juga bercanda makanya reaksi lo juga bercanda alias nggak serius?"
Maafin gue Yong. Gue cuma mau lo ngindarin gue sekarang.
"Iya!"
"Beneran tega ya lo!! Gue ditampar berkali-kali sama papa! Gue ditampar Hyunmi di pestanya dan udah bikin malu keluarganya di malam spesial anaknya. Dan lo..!! Lo cuma buat semua usaha dan pengorbanan gue sia-sia??"
"Terus... ya itu bukan salah gue lah." Jawab gue dengan ketus.
"Lo... kejam! Nggak ada bedanya sama Eunwoo yang udah mainin lo. Lo ternyata juga cuma mainin gue Hyun!! Lo juga brengsek!!"
Taeyong meraih jaketnya yang ada di halte dan segera menyambar helm. Dia mengendarai motornya dan meninggalkan gue begitu saja.
Dalam keadaan marah.
Maaf Yong.. gue harus ngelakuin ini demi lo juga. Lo harus move on dari gue dan belajar mencintai Hyunmi. Gue juga nggak tega kalo harus liat lo ditampar sama Papa lo sendiri hanya demi anak pembantu kayak gue.
Dan mungkin... gue menyadari rasa suka gue sama lo. Gue cinta sama lo. Walaupun.. gue tahu.. rasanya semua ini terlalu tiba-tiba. Tapi.. semenjak lo nyium gue di acara drama, jantung gue selalu berdebar saat di samping lo.
Gue mencoba mengabaikan semua itu dengan terus menarik diri gue pada Eunwoo oppa. Dan nyatanya.. langkah yang gue ambil salah. Sekarang.. gue malah dituduh sebagai cewek perebut cowok orang. Dan kalaupun waktu bisa diputar kembali.. kita juga tetep nggak mungkin jadi satu. Maka lebih baik, lo ataupun gue nggak usah sama-sama saling mencintai kan?
............................
Gue menjejakkan kaki ke rumah ini. Rumah yang pertama kali gue datangin ketika gue ada di alam mimpi. Perasaan gue tiba-tiba nggak enak. Rasa sesak datang dan gue menjadi gelisah.
"Mana anakmu?! Jawabb!!!"
Terdengar kekacauan dari arah dalam.
Suara petir menggelegar tiba-tiba. Pertanda hujan lebat akan segera turun. Gue semakin ragu melangkah masuk ke dalam.
Tapi gue masih terus melangkah maju. Membuka pintu secara perlahan dan mendapati orangtua Taeyong yang berdiri di depan eomma yang sedang berlutut dan menangis.
Oh.. tidak! Tidak hanya eomma.. tapi mama Taeyong juga menangis!
"A-ada apa eomma?"
"Kau??!! Gadis tak tahu malu!!"
Jari telunjuk papa Taeyong tergambar jelas di depan mataku. Urat nadinya di sekitar leher sangat tercetak jelas. Wajahnya memerah namun ada air mata dibalik kemarahannya itu. Apa yang terjadi??
To be Continued.
Wahh.. menjelang detik2 penghabisan cerita. Wkwk.
Yeay. Kelar juga part ini.
Mau di Next (?)
😊😊😊😊 baca kelanjutannya ya. Sabar...bagi yg ga sabar😋
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top