~epilog~
Jun's POV
7 tahun telah berlalu sejak hari itu, hari ketika aku menderita penyesalan yang tak akan pernah kulupakan seumur hidupku. Tepat hari ini, adalah hari ketika aku kehilangan seseorang yang sangat berarti bagiku. Gadis yang selama ini kucintai, gadis yang meski membuatku jengkel dan kesal namun tetap kucintai. Seorang gadis...yang dengan sejumlah tingkahnya dapat membuat hatiku meleleh
Saat ini, aku sedang berada di konbini untuk membeli beberapa keperluan harian, tentunya dengan mengenakan topi dan masker untuk menutupi identitasku. Tak kusangka, aku menemukan sebuah coklat batangan yang berisi selai strawberry. Aku ingat sekali, dulu saat valentine ia pernah memberiku coklat yang berisi selai strawberry
Ah apa yang kupikirkan? Ayolah, itu sudah lewat 7 tahun yang lalu. Aku lantas menuju ke kasir dan membayar semua belanjaanku. Setelahnya, aku keluar dan berjalan-jalan sebentar ke taman disekitar sini. Aku melihat sebuah papan iklan raksasa di kota. Papan itu menampilkan foto Isami yang sekarang sudah menjabat sebagai CEO CR group menggantikan ayahnya. Ah soal isami, dia memang cukup terpukul dengan kehilangan kakaknya itu. Memang awalnya ia sempat marah padaku karna tak mencegahnya pergi meski aku tau soal rencananya kuliah disana, namun perlahan hubungan kami mulai membaik
Tanpa sadar, aku telah sampai di taman. Kurebahkan diriku sebentar di salah satu kursi taman yang ada disana. Sejenak, aku mengingat kembali semua hal yang telah terjadi. Sejak kematian fukurou, diriku terus terusan syok bahkan depresi dan pernah berniat bunuh diri. Tapi niatku itu dicegah oleh ohii-san dan yang lain. Karna aku tak bisa mengendalikan mentalku sendiri, akhirnya aku memilih hiatus dari dunia idol
Selama hiatus itu, aku terus terusan mengurung diri di kamarku. Terkadang, aku menangis begitu kencang sampai mataku bengkak karna terus terusan menangis. Beberapa foto dirinya yang kupajang di kamar semakin membuat mentalku hancur. Terkadang, aku mulai berhalusinasi dan berpikir kalau semua ini hanya mimpi. Aku sedang terjebak dalam sebuah mimpi buruk tanpa akhir.
Pikiran-pikiran itu membuatku melukai tanganku sendiri dan membuat seisi kamarku tercium bau amis darah yang sangat pekat. Saat aku melihat darah dari tanganku menetes ke lantai, aku mulai sadar kalau ini bukan sebuah mimpi, melainkan kenyataan
"Dia tak akan pernah kembali padaku, iya kan"
"Ugh, kenapa aku memikirkan hal itu sekarang? Ayolah kau harus berusaha keluar dari semua keterpurukan ini" kataku pada diriku sendiri
Aku kembali menunduk sembari memakan coklat yang tadi kubeli di konbini. Dalam sekejap, coklat itu langsung habis, mungkin aku terlalu banyak berpikir hingga tak sadar kalau coklat itu telah habis
Aku seketika teringat flashdisk fukurou yang dia titipkan padaku. Padahal aku berjanji akan membukanya tepat 2 hari setelah kelulusan waktu itu. Tapi karna hari itu bertepatan dengan hari meninggalnya fukurou, aku melupakannya. Dan 2 hari lalu, aku kembali menemukannya saat sedang bersih bersih kamar
Flashback on
Karna selama ini aku sering mengacak acak barang, sekarang kamarku lebih terlihat seperti kapal pecah. Baju yang berserakan di lantai, kertas kertas yang memiliki noda dari darahku, dan beberapa tissue bekas ingus dan air mataku
Tanpa sadar, aku menyenggol sebuah kotak dan isinya berjatuhan keatas kepalaku. Lalu sebuah flashdisk dengan acrylic keychain berbentuk burung hantu terjatuh tepat dihadapanku. Saat kucolokkan ke laptop, hanya ada 1 file video dan 1 folder didalamnya
Aku ingat sekarang, ini adalah hadiah terakhir yang ia berikan tepat 2 hari sebelum kematiannya. Kubuka video yang ada didalamnya itu. Video itu mulai berputar dan menampilkan dirinya
"Apa kameranya sudah menyala?"
"Sudah kok nee-chan, kau bisa mulai sekarang"
"Ah wakatta, jaa....jun-kun, bagaimana kabarmu setelah aku pergi? Pasti lebih baik karna sudah nggak ada yang membuatmu kesal bukan? haha apa ini? Aku memulai videonya dengan tidak estetik. Yah sudahlah, toh ini bukan video resmi juga. Kau tau kenapa aku membuat video ini? Aku tau beberapa hari ini tingkahmu seringkali aneh. Setiap aku bersamamu kau terus saja menatapku, dan saat aku tak ada kau seperti kesepian dan hampa gitu. Hiyori-nii memberitahuku hal itu"
"Jadi...mungkin aku tak bisa menghubungi kalian terutama dirimu selama kuliah di Stanford university, karna itulah aku berinisiatif membuat video ini sebagai obat rindumu. Yah mungkin cuma coveran lagu, tapi kuharap kau nggak terlalu kesepian ya"
"Sore jaa, karna ini spesial untuk jun-kun, aku akan meng cover lagu solo nya jun-kun, ' back-alley monologue'. Mungkin ini adalah hadiah terakhir sebelum nanti aku pergi jauh, jadi dengarkan baik baik ya"
Back-alley monologue by sazanami jun (CV : yuuma uchida)
hitosuji sashita hikari no ito ni
sugarenai puraido ja nisemonoda
fumitsukerareta rojiura no sumi
arawareta mabayusa ni te wo nobasu
ataerareta unmei ga tada
michiru no o matteiru dake ja
kitto sugu ni ashi o sukuwareru
ushinatte kizuite mo osoinda
todokanai hodo kogareta basho
tsukamenai hodo hoshikatta basho
negai kata mo wasuresou ni
tooku ni mitsumete
nigirishimeta kobushi no naka
ima kodou ga netsu wo obiru
koboresouna atatakai hikari wa honmono da
mezameru koto o osoreru you ni
kono yume wa mabataki mo oshikunaru
kiritotta sora no saki ga konna ni
hirokatta to hitotsu zutsu kamishimete
dou shiyou mo nai koto mo aru
muryoku ni uchinomesarenagara
sore demo bukiyouna kyou ga
kagayaki wo genjitsu ni kaeteiku
mamoru hodo ni kowashisou de
ubau hodo ni motomesou de
umaku dekinai modokashisa de
nodo ga atsuku naru
sotto hiraku tenohira kara
umaretate no netsu ga tsutau
rojiura e to yasashiku sekai ga hohoenda
todokanai hodo kogareta basho
tsukamenai hodo hoshikatta basho
negai kata mo wasuresou ni
tooku ni mitsumete
nigirishimeta kobushi no naka
mata kodou ga netsu wo obiru
kodoku datta sekai no owari ni
tadoritsuku True World
Aku mendengarkan nyanyiannya dengan saksama. Meski itu lagu solo ku, entah kenapa saat fukurou yang menyanyikannya malah terdengar lebih merdu. Tanpa sadar, air mataku mulai menetes perlahan dari kedua mataku
"Jaa, bagaimana menurutmu? Aku tau ini mungkin terdengar lancang karna aku meng cover lagu solomu tanpa sepengetahuanmu, tapi setidaknya...ini dapat membuatmu merasa lebih baik. Ah sepertinya ini sudah cukup lama ya? Kurasa aku harus mengakhirinya disini. Sore jaa, sampai bertemu lagi ya jun-kun. Aku akan merindukanmu disini"
" kita akan bertemu kembali....suatu hari nanti...."
Tepat setelah ia mengatakan hal itu, video berhenti yang menandakan kalau ini telah usai. Tanpa sadar, air mataku mulai keluar. Aku berusaha menghentikan kristal cair bening ini keluar. Namun semakin kuhentikan, air mataku keluar semakin deras. Pada akhirnya, aku membiarkan diriku menangis sekencang-kencangnya
Hadiah terakhir yang ia berikan padaku...
Suara terakhir yang kudengarkan darinya...
.
.
.
Adalah pesan sekaligus janji terakhir darinya yang pada akhirnya tak akan pernah tercapai...
Flashback off
Tanpa sadar, aku kembali menitikkan air mata. Cepat cepat kuhapus air mataku dan mencoba untuk melupakan dirinya. "Haha, apa sih aku ini. Sudahlah lupakan saja, kau harus merelakannya agar dia tenang disana" kataku untuk memotivasi diriku sendiri
Saat aku hendak beranjak pergi dan pulang kerumahku, aku melihat siluet dari dirinya. Saat kuperhatikan baik baik, memang benar itu siluetnya, dalam balutan seragam reimei yang sama seperti saat kami pertama bertemu
Entah karna apa, aku merasa tubuhku bergerak sendiri dan mengikuti siluet gadis itu. Aku terus mengikutinya, tak peduli aku tak sengaja menabrak orng aku tetap mengikutinya. Menyibak kerumunan orang di keramaian, melewati persimpangan dan belokan, hingga akhirnya aku tiba di reimei academy
Apa ini? Kenapa siluet itu membawaku kesini? Dari kejauhan, aku melihat siluet itu melambaikan tangannya seolah menyuruh ku mengikutinya. Aku kembali mengikuti siluet itu dan saat kusadari, ia telah menghilang tepat saat aku berada dibawah pohon
Pohon ini....pohon tempat kami terakhir ketemu kan? Tak kusangka sekarang telah ditumbuhi bunga sakura sekarang. Kumpulan bunga sakura yang bermekaran diseluruh dahannya membuat suasana sekitar terasa menenangkan
"Akhirnya kita bertemu lagi ya...jun-kun"
Suara ini.....
Suara yang sangat aku rindukan...
Aku berbalik badan dan mendapati gadis itu berdiri dihadapanku. Ia berdiri dalam balutan gaun putih yang terlihat anggun, mata hijau emeraldnya yang masih terlihat berkilau, dan rambut pirangnya yang tergerai bergerak tertiup angin semilir yang juga menerbangkan beberapa kelopak bunga sakura diantara kami
"Ehehe, padahal sudah berapa tahun berlalu sejak kematianku kan. Kenapa kau se nggak rela itu melepaskan kepergianku dari dunia ini?"
"I-itu....itu karna aku masih ingin bersamamu. Aku masih ingin mendengar suara tawamu, merasakan rasa kesal setiap kali kau menjahiliku, dan rasa senang saat dirimu memujiku. Aku masih ingin menghabiskan banyak waktu bersamamu. Kita masih punya janji yang harus ditepati kan?"
"Soal itu...bukankah semuanya sudah ditepati?"
"Apa maksudmu?"
"Dua hari dan tujuh tahun yang lalu, kita membuat janji itu bersama disini kan. Kau menepati janjimu untuk membuka hadiah spesial dariku dua hari setelah kelulusan kita, yah meski terlambat 7 tahun sih"
"Dan sekarang...tiba saatnya aku akan menepati janjiku. Bertemu kembali dengan orang yang kusayangi sekaligus kurindukan. Jun-kun gomenne, aku tak bisa memenuhi janjiku untuk selalu bersamamu dan melihat perkembangan EDEN, tapi aku tetap memenuhi janjiku untuk bertemu kembali denganmu bukan?"
Setelah kulihat baik-baik, tubuhnya semakin transparan dan mulai menghilang. Aku yang tak ingin dia menghilang sontak langsung memeluknya. Dingin, tubuhnya benar benar dingin. Ia sudah meninggal, ia tak lagi bersamaku, ia sudah berada di tempat lain, tempat yang lebih baik daripada disini
"Hora hora, kenapa sih? Relakan saja. Itu sudah lewat 7 tahun yang lalu bukan? Kalau kau nggak merelakan aku, aku tak akan bisa menyebrang ke nirwana lho"
"Sebentar saja, hanya sebentar saja. Aku ingin kembali memelukmu"
Samar samar, aku bisa mendengar dirinya terisak. Lama kelamaan, tangisannya pecah dan ia memelukku erat. Seolah ia memang tak ingin pergi dariku, namun ia tak bisa lagi berada disini. Aku melepaskan pelukan ku, detik berikutnya aku mencium lembut bibir gadis itu yang sudah tak merah lagi
"Jun-kun....arigatou, terima kasih sudah merelakan diriku dari dunia ini. Akhirnya aku akan menyebrang ke dunia sana"
"Sayonara....semoga di kehidupan berikutnya kita bisa bersama lagi ya..."
"Um, satu hal lagi yang aku mau katakan..."
"Aishiteru yo, fukurou"
"Mm, ore mo. Heheheh"
Sedetik kemudian, tubuhnya sempurna menghilang menjadi kumpulan asap yang naik ke langit. Menyisakan diriku dengan angin semilir yang masih terus bertiup
Suatu hari nanti, ayo kita penuhi sisa janji kita
"....-kun"
"....un-kun"
"JUN-KUN BANGUN!!!"
"HAH?! UWAAHHH" *gubrak
Tiba-tiba saja, aku terjatuh dari atas sofa panjang. Ugh rasanya benar benar sakit. Tunggu, sakit? Jadi yang tadi cuma mimpi? Atau sekarang aku yang sedang bermimpi?
"Mou, kau mau tidur sampe kapan sih? Udah gitu tidurnya ngigau manggil manggil namaku lagi!"
Suara ini....tapi bukankah dia sudah meninggal? Aku mendongakkan kepalaku untuk melihat siapa yang barusan memanggilku. Seorang gadis yang mungkin seumuranku dengan rambut panjang yang diikat dibelakang sedang berdiri menghadap diriku dengan wajah kesal.
Meski rambutnya berwarna coklat terang dan bukan kuning, tapi wajah dan gaya bicaranya sama persis. Sejenak aku mulai ragu, apa benar kalau dia sudah meninggal. "Kau siapa?" tanyaku pura pura lupa. "Jangan pura pura lupa kamu! Ini aku fukurou, istrimu!"
Apa? Istri?
"Puh, kalo kesadaranmu udah balik cepetan bantuin aku!". Setelah mengatakan hal itu, ia langsung berbalik badan dan berjalan menuju meja di belakang sofa. Saat ia membereskan meja itu, aku melihat sebuah foto pernikahan. Bisa kulihat kalau didalamnya ada foto diriku dan dia yang memakai baju pengantin
Grep
" eh? A-ada apa? LHO LHO KOK MALAH NANGIS?!". Ternyata memang benar, gadis ini adalah fukurou. Mulai dari bau tubuhnya yang harum strawberry, serta rambutnya yang selembut sutra. Tanpa sadar, aku yang memeluknya dari belakang mulai menangis terisak. Syukurlah kalau itu semua cuma mimpi....entah apa yang akan terjadi kalau ternyata itu kenyataan nya
"Kenapa hm? Mimpi buruk ya?"
Aku mengangguk sebagai jawabannya, sementara diriku masih terisak dalam dekapannya. Bisa kurasakan, ia berbalik badan dan mengelus pucuk kepalaku. Itu membuatku merasa kalau ini hanya sebuah ilusi, dan membuat tangisku semakin deras. Aku membenamkan wajahku pada dadanya yang bisa terbilang lumayan berisi
"Syukurlah itu cuma mimpi. A-aku....aku....HUWAAAAAAA...."
"Yosh yoshi, sudah ya. Mimpi buruknya udah berakhir kok. Kau bisa berhenti nangis, jun-kun"
Sejenak aku merasakan celanaku ditarik oleh seseorang. Saat aku menoleh, aku melihat seorang anak kecil yang berusia kira kira 2 tahun melihatku dengan tatapan polos sambil memeluk boneka di tangan satunya.
"Appa, jangan nangis "
"Awww, sini sini cup cup. Jangan ikutan nangis ya sayang..." kata fukurou sambil menggendong anak itu. Aku tak ingat siapa dia, tapi melihat rambut dan matanya yang mirip dengannya, sepertinya dia anakku
"Anak siapa kau ini? Niat menenangkan orang nangis malah sendirinya nangis"
"Eh?! A-appa...ndak kenal athu?" °^°
"Jun-kun! sama anak sendiri masa gak kenal, minta maaf gak!"
Jadi dia benar anakku "Goddamn, iya iya. Maafin papa ya?"
"Um, appa endong" katanya sambil mengarahkan tangan mungilnya padaku. Aku mengambilnya dari pelukan fukurou dan menggendongnya. Lembut, tubuhnya sangat lembut dan harum bedak bayi. Aku benar benar bersyukur kalau kematian fukurou hanya mimpi. Seandainya itu benar terjadi, mungkin aku tak akan pernah merasakan hangatnya pelukan dari darah dagingku sendiri
"Oh ya namanya siapa?"
"Yaampun, kayaknya mimpi itu bikin kau jadi lupa keluarga sendiri ya. Sazanami (name)-chan, itu nama yang kau berikan sendiri lho"
.
.
.
"Begitulah, awal dari kisah keluarga kecil yang bahagia ini. Semoga mereka tetap bahagia selamanya" kata seseorang yg sedari tadi mengawasi mereka dari sudut jendela.
Orang itu menggunakan kaos berlengan panjang berwarna hitam, jubah panjang berwarna putih dengan jas tanpa lengan, dan bawahan berupa celana katun lebar. Ia mengenakan sebuah syal biru panjang yang terlilit dilehernya dengan bagian ujungnya seperti terbakar
Orang itu membuka tudung jubah yang menutupi wajahnya, dan terlihat kalau wajahnya sama persis dengan fukurou. Bedanya, ia memiliki wajah yang pucat, rambut pendek yang tak tertata, dan sebelah matanya berwarna merah
"Kuharap kau menjaga keluarga terutama dirimu sendiri. Sampai jumpa lagi, diriku dari dimensi lain". Ia menutup buku putih yang ada di genggamannya dan detik berikutnya ia menghilang dalam Sekejap tertiup angin
The end
Akhirnya tamat juga book ini, awal nulis aku ketawa ketawa mulu. Tau tau malah berujung angst, sampe hampir nangis sih. Btw yang di chapter lalu ketipu dikira bakal angst, selamat ya kalian berhasil tertipu oleh autor sengklek ini//digebuk readers yg gak terima
Btw, aku sempet kepikiran buat bikin versi sekuel nya dari book ini. Readers nantinya bakal jadi anaknya mereka. Ada yg setuju gk? Kalo nggak yasudah, utangku gk nambah.y
Sore jaa, Saya pamit undur diri. Terima kasih dan sampai jumpa, dadah~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top