d u a
Aku berada di restoran yang pernah kami klaim sebagai milik kami. Aku menjadi raja dan dia ratuku. Ini tempat yang sama dari tahun-tahun sebelumnya. Lagu yang sama dari speaker yang dipasang disudut-sudur ruangan, suara yang sama dari penyanyi favoritnya. Tapi ceritanya telah berubah, dan tidak ada yang lebih dari itu.
Selalu meja ini, karena dia menyukainya. Dia bilang dari tempatnya duduk dia bisa melihat matahari yang mencium permukaan air dengan ciuman paling ringan di cakrawala dan merasakan angin sepoi-sepoi yang lembut menyapu wajahnya.
Sekarang aku di sini, di meja favoritnya, duduk di kursi yang selalu kududuki, tapi bukan dia yang duduk di depanku.
Froy duduk di depanku, merobek Bairín Breac menjadi beberapa potongan kecil lalu mencelupkannya ke mangkuk kecil berisi butter kemudian memakannya.
Aku lupa seperti apa rasa Bairín Breac. Aku dulu sering memakannya. Ibuku selalu membuat banyak, "no Bairín Breac, no Halloween," katanya. Lalu aku akan mengundang banyak temanku untuk datang ke rumah. Tapi dia tidak menyukainya. Dia tidak menyukai Bairín Breac buatan Ibuku, dan aku tidak pernah melihatnya memakan Bairín Breac ketika Halloween. Satu kalipun. Jadi, aku mulai tidak memakannya.
Dia memang tidak menyukai banyak hal; dia tidak menyukai McDaid's Football Special, bukan pengemar fast food tapi memilih makan Potato dumpling ketimbang olahan broccoli, tidak menyukai udara panas tapi tidak mau berada di tempat yang lembab, dia juga tidak suka mawar –terutama yang berwarna merah muda, apalagi drama movie yang isinya lebih condong seputar percintaan.
Tapi dia menyukai acara TV shows, dia akan menonton secara maraton sekali atau dua kali dalam seminggu, dia pecandu American Horror Story. Dia menanam bunga Anggrek di halaman rumahnya dan menatap bunga Hydrangeas dengan mata berkilau. Dia menyukai Boy band, One Direction, Harry Style lebih tepatnya, berencana mengundang mereka untuk bernyanyi di pesta pernikahannya kelak. Dia juga menyukai kopi dengan banyak whipped cream dan tidak suka meminumnya ketika panas. Dia menyukai watercress salad dengan banyak taburan salted peanuts panggang.
"Mate,"
Aku menatap Froy dari sudut mataku saat jemariku bermain-main dengan garpu.
"What happened to your star obsession?"
Aku menatapnya dalam dan lama.
Dia, gadis itu, menyukai bintang. Dia memiliki obsesi aneh dengan hal-hal yang berkaitan dengan langit dan astronomi. Dia akan menghabiskan berjam-jam di siang hari atau malam untuk mengamati awan, bintang, dan melihat melalui teleskop di balkon kamarnya, bertanya-tanya bagaimana hal seperti itu ada di dunia ini. "Do you know what i see?" tanyanya padaku suatu malam. Aku menjawab bintang dan dia menggeleng seraya memutar mata. "A billion possibilities for life."
Lalu aku dengan mantap, dan jujur, setelah melihat bintang dengan dan jatuh cinta pada kilauannya, menyatakan bahwa tidak ada bintang yang mencerahkan hidupku lebih dari senyumnya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top