n for neat

Ada kalanya Seungmin berpikir, kesambet apa dia sampai menerima pernyataan cinta Jisung?

Dan pikiran itu terlintas kembali saat ia menyaksikan betapa berantakannya ruang tengah sekarang. Jisung duduk bersila di hadapan laptop. Rambutnya acak-acakan akibat terlalu sering diacak-acak tangannya sendiri. Kulitnya pucat. Kantung matanya membayang hitam. Jisung tampak puluhan kali lebih jorok dibandingkan biasanya, macam orang senewen ditinggal istri dan anak. Dari semalam mengerjakan skripsinya yang tidak berkesudahan. Kalau saja Seungmin tidak segera keluar dan mencari sarapan, Jisung kemungkinan besar tidak akan makan apapun sampai sore. Yang sebenarnya membuat Seungmin khawatir juga—bagaimana tidak khawatir kalau kekasihmu tambah berantakan dan tambah jorok begini?

"Aku udah beli sarapan."

"Taruh aja di atas meja."

Dijawab tanpa melihat Seungmin dan sekantung sarapan di tangannya. Kesal, tentu saja. Tetapi Seungmin tidak bisa menyalahkan. Otak Jisung (yang dari sananya mungkin sudah kehilangan baut beberapa biji) dijungkirbalikkan tanpa henti semenjak proposalnya diterima dan deadline kelulusan menghantui. Tangan Seungmin melampiaskan kekesalannya dengan membereskan ruang tengah yang berantakan. Selalu begitu. Tiap kali Jisung membuat semuanya berantakan, Seungmin akan datang dan merapikan semuanya seperti sediakala. Kata mereka, karena yang bertolak belakang cenderung saling tarik menarik dan melengkapi.

Memikirkannya membuat Seungmin mendengus geli.

"Kamu semalam tidur enggak, sih, Sung?"

"Enggak bisa. Codingnya enggak bisa jalan. Aku belum tenang."

Seungmin mengerti frustrasinya sang kekasih. Mereka sama-sama mengerjakan tugas akhir. Pun terakhir kali bimbingan revisi, hadiah yang diberikan sang dosen adalah lingkaran-lingkaran merah koreksi dan coretan-coretan catatan kaki mengenai hal-hal yang harus diperbaiki. Ia mengerti alasan mengapa Jisung jauh, jauh lebih berantakan dan lebih jorok dibandingkan biasanya. Tetap saja, bagi Seungmin, Jisung tetap harus makan dan beristirahat sejenak. Tubuh itu masih memerlukan asupan jeda rutin. Tubuh itu tetaplah akan ambruk jika diforsir melewati batas. Dan Seungmin tidak mau (dan tidak tega sejujurnya) mengurusi kekasih hati yang sakit, karena itulah—

"Han Jisung, cepat sarapan atau kusiram laptopmu dengan kopi."

Dan Jisung langsung berdiri tergesa menuju dapur. Berkata, "Iya, iya!" dengan kepanikan di dalam suaranya. Seungmin tersenyum kecil. Setidaknya ia berhasil.

Sekarang, tinggal Seungmin memikirkan cara untuk membuat Jisung tertidur tanpa memikirkan apapun. Sebentar, apa ia masih punya stok obat tidur?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top