f for faith
"Kamu percaya dengan Jisung? Percaya kalau dia enggak bakal mematahkan hatimu?"
Adalah suatu hari, pertanyaan tersebut dilayangkan seorang teman kepada Seungmin. Pemuda itu memaklumi, hati temannya baru saja dipatahkan berkeping-keping. Ia dan Jisung tidaklah seutopis itu. Ada kalanya Seungmin meninggalkan Jisung seorang diri karena membuat malu (dan Jisung akan langsung berlari mengejar Seungmin seraya berteriak, "SAYANG, JANGAN TINGGALIN AKU DONG!"). Ada juga kala Jisung terlalu sibuk dengan seluruh kegiatan praktikum hanya untuk menghabiskan waktu dengan Seungmin. Ada kalanya mereka tidak melakukan apapun seharian kecuali saling memeluk. Ada kalanya mereka tidak bertukar apapun selain, "Selamat pagi," dingin.
Ada kalanya Seungmin banyak menghabiskan waktu dengan orang-orang lain. Ada kalanya ia menyaksikan Jisung yang dikerubungi. Pemuda itu populer, dengan seluruh aktivitas organisasinya dan keceriaannya. Awal pertama, memang ada rasa ketidaksukaan yang menyelinap tiap kali Jisung berada terlalu dekat dengan Yejin, sekretaris organisasi. Rasa tidak suka itu perlahan melapuk dimakan waktu, yang mana merupakan hal bagus. Dan sebaliknya, saat suatu hari Seungmin diantar pulang oleh Hyunjin, yang Jisung lakukan adalah tersenyum lebar dan berterima kasih.
("Kamu enggak—cemburu sama Hyunjin?"
"Enggak." Jisung tersenyum lebar, "Aku percaya Seungmin.")
Pemuda itu mengulas senyum, menatap sang teman lembut. Bukankah kepercayaan adalah fondasi utama dalam sebuah hubungan? Bagaimana kau mencinta jika kau tak percaya, bukan? Jisung yang mengajarkannya demikian. Jisung yang mengajarkan Seungmin untuk percaya, agar ia berani untuk percaya.
Jisung berkata suatu malam dengan mata setengah mengantuk dan senyum lembut. Cinta itu, satu paket dengan percaya.
"Iya lah. Aku enggak mau pacaran sama orang yang enggak aku percaya."
(Bagaimana Seungmin tidak percaya pada pemuda yang mengejarnya tanpa henti, tak peduli berapa banyak ia menjatuhkannya?)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top