🍓noid 26🍓
Sementara Minmin sibuk di apartemen BTL. Ia membersihkan ruangan sementara duoB sedang sibuk di dapur. Tentu saja ia yang harus membersihkan apartemen itu atas perjanjian kerja yang telah ia lakukan bersama sang kakak sepupu. Meskipun kedua orang tua Minmin sebenarnya dari kalangan yang cukup berada, mereka tetap tak akan memberikan uang pada puteri bungsunya itu dengan mudah.
Saat minmin tengah membersihkan sofa di ruang tengah kedua squinoid itu berjalan dari dapur menuju ruang makan. Keduanya berjalan sambil membawa sebuah piring besar berisi aneka makanan.
Minmin menatap keduanya dengan penasaran dalam hatinya ia takut jika keduanya membuat kekacauan dan memutuskan untuk berjalan mendekat dan melihat apa yang mereka lakukan. Saat itu Bongbong meletakan piring besar yang ia bawa ke atas meja makan. Bonbon, melirik pada Minmin lalu menggerakkan tangannya seolah memamerkan hasil masakan yang telah mereka buat. Mereka membuat telur mata sapi, omelette sayuran, nugget, sosis goreng. Keduanya memasak semua makanan yang ada di kulkas.
"Kalian masak sebanyak ini buat siapa?" Tanya Minmin bingung menyaksikan parade makanan beku tersaji di atas meja makan.
"Buat appa aku," Jawab Bonbon dengan lugu seraya menunjuk dirinya, lalu tersenyum .
Ya, duoB menyiapkan semua itu untuk Yunki. Tapi, sayang sekali mereka tak mengerti kalau Yunkii tak bisa menyantap aneka gorengan yang para squinoid buat itu saat ini.
"Tapi—" ucapan Minmin terpotong karena mendengar suara pintu terbuka.
Itu adalah Soogi yang berjalan masuk dan berjalan menghampiri mereka. Soogi memang berniat menemani dan menjaga Bonbon dan Bongbong setelah ia mengantarkan Jijji ke sekolah.
"Lagi apa nih?" tanya Soogi seraya mengedarkan tatapannya ke arah meja makan menatap aneka gorengan makanan beku. Ia lalu menatap pada Minmin seolah bertanya siapa yang membuat semua itu. Minmin menjawab dengan menggerakkan dagunya.
"Bikin makanan buat appa," jawab Bonbon sambil menunjuk makanan yang berada di meja.
Soogi memperhatikan, "ah, kalian pinter. Tapi, Yunki belum bisa makan makanan berat. Harus tang halus paling bagus makan bubur," jelas Soogi.
Kedua kembar itu saling tatap terlihat mereka begitu kecewa dengan apa yang dikatakan oleh Soogi. Tentu saja mereka membayangkan kalau Yunki akan senang menyantap semua yang telah mereka buat hari ini. Soogi dan Minmin saling tatap. Mereka berdua mengerti kalau saat ini duoB tengah merasa kecewa dan sedih.
"Tapi, kita bisa bawa makanan ini ke studio. Ada yang lain di sana. kalian bisa kasih mereka makanan makan ini," kata Minmin mencoba tak membuat mereka kecewa.
"Iya, dan kita buat bubur untuk Yunki gimana?" Soogi menimpali.
Duo squinoid itu mengangguk senang. Rasanya mereka tak terlalu kecewa karena saran yang diberikan oleh Soogi dan Minmin
***
**flashback**
Lalu apa yang terjadi dengan Tae dan Soogi waktu mereka bertemu? Apa hasil dari testpack milik Soogi?
Setelah pembicaraan itu Tae duduk di ruang tamu. Entah kenapa ada perasaan kecewa saat Soogi mengatakan kalau ia tak hamil. Ia duduk dan memegangi testpack pemberian Soogi. Soogi memerhatikan Tae yang duduk dengan gelisah. Tae melirik pada Soogi yang kini tengah bangkit kemudian berjalan menuju dapur untuk mengambil minuman dingin untuk mereka berdua.
"Aish, apa yang aku pikirkan sih?" Gerutu si pemilik senyum kotak.
Ia menatap testpack yang tadi ditunjukkan Soogi padanya. Karena ia tak pernah melihat benda itu jadi ia penasaran dengan beda di hadapannya itu. Berkali-kali ia memerhatikan seraya membolak-balik benda tipis panjang yang tergenggam entah sejak berapa lama.
"Nun, kalau negatif itu gimana?" tanya Tae.
Soogi berjalan sambil membawakan dua kaleng Kopi dingin dan potongan buah untuk dinikmati bersama dengan Tae. Soogi berharap hubungan mereka berdua sebagai sahabat bisa kembali baik. Dan tak memikirkan apa yang terjadi di saat ia mabuk tempo hari. Meskipun jelas itu sulit, mereka tak bisa berpura-pura setelah saling adu fisik di ranjang dan saling larut dengan kenikmatan yang membuat mereka saling terbuai.
"Kalau garis satu negatif." Jawab Soogi sambil meletakan piring berisi buah dan kopi kaleng yang ia bawa dari dapur.
"Kalau garisnya dua artinya positif?" tanya Tae lagi sambil memerhatikan Soogi kemudian kembali menatap testpack di tangannya.
Soogi hanya mengangguk, ia membuka kaleng kopi dan menyerahkan kaleng yang sudah ia buka pada pria dihadapannya. Tae masih sibuk menatap testpack seolah mempelajari sesuatu yang rumit. Ia bahkan tak menoleh saat Soogi memberikan kaleng minuman. Soogi tak terlalu mau peduli ia sibuk mengunyah buah-buahan yang ia ambil dari kulkas tadi.
Tae menoleh pada Soogi, kemudian bertanya, "Kalau yang satu garisnya jelas; garis yang satu lagi buram? Apa itu juga tandanya negatif?" tanya Tae lagi.
"Gimana maksud kamu?" tanya Soogi coba menyakinkan apa yang ia dengar.
Tae memberikan testpack pada Soogi. "Kaya gitu, apa itu artinya negatif?" tanyanya polos.
"Hah?! Kok bisa?!"pekik Soogi. Ia terkejut, bagaimana bisa testpack itu berubah menjadi positif? Jelas-jelas ia lihat jika tadi hanya satu garis. Kemudian ia dengan entengnya memberikan itu pada Tae.
Soogi mendesah kesal beberapa kali berdecak karena kebodohannya sendiri. Memang waktu ia dan Tae melakukan hubungan. Soogi memang sedang dalam masa subur dan juga goyangan ranjang binal hingga matahari terbit itu, memang terlalu liar jika tak menghasilkan apapun. Soogi sudah ketakutan ia tau jika kemungkinan besar ia hamil. Dan itu jadi kenyataan kini.
"Jadi kamu hamil Noona?" tanya Tae lagi karena sejak tadi Soogi hanya diam dan sibuk dengan pikirannya sendiri.
Tak menjawab pertanyaan yang diajukan. Soogi mengacak rambutnya, lalu menunduk. "Aduh Gimana ini?!"
Soogi kalut dalam pikirannya sendiri . Apa yang harus ia katakan pada Jijji? Bagaimana mengatakan jika ia akan memiliki adik? Apalagi yang Jijji ketahui bahwa sang ibu tak memiliki seorang pria dalam hidupnya. Soogi takut ia akan mengecewakan Jijji dan itu menjadi hal yang pastinya akan membuat ia benar-benar merasa menyesal.
Tae hanya diam dan menatap gerak-gerik Soogi. jelas ia kalau jika sikap Soogi mengartikan jika apa yang ditanyakan adalah benar, dan jawabannya adalah Soogi hamil. Ia tersenyum senang, ya akhirnya ia bisa menimang buah cintanya dengan Soogi. Ya, walaupun ia tak tau apakah Soogi bisa mencintainya atau tidak atau apakah Soogi bisa menerima pinangannya nanti. Sebagai idol yang sudah melalui banyak hal. Sejak dulu ia ingin sekali memiliki kekasih, kemudian menjadi ayah. Semua selalu sulit karena memikirkan perasaan penggemar. Jika seperti ini maka harusnya akan lebih mudah kan? Karena pilihannya hanya ia harus bertanggung jawab.
"Gimana kalau kita nikah bulan depan hmm?" tanya Tae seolah tanpa memikirkan bagaimana nasib kariernya nanti.
Soogi hanya menatap dengan tatapan kosong. Ia tak tau lagi apa yang harus ia katakan. Ia lalu hela napas dan menutup wajah dengan kedua tangannya.
*flashback end*
**
Minmin, Jeon-gu dan Heosok berjalan menuju rumah sakit untuk menjenguk Yunki. Minmin duduk di belakang sementara Jeon-gu si pemilik senyum layaknya kelinci itu kini tengah menyetir mobil dan Hoseok duduk di kursi penumpang.
Heosok
Jeon-gu sedari tadi tersenyum menatap Minmin dari kaca dashboard. Hal itu membuat Heosok memerhatikan kedua orang yang kini tengah kasmaran itu. Ia curiga sebenarnya karena beberapa hari ini Jeon-gu banyak bertanya tentang Minmin. Tentu saja keduanya tak bisa menutupi apa yang terjadi sementara semua begitu terlihat dengan jelas. Perubahan sikap Minmin yang biasanya tak peduli dengan yang lain kecuali Yunki. Kini gadis itu bisa menjadi begitu perhatian pada pria lain yang tak lain adalah si bungsu dalam grup, Jeon-gu.
"Ekhm," Heosok berdeham sambil berpura-pura bermain ponsel.
Minmin segera mengalihkan pandangannya dan menatap jalanan disampingnya.
"Ayo ngaku kalian ada hubungan apa?" tanya Hoseok.
"Ngg-nggak apa-apa,"jawab Minmin gugup.
Jelas saja ini membuat kecurigaan semakin bertambah. Heosok menatap keduanya bergantian.
"Kita pacaran Hyung," jawab Jeon-gu enteng.
Jeon-gu si berpikir jika tak ada lagi yang harus ditutupi tentang hubungan bersama Minmin di hadapan Heosok. Berbeda dengan Minmin yang perasaannya masih terbagi antara Jeon-gu dan Yunki. Rasanya masuk sulit melepaskan cinta sepihak itu. Dan itu alasannya memilih untuk tetap bungkam. Gadis ity belum bisa memilah mana jiwa seorang fansgirl yang fana dan dunia pacaran yang nyata.
"Kok kamu diem aja Min?" Tanya sang kakak sepupu .
"Eem, Oppa-gini." Minmin jadi bingung sendiri apa yang harus ia katakan. Karena sebelumnya Jeon-gu memang mengatakan bahwa ia akan berbicara dengan Heosok tentang hubungan mereka. Dan sang kekasih jelas melakukan itu saat ini.
"Aku emang ngelarang Minmin buat bilang ke kamu Hyung. Aku pingin bisa ngomong sendiri." Jeon-gu buka suara ia takut jika Heosok akan marah kepada Minmin.
Heosok melirik ke arah Minmin. Bukan dia tak setuju. Sebenarnya, ia tak yakin bukan terhadap Jeon-gu, tapi kepada adik sepupunya itu. Minmin gadis yang sulit apa lagi ia masih menyimpan harapan pada Yunki. Yang Heosok takutkan adalah Jeon-gu yang terluka hatinya karena kelakuan Minmin bukan sebaliknya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top