🍓noid 16🍓
Profesor Go malam ini berada di teater ia baru saja selesai menonton pertunjukan. Pertunjukan belum selesai tapi ia memutuskan untuk pulang. Melangkah ke luar teater. Pria itu berdiri sebentar sebelum melangkah menuju mobilnya yang terparkir.
Ia lalu melangkah menuju tempat parkir saat itu melihat Bongbong yang berjalan cepat mengejar Jijji menuju sebuah mobil. Ia lalu masuk ke dalam, tak lama mobil itu melaju pergi meninggalkan tempat itu.
Langkah profesor Go cepat ia penasaran dengan apa yang ia saksikan. Namun tetao saja ia kalah cepat dengan laju mobil yang ia kejar.
"Itu squinoidku? Benarkah? Mirip sekali. Anak itu Jijji?"
Profesor Go lalu kembali berjalan menuju mobil miliknya.
***
Saat ini Nami bersama salah satu penculik bernama Samsoel berada di gedung kantor. Tempat di mana para pekerja yang akan membersihkan tempat BTL tinggal. Gadis itu memaksakan ekspresinya agar terlihat biasa saja. Keduanya masuk ke salah satu ruangan. Samsoel menyapa mereka terlihat akrab.
"Ini gadis yang aku katakan kemarin. Dia baru merantau dari Jepang dan ingin bekerja di Korea. Ia pasti akan bekerja dengan baik." Samsoel membuka pembicaraan di antara keduanya.
"Baiklah, tenang saja. Apalagi, ia akan bekerja di dorm BTL. Itu akan menjadi kebanggaan." Pria itu melirik pada Nami. Yang masih saja membungkuk. Tatapannya beralih pada gantungan kunci yang terpasang di tas milik Nami. "Aah, rupanya kau penggemar BTL juga."
"Benar," jawab Nami sopan.
"Meskipun kau penggemar mereka aku harap kau tetap bersikap profesional. Jangan mencari tau info pribadi mereka atau semacamnya. Cukup fokus pada tugasmu."
"Baik, Pak."
Setelah pembicaraan itu Nami ke luar ruangan bersama Samsoel.
"Kau harus ingat apa tujuanmu. Temukan squinoid itu."
Nami hanya mengangguk. Ia takut juga karena hal ini. Hanya saja ia tau jelas jika itu kesalahannya.
***
Jimmy dan Reya semakin sering bersama setelah menjalin hubungan. Reya banyak menghabiskan waktu bersama kekasihnya. Jimmy banyak memintanya untuk menemani. Saat ini keduanya berada di studio latihan. Jimmy menari sementara kekasihnya duduk sambil meneguk kopi dingin di tangannya. Jimmy menatap Reya yang kemudian tersenyum lalu mengacungkan kedua ibu jarrinya.
Pria itu kemudian berjalan menghampiri gadis yang ia sukai itu. Mengulurkan tangan yang segera disambut Reya. Pria bermata sayu itu menarik dengan sedikit kencang sehingga Reya berdiri, dan terhempas ke dalam pelukannya.
"Jimm, jangan seperti itu."
"Kenapa? Tak ada siapapun di sini?"
"Tetap saja bisa saja seseorang masuk."
Jimmy hanya tersenyum mengajak Reya ke tengah ruangan. "Ayo berdansa lagi."
Jimmy berjalan ke arah audio terpasang dan mengubah lagunya menjadi lebih romantis. Lagu dari JB dan Jackson GOT7 you and i.
????
I just wanna stay
with you girl you glowing
mwodeun neorang gati halge
uri gati kkum kkumyeon dwae
I just wanna be
with you biccina boyeo
I'll shine for you
Shine for me baby
You and I You and I You and I
neorang hamkke hallae
You and I You and I
You and I You and I
neorang gati geotgosipeo
Hmm like an angel with no wings
God know what it is
and where it's going
yeah neoman bomyeon gibun joha
danjeomeun neo ttaemune jami anwa
???
Keduanya bahagia tertawa, memeluk, mengecup dan memuji satu sama lain. Benar-benar pasang yang sedang di mabuk asmara. Seolah mereka hanya berdua pemilik dunia. Hati yang sedang jatuh cinta memang seperti itu. Begitu bahagia dan ingin saling membahagiakan.
Jimmy mengecup kening kekasihnya. "Kau tau aku begitu menyayangimu?" pertanyaan Jimmy dijawab dengan anggukan.
"Aku juga begitu."
"Begitu apa?"
"Menyayangimu."
Kreek.
Pintu terbuka setelah itu. Heosok dan Jeon-gu datang dan berniat untuk berlatih hari itu. Keduanya tersenyum malu sendiri melihat Reya dan Jimmy yang segera melepaskan pelukan di antara keduanya. Jimmy tak melepas tangan Reya meski gadis itu berusaha melepas. Kemudian Jeon-gu melirik pada Heosok. Mereka teringat jika Yunki juga dalam perjalanan menuju studio. Mereka tiba lebih dulu karena mobil tang ditumpangi keduanya lebih cepat. Mengingat itu keduanya segera menutup pintu dan berlari kembali ke luar untuk menghalangi Yunki ke studio.
Ting.
Pintu lift terbuka, terlihat Yunki berjalan keluar dari dalam sana. Saat itu tepat saat Hoesok dan Jeon-gu melihat Yunki berjalan menuju studio. Heosok dan si bungsu memeluk Yunki lalu mendorongnya.
"Ada apa sih?"
"Aah, aanu .., a—nu Hyeong."
"Anu apa?"
Heosok lalu dengan mudah mengendalikan keadaan. "Temani kamu Hyeong kami lapar."
Mendengar apa yang dikatakan Heosok membuat Jeon-gu menganggu. "Aku lapar sekali Hyeong. Aaah, perutku terasa sakit."
"Bukankah tadi pagi kita sudah sarapan bersama?" Yunki jelas melihat keduanya makan. Mereka makan bersama di ruang makan. "lepaskan, aku ingin ke studio dan merebahkan tubuh sebentar." Yunki memberontak, namun tetap saja keduanya memeluk erat.
Saat itu Reya berjalan ke luar dari studio. Ia menatap ke arah ketiga orang yang sedang berpelukan di tengah lorong itu dengan heran. Yunki juga menatap keduanya yang terlihat kecewa. Karena gagal membuat Yunki tak berpapasan dengan Reya.
"Aaah, karena ini? Kau pikir aku anak kecil?"
Reya memutuskan berjalan menuju lift. Lalu Jeon-gu dan Heosok melepaskan si pucat. Reya semakin dekat dan berhenti di sana.
"Apa Bonbon sudah bangun?"
Heosok dan Jeon-gu mengangguk sementara Yunki hanya diam tak menjawab apapun. Alih-alih menjawab, Yunki malah melangkahkan kakinya menuju studio seolah Reya tak ada di sana. Apa yang dilakukan Yunki membuat Heosok dan si pemilik gigi kelinci saling tatap dan membulatkan bibir.
"Mereka sudah bangun kan?" tanya Reya lagi.
"Sudah Noona." Jawab keduanya bersamaan.
"Terima kasih." Reya berucap sambil lalu.
Di dalam studio Jimmy kembali berlatih. Sementara Yunki masuk tanpa sepatah kata pun. Ia lalu berjalan duduk di sudut studio.
"Kau sudah datang Hyeong?"
Yunki hanya menaikkan satu alisnya sebagai jawaban. Ia tak ingin seperti ini. Hanya saja saat ini ia sedikit merasa kesal
***
Minji berjalan ke luar rumah. Hari ini ia libur baik di kantor juga shooting. Tadi sang kekasih telah menghubungi jika sudah ada di depan rumah. Ia berlari menghampiri.
"Kau tak mengatakan jika akan datang?" tanya Minji.
"Aku ingin memberikan kejutan," jawab Namjun.
Pria itu lalu merangkul pinggang sang kekasih dan mengajaknya berjalan masuk ke dalan rumah. Keduanya melangkah masuk ke dalam rumah.
"Kau sudah sarapan?"
"Belum, aku sengaja ke luar lebih pagi supaya bisa sarapan bersamamu."
"Aku buatkan sarapan ya," ucap Minji.
Setelah keduanya masuk ke dalam rumah. Minji kemudian ia segera berjalan ke dapur. Ia berniat membuat roti bakar dan omelette.
Tak butuh waktu lama. Minji segera menyajikan untuk kekasihnya itu. Namjun segera makan dengan lahap. Minji mengambilkan sang kekasih segelas jus jeruk Dan kembali duduk.
Selesai sarapan, Mereka asik menonton drama.
"Kau libur?" tanya Minji.
"He,em aku sedang malas berpikir," jawab Namjun sambil mengalungkan tangannya ke leher Minji.
Minji merebahkan kepalanya ke bahu Namjun. Adegan drama memasuki adegan panas. Dimana pemeran wanita mabuk dan coba merayu sang pria. Lalu menciumnya dengan ganas.
"Eekhm." Minji berdeham ia merasa malu sendiri
Namjun memegangi tengkuknya. menahan sesuatu dalam tubuhnya yang perlahan naik.
"Ganti aja ya," pinta Minji.
Namjun menahan tangan Minji. "Harusnya tak masalah kita sudah sama-sama dewasa."
Adegan sudah semakin panas. Sang pria membuka pakaiannya. Tapi adegan terhenti karena dompet pria terbuka dan menunjukan kartu pengenal sang pria dan mereka gagal melakukan hubungan.
Namjun terkekeh, begitu juga Minji. Perlahan Namjun mendekati, lalu mengecup lembut pipi Minji.
"Junie aa,"
Namjun menatap Minji penuh arti.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top