🍓noid 14🍓
Reya keluar dari kamar Bonbon setelah beberapa saat. Ia tersenyum setelah melihat Jimmy yang menunggunya di depan pintu kamar. Ia mendekati Jimmy.
"Jim, aku akan pulang."
"Biar aku yang mengantar," ujar Jimmy di jawab dengan anggukan oleh Reya.
Keduanya berjalan menuju ruang tengah. Di sana ada Taetae, Heosok juga Jeon-gu. Yang tengah sibuk menonton televisi. Jimmy berhenti menahan langkah Reya. Keduanya berhenti tepat di tengah ruangan. Tae kesulitan menonton televisi, sementara Jeon-gu dan Heosok saling tatap.
"Aku hanya ingin memberitahu jika mulai saat ini aku dan Reya resmi menjadi kekasih."
Heosok dan Jeon-gu sama sekali tak terlihat terkejut. Mereka malah bertepuk tangan setelah mendengar apa yang dikatakan Jimmy. Sementara Tae kini menutup mulutnya dengan kedua tangan karena terkejut.
"Benarkah?" tanya si pemilik senyum kotak itu.
Jimmy mengangguk.
"Wah Daebak!" Lagi Tae berseru. Hanya dia sepertinya yang begitu terkejut.
Jeon-gu dan Heosok sudah memperhitungkan ini. Hingga apa yang diberitahukan Jimmy saat ini terdengar biasa saja.
Jimmy kemudian mengantar Reya ke luar dorm. Sebenarnya, Reya tak ingin merepotkan Jimmy. Hanya saja, kekasihnya itu memaksa untuk mengantar. Gadis itu memerhatikan Jimmy. Ia lalu memegangi lengan kemeja Jimmy untuk menghentikan langkah pria itu.
"Ada apa?" tanya Jimmy, ia bingung karena Reya menghentikan langkahnya.
"Kau tak mengenakan masker? Wajahmu terlihat jelas." Reya takut jika akan ada fans atau wartawan yang mengetahui ini. Lalu membuat berita heboh dating antara ia dan member boyband BTL itu.
"Aku sudah tiga puluh tahun. Aku rasa ini sudah waktunya untukku menjalin hubungan. Tak ada yang salah seharusnya, kita biarkan saja. Dan akan aku akui jika memang kita berkencan."
Reya sebenarnya senang mendengar Jimmy berucap seperti itu. Hanya saja, ia takut jika Jimmy akan menghadapi masalah lain karena hal ini. Jimmy menggenggam tangan Reya mengajak gadisnya untuk segera ke luar dan ia akan mengantar pulang.
Sementara di dorm, karena khawatir Bongbong mengetuk pintu kamar. Ia segera membuka pintu dan berjalan masuk saat Yunki mempersilahkan ia untuk masuk. Yunki tersenyum menatap Bongbong yang berjalan dengan takut-takut.
"Kau khawatir pada Bonbon kan?" tanya Yunki yang saat ini sedang memainkan ponselnya dan duduk di kursi yang berada di dekat tempat tidur Bonbon.
Bongbong mengangguk, ia kini berdiri di samping tempat tidur. Yunki mengarahkan tangannya agar Bongbong duduk. Ia lalu memerhatikan saudara kembarnya yang kini terlelap.
Bongbong menatap Yunki. "Yunki samchon," panggil Bongbong.
"Hmm, ada apa?"
"Apa Yunki samchon dan Reya eonni berpacaran?" Tanya Bongbong denga wajah polosnya.
Yunki menatap heran. "Kenapa mendadak bertanya seperti itu?" Tentu saja Yunki bingung karena tiba-tiba Bongbong bertanya hal seperti itu.
"Iya soalnya, samchon kemarin cium cium bibir Reya eonni kan?"
"HAH?! Darimana kau tau itu?" Yunki terkejut karena jelas tak ada yang mengetahui itu. Pun Reya ia tak mungkin mengatakan itu pada Bongbong.
"Kemarin, waktu Bonbon pegang tangan samchon. Bonbon bilang samchon cium Reya eonni," jawab Bongbong
Yunki menatap ngeri mendengar penuturan jawaban Bongbong. "Jadi kalian, bisa melihat apa yang terjadi dari memegang tangan?"
Bongbong terlihat berpikir kemudian mengangguk. "tapi, tak semua. Akan ada batasannya."
"Batasan seperti apa?" tanya Yunki.
"Hmm," Bongbong berpikir.
Yunki menunggu jawaban dengan serius. Jujur ia penasaran dengan jawaban dari Bongbong.
Bongbong tersenyum. "Aku juga tak tau batasan apa."
"Aish," desah Yunki kesal.
***
Minmin masuk kedalam dorm. Ia berjalan masuk dan melihat Heosok, dan Jeon-gu. Sementara Tae sedang bersiap siap di kamar karena malam ini akan menonton pertunjukan drama musikal bersama Soogi, Jijji dan Bongbong.
"Akhirnya kau datang juga," gumam Heosok.
"Hyung, sedahlah," bela Jeon-gu.
"Kenapa oppa?" tanya Minmin bingung.
"Sini," ajak Heosok meminta Minmin duduk di dekatnya, Sambil mengayunkan tangannya.
Minim berjalan mendekat, lalu duduk di samping sang kakak sepupu. Tanpa tau apa yang mungkin akan ia alami.
"Duduk sini," pinta Heosok lagi sambil menepuk sofa di sebelahnya.
Minmin mengikuti apa yang diperintahkan Heosok. Ia duduk di sana. "Ada apa sih oppa?"
Heosok mencubit pipi adik sepupunya. Membuat Minmin segera menarik wajahnya menjauh.
"Sakit!! Aku salah apa sih oppa?!" tanya Minmin kesal.
"Kau bicara apa ke Bongbong dan Bonbon?"
"Bicara apa oppa?" tanya Minmin ia sendiri tak ingat apa yang ia katakan.
"Masalah berciuman ?"
Minmin berpikir kemudian ia mengingat kejadian saat ia dan duoB menonton drama. "Aaah,"
"Ingat?" Tanya Heosok kesal.
"Memamg mereka ngomong apa?" tanya Minmin penasaran.
"Gara-gara kamu mereka perkosa Jeon-gu!"
Yang dibicarakan membulatkan matanya terkejut dengan apa yang diucapkan Heosok begitu berlebihan.
"Hah?!!" pekik minmin kemudian menatap Jeon-gu yang saat ini menggerakkan tangannya mengartikan bahwa ucapan sang kakak sepupu itu tidak benar.
"Bongbong mencium, bukan memperkosa." Jelas Jeon-gu.
"Aku jawab seperti itu karena aku tak bisa jawab," jelas Minmin.
Heosok memukul bahu Minmin dengan kesal. "Kalau kau tak bisa menjawab lebih baik diam. Biar Reya yang menjawab nanti.
"Reya Reya Reya terus," Minmin kesal Kemudian berjalan keluar dorm.
Melihat itu Jeon-gu mengejarnya. Ia iba juga dengan Minmin. Karena dirinya Heosok jadi memarahinya.
***
Jimmy dalam perjalanan mengantar Reya pulang. Sejak tadi tak ada obrolan antara keduanya. Reya sejak tadi hanya diam.
"Ada apa?" tanya Jimmy seraya membelai kepala Reya singkat.
"Aku sudah memberitahu Yunki. Jika kita sudah menjalin hubungan."
"Lalu?"
Reya menatap Jimmy. "Yunki memintaku untuk tak menemuinya lagi. Itu berarti aku tak bisa datang ke dorm?"
Jimmy menghela nafasnya. "Tak bisa seperti itu. Kau harus tetap ke dorm. Aku minta maaf jika akan membuatmu sulit. Hanya saja aku memintamu untuk membantu menjaga Bongbong dan Bonbon. Saat ini tak ada yang bisa kami percaya selain kau dan Soogi noona. Aku tau mungkin akan sulit dan kejam untuk Yunki Hyung, hanya saja saat ini masalahnya lebih dari itu."
"Aku mengerti Jim," ucap Reya. Jelas ia tau masalah si kembar bukan hal bisa diabaikan.
Jimmy menggenggam tangan Reya lalu mengecupinya. "Apa aku harus menginap lagi malam ini?"
"Jim," rengek Reya seraya menatap Jimmy dengan malu-malu.
Pria itu tertawa, ia jelas meledek reya. "Aku hanya bergurau. Setelah mengantarmu aku akan rekaman."
"Semangat!"
"Tentu saja." Sahut Jimmy.
***
Mobil Tae berhenti di depan rumah Soogi. Soogi dan Jijji telah menunggunya di teras. Saat Taetae menghubungi tak lama keduanya ke luar dari rumah.
Soogi mengenakan gaun potongan mermaid pendek, berwarna hitam dengan lengan panjang, juga potongan leher lebar, yang menyiratkan kesan seksi. Ia juga membiarkan rambutnya tergerai ke samping.
Jijji masuk ke dalam mobil kursi belakang, di sana ada Bongbong. Keduanya saling sapa lalu mulai mengobrol dengan akrab. Sementara di kemudi Tae sejak tadi diam. Entah mengapa ia merasa jadi kuku setelah menatap Soogi yang begitu cantik malam ini.
"Tae, ayo kita berangkat," ajakan Soogi mengagetkan Tae
Pria itu mengangguk dan segera menjalankan mobilnya.
"Noona, kau, Jijji dan Bongbong masuk terlebih dulu ya. Aku akan menyusul masuk jika acara sudah mulai."
Soogi mengangguk ia mengerti kenapa Tae melakukan itu. Tempat itu sangat ramai akan membahayakan jika ia masuk bersama.
***
Seojin mengendap masuk ke dorm. Entah mengapa ia merasa sangat takut jika bertemu dengan Namjun. Beruntung malam itu hanya Yunki yang ada di dorm. Ia di sana katena menemani Bonbon yang sakit. Dengan curiga ia menatap Seojin yang berjalan dengan mengendap.
"Yaa, apa yang kau lakukan Hyeong?"
"Namjun sudah kembali?" Tanya Seojin, ia bahkan merendahkan volume suaranya.
"Tak ada, semua masih di studio. Kecuali Tae yang hari ini pergi melihat drama musikal. Jeon-gu juga tak tau ke mana."
Jawaban dari Yunki membuat Seojin bernapas lega.
"Memang ada apa Hyeong? Apa kau hari ini adegan ciuman bersama Minji?" tanya si pucat cuek.
"Hah?!" pekik Seojin yang terlihat seperti tertangkap basah.
"Berapa kali take?" tanya Yunki lagi.
"Aish! Sudah aku lelah," elak Seojin kesal. Ia segera berjalan masuk ke kamar Jeon-gu yang kini jadi kamarnya.
"Pasti takenya banyak," gumam Yoongi Kemudian tertawa meledek.
***
Jeon-gu dan Minmin kini brsama berada di atap gedung dorm. Mereka duduk sambil meminum Soju dan makan cemilan.
Minmin sudah mabuk. Tapi, Jeon-gu belum ada tanda tanda akan mabuk. Padahal ia sudah menghabiskan tiga botol Soju. Dan Minmin baru saja mengabiskan setengah botol yang ia minum sejak tadi sore.
"Jeon-gu oppa, aku—itu sangat menyukai Yunki oppa." Minmin kini bahkan telah mulayi berseloroh.
"Aku tau," jawab Jeon-gu.
"Bagaimana kau bisa tau?" tanya Minmin.
"Itu terlihat jelas," jawab Jeon-gu lagi.
Hik hik
Minmin bersendawa sambil tersenyum. Membuat Jeong terkekeh melihat tingkah Minmin yang lucu dan menggemaskan saat mabuk.
"Oppa, apa benar anak--hix anak telur itu memperkosamu?" tanya Minmin yang sejujurnya masih merasa bersalah.
"Tidak ia hanya menciumku."
"Mencium? Hix mencium?"
Jeon-gu menganggu. Kemudian Minmin menarik pria itu.
Cup
Ia mencium Jeon-gu dengan mengisap bibir Jeon-gu dalam-dalam. Kemudian melepaskannya dan tertawa.
"Apa seperti itu?"
Jeon-gu terdiam. Ia hanya menatap dengan terkejut. Kemarin Bongbong yang dengan asal menciumnya kini Minmin yang melakukan itu padanya.
Minmin kemudian menangis. "Aku sayang Heosok oppa. Tapi dia selalu menyebalkan."
Jeon-gu menepuk-nepuk pundak Minmin. Sambil memegangi jantungnya yang seolah berlari jauh akibat apa ayang dilakukan Minmin barusan.
**
Heosok dan Jimmy sampai di studio. Mereka segera masuk dan melihat Namjun yang tertidur dengan melepas pakaian atasnya.
"Tumben, tidur tak mengenakan pakaian?" guman Heosok.
Jimmy hanya mengangkat bahunya. Mendengar apa yang dikatakan Heosok barusa.
"Hyeong bangun," panggil Jimmy seraya menggoyangkan tubuhnya Namjun.
Namjun perlahan membuka matanya. "Minji?" Pekiknya setelah terbangun.
"Minji?" gumam Heosok dan Jimmy bingung. Namun dengan cepat Jimmy bisa memahami situasinya.
"Aah, lupakan. Aku mandi dulu."
"Mandi? Di kantor? Tumben?" tanya Heosok.
"Ah, soalnya panas banget." Jawab Namjun asal.
Jimmy tersenyum, entah mengapa seolah ia mengerti.
"Panas itu kau menyalakan AC," protes Heosok
"Sudahlah Hyeong, biarkan dia mandi," bela Jimin.
"Tapi, Jim-"
"Hyeong, biarkan Namjun Hyung mandi." Ucap Jimmy lagi. "Aku juga mungkin gitu." Kata Jimmy sambil menatap iseng ke arah Namjun yang sekarang menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Aah, terserah lah!" Heosok Kemudian duduk di kursi sebenarnya ia malas jika harus menunggu lagi.
Sementara Namjun kini memakai pakaiannya dan berjalan ke luar ruangan.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top