🍓love 7🍓
"Semua sedang berkumpul di ruang tengah saat ini. Hanya Minmin saja yang berada di dapur entah apa yang sedang ia lakukan saat ini. Selesai makan seperti biasanya mereka saling mengobrol dan berbagi pikiran.
"Jeon-gu hari ini kau yang akan rekaman terlebih dulu kan?" Namjun megingatkan agar si bungsu di grup itu segera bersiap untuk ke studio rekaman.
Jeon-gu mengangguk diikuti Heosok yang juga akan mencari ide gerakan untuk lagu terbaru di comeback mereka kali ini. Saat itu Jimmy dan Reya masuk bersamaan, sontak saja si pucat yang tadinya diam dan sibuk dengan pena dan kertas kini berpaling melirik.
"Kapan kau keluar?" tanya Yunki, meski Jeon-gu sudah memberitahu jika Jimmy menjemput Reya, ia tetap saja bertanya hal itu.
"Pagi-pagi sebelum kau bangun," kekeh Jimmy seraya duduk di samping Yunki.
"Apa ada orang di dapur?" tanya Reya mendengar suara di dapur.
"Nde, adik sepupu Heosok." Yunki menjawab seraya melirik pada Jimmy yang terus saja tersenyum semenjak datang tadi.
"Aku akan membantu." Reya segera berjalan menuju dapur mengikuti langkah Reya.
Minmin tersenyum pada Reya dan mereka saling menyapa ramah. Yunki juga kini berada di sana hanya saja tatap saja ia tak memperdulikan Minmin membuat gadis itu kesal dan memilih kembali melakkukan tugasnya untuk mencuci piring.
"Tak masalah kan, kalau aku meninggalkan Bonbon?" tanyanya pada Reya yang kini tengah memakai epron dan kesulitan untuk mengikatnya. Dengan cekatan Yunki mengikatkan
"Terima kasih. Tak masalah, sungguh. Aku akan menghubungimu jika terjadi sesuatu, bagaimana?"
Yunki mengangguk ia menyetujui apa yang dikatakan Reya tadi.
"Baiklah, kalau begitu bersiaplah," ucap Reya lagi.
Minmin sedaritadi sebagai penonton keakraban yang dilakukan Yunki dan Reya, Ia kesal kemudian berdecih dan memilih melangkaj ke luar. Reya jelas bingung dengan apa yangterjadi dengan Minmin. Ia segera melanjutkan kegiatan di dapur.
Minmin berjalan ke kamar Heosok, lalu masuk tanpa permisi. Mendengar pintu yang mendadak terbuka Jeon-gu yang sedang berpakaian segera menutup bagian depan tubuh dengan kedua tangan. Sementara, Minmin hanya melirik sekilas lalu duduk di samping kakak sepupunya yang kini tengah menatapnya dengan heran.
"Ada apa? Kau sudah mencuci piring?" tanya Heosok.
Gadis berambut panjang hitam itu melirik dengan sinis ke arah Heosok. "Aku kan bukan pembantumu."
"Kau kan setuju untuk membantuku? Dan aku akan memberikan uang jajan padamu."
"Kalau begitu sekarang berikan aku uang jajanku hari ini. Aku akan kembali besok, hari ini aku sedang sakit."
Heosok bangkit lalu memegang kening adik sepupunya. "Kau tak demam."
"Hatiku yang terluka. Lekas berikan aku uang, aku inginn pulang sebelum aku berubah menjadi rubah berekor sembilan."
Meski kesal, pria itu tetap memberikan uang pada Minmin. "Pulanglah dan kembali lah besok. Aku akan menunggu."
***
Semua member BTL kini berada di studio rekaman. Tadi Jeon-gu sudah mencoba mengambil suara untuk salah satu lagi sub unit ia akan bernyanyi bersama Taetae dan Seojin. Kali ini formasi mereka lengkap setelah sebelumnya para member harus bergantian melakukan wajib militer. Dan merek akan menggarap comeback kali ini dengan sebaik mungkin.
"Konsep kali ini dibuat ringan saja." Yunki membuka pembicaraan.
"Ringan seperti apa hyeong?" Namjun bertanya karena ingin mengetahui konsep ringan yang di maksudkan oleh si pucat.
"Konsep kita selama ini terlalu membuat para penggemar berpikir keras. Kau tak iba melihat mereka terus berpikir keras? Umur mereka sudah bertambah mereka semakin tua dan jika mereka harus menerima siksaan teori berat. Umur mereka akan berkurang dengan cepat." Jelas Yunki,
Jelas saja apa yang dikatakan Yunki membuat semua yang ada di sana terkekeh. Konsep yang mereka tawarkan selama ini adalah tentang teori dari berbagai buku yang dijadikan sebuah misteri yang harus dipecahkan dan berkesinambungan pada setiap musik video yang mereka buat.
"Aish, hyeong kau masih bisa bercanda seperti ini?'' timpal Taetae.
"Aku serius, mengapa kau berpikir jika aku bercanda?" Yunki coba menekankanjika apa yang ia katakan adalah hal yang benar-benar ingin ia lakukan.
"Apa kamu serius?" Tanya Namjun.
"Tentu saja--" Yunki terhenti lalu menatap member lain. "Aku bercanda, hahahahah."
Semua berdecak, sementara Jeon-gu ikut tertawa mendengar Yunki yang begitu renyah tertawa di sampingnya.
"Yak, berhenti bermain-main, ayo kita tetukan temanya,' ucap Seojin.
"Oiya, bukankah kau akan shooting drama terbaru hyeong?" tanya Jimmy.
Jin mengangguk, "aku akan bermain bersama Kim Soo Hyun sunbaenim," ucapnya dengan penuh percaya diri.
"Waa, Daebak!" decak Jimmy, Taetae dan Jeon-gu.
"Berhenti memujinya nanti dia akan jadi besar kepala," sindir Yunki, tentu saja ia tak sungguh-sungguh mengatakan itu.
Tok tok tok
Seseorang mengetuk pintu kemudian masuk saan Namjun mempersilahkan masuk. Itu adalah Minji. Namjun segera berdiri dan membantu Minji membawakan kopi untuk member BTL. Kekasih dari sang leader itu memang paling pengertian dengan apa yang dibutuhkan para member.
"Yaak, bukankah dia mereka romantis?" Ledek Heosok.
Keduanya meletakan kopi di meja dengan saling melempar senyum. Tentu saja mereka baru saja menjalin hubungan selama lima bulan ini. Hubungan keduanya sedang manis-manisnya.
"Aish, berhenti bersikap seperti itu,' protes Yunki kemudian meneguk kopi bagiannya.
"Kau harus segera mencari kekasih Oppa. Agar kau tau jika melempar senyum dengan orang yang kau cintai itu membahagiakan," ujar Minji yang kemudian berjalan ke luar. Membiarkan rapat kali ini kembali dengan keadaan kondusif. Yunki kesal .kemudian melempar Namjun dengan pena miliknya.
"Yak hyeong!" protes Namjun.
Seojin hanya terkekeh melihat pertengkaran kecil di hadapannya. "Kau bisa memulai dengan memcoba mengatakan jika kau menyukai Reya, Yunki-yaa."
Mendengar itu membuat Jimmy yang sejak tadi hening melirik ke arah Yunki, lalu kembali mengalihkan pandangannya. Heosok dan Jeon-gu menyadari itu mereka melirik ke arah Yunki dan Jimmy. Keduanya lalu saling tatap dan saling menaiikkan bahu. Namjun dan Tae juga menyadari itu. Si pemilik senyum kotak menyenggol bahu sang leader.
"Ah, ayo kembali kita pikirkan konsep seperti apa yang akan kita gunakan kali ini."
Semua kembali pada memikirkan tentang konsep yang akan mereka angkat kali ini. Jimmy melirik Yunki yang jelas terihat gelisah jelas ucapan Seojin tadi mengusiknya.
***
Soogi dan Jijji telah berada di lantai bawah apartemen. Mereka akan melihat Bongbong dan Bonbon, apalagi tadi malah Bongbong juga mengalami demam tinggi. Sehhingga harus di bawa kembali oleh Jimmy dan Tae.
"Hari ini kita akan ketemu sama Bongbong eonni," ucap Soogi.
Jijji memperhatikan ibunya, "apa aku harus memanggilnya eonni?"
"Tentu saja dia lebih tua darimu," jawab Soogi yang sebenarnya tak tau bagaimana harus menjelaskan pada anak perempuannya.
"Aku tak merasa ia begitu. Aku merasa mereka seperti anak bayi yang baru lahir."
Soogi tercekat, ia hanya diam membiarkan Jijji memikirkan apa yang ingin ia pikirkan.
Jijji tak terlalu memikirkan ibunya yang kini tengah diam karena pernyataan darinya barusan. Ia sibuk dengan pikirannya sendiri. "Tapi, itu tak mungkin tentu saja."
Soogi berpura-pura tak mendengarkan celotehan Jijji. Ia takut akan semakin banyak pertanyaan keluar dari bibir anakknya itu.
Di dorm Reya memutarkan video anak-anak ke Bongbong dan Bonbon. Video mengenai mengenal huruf, angka warna dan lain-lain. Ia duduk di depan Bongbong dan Bonbon yang tengah asik memerhatikan video yang Reya putar.
"Jika ada pria yang ingin menyentuh kalian. Jangan ijinkan, mengerti?"
Bongbong dan Bonbon menatap bingung. mencoba menerka apa yang di maksud Reya.
"Seseorang yang dipanggil oppa, hyeong, appa, ajushi itu pria."
Bongbong dan Bonbon berpikir sejenak, kemudian mengangguk. Reya sudah menjelaskannya tadi tentang pria dan wanita. dan kedua kembar itu memang bisa dengan mudah menangkap apa yang ia jelaskan.
"Jangan mainkan ini," ucap Reya sambil mengangkat remote. "Kalian tonton saja itu," kemudian menunjuk tivi.
"Ndee," jawab mereka kompak.
"Pintar,"puji Reya sambil membelai Bonbon. Membuat Bonbon tersenyum.
Bongbong menatap Bonbon yang tersenyum. Reya mengerti jika Bongbong ingin mendapaatkan perlakuan yang sama, ia kemudian membelai rambut Bongbong.
"Kamu juga pintar. Ini adalah cara yang kita lakukan jika kamu menyayangi seseorang," jelas Reya.
Bongbong mengangguk dengan wajah datarnya. Squinoid Grey memang dibuat dengan sikap yang bertolak belakang dengan Squinoid pink yang lebih ramah.
Bel di dorm berbunyi. Reya berjalan dan membukakan pintu. Ia melihat Soogi dan Jijji yang sudah tiba. Ia kemudian membiarkan keduanya berjalan masuk.
"Anyeonghaseyo," sapa Soogi.
"Anyeonghaseyo imo," sapa Jijji.
"Nde, anyeonghaseyo Jijji ya." Sapa Reya lalu memelik Jijji gemas.
Sampai di ruang tengah, Jijji terkejut melihat Bongbong dan Bonbon. Karena semalam ia sudah terus-terusan diikuti Bongbong Jijji memikirkan bagaimana nasibnya jika ia diikuti duoB saat ini.
"Apa mereka kembar?" tanyanya.
Soogi dan Reya mengangguk.
"Oh my good!"
Hari itu Reya dan Soogi sibuk mengajarkan banyak hal pada Bongbong dan Bonbon.
***
Komennya bolek Kaka 🤗🤗
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top