🍓 love 31🍓

Rumor yang beredar di antara penggemar dan halayak umum tentu saja membuat kehebohan. Banyak yang menyayangkan karena Minji baru saja terjun ke dunia keartisan. Sementara Seojin jelas adalah mantan artis yang di urus oleh Minji dulu. Bukan hanya tentang rumor menjalin hubungan, info tentang Minji yang dulu adalah manager BTL juga tersebar luas. Membuat banyak yang berspekulasi bahwa mereka sudah menjalin hubungan sejak lama, sebelum Minji menjadi artis dan masih menjadi manager BTL.

Di lain pihak ada juga yang mendukung itu. Mereka berpikir kalau Seojin memang sudah pantas untuk menjalin hubungan. Apalagi usia member tertua BTL itu saat ini sudah hampir mencapai pertengahan tiga puluhan tahun. Seojin memang butuh pendamping dan para penggemar menginginkan keponakan online. Mereka membayangkan bagaimana cantik dan tampannya anak yang terlahir dari Seojin yang tampan dan Minji yang begitu cantik.

Kabar mengenai Minji dan Seojin tentu saja bukan hanya menjadi kabar berita hangat di masyarakat umum. Para petinggi Bhome uga menjadikan ini bahan pembicaraan yang juga menjadi buah bibir par karyawan.  Hal itu membuat atasan mereka memanggil kedua orang itu untuk menanyakan kebenaran berita yang  terjadi dengan keduanya.

Minji dan Seojin duduk di berhadapan dnegan Tuan Kim. Mereka terlihat canggung, sesekali keduanya saling lirik dan melihat satu sama lain. Mereka tentu sja memikirkan reaksi yang akan mereka terima. Yang paling Seojin dan Minji pikirkan adalah, mereka mungkin akan menghancurkan karier BTL dengan gosip yang beredar.

Tuan Kim duduk seraya menatap pada kedua artis yanng berada di bawah naungan label miliknya dnegan serius. Sesekali ia terdiam dan menghela napasnya. "Saya enggak tau apa yang sebenarnya terjadi pada kalian di lokasi shooting. Memang Bhome tidak pernah melarang para artis mereka untuk berpacaran, tapi apa yang terjadi sampai hari ini cukup mengejutkan."

Seojin menatap sang atasan. "maaf," ucapnya kemudian Minji juga mengucapkan maaf.

"Berarti apa yang diberitakan itu benar?" tanya Tuan Kim.

Seojin dan miinji saling menggelengkan kepalanya. Jelas apa yang dikatakan oleh masyarakat mengenai gosip yang terjadi itu adalah omong kosong. tak ada hubungan di antara keduanya. Yang terjadi hanya salah paham.

"Aku dan Minji sama sekali tak memiliki hubungan spesial." Seojin buka suara,

Tuan Kim mengangguk seolah kembali memikirkan sesuatu. "Sebenarnya isu ini cukup bagus untuk menaikkan popularitas kalian. Kita bisa membuat kalian seolah berpacaran karena terbiasa di lokasi shooting. Aku mengatakan ini karena melihat respon masyarakat lebih banyak menunjukan respon yang baik."

"Aku rasa berbohong dengan mengatakan itu bukanlah hal yang baik. Kita tak seharusnya membohongi masyarakat lalu dengan sengaja mengiyakan sebuah tuduhan yang tak benar," ujar Seojin mengungkapkan perasaannya.

"Aku setuju, rasanya berbohong  dalam maslah ini bukan hal yang bagus." Minji menyetujui apa yang dikatakan Seojin.

Tuan Kim duduk dengan sedikit memajukan tubuhnya. "lalu dengan siapa kau pergi  saat itu? Bukankah itu mobil perusahaan yang sering digunakan Seojin?" tanya Tuan Kim.

Minji menundukkan kepalanya, belum ada yang mengetahui hubungannya dengan namjun kecuali member BTL dan juga Reya dan Soogi. Kali ini yang  menjadi pemikiran Minji adalah sang  kekasih. Ia takut jika Namjun akan mengalami hal yang ta menyenangkan karena darinya. Seojin bisa melihat keresahan yang tengah dirasakan oleh wanita yang kini duduk tepat di samping kanannya itu. Tentu saja hal ini memuat Seojin merasa iba. Sementara itu di sisi lain Tuan Kim menatap Minjii mengintimidasi, tentu saja di sini sang atasan juga harus menggambil tindakan atas isu yang beredar demi keberlangsungan perusahaan.

"Aku tau siapa pria itu dan kami akan memberitahu nanti," tegas Seojin.

Sementara pagi ini sang member tertua sudah berada di kantor, para member lain kini berada di ruang makan. Ada Jeon-gu, Heosok dan Namjun yang tengah duduk di ruang makan dan menunggu sarapan yang dibuatkan oleh si kembar.

Ketiga member itu saat ini tengah duduk diam. Namjun yang paling terlihat tak tenang karena memikirkan tentang Minji yang saat itu masih berada di kantor perusahaan Bhome.

Heosok, Jeongu menatap ke arah sang leader mereka jelas cemas dengan situasi yang terjadi saat ini. Jeon-gu melirik Heosok yang tengah menikmati jeruk paginya. Heosok tau kalau dirinya diperhatikan, dagunya bergerak seolah bertanya ada apa. Jeon-gu bertanya tanpa suara 'apakah ini persaingan cinta segitiga?' tanya  si bungsu.

Mendapat pertanyaan seperti itu membuat Heosok menggelengkan kepala. Pria itu kemudian mendekatkan kepalanya pada telinga si bungsu, "tidak karena Minji tak menyukai Seojin Hyung."

"Ah," desah Jeon-gu kini telah mengerti masalah yang terjadi.

"Apa kalian memang selalu seperti ini?" tanya Namjun tanpa emalingkan wajahnya.

"Hmm?" Jeon-gu dan Heosok merespon bersamaan.

Namjun kini melirik pada keduanya yang juga tengah menatap ke arahnya. "Aish, sudah lah." Namjun kesal. Ia sebenarnya tak marah pada kedua orang di sampingnya. Hanya saja kecemasan membuat ia merasa menjadi kesal sendiri.

Saat itu duo kembar datang mendekat. Mereka telah selesai memasak nasi goreng. Keduanya berjalan dengan membawa wajan besar berisi nasi goreng kimchi dengan banyak potongan sosis. Di atas meja makan piring telah tertata dnegan rapi. Bongbong kini memegangi penggorengan berisi santapan pagi, sementara BOnbon yang menyendokkan nasi goreng ke atas piring masing-masing. Setiap menyendokkan piring mereka menyebutkan nama si pemilik.

"Ini heosok samchon." Bonbon mengabsen lalu Bongbong anggukan kepala.

"Omo, samchon Jeon-gu," pekik Bonbon ia seolah begitu terkejut menatap pada Jeon-gu yang kini juga menatap pada gadis itu.

"Kenapa?" Tanya Jeon pada Bonbon.

"Samchon sakit?" Tanya Bonbon lagi.

Jeon menggelengkan kepalanya sambil mulai menyantap nasi goreng yanng sudah di sajikan oleh Bonbon tadi.

"Terus kenapa bibir samchon merah Gitu. Itu juga luka disitu?" tanya Bonbon sambil menunjuk sudut bibir Jeon-gu yang terlihat sedikit terluka.

"Ekhm," Jeon berdeham, sambil berusaha menutupi bekas lukanya di sudut bibir yang tercipta karena aksi temu kangen bibirnya dan bibir Minmin setelah mereka pulang menonton bioskop tempo hari. "Ini—ini sariawan," jawab Jeon-gu sambil meminum segelas air yang berada di hadapannya karena ia merasa terintimidasi dengan pertanyaan gadis squinoid itu.

"Ah gitu, semoga samchon lekas sembuh ya." Bonbon mengucapkan kemudian ia kembali menyajikan nasi goreng ke Namjun.

Heosok menikmati santapan paginya ia kemudian menatap pada jeon. "Oh iya, kemarin kamu pergi sama Minmin kan?" tanya heosok.

Mendengar pertanyaan yang diajukan oleh heosok membuat Jeon terkejut. Ia membulatkan matanya, ia segera meneguk air putih di depannya dan itu membuat dirinya tersentak.

"Aish, pelan-pelan kalau minum," ucap Heosok sambil menepuk-nepuk punggung belakang Jeon-gu. "Adik akuu nyusaih kamu ya kemarin? Dia ngerepotin apa?" Hoesok bertanya lagi.

Jeon menggelengkan kepala, kemudian menjawab." Enggak, enggak kok Hyung sama sekali enggak."

Tentu saja Minmin sama sekali tak menyusahkan. Yang terjadi malah ia begitu bahagia dan bertenaga setelah bertemu dengan Minmin. Apalagi setelah kecupan-kecupan yang mereka lakukan kemarin

Saat itu Jimmy baru saja terbangun dari tidur ia berjalann menuju ruang makan. Ia lalu dudu di samping Namjun yang msih terdiam wajahnya terlihat cemas. Jimmy menatap ke arah Jeon dan Heosok selah bertanya ada apa. Tapi keduanya hanya menaikkan kedua bahunya. Sementara saat melihat Jimmy, Bongbong jadi bersemangat ia segera bangkit dari tempat duduk lalu mengambilkan nasi goreng untuk sang ayah.

"Ayah yau enggak? Itu samchon Jeon sakit sariawan. Bibirnya luka-luka." Bongbong mengadu pada sang ayah. Ia juga menuangkan nasi goreng ke piring sang ayah cukup banyak, lebih banyak daro pada yang lain.

"Udah Bonng, terima kasih ya," ucap Jimmy menghentikan sendokan nasi goreng dari bongbong.

Sementara apa yang dilakukan Bongbong membuat bonbon merasa kesal. Karena di dalam penggorengan itu ada nasi goreng jatah sang ayah yang masih sakit dan kini berada di dalam kamar. Bongbong tak peduli ia kembali berjalan ke arah Bonbon yang dengan segera menyendokkan nasi goreng ke atas piring dan dengan cepat berjalan menuju kamar Yunki agar tak ada lagi yang mengambil jatah sarapan pagi ayahnya.

Jimmy kemudian menatap si bungsu Memperhatikan bibir maknae yang duduk di hadapannya itu. "Itu—sariawan atau?"

"Sari-sariawan Hyung," Jawab Jeon cepat kemudian memakan sarapannya dengan lahap.

"Kalau jawabnya gitu berarti bukan sariawan. Kamu mau bodohi aku? Aku 2 tahun lebih tua dari kamu," ujar Jimmy sambil menatap pada Jeon yang terlihat salah tingkah.

"Yak, Jim apa ini bukan sariawan?" tanya Heosok yang sebenarnya jadi penasaran dengan ucapan Jimmy barusan. Ia takut kalau ternyata jeon mengidap penyakit lain yang mungkin saja lebih parah daripada sariawan.

"Kayanya bukan sih Hyung, kalau sariawan dia nggak akan makan selahap itu," sahut Jimmy lagi sambil tersenyum penuh arti, kemudian melirik Jeon-gu. "Ya kan Jeon?"

Brak!

Suara pukulan meja dari Namjun membuat semua terkejut. Mereka dengan segera menghentikan santapan pagi dan menatap ke arah sang leader yang kini terlihat seolah mendapatkan pencerahan. Setelah mengagetkan semua, Namjun segera bangkit darii duduknya dan segera berjalan ke luar dorm.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top