Chapter 15. Sebuah Langkah

            Jaejoong ditarik pergi dari tempat itu. Jibum tergeletak mengerikan di sana, dengan darah di bibir dan hidung. Mungkin hidung lelaki itu patah karena tinju Jaejoong. Yunho tanggap lebih dulu dan menarik Jaejoong pergi. Meski begitu, Yunho tahu kalau Jaejoong tidak akan pernah menyerah.

"Lepaskan aku, Jung!" Jaejoong berteriak kesal. Yunho masih menyeretnya pergi, membawanya ke tempat yang lebih sepi.

"Aku akan menghancurkan lelaki itu!" Jaejoong berteriak sadis.

Yunho tak peduli. Ia masih menarik Jaejoong paksa. Tenaga Yunho tidak bisa dibandingkan dengan Jaejoong. Meski Jaejoong sudah sering baku hantam dengan orang lain, tetapi Yunho jauh lebih terstruktur. Dia mempelajari banyak gerakan dalam judo dan membuatnya kuat.

Jelas, Jaejoong bukan tandingannya!

"Kau! Aku belum selesai, Bangsat!" Jaejoong berteriak di lorong sekolah, membahana. Dia masih dendam pada Jibum. Kakak kelasnya itu berubah menyebalkan sekarang ini.

Yunho mengabaikan tatapan siswa lain. Dia hanya ingin menahan Jaejoong dari kemarahannya. Hanya saja Jaejoong makin kesal karena Yunho ikut campur dengan urusannya. Jaejoong ingin balas dendam atas apa yang sudah Jibum lakukan dulu.

"Lepaskan aku!" Jaejoong berteriak, meronta dari tarikan Yunho.

Yunho seolah menulikan telinga dan melangkah makin cepat. Dia menyeret Jaejoong hingga sampai di belakang gudang sekolah. Mereka bertatapan marah. Jaejoong marah karena Yunho ikut campur, sedangkan Yunho kesal karena Jaejoong bertengkar di sekolah. Jaejoong memang sudah berubah, tetapi Yunho tidak tahu kalau Jaejoong akan berubah jadi makin nakal seperti ini.

"Tunggulah! Aku akan menghancurkan lelaki itu!" Jaejoong meracau tak terima.

Yunho mendorong tubuh Jaejoong hingga lelaki itu hampir terjungkal ke belakang. Jaejoong yang sejak dulu susah menjaga keseimbangan akhirnya menabrak tembok di balik punggungnya.

"Apa maumu?" Yunho bertanya dingin, mengadili Jaejoong.

Jaejoong mengembuskan napas malas dan balas menatapnya.

"Mauku? Banyak mauku."

"Jangan bertingkah, Jaejoong!"

"Lalu apa urusanmu, Jung?"

Jaejoong menggeram marah. Yunho juga melakukan hal serupa. Mereka bertatapan dalam diam. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Jaejoong kesal pada Yunho yang telah menahan kemarahannya. Awalnya Jaejoong berpendapat bahwa dia akan membalas Jibum dengan cara yang elegan dan menyakitkan, namun ternyata semua berubah. Jaejoong sudah terlanjur emosi dengan lelaki itu.

"Kau bebas melakukan apapun, tetapi kau tak akan pernah bisa bertingkah di sekolahku. Ini kekuasaanku, Jaejoong!"

Jaejoong menaikkan alisnya. Dia tersenyum sinis setelah itu.

"Begini saja, Jung! Aku akan memukul Jibum sampai dia sekarat, lalu kau suruh kepala sekolah mengeluarkanku. Bagaimana?"

Mata Yunho melotot tak percaya dengan ucapan Jaejoong. Bagaimana bisa Jaejoong menanggapi semudah itu? Yunho tahu kalau hatinya tidak cukup kuat untuk melihat Jaejoong pergi dari sekolah ini. Terlebih lagi dikeluarkan dengan tidak hormat begitu!

"Apa maumu sebenarnya? Kenapa kau melakukan semua ini?" Yunho menatap Jaejoong. Rahangnya mengatup marah.

"Kau mungkin bisa melupakan semua hal dengan cepat, Jung. Tetapi aku tidak bisa. Banyak sekali hal yang mengusikku. Aku tidak ingin membawa masalah itu ke permukaan, tetapi aku melihat wajahnya lagi. Kau mungkin tidak tahu karena tidak pernah peduli, tetapi orang yang kau lindungi itu adalah orang yang pernah melukaiku. Sekarang aku datang, aku akan menghajarnya. Aku sudah katakan kalau aku akan balas dendam." Ucapan panjang lebar Jaejoong membuat Yunho mengepalkan tangan. Yunho belum tahu masalah itu. Dia belum sempat dengar ada masalah apa antara Jaejoong dan Jibum, tetapi Yunho yakin kalau Jibum pernah menjahili Jaejoong dulu.

"Lalu kau ingin balas dendam padanya? Kekanakan sekali!" Yunho tertawa meremehkan.

Awalnya Jaejoong merasa santai dengan respon Yunho. Dia tidak terlalu tertarik dengan apa yang Yunho pikirkan tentangnya dan Jibum. Tetapi sekarang Jaejoong sudah benar-benar muak. Sekarang apa lagi, Jung Yunho? Kenapa kau ingin tahu dan ikut campur dengan urusan mereka? Memangnya ada hak apa kau? Apa karena ini sekolahmu? Baik, kalau begitu Jaejoong akan melakukannya di luar sekolah!

"Lalu urusanmu apa?"

Yunho tersinggung ketika Jaejoong bertanya dengan nada sedingin dan sedatar itu. Lelaki itu tidak pernah tahu kalau Jaejoong ternyata bisa melawannya balik setelah sekian tahun. Lelaki di depannya ini bukan lagi si Gendut yang menangis di depannya dulu. Lelaki di depannya ini adalah lelaki cantik yang entah kenapa sudah mulai membuatnya kesal setengah mati.

"Ini..."

"Sekolahmu. Baik, aku mengerti, Jung! Aku akan menghajar Jibum sekali lagi. Lalu kau bisa mengeluarkanku setelah itu. Mudah, bukan?"

"Jibum bukan tandinganmu, Kim Jaejoong! Dia putra dari salah satu pengusaha penting di Korea."

"Lalu?"

"Kau akan dalam masalah besar kalau macam-macam dengannya."

"Masalah seperti apa?" Jaejoong menaikkan alisnya. Dia benar-benar tidak peduli lagi dengan masalah yang ada di sekitar mereka. Jaejoong tidak peduli lagi. Baginya, Jaejoong yang dulu sudah mati.

"Aku akan menghadapinya, Jung!"

"Kim Jaejoong!"

"Aku bukan Kim Jaejoong. Aku Park Jaejoong sekarang. Dan berhentilah ikut campur urusanku!" Jaejoong memalingkan wajahnya.

Yunho geram seketika. Dia sudah menahan diri untuk menghadapi Jaejoong dengan kepala dingin, tetapi Jaejoong keras kepala sekali. Yunho tidak tahu kalau Jaejoong akan berubah seperti ini dan balas menggigitnya.

"Hentikan semua ini, Jaejoong!"

"Keluarkan aku, Jung! Aku tidak bisa mengeluarkan diriku sendiri dari tempat ini!"

Yunho terpaku. Jadi Jaejoong memang sengaja melakukan ini agar dikeluarkan dari sekolah? Bahkan Jaejoong hanya memalingkan wajahnya jengah, tak peduli dengan tatapan tajam Yunho.

"Kenapa kau ingin keluar, Jaejoong?"

Jaejoong tergelak miris dan berbisik tajam, "Apa lagi yang harus kujelaskan?"

Yunho sakit hati.

Jaejoong terlihat sangat muak berada di dekatnya. Menatapnya saja dia tak sudi. Yunho mencoba menahan sabar meski tak mampu. Hatinya jadi sakit dan emosi menguar dari hatinya. Jaejoong benar-benar membuatnya gemas!

Yunho tak mampu mengerti apa yang ada dalam pikiran Jaejoong.

"Kau ingin tahu alasanku keluar dari sekolah ini, Jung Yunho?"

Yunho membisu.

"Aku muak melihatmu." Ucapan Jaejoong mengenai hati Yunho telak. Bagaimana bisa Jaejoong bicara dengan nada tajam begitu?

Apa Jaejoong sedang meletakkan kebencian itu padanya?

Yunho sadar kalau dia menyesal atas tuduhannya waktu itu. Tetapi waktu itu dia terlambat untuk menahan kepergian Jaejoong dan menjelaskan kesalahpahaman yang ada di antara mereka. Yunho sudah benar-benar terlambat dan tak bisa kembali lagi. Matanya kembali menatap mata Jaejoong.

"Awalnya aku mencoba melupakan semuanya, Jung! Tetapi ketika melihatmu, aku tak bisa melupakan masa lalu itu begitu saja. Kau yang dulu pernah menawarkan sebuah pertemanan padaku, lalu kau menghancurkannya. Kau tak akan pernah bisa membuatku memaafkanmu lagi, Jung! Kau terlambat untuk itu."

Yunho terpaku.

"Aku tidak bermaksud melakukan itu dulu."

Jaejoong menaikkan sudut bibirnya.

"Kau pikir aku percaya? Dulu aku masih naif dan merasa baik-baik saja meski kau hina. Aku menganggap waktu itu kita hanya sekumpulan bocah SD yang tak tahu apa-apa. Namun semakin aku dewasa, aku semakin yakin, Jung. Kau adalah keluarga Jung. Kau ditakdirkan untuk berdiri di atas. Kau menggigit orang yang tidak patuh padamu. Kau menghancurkan apapun yang tidak sesuai dengan apa yang kau kehendaki. Meski kau bisa memperbaiki benda itu sesuai dengan yang kau mau, kau tidak melakukannya, Jung."

Yunho terpaku dengan ucapan Jaejoong, namun yang membuatnya sakit hati adalah Jaejoong enggan menatap matanya. Wajahnya berpaling dengan ekspresi paling menyakitkan. Yunho terpaku. Bagaimana dia bisa menjelaskan semua ini?

"Aku mungkin akan membencimu seumur hidupku...."

Mungkin hari itu Jaejoong membuat sebuah kesalahan. Kesalahan yang akhirnya akan membuat jarak di antara mereka berganti. Yunho sedang sensitif waktu itu. Dia tidak pernah memaklumi ketidaksopanan. Yunho juga tidak suka diremehkan. Sekarang Jaejoong melakukannya.

Apalagi ketika Jaejoong mengatakan kalimat itu dari dasar hatinya. Yunho sudah benar-benar putus asa dan emosi.

Dan Yunho menarik tengkuk Jaejoong spontan, meletakkan bibirnya di atas bibir Jaejoong. Melumat bibir kissable itu. Menuntut. Yunho mencium Jaejoong.

TBC

Ane udah bilang di awal. Ini repost yang direvisi dan juga dulu emang pendek. -_-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top