Juri Dua
Halo semua! Semoga sehat selalu di mana pun kalian berada. Di sini, aku selaku juri dua, senang sekali karena akhirnya sudah selesai membaca dan menyelesaikan penjurian. Beneran! Membaca dua puluh lima cerpen dengan teliti ternyata lumayan melelahkan, tapi aku senang! Terima kasih untuk ceritanya!
Sebelumnya, aku mau minta maaf jika ada salah kata. Jangan sakit hati, ya. Kita sama-sama belajar!
Yak, mari kita mulai penilaiannya!
1. So Long (7,5)
Cerpen ini cepat sekali, yah, cukup cepat, lah. Seperti naik kereta listrik dengan kecepatan konstan. Datar saja, ada beberapa adegan yang harusnya bisa membuat perasaan hanyut, malah tidak. Apa karena jumlah kata yang terbatas? Itu memang tantangannya. Terlalu fokus pada Jessie, karakter lain hanya sekilas. Padahal, harusnya Eve bisa jadi tokoh penting. Penggambaran karakternya juga kurang. Kesan bahwa tokohnya sudah dewasa juga tidak tergambarkan. Namun, secara garis besar, dari segi kepenulisan sudah cukup bagus, meski ada kesalahan di beberapa tempat. Hmmm, semangat!
.
2. Boga Tak Bogoh (8,7)
Dua kata. Unik dan kocak. Meskipun susah bayangin kambing, untuk beberapa alasan, dibuat berhasil bersimpati sama Jek. Penulisan oke, diksi oke, mungkin cuma lupa kasih italik buat bahasa daerah. Tidak apa, tidak mengurangi nilai cerita. Buat yang nulis, tolong bikin cerpen yang keren lagi! (Ngegas)
.
3. Cintaku dibalas dengan Sandal (8,2)
Satu lagi cerita kocak. Ini kental banget sama tokoh remaja yang bikin gemes. Cuma ada beberapa kesalahan penulisan yang mungkin karena kekhilafan penulis yang tentu saja bisa dimaklumi. Dasar Azza, kasihan banget. Tapi sedikit ngerti kenapa Siti ogah sama kamu, wkwk. Ini komedi romantis, 'kan? Menghibur, dan terasa sekali suasana bocah kedua tokoh!
.
4. Diandra (6,5)
Sebenarnya ide ceritanya bagus, hanya saja pengemasannya kurang baik dan perlu ditingkatkan lagi. Beberapa ada yang sudah benar, eh, malah bikin kesalahan juga. Jadi ragu apa penulis memang sudah mengerti betul atau belum tentang penulisan. Dan banyak sekali kesalahan penggunaan dash (--) yang seharusnya dijadikan untuk menambah informasi. Terus soal SNMPTN, itu sungguh plot hole yang cukup mengganggu. Banyak baca lagi, ya. Itu aja intinya. Tapi, baca buku yang bagus (sebaiknya yang cetak dan mayor) karena di sana kesalahan penulisannya minim. Yak, semangat terus!
.
5. Black Wedding Dress (6,9)
Ini dark romance, yah? Awalnya bingung sama Kirena dan Kirana. Penjelasan karakternya tidak ada, fokus pun tidak pada perkembangan hubungan. Seharusnya sosok Satria bisa dikorek lebih lagi (rasanya dia tokoh penting). Juga perlu belajar sama penggunaan tanda baca. Sering-sering baca narasi, biar tahu jeda cocoknya di mana. Sama penggunaan dialog tag juga masih ada yang keliru. Dan kalau terakhir mau dibikin plot twist, kurang nendang. Ayo semangat terus!
.
6. Fly With Music (7)
Apa, ya? Ceritanya bagus, tetapi membingungkan di saat yang bersamaan. Seharusnya cerita ini bisa enak, tetapi sayangnya penulis gagal membuat pembaca bersimpati pada Dita yang tidak punya tujuan. Penyelesaiannya juga kurang, masih terkesan ngambang. Sampai di tiga nasihat saja? Masih banyak yang seharusnya bisa dideskripsikan supaya pembaca tidak bingung. Mungkin seharusnya jangan pilih genre fantasi, karena genre ini menuntut banyak penjelasan detail, sedangkan jumlah kata terbatas. Bahkan, aku tidak berhasil membayangkan apa bedanya Kota Langit Madagaskar sama dunia biasa. Ke depannya, mungkin bisa ditingkatkan. Tetap semangat buat yang nulis!
.
7. Mysophobia (8,8)
Mau bilang apa, ya? Palingan cuma ada kesalahan kecil. Anu, tak cari di KBBI enggak ada yang namanya kubikel. Tapi disimpulkan saja itu kayak ruang kecil orang kantor gitu. Entah kenapa mau memekik "so sweet" pas bacanya. Sumpah, pas tahu ini cerita belok, mataku membelo. Yak, temanya berat dan berhasil dibuat meringis dengan tingkah Chandra yang enggak setengah-setengah sama fobianya. Si Surya juga oke.
.
8. Dia Pergi (7,5)
Ini sudut pandang laki-laki? Ada banyak kalimat tidak perlu atau kalimat yang terdengar rancu. Typo masih bisa dimaklumi, tetapi ketidakefektifan kalimat yang agak bikin gimana gitu. Seharusnya adegan tsunami bisa dibuat lebih dramatis dan sadis. Bagaimana orang-orang akan berteriak panik, minta tolong. Bagaimana kekacauan panggung, dan segalanya. Maaf, adegan yang seharusnya bisa jadi menegangkan justru terasa datar saja. Perasaan Rangga juga mungkin masih bisa digali lagi, belum bisa terlalu bersimpati sama dia. Oke sip, semangat terus!
.
9. Oneiroi (8,3)
Apa di mimpi kita bisa kedinginan? Hmm. Tapi kurasa cerita ini cukup manis. Seharusnya diksinya bisa jadi lebih menarik, tapi secara umum sudah bagus, kok. Penggunaan kata baku juga harus lebih diperhatikan. Aplikasi KBBI minimal harus punya. Offline, loh. Kecil pula. Sangat praktis. Okelah, semangat terus!
.
10. Lucas's Problem (8,3)
Ceritanya manis, ih. Nano-nano. Kirain belok, akhirnya nemu lagi Jalan Sudirman yang lurus (wkwk). Secara penulisan udah bagus, aku tidak menemukan begitu banyak kesalahan (terlepas dari mata mengantuk), cuma butuh perbaikan sedikit. Saranku, sering-sering baca ulang narasi dengan intonasi sebelum bercerita, supaya tahu di mana letak tanda baca yang benar. Secara umum udah oke. Mangats!
.
11. Dunia Ini Bukan Tempat untuk Tukang Cemburu (8,5)
Apa? Enggak tahu mau bilang apa. Enak dibaca, kok. Dan minim kesalahan penulisan, paling cuma peletakan koma saja. Cerpen ini menjelaskan kalau jadi tukang cemburu itu tidak enak. Sedikit banyak mengerti. Oke sip, cerita ini menghibur rasanya.
.
12. Forgive Me (7,8)
Dari segi kepenulisan, cerita ini bagus sekali. Minim kesalahan. Hanya ada beberapa typo. Namun, logika cerita yang masih kurang. Sejak awal tak ada diceritakan kalau ada serpihan motor di lokasi tabrakan. DNA, mungkin kalau dia pernah meludah di sana, bisa saja. Namun, itu agak tidak mungkin. Atau lebih cocok sidik jari. Itu pun, Andika tidak pernah jadi tersangka sebelumnya, dapat DNA dia dari mana? Lalu, vonis dua puluh lima tahun, jadi Andika masih hidup ketika dia mendonorkan bola mata? Tidak bisa. Hanya ketika sudah meninggal boleh donor mata, dan itu pun hanya kornea. Bukan seluruh mata. Lalu, seharusnya adegan romantis dan mereka tertawa bahagia bisa lebih ditonjolkan. Itu saja dulu. Semangat terus!
.
13. First Love (5,9)
Ide ceritanya bagus, sungguh. Bahkan adegan romantis di toko kue cukup membuat hati menghangat. Namun, sayang sekali semua itu belum didukung dengan tata cara penulisan yang baik dan benar. Pergantian sudut pandang yang tiba-tiba dan pergantian latar tanpa aba-aba. Jujur saja, itu mengganggu. Beberapa penggunaan kata depan dan imbuhan juga ada yang salah. Beberapa kata yang seharusnya terpisah justru digabung. Juga, peletakan tanda koma yang sangat kurang, sehingga memungkinkan terjadinya perbedaan makna. Segala saran dan masukan, bisa dilihat di kolom komentar cerpen ini. Maaf, aku tak mau repot-repot mengulangnya. Saranku, banyak-banyak membaca cerpen atau novel yang sudah terbit. Atau kalau tidak bisa beli buku, baca kumpulan cerpen atau cerita yang mendapat Watty Award, pasti di sana hanya ada cerita terpilih dengan cara penulisan benar. Atau bisa juga, silakan baca karya-karya member MA yang sudah punya label "Kamar Novel Montaks". Percayalah, di sana, kesalahan penulisan sudah sangat minim, dan tentu saja bisa dijadikan pedoman untuk belajar. Intinya, rajinlah membaca dan mau belajar. Sampai tahun lalu, aku juga punya kesalahan yang sama, kok. Namun, dengan tekad dan keinginan kuat, pasti bisa. Semangat!
.
14. Katastrofe (5,6)
Seharusnya, cerpen ini bisa keren sekali jika dieksekusi dengan bagus dan punya kaidah kepenulisan yang benar pula. Sungguh, aku kesulitan memahami beberapa kalimat, karena--maaf saja--diksinya sedikit berlebihan. Jujur saja, aku pribadi tidak begitu ahli dalam diksi yang kaya akan metafora dan ungkapan-ungkapan keren, tapi bukan berarti aku tidak bisa menikmatinya. Jujur saja, diksi di sini mengganggu, gayanya kurang pas. Jadi tidak efektif dan sulit dipahami, nyaris tidak bermakna. Sebaiknya, gunakan saja kalimat lugas dan lurus, kalau pada akhirnya, penggunaan diksi kaya metafora hanya akan membingungkan pembaca. Hal-hal esensial seperti penggunaan huruf kapital untuk nama, itu sangat penting. Awal nama "Badrun" muncul, aku hampir tak percaya itu adalah nama dan menganggap itu adalah kesalahan penulisan alias typo. Saranku, rajin-rajinlah membaca buku cerita yang sudah terbit, pelajari dari sana bagaimana penulisan yang benar. Di Wattpad juga banyak, kok. Sama saja seperti yang tadi, kalau mau yang cukup terjamin, baca saja karya anggota grup dengan label "Kamar Novel Montaks" di kover ceritanya. Setidaknya, di sana sudah minim kesalahan. Juga, jangan ragu-ragu bertanya di grup kalau tidak tahu sesuatu atau ragu terhadap suatu hal. Meskipun bukan pada hari ILER, percaya deh, tetap akan dijawab dengan senang hati, kok. Perbaikan-perbaikan untuk cerpen ini bisa dilihat di kolom komentar, mungkin makin ke bawah sudah sedikit karena kami juga lelah mengoreksi. Oke, mungkin itu saja. Jangan menyerah dan tetap semangat!
.
15. Di Sudut Kafe (8,4)
Satu-satunya masalah saat membaca cerpen ini adalah, aku masih sibuk menerka-nerka apakah aku ini perempuan atau laki-laki. Atau sengaja dibuat tidak jelas? Jika iya, selamat. Anda berhasil. Dari segi kepenulisan, sudah sangat bagus. Sungguh, rasanya tidak ada lagi yang bisa dikoreksi, kecuali penggunaan tanda koma setelah kata "Namun". Cinta beda agama, ya? Meskipun cuma cinta monyet, aku pernah merasakan. Emang berat, sih. Wkwk. Siip deh, semangat terus buat yang nulis!
.
16. Bukan Yang Terpilih (9)
Anu, kata "yang" dalam judul, tidak pakai huruf besar. Yak, itu saja. Terima kasih, aku puas membaca cerpen ini. Diksingya oke dan keren, aku suka. Aku juga ikut emosi sama Keano. Dia pikir dia siapa? Pokoknya, kalau akhir ceritanya tidak seperti ini, bakal lain cerita. Siapa yang bikin ini? Tolong, ajarkan aku bikin diksi keren! *ngegas.
.
17. Hanya Padamu (7,3)
Seperti syair, bahkan dialognya pun begitu. Jujur saja, jadi kurang logis kalau di dialog, kecuali latar belakang mereka memang dari orang yang suka bersyair? Melayu, mungkin? Jujur saja, aku sudah berharap banyak dengan cerpen ini. Eh, makin ke bawah, kesalahannya makin tampak. Lupa huruf kapital, penggunaan imbuhan dan kata depan yang masih salah, typo masih bisa dimaklumi, sih. Juga ada beberapa penggunaan tanda koma yang kurang. Baca narasi lagi, satu tanda baca bisa mengubah arti. Perbaikan bisa dicek di cerpennya. Semangat!
.
18. Januari dengan Cinta (7,2)
Narasi kebanyakan tell. Penggunaan italik ada yang kurang dan penggunaan tanda koma untuk intonasi juga masih ada yang keliru. Awalnya, disebutkan kalau Keyla remaja, lah, tau-tau udah kerja. Tidak tampak usianya udah segitu. Sungguh, kelihatannya masih kayak anak SMP. Jujur, aku tipikal yang kurang suka narasi tell terlalu banyak, "Si A sedang memakan roti sambil mengobrol." Terus di bawahnya adegan makan roti sambil mengobrol. Buang-buang narasi dan adegan kalau kataku. Enggak usah gitu, langsung aja ke adegan, biar pembaca yang menyimpulkan sendiri. Kami enggak bodoh-bodoh amat kok, buat enggak ngerti situasi. Yak, jangan menyerah dan tetap semangat!
.
19. Suara Hati Lia (7)
Sama saja dengan kasus cerpen sebelumnya, bahkan ini lebih parah. Kurang deskripsi. Tokoh di mana? Sedang apa? Narasi justru sibuk berceloteh tentang Rizal, seakan memang pikiran pembaca diarahkan untuk menilai Rizal buruk. Tanpa itu, pembaca bisa menyimpulkan, kok, lewat aksinya. Percayalah, pembaca bukan orang bodoh. Banyak typo. Masih kurang tahu juga penggunaan kata depan dan imbuhan. Kenapa tahu-tahu Lia bisa suka? Logika cerita kurang, penderitaan Lia juga. Tidak disorot benar apakah dia itu memang tuli, bahkan aku tidak bersimpati padanya. Maaf, tapi tetap semangat!
.
20. Pacar (7,7)
Narasinya benar-benar terdengar seperti orang muda yang bercerita. Kalimatnya ringan dan mengalir. Sayang banget kebanyakan narasi, pembaca cuma diberi tahu mereka begini dan begitu. Lumayan manis, lah. Kalau kata asing, diitalik, yah. Tokohnya sudah kuliah? Kok kurang terasa, ya? Masih banyak yang bisa digali lagi. Mangats!
.
21. OSN Terbaik (8)
Banyak typo, ya? Ceritanya juga rada gantung gitu. Sebagai informasi, sebelum kata "lho", "dong", "sih", "ya", "kok" itu pakai tanda koma. Itu rasanya udah kayak ketentuan gitu. Sama tentang OSN, setahuku, OSN itu lama, dan ada acara jalan-jalannya juga. Apa penulis sudah riset tentang sistematika OSN? Dan lokasi OSN itu tiap tahun beda, keliling Indonesia. Di Jakarta, terakhir tuh tahun 2012 buat tingkat SD dan SMA. Jadi, kuanggap saja latar waktu tahun 2012.
.
22. Cinta dan Luka Paling Indah (8,4)
Cerpen ini bikin perasaanku nano-nano. Sumpah, pengen banget todong penulisnya kenapa bikin cerpen akhirnya gini banget. Adegan romantisnya bikin kebawa suasana. Emang ini zaman apa? Pake acara perjodohan segala. Kepenulisan lumayan oke. Harus ingat, tambahan ku- itu digabung dengan kata setelahnya. Ingat yah, itu agak mengganggu tapi syukur aja ceritanya manis. Terus semangat!
.
23. Akhir Penantian (8,5)
Manis banget. Meskipun kecewa karena ini sudut pandang perempuan. Habis, aku sudah mengira dari awal kalau ini sudut pandang laki-laki. Ceritanya manis, meskipun sebenarnya masih banyak yang bisa dikembangkan. Jangan lupa resapi masukan yang di kolom komentar, yah. Di luar itu, penulisannya sudah rapi sekali! Senang deh, bacanya. Semangat terus!
.
24. Cinta dan Maaf (8,4)
Kurasa ini cocok banget sama kejadian nyata, dan jujur aja ini manis. Memang beginilah cerita romantis yang sebenarnya, ada konflik terus akhir yang memuaskan. Ada beberapa kesalahan penulisan, tapi kecil, jadi tidak masalah. Mungkin pendeskripsian latarnya bisa diperjelas lagi, di sini latar tempat masih minim. Oke, tetap semangat!
.
25. Hanya Teman (7,9)
Untung aja bukan lesbi, jujur, aku geli sama itu. Mungkin karena aku perempuan, dan aku suka laki-laki. Oke, ini melantur. Awalnya bagus banget, kupikir aku ga bakalan ngomen. Ternyata, kesalahannya banyak di akhir. Koreksian dan lain-lain, silakan lihat di kolom komentar. Cuma mau mengingatkan, kalau yang bicara masih tokoh yang sama, jadikan saja satu paragraf, kecuali dialognya panjang.
Yak, hanya sekian dari juri yang juga masih belajar. Tetap semangat! Dan siapa pun pemenangnya, selamat!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top