7b. Tak Mau Bertemu (2)

Asha tak punya pilihan lain kecuali membiarkan. Toh dirinya sudah mengajukan berencana mengajukan gugatan cerai. Apa salahnya bila sang suami pacaran? Jody pun telah menunggu dengan cinta yang tulus. Apa yang perlu dikeluhkan?

Itu kata otak Asha. Lain lagi hatinya. Isi dada sudah nyaris meledak. Napas memburu, kepala mendidih bagai teko yang mengepulkan uap. Satu trigger lagi, tangan akan mendarat di pipi hasil operasi plastik milik sang selingkuhan.

Krisan tidak tinggal diam. Kini saat yang tepat untuk menunjukkan siapa dirinya bagi Khandra di depan istri tak tahu diri ini. Setelah menurunkan pembatas bed, tubuh ramping dan harum itu membungkuk, memeluk Khandra dari belakang. Harapannya, lelaki itu luluh dan membalas memeluk.

Sayang, Khandra justru semakin histeris, berteriak-teriak mengusir kekasihnya. Keributan itu membuat Asha dan lima rekan Khandra mendekat.

"Ndra, kamu kenapa jadi begini?" bisik Krisan. "Ini aku, Sayang!"

"Pergi kamu, pergi!" seruan Khandra kini disertai tangis.

Asha yang menjadi tidak tega lelaki itu tertekan, berusaha memberi pengertian. "Sebaiknya kamu pulang, deh, Kris. Dia butuh ketenangan."

Krisan menegakkan tubuh. Tanpa mengacuhkan Asha, tangannya terus mengelus pundak lelaki itu. "Kamu bisa ngomong apa aja sama aku. Kamu kenapa?"

Karena tidak mendapat jawaban, Krisan menoleh. "Dia kenapa, sih, Sha? Kenapa stres begini? Kamu bisa ngurus dia nggak, sih?"

"Udah, deh, pulang aja kamu!" Asha sudah merah padam. Ia berusaha menahan diri. Sesudah itu ia berpaling ke rekan-rekan yang lain dan memberi kode untuk pergi.

"Ditanya baik-baik malah nyolot," sembur Krisan. Sesudah itu, senyumnya kembali terarah pada Khandra. "Sayang, apanya yang sakit?" Tahu-tahu, jemari lentiknya menyingkap selimut.

Kontan, bagian bawah tubuh Khandra, yang memang tidak ditutupi celana untuk memudahkan perawatan, terbuka. Perban tebal yang menutup luka tidak dapat menyembunyikan bagian tubuh yang telah berubah bentuk karena hilang sebagian.

Krisan tertegun. Ternyata desas-desus itu benar. Mr. P Khandra telah hilang, tersisa kantung berisi dua bulatan kecil. Saking kagetnya, ia tidak sadar telah ditarik dengan kasar oleh Asha.

"Heeeeeiiii!" Asha segera merampas ujung selimut dari tangan Krisan, kemudian menutup kemaluan suaminya. Dengan amarah membara, ditamparnya perempuan itu. "Kamu nggak berhak, bitch!"

Sesudah berbuat begitu, ia mundur, memasang kuda-kuda untuk berjaga bila perempuan itu kalap. Memang benar, Krisan kalap. Sebagai wanita cantik, ia selalu dipuja dan diutamakan. Belum pernah terhina seperti ini. Tangannya terulur untuk membalas, namun segera dicegah oleh Pak Hendri.

"Kurang ajar kamu! Dasar perempuan sundal!" Umpatan dan pekikan semakin nyaring saat Pak Hendri dan rekan-rekannya menyeret perempuan histeris itu keluar ruangan.

Asha segera berlari ke pintu, menutup dan menguncinya, lalu menghampiri Khandra. Bukan sekali ini saja ia dikata-katai perempuan sundal. Seringnya oleh Khandra. Namun, kali ini ia sungguh tidak terima. Siapa selingkuhan dan siapa istri sah di sini?

Bahu Khandra berguncang keras dan tangisnya menyayat hati. "Bunuh aja aku! Aku mau mati aja!"

Asha mencoba menyentuh bahunya. Ketika lelaki itu tidak menolak, ia memeluknya erat, turut merasakan kepedihan walau tanpa kata. Ini pertama kali Khandra mau disentuh setelah kejadian itu.

"Mereka udah tahu, Sha ...," ratap Khandra lagi.

Asha menepuk-nepuk dada yang pernah dirindukan setengah mati. Dada itu tidak berubah banyak, tetap liat dan bidang. Aroma khas Khandra pun masih sama seperti bertahun lalu. Ia tak percaya memeluk lelaki ini kembali semenjak pertikaian hebat beberapa waktu setelah kepergian Tama. Bulir-bulir bening meluncur turun dari pelupuk Asha, menjumpai pipi Khandra.

"Iya, nggak pa-pa. Biar aja."


---Bersambung---

☆Bersambung☆

Sobat, Fura akan tamatkan cerita ini di WP. Tapi buat yang nggak sabar tunggu apdetan, langsng cuuus aja ke KBM atau Karya Karsa. Di sana udah tamat.

Buat pengguna Karya Karsa, ada paket murah meriah.

Cukup dengan Rp17.900,- Sobat dapat membaca Loved You Yesterday sampai tamat.

Tunggu apa lagi, yuk cuuuus ke sana!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top