03

Chap 3.

Disclaimer : Naruto beserta cast yang lainnya milik akang MK. Cerita ini di buat untuk hiburan semata.

Pairing : Sasunaru.

Latar : Sekolah.

Jangan dekati aku! Pergi! Menjauh dariku brengsek! Kau penjahat!

Happy reading minna.

Normal pov.

Drap.
Drap.
Drap.

Naruto terus berlari di lorong rumah sakit, air matanya tidak berhenti mengalir saat ia mendapat telfon dari pihak rumah sakit bahwa keadaan gaara semakin memburuk bahkan bisa di katakan sekarat. Naruto memberhentikan langkahnya di depan ruang UGD, ia mengatur nafasnya sejenak sebelum mendudukan dirinya di kursi tunggu. Matanya ia pejamkan dengan tangan yang saling bertautan, berdoa kepada sang Tuhan untuk kesembuhan kekasihnya.

Hampir satu jam lamanya naruto menunggu, namun dokter yang menangani gaara belum juga keluar. Dan hal itu membuat naruto berpikiran yang tidak-tidak. Ia bangkit dari duduknya dan memilih berjalan mondar-mandir di depan pintu UGD, sesekali ia melirik jam yang hampir menunjukan waktu makan siang.

"Sial! Semoga kau tidak kenapa-napa gaara!" rapal naruto terus menerus, ia kembali duduk dan membuka ponselnya. Memandang wallpaper yang terpampang di layar ponselnya, foto itu. Foto mereka berdua, naruto dan gaara. Dan foto itu di ambil saat keduanya sedang berada di taman bermain.

Sasuke berjalan mendekat kearah naruto dengan kantong belanjaan yang berada di tangan kanannya. Ia memasang wajah datar saat banyak wanita yang menatap dirinya memuja. Bahkan ia akan menatap wanita itu sinis saat mereka dengan sengajanya menyenggolkan diri kepada tubuhnya.

"Brengsek!" desis sasuke di samping wanita yang menyenggolkan buah dadanya pada lengan sasuke. Sasuke memegang lengan wanita itu dan memojokannya ke tembok rumah sakit. Ia menatap wanita itu merendah, sedangkan wanita yang di tatap itu hanya tersipu malu salah mengartikan tatapan yang di layangkan oleh sasuke. Sasuke mendekatkan bibirnya ketelinga wanita itu dan berbisik di sana.

"Jika kau masih ingin melihat matahari besok. Menjauhlah dariku! Dan jangan coba-coba menempelkan tubuh menjijkkanmu padaku. Kau tahu, tubuh kekasihku lebih berisi dan montok. Tidak seperti dirimu payudara besar hasil suntik." ejek sasuke pedas dan menjauhkan wajahnya, dengan cueknya ia meninggalkan wanita itu di lorong rumah sakit dengan keadaan shock.

"Sialan! Beruntung tampan! Jika tidak sudah habis kau ku Serang dengan desahanku!" gumamnya tidak jelas dan memilih berjalan keluar, beruntung keadaan lorong rumah sakit dalam keadaan sepi saat kejadian itu berlangsung.

Sasuke menghampiri naruto yang sedang duduk termenung, tiba-tiba sasuke langsung mendudukan dirinya tepat di samping naruto dan langsung menyenderkan kepalanya di pundak naruto, membuat naruto yang merasakannya hampir menjerit histeris.

"Ya! Apa yang kau lakukan hah?! Kau mengagetkanku brengsek!" maki naruto kesal sambil bangkit, membuat sasuke hampir saja oleng kesamping. Sasuke menegakan kembali tubuhnya dan merapihkan pakaiannya, ia menyilangkan kakinya dan menatap naruto dengan pandangan angkuhnya.

"Berbicara kasar dengan guru. Kau kuhukum untuk membersihkan kandang manda, ular kesayangan milik orochimaru-sensei." jelas sasuke sambil mencatat di buku hitamnya yang entah ia dapat dari mana. Naruto menganga tidak percaya dengan penuturan sasuke barusan. Oh good jangan kandang manda! Jerit naruto dalam hati, tanpa sadar ia meremat rambutnya sendiri.

"Ayolah sensei. Jangan kandang manda ok. Aku takut di telan olehnya." pinta naruto dengan pandangan memelasnya. Ia memandang sasuke penuh harap, berharap sasuke luluh dengan ekspresinya sekarang.

"Tidak!" tolak sasuke tegas ia menjulurkan kantong plastik yang di bawanya tadi ke hadapan wajah naruto. Naruto menerima kantong itu dengan pandangan herannya.

"Apa ini?!" tanya naruto.

"Kau buka saja." jawab sasuke cuek dan memilih sibuk dengan ponselnya, diam-diam ia memotret naruto tanpa sepengetahuannya. Ia menggunakan wallpaper wajah naruto yang ia ambil diam-diam saat naruto tengah di hukum untuk membersihkan halaman belakang sekolah. Di sana terlihat naruto yang mempesona dengan rambut yang tertepa oleh hembusan angin.

"Woah ramen!!" pekik naruto semangat saat mendapati makanan kesukaannya berada di hadapannya. Ia memandang sasuke dengan berbinar, sasuke yang menyadari itu tanpa sadar tersenyum kecil.

"Arigatou sensei!" ujar naruto semangat dan kembali duduk di samping sasuke, sasuke segera mematikan ponselnya dan memasukannya kedalam saku celana. Ia beralih memandang naruto yang sedang membuka ramen instan yang ia beli di kedai ramen kesukaan muridnya itu.

"Naru?!" panggil sasuke, naruto langsung menatap sasuke dengan pipi yang penuh dengan ramen. Ia hanya melempar pandangan 'ada apa' padanya.

"Hukumanmu bisa di ganti. Jika kau--" sasuke sengaja menggantung kalimatnya. Naruto dengan cepat menelan ramen yang sedang di kunyahnya, ia memandang sasuke penuh harap.

"Apa-apa?!" tanya naruto antusias seperti anak kecil yang di berikan balon oleh orang tuanya.

"Jika kau menjadi kekasihku!" ujar sasuke enteng membuat rahang naruto hamour terjatuh saat mendengarnya. Mulut naruto terbuka dan tertutup seperti ikan yang kekurangan oksigen.

"Kau gila sensei! Umur kita beda jauh! Apa kau mau di chap sebagai pedofil?" tanya naruto tidak mengerti dengan jalan pikiran sasuke.

"Aku gila karenamu naruto. Maka dari itu kau harus bertanggung jawab!" desis sasuke di samping naruto.

"Jangan mengatakan hal yang tidak-tidak sensei! Aku membencimu!" ujar naruto kesal. Ia memberikan kembali ramen pemberian sasuke. Sasuke yang memang sudah sangat kesal dengan naruto yang selalu melawan ucapannya. Ia meletakan ramen milik naruto di kursi yang kosong, perlahan tubuh sasuke mendekat ke arah naruto yang sialnya lagi duduk di pinggir yang memiliki pembatas. Sasuke mengurung naruto di antara kedua lengannya.

"Kenapa kau selalu menolakku naruto? Bahkan banyak wanita dan lelaki di luaran sana yang berharap menjadi milikku." tutur sasuke denagn suara beratnya. Naruto menundukan wajahnya, ia bingung dengan dirinya sendiri. Kenapa setiap berhadapan dengan sasuke ia menjadi penakut dan lemah.

"Hatiku sudah di miliki oleh orang lain sensei. Jadi aku tidak bisa memberikan hatiku padamu." ujar naruto sambil mendorong dada bidang sasuke untuk memberikan jarak di antara keduanya.

Sasuke memandang naruto tidak percaya, ia di tolak oleh murid yang di sayangi dan di cintainya? Astaga! Pasti sasuke sedang bermimpi sekarang.

Keadaan hening saat keduanya tidak ada yang membuka suara sama sekali. Hingga bunyi pintu di buka membuat perhatian keduanya teralihkan. Naruto langsung bangkit dan mendekati sang dokter.

"Bagaimana keadaannya dok?!" tanya naruto dengan nada suara yang kentara cemas dan khawatir.

"Keadaannya benar-benar memburuk. Bahkan kami pun sedikit kesulitan menanganinya. Dan sekarang yang hanya bisa kita lakukan menunggu keajaiban Tuhan yang memberikan mujizatnya." jelas sang dokter, naruto merasa terpukul saat mendengarnya. Ia tidak mau kehilangan orang yang di cintainya untuk sekian kalinya. Hanya itu.

"Terimakasih dok." ujar naruto pelan sambil menggigit bibir bawahnya menahan isakan tangis.

"Itu tugasku. Aku harus pergi ada pasien lain yang harus ku tangani." ujar sang dokter sambil berlalu pergi.

Grep.

"Menangislah. Keluarkanlah semuanya, jangan kau pendam sendiri masalahmu." bisik sasuke lembut di samping telinga naruto setelah ia berhasil memeluk naruto secara tiba-tiba.

Dan perkataan sasuke itu membuat tangis naruto pecah di lorong rumah sakit yang sepi.

Kau tidak adil padaku Tuhan. Kau mengambil orang yang aku cintai.

To be continued~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top