Love You Forever
Tachikawa Mimi, gadis berusia 21 tahun itu tengah gundah gulana. Ia mengacak rambutnya karena frustasi. Pasalnya, ia baru saja mendapat pernyataan cinta dari seorang pria bule. Yap, siapa lagi kalau bukan Michael, anak terpilih asal Amerika yang pernah dekat dengan Mimi semasa SMP itu ternyata benar-benar memiliki perasaan untuk Mimi. Tetapi, Michael juga bilang, jika memang perasaan Mimi bukan untuknya, tak masalah untuk di tolak saja.
“Apa yang harus aku lakukan?!”
Dari dalam lubuk hati Mimi yang terdalam, sebenarnya Mimi menyimpan perasaan untuk Koshiro, yang malah sudah dekat dengannya sejak masih SD.
Tapi, Mimi malah mengira kalau Koshiro menyukai gadis lain, dan bukan dirinya.
Sementara itu, Koshiro yang sedang ada di kantornya juga tengah bimbang untuk mengungkapkan cintanya pada Mimi yang sudah ia simpan sejak lama.
“Apa aku katakan saja yang sebenarnya, ya, Tentomon?” tanya Koshiro pada Tentomon yang tengah sibuk dengan laptop.
“Menurutku, sebaiknya kamu ungkapkan saja. Daripada dipendam terus, dan kamu juga jadi bimbang seperti ini,” usul Tentomon. “Lagipula, kalau tidak dicoba, tidak akan tahu, benar?” imbuhnya lagi.
“Benar juga, aku akan mencobanya besok,”
Keesokan harinya, Koshiro sedang berjalan santai menuju ke sebuah toko. Niatnya ingin membeli sebuah buket bunga untuk seorang gadis yang sudah lama ia sukai. Lebih tepatnya, sudah ia kagumi sejak masih SD. Tak sendiri ia pergi bersama Tentomon.
Tetapi, saat ia akan menyeberangi jalan, sebuah mobil yang oleng karena pengemudinya mabuk berat dan rem yang blong. Ko Shiro tidak menyadarinya sama sekali. Tapi, Tentomon menyadarinya.
“Koshiro, awas!”
Naas, teriakan Tentomon membuat Koshiro panik, hingga akhirnya ia tertabrak.
Tubuh Koshiro terpental ke trotoar. Warga mulai berdatangan. Tapi sebelum itu, Koshiro sudah menyuruh Tentomon untuk memberitahu siapa saja anak terpilih yang berhasil dia temukan tentang keadaan Koshiro saat ini.
Baru beberapa meter Tentomon terbang, ia bertemu dengan Mimi dan Palmon yang berniat untuk membawakan kue buatan Mimi ke kantornya Koshiro.
“Lho, Tentomon? Kenapa kamu sendirian? Koshiro mana?”
“Koshiro, dia, dia kecelakaan! Ayo!”
Mimi terkejut bukan main. Rasanya, jantungnya seperti akan segera lepas. Ia dan Palmon bergegas mengikuti ke mana arah terbangnya Tentomon. Setelah sampai di tempat kejadian, warga semakin banyak saja. Mimi, Palmon, dan Tentomon menerobos kerumunan.
“Minggir! Mana Koshiro?! Minggir!”
Akhirnya, Mimi berhasil masuk ke barisan paling depan. Ia langsung menangis sesenggukan saat melihat keadaan Koshiro yang sudah bersimbah darah.
‘Koshiro! Bangun!”
Tangan Koshiro bergerak meraih tangan Mimi yang berada di pipinya. “Mimi, jangan menangis…”
“Bertahanlah! Aku akan menelepon petugas medis!”
Tap tap tap tap
Suara sepatu Mimi dan para petugas medis yang mendorong ranjang Koshiro terdengar ke seluruh koridor rumah sakit. Mimi begitu khawatir dengan keadaan Koshiro.
Setelah Koshiro masuk ke UGD, Mimi, Palmon, dan Tentomon menunggu di ruang tunggu.
Mimi masih menangis sesenggukan sambil mencari nomor ponsel orangtua angkat Koshiro di ponsel milik Koshiro. Mimi menelpon ayah Koshiro terlebih dahulu, sayangnya, tak ada respon sama sekali, begitu juga dengan ibunya Koshiro. Hingga akhirnya Mimi mengirim pesan kepada mereka menggunakan ponsel Koshiro.
Setelah petugas medis keluar, Mimi menghampiri Dokter yang menangani Koshiro, yang tak lain dan tak bukan adalah Joe dan rekannya, Gomamon.
“Kak Joe, bagaimana keadaan Koshiro?” Mimi masih terdengar panik dan khawatir. Ia benar-benar cemas. Bahkan, rasa cemas ini berbeda jauh bila dibandingkan dengan rasa cemas saat Michael sakit.
“Untunglah dia segera dibawa ke sini. Kalau tidak, entah bagaimana jadinya. Dia mengalami luka cukup serius akibat benturan keras di kepalanya,” tutur Joe dengan senyum dan tatapan sendu. “Kamu sudah mengabari ayah dan ibunya?”
“Sudah, tapi tidak ada yang mengangkat atau membalas…,” jawab Mimi. Joe pun meminta Mimi untuk masuk dan menemani Koshiro yang masih tak sadarkan diri, sementara Tentomon dan Palmon diajak ke ruangan Joe, supaya mereka bisa menemani Gomamon.
Mimi yang sudah ada di dalam ruang rawat Koshiro hanya bisa menangis di sana. Ia menggenggam tangan Koshiro yang bebas infus dengan erat.
“Koshiro, buka matamu, aku mohon… Aku tidak mau kehilanganmu, tahu! Aku…,”
Kalimat Mimi terjeda karena tangisannya yang sudah pecah.
“Aku mencintaimu, Izumi Koshiro, hiks!”
Setelah mengatakan itu, tangisan Mimi semakin menjadi-jadi. Sekarang, di kepalanya terputar kenangan bersama Koshiro. Mulai dari saat pertama kali dekat sebagai anak terpilih waktu masih SD, kebersamaan dengan Koshiro, dan yang paling membekas di ingatannya adalah saat Koshiro memberikan semangat untuknya ketika ia menangis karena putus asa setelah melihat tanda kehancuran dua dunia.
“Hei, sudah ku bilang, jangan menangis, Mimi…,”
Mimi yang semula tertunduk dan hanya fokus pada genggaman tangannya dengan tangan Koshiro pun menatap wajah lelaki yang selama ini ia cintai dalam diam.
“Koshiro, syukurlah…” Mimi tersenyum lega saat ia melihat mata Koshiro terbuka. Yah, meskipun masih sayu karena tubuhnya terasa seperti remuk akibat benturan dengan trotoar tadi.
“Mimi, aku ingin mengatakan sesuatu, arghh…,”
Mimi membantu Koshiro untuk duduk perlahan. Tanpa mereka sadari, Joe bersama kedua orangtua angkatnya Koshiro mengintip dari balik pintu.
“Katakan, Koshiro,”
Dengan tangannya yang di infus, Koshiro mengambil tangan Mimi yang bebas. Sekarang, Koshiro sudah menggenggam kedua tangan Mimi. Ia menatap dalam ke mata Mimi. Dapat Mimi lihat, lelaki yang ada di hadapannya ini menunjukkan keseriusan dan ketulusan dari sorot matanya.
“Tadinya, aku ingin membeli bunga sekalian. Tapi, malah tertabrak mobil… Baiklah, jadi…” Koshiro menjeda kalimatnya, lalu mengeratkan genggamannya pada kedua tangan Mimi.
“Aku sudah lama ingin mengungkapkannya, lama sekali. Aku sudah lama menyukaimu. Awalnya, aku pikir itu hanya lewat semata. Tapi, ternyata sampai sekarang perasaan itu berubah menjadi cinta… Jadi intinya, aku mencintaimu, Tachikawa Mimi. Apakah kamu mau menjadi kekasihku?”
Mimi yang mendengar itu pun langsung memeluk Koshiro tanpa basa-basi. “Aku juga mencintaimu, hiks. Tentu saja aku mau!”
Akhirnya, Koshiro dan Mimi resmi menjadi sepasang kekasih. Setelah Koshiro sembuh, mereka akan memberitahukan kabar gembira ini kepada yang lainnya, terutama Michael, yang sebenarnya sudah tahu soal perasaan yang Koshiro simpn untuk Mimi sejak SMP itu. Pasalnya, Koshiro dan Michael sering membahas soal itu melalui surel email.
Beberapa minggu kemudian, Koshiro sudah sembuh total dan dapat kembali beraktivitas seperti biasa. Ketika semua anak terpilih berkumpul di kantor koshiro, mereka berdua pun memberitahu kabar gembira itu kepada mereka. Dan reaksinya? Tentu saja kaget bukan main. Kecualikan Joe yang sudah tahu duluan soal itu. Awalnya, mereka semua heboh. Tapi, mereka tetap mengucapkan selamat untuk Koshiro dan Mimi. Begitu juga dengan Michael, yang ternyata sudah menduga kalau Mimi menyukai Koshiro sejak lama. Ia ikut bahagia saat mendapatkan kabar gembira itu.
The End
────«┅───°•✮•°───┅»────
Hadeh, malam-malam begini malah tiba-tiba kepengen nulis one-shot ini, mana kebayang terus di kepala pula, hish.
Tapi, semoga kalian suka, ya~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top