17
🌹🌹🌹
Motor Natha berhenti tepat di depan rumah Kevia. Kevia pun mengerutkan kening bingung, bukan ia tak mau pulang kerumah, namun bukannya tadi Natha bilang ingin mengajaknya ke suatu tempat?
"Kok pulang? Katanya lo mau ngajakin gue pergi?" tanya Kevia bingung.
Natha terkekeh, "Semangat banget mau pergi bareng gue?" ucap Natha sedikit menoleh kebelakang karena Kevia belum turun dari motornya.
Kevia yang tersadar pun akhirnya turun, "Nggak juga, kata siapa?" sanggahnya sambil melepas helm yang dipakainya.
Natha ikut melepas helmnya, "Lo ganti baju dulu, lah, sekalian gue ijin sama nyokap bokap lo buat bawa lo pergi. Ya kali gue main bawa anak orang gitu aja."
"Oh." Kevia yakin pipinya sudah memerah sekarang. Anjir, gue jadi kelihatan ngarep banget jalan sama Natha.
"Cie, yang nggak sabar jalan sama gue." ledek Natha sambil menusuk pipi cubby Kevia menggunakan telunjuknya.
Kevia menyingkirkan tangan Natha, "Nggak, ya. Nggak usah kepedean." ucap Kevia cemberut, "Btw di rumah gue nggak ada orang. Jadi biar gue aja yang ijin dan lo tunggu disini, bentar gue ganti baju dulu.
Setelah mengucapkan kalimat tersebut dengan cepat Kevia berlari kecil masuk ke dalam rumahnya meninggalkan Natha yang terkekeh melihat Kevia yang salah tingkah.
"Dasar susu coklat, masih lucu aja itu cewek. Pengen gue bawa pulang." gumamnya merasa gemas.
Natha menunggu Kevia sambil mengecek ponselnya yang tadi bergetar. Ada pesan masuk dari maminya yang mengatakan jika sang mami sedang pergi arisan dan hanya dibalas iya saja oleh Natha dan pesan dari Mira yang...
Amira
Heh, oncom. Lo hutang penjelasan soal adegan bonceng-membonceng tadi, ya. Jangan lo pikir gue nggak lihat.
Natha tidak membalasnya, ia hanya tersenyum saja mengingat sepupunya pasti akan mengomel karena ia tidak cerita apa-apa tentang kemajuan hubungannya dengan Melodi.
"Ehem... senyum-senyum, chat sama siapa? Kelihatannya seneng banget." ucap Kevia ketus.
Natha tidak sadar jika Kevia sudah berdiri di sampingnya dengan pakaian kasual. Ia terlalu fokus dengan ponselnya.
Natha tersenyum semakin lebar, "Kenapa emang? Kepo banget. Cemburu, ya?"
"Dih, kurangin, deh, rasa percaya diri lo. Itu nggak akan terjadi."
"Masa?" ledek Natha.
"Ck, sebenarnya ini jadi pergi nggak, sih, kalo nggak, mending gue masuk lagi."
Kevia berbalik ingin masuk kembali ke dalam rumah namun Natha mencegahnya lebih dulu, "Eh, jangan, dong. Udah cantik masa nggak jadi pergi, sih."
"Berisik lo kayak bebek. Ya udah, cepet!" Natha hanya tertawa menanggapinya.
Kevia masih saja berucap ketus padahal hatinya sedang meletup-letup dibilang cantik oleh Natha. Duh, dasar cewek, dipuji gitu saja sudah salah tingkah.
Kevia sudah naik ke boncengan Natha dan sudah mengenakan helm. Natha sudah bersiap untuk melajukan motornya.
"Lo udah ijin belum? Ntar dikira gue nyulik anak orang."
"Udah. Tadi gue udah telpon abang gue."
Natha sedikit mengerutkan kening, agak penasaran ketika Kevia menyebut abangnya, pasalnya dulu ia tidak pernah tahu jika Kevia punya kakak.
"Oh." ucap Natha singkat.
Lalu Natha menjalankan motornya keluar gerbang komplek perumahan Kevia dan berbaur dengan kendaran lain di jalan raya.
Saat dipersimpangan jalan, lampu menyala merah. Motor Natha berhenti tepat di sebelah kanan mobil BMW. Pukul lima sore jalanan lumayan ramai. Kevia memperhatikan sekitar, saat menoleh ke kiri ia mengerutkan kening. Tepatnya melihat dengan seksama ke dalam mobil yang berhenti disampingnya itu.
"Itu... Kak Reno bukan, sih?" tanya Kevia entah kepada dirinya sendiri atau Natha.
"Hm? Lo bilang apa?" Natha membuka kaca helm full face nya.
"Itu kayak Kak Reno, deh. Dia sama siapa?" tunjuk Kevia dengan telunjuknya.
Natha mengikuti arah yang ditunjuk Kevia. Dan benar saja itu adalah Reno. Natha yakin itu, ia hafal dengan mobil Reno.
"Bukan, cuma mirip." elak Natha.
"Masa, sih?" Kevia melihatnya lagi supaya lebih jelas, karena orang tersebut sedang menoleh ke kiri, seperti sedang berbicara dengan orang di sebelahnya.
"Udah, jangan di lihat." Natha menarik tangan Kevia untuk memeluk pinggangnya, "Gitu banget lihat orang pacaran." Kevia yang tidak sadar pun memeluk pinggang Natha.
Kevia masih memperhatikan orang di dalam mobil tersebut. Iya, sih, memang seperti orang pacaran. Terlihat sekali saat sang cewek mengelus pipi cowok yang duduk di kursi kemudi dengan tersenyum ceria.
Lampu sudah berubah hijau dan Natha segera melajukan motornya sebelum Kevia tahu jika cowok yang berada di dalam mobil itu adalah Reno. Bukan Natha ingin menutupi, tetapi bukan sekarang waktunya. Sekarang yang ia inginkan hanya bersenang-senang dengan Melodinya tanpa gangguan apapun.
****
"Pasar malam?"
Kevia memandang tidak percaya keramaian di depan matanya. Saking tidak percayanya ia sampai ternganga.
"Iya. Emang kenapa? Lo...nggak suka?" tanya Natha sedikit takut jika Kevia tidak suka ia bawa ke pasar malam.
Sebelumnya Natha tadi sudah berganti baju di toilet umum. Ia membawa baju ganti di tasnya. Sepertinya ia sudah merencanakan untuk membawa Kevia pergi. Natha dibuat terkejut saat tiba-tiba Kevia meloncat-loncat sambil tepuk tangan.
"Sukaaa." ucap Kevia lalu ia menarik tangan Natha untuk ikut berlari bersamanya, " Ayo masuk!" Benar-benar seperti anak kecil.
Natha menurut saja saat Kevia menariknya kesana kemari. Natha tidak percaya jika Kevia akan seantusias ini ia ajak ke pasar malam. Ia senang melihat Kevia tertawa, apalagi mata berbinarnya yang selalu Natha suka.
Sudah lama ia tidak melihat mata berbinar itu. Yang ia lihat selalu saja tatapan benci dan sinis Kevia kepadanya yang membuat hatinya berdenyut sakit. Sekarang, saat ini, ia bisa melihat lagi mata itu. Mata berbinar yang ia rindukan.
"Nath, lo harus menangin boneka itu buat gue!" ucap Kevia dengan semangat hingga menggoyangkan tangan Natha.
Kevia menunjuk boneka beruang berukuran sedang berwarna coklat tersebut. Natha tidak sadar jika ia sudah sampai di stand permainan tembakan, ah ia terlalu fokus memperhatikan Melodinya. Jadi Natha harus menembak tiga bebek tiruan yang bergerak untuk mendapatkan boneka beruang itu.
"Lo mau itu?" tanya Natha yang juga menunjuk boneka beruang tersebut.
"Iya, gue mau banget. Lucu bonekanya." jawab Kevia dengan sedikit melompat kegirangan. Ia memandang boneka tersebut dengan berbinar.
"Bentar."
Natha meninggalkan Kevia dan berjalan menuju loket. Ia akan membeli beberapa peluru untuk memenangkan permainan.
"Mas, saya mau boneka yang itu." kata Natha dan langsung diberi lima peluru oleh penjaga stand.
Peluru pertama meleset dan itu membuat ekspresi Kevia berubah lesu. Peluru kedua, tepat sasaran yang membuat Kevia melompat kegirangan.
"Yeay... Semangat Natha. Dua bebek lagi." Natha tersenyum saja melihat Kevia sesemangat itu.
Natha kembali memfokuskan targetnya dan sudah mengenai dua bebek. Tinggal satu bebek lagi dan pelurunya hanya tersisa satu.
"Ayo, Nath, lo pasti bisa. Tinggal satu lagi." Saking gemasnya Kevia sampai menggoyangkan pundak Natha.
Natha tertawa. Ia tidak tahu jika menyenangkan Kevia bisa membuatnya bahagia, "Iya-iya. Kamu agak geser kesana dulu, nanti kena."
Kamu?
Kevia mengerutkan kening, ia seperti mendengar Natha mengucapkan kata 'kamu' atau ia hanya salah dengar saja. Ah, ya sudahlah.
"Oke." Akhirnya Kevia menurutinya.
Natha sudah siap untuk membidikkan peluru terakhirnya. Kevia melihatnya dengan cemas dan...
Dor
Bebek terakhir terkena bidikan Natha dengan sempurna. Natha yang baru saja meletakkan pistol mainan ke meja stand terkejut dan hampir terjengkang saat Kevia menubruknya.
"Yeay...." triak Kevia sambil memeluk Natha. Natha pun membalas pelukan Kevia.
"Udah, dong peluknya. Kamu nggak mau ambil bonekanya?"
Kevia yang tersadar pun akhirnya melepaskan pelukannya.
"Sorry." Sudah pasti pipinya memerah sekarang.
Untuk menutupi rasa malunya Kevia berbalik dan segera mengambil boneka yang disodorkan oleh penjaga stand.
"Makasih." Tanpa aba-aba Kevia langsung berjalan meninggalkan stand permainan begitu saja.
"Eh, Mel, mau kemana?" tanya Natha sambil mengulum senyum, "Dasar susu coklat." gumamnya lalu menyusul Kevia.
Kevia berhenti di stand penjual minuman. Ia tidak melakukan apapun hingga Natha berhasil menyusulnya.
"Nath, gue mau es blend yang itu, rasa susu coklat."
Natha mengusap pucuk kepala Kevia gemas. Pasalnya Kevia mengatakan itu dengan tatapan memohon. Lucu sekali, bikin gemas.
"Iya, aku beliin, tapi kamu duduk disana dulu." Natha menunjuk salah satu kursi yang ada di sana.
Kevia mengerutkan kening, "Aku? Kamu?"
"Ck, udah, sana!" Natha sedikit mendorong Kevia untuk menuju kursi.
Kevia menuruti perintah Natha. Ia juga sudah merasa lelah. Ia duduk dengan memeluk boneka beruang sambil memperhatikan keramaian sekitar. Hari sudah gelap dan lampu kerlap kerlip pun menyala dengan indah.
Sudah lama ia ingin pergi kesini dan tidak diizinkan oleh Papanya. Ini adalah pertama kalinya ia pergi ke pasar malam dan ia tak tahu jika pasar malam akan seseru itu.
"Nih, es blend pesanan kamu." kata Natha yang sudah duduk di samping Kevia.
Kevia menerimanya, "Ma-makasih."
Ia tidak terbiasa dengan panggilan tersebut. Jadi merasa canggung.
"Nath, manggilnya biasa aja, kek. Aku kamu. Nggak terbiasa tahu nggak, mending lo gue aja."
Natha menusukkan sedotan ke cup minumannya, "Kenapa emang? Lebih baik aku kamu, kan, daripada lo gue." Natha meminum es blend rasa cappucino nya.
Kevia diam. Sebenarnya terdengar lebih manis, tapi masak ia harus aku kamu dengan seorang Natha. Bodo amat lah, ia haus.
Tangan Kevia yang ingin menusukkan sedotan pun terhenti ketia ia melihat dan membaca tulisan di gelas cup miliknya. Lalu ia melirik gelas cup milik Natha yang juga terdapat tulisan yang membuat Kevia tidak bisa menahan senyumnya.
Girlfriend. Gelas milik Kevia.
Boyfriend. Gelas milik Natha.
Sederhana namun terdengar manis. Sudah seperti pasangan saja.
"Nath, makasih, ya." ucap Kevia tanpa menatap Natha.
"Buat?" tanya Natha memandang Kevia yang sedang meminum es blend nya.
Kevia mengangkat bonekanya, "Buat ini." Setelahnya ia mengangkat gelas cup nya, "Dan ini."
Natha mengulum senyumnya, "Sama-sama."
"Tulisannya juga." gumam Kevia yang mungkin tidak terdengar oleh Natha.
****
Uh, Natha sweet banget, sih.
Meleleh nggak, tuh, Kevia.
Si sweet Natha
Si Baper Kevia
Salam dunia halu
By : V
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top