1
Terima kasih buat yang udah mau baca cerita gaje ini.
Boleh kasih sarannya biar nulisnya lebih baik
Typo bertebaran
****
Kisah kita memang belum usai,
Maka takdir mempertemukan kita lagi ~Love You Back~
Penerimaan siswa siswi baru di SMA GARUDA sudah selesai. Masa MPLS pun sudah selesai tiga hari yang lalu. Para murid baru yang telah resmi menjadi bagian dari SMA GARUDA, kini menghiasi sekolah bergengsi itu. Saking bergengsinya, pembagian kelas diumumkan lewat link yang dikirim ke masing-masing murid. Jadi pagi hari tidak ada keributan di depan mading.
Saat ini jam istirahat pertama sedang berlangsung setelah tadi jam pertama digunakan untuk perkenalan wali kelas. Termasuk kelas X IPA 2, yang penghuninya sudah tidak lengkap karena berhambur entah kemana. Tapi berbeda dengan gadis imut yang baru saja masuk ke dalam kelas yang entah darimana.
"Ih, kesel, kesel, kesel." kata gadis itu sambil menghentakkan kakinya. Wajah imutnya terlihat bersungut marah. Bibir mungilnya mengerucut sebal. Rambut sepunggungnya ikut bergoyang saking kencangnya menghentak. Bahkan jepit pita di rambutnya hampir melorot.
"Kenapa lo? Datang-datang marah-marah nggak jelas." tanya gadis yang sedari tadi duduk di barisan ketiga pinggir dekat jendela. Mengalihkan sejenak pandangan dari buku yang sedari tadi membuatnya sibuk untuk melihat sahabatnya itu.
"Gue kesel tau nggak."
"Kesel kenapa, Kevia Melodi yang imut kayak marmut?"
Kevia mendekat dan duduk di samping sahabatnya itu, "Amir, gue, aduh! " Kevia mengaduh ketika merasakan toyoran di jidatnya.
"Jangan panggil gue Amir!" jawabnya kesal.
"Lah, nama lo kan Amira Kaylani, jadi gue panggil... "
"MIRA. Sekali lagi lo panggil gue Amir, gue sambit lo pake buku." sela Amira galak sambil mengacungkan buku yang sejak tadi dipegangnya. Enak saja mengubah panggilan. Dia kan cewek tulen.
"Ih, galak." jawab Kevia dengan muka sok takut, "iya-iya, gitu aja ngambek. Gue cuma becanda kali."
"Yaudah, jadi lo tadi kesel kenapa? Bukannya lo habis dari kantin, ketemuan sama Kak Reno?" tanya Mira dengan mimik wajah yang sudah berubah biasa saja.
"Nah, itu yang bikin gue kesel." jawab Kevia dengan bersungut-sungut.
"Lo kesel ketemu Kak Reno?" tanya Mira heran. Pasalnya Reno adalah kakak kelas incaran Kevia.
"Bukan ih, gue kesel karena tiba-tiba ada dedemit muncul diantara gue dan Kak Reno." jawab Kevia kesal karena ingat kejadian tadi.
Mira mengerutkan kening bingung. Sejak kapan sekolah modern bergengsi begini ada setannya? Sahabatnya ini kadang memang ada-ada aja.
"Makanya lo jangan keseringan berduaan sama Kak Reno. Yang ketiga kan setan."
"Bukan demit yang itu, Mira, tapi demit hidup."
Mira memandang sahabatnya aneh. Mana ada demit hidup kepia? ingin rasanya ia berteriak.
"Lo nggak usah aneh-aneh, deh, ngomongnya. Cerita yang jelas." ucap Mira yang mulai kesal dengan sahabatnya itu.
Kevia menghela napas dan mulai menceritakan kejadian tadi di kantin.
Beberapa menit yang lalu
Kevia berjalan menuju bangku kantin yang berada di pinggir dekat taman. Disana sudah ada seorang cowok yang baru saja mengiriminya pesan untuk bertemu.
"Hai, Kak. Maaf lama tadi ada perkenalan Wali Kelas." sapa Kevia setelah duduk di depan cowok itu.
Cowok bername tag Reno Bagaskara itu tersenyum manis, "nggak apa-apa, kok, aku juga baru datang. Mau pesen apa, biar aku pesenin."
"Hmm... Aku belum tau, sih, menu-menu di sini, samain aja, Kak."
"Oke. Tunggu ya, aku pesen dulu kesana." Reno menunjuk salah satu stand makanan sambil berlalu pergi.
Kevia mengangguk sambil tersenyum. Manis sekali bukan, gebetannya itu. Udah ganteng, baik, perhatian pula.
Apalagi saat ingat perkenalan pertamanya saat ia baru daftar di SMA GARUDA. Saat itu Kevia sedang bingung mencari ruangan daftar ulang, lalu bertemu si cakep Reno yang menawarkan bantuan. Uhh, manisnya, kayak di film-film. Kevia jadi senyum-senyum sendiri.
"Melodi."
Seketika senyum Kevia lenyap. Siapa yang memanggilnya dengan nama belakang?
"Woi, Melodi."
Suara itu, sepertinya Kevia kenal. Tunggu dulu, suara serak nan tegas, yang memanggilnya dengan nama belakang hanya satu orang selama ini, jangan-jangan...
"Nah, kan bener lo Melodi."
Melodi membelalakkan mata kaget ketika orang yang memanggilnya muncul bahkan duduk di depannya sekarang. BENCANA. Kenapa dia ada disini?
"Lo sekolah disini ternyata." Kevia benci suara itu.
"Bisa ketemu tiap hari dong, ya?" nada mengejek itu membuat Kevia ingin melempar muka tengilnya dengan kotak tisu yang ada di meja. Bahkan senyum tengilnya masih sama seperti dulu. Tahan Kevia, lo nggak boleh ngamuk disini. Nanti Kak Reno ilfeel.
"Loh, Nat, kok lo disini? Lo kenal sama Kevia?" tanya Reno yang baru datang sambil membawa nampan pesanan.
What?
Jadi mereka saling kenal.
"Jelas, lah, gue kenal. Gue pernah jadi. ..."
"Dia kakak kelas aku waktu SMP, Kak." Sela Kevia panik. Jangan sampai si tengil itu bicara macam-macam.
Arnatha Navarro. Cowok yang memanggil Kevia menggunakan nama belakang, cowok yang suaranya Kevia benci sekarang dan cowok yang PALING dihindari Kevia. Cowok bermuka tengil yang menyebalkan.
"Oh. Nath, dia itu yang sering gue ceritain ke lo." jawab Reno sambil tersenyum memandang Kevia. Dia tidak menyadari ada aura permusuhan disini.
"Oh, jadi dia gebetan lo itu?" lihatlah muka tengilnya dan senyum mengejek itu. Maksudnya apa coba? Kenapa juga dia harus bertemu bahkan satu sekolah dengan cowok menyebalkan sejenis Natha. DASAR DEDEMIT NYEBELIN.
Kevia baru saja menyelesaikan ceritanya dan langsung terdengar suara cekikikan di sampingnya.
"Ih, Mira! Lo ngetawain gue."
Bukannya berhenti, Mira malah tertawa lebih keras.
"Maaf-maaf, gue nggak maksud. Tapi lucu aja gitu." ucap Mira sambil berusaha menghentikan tawanya, "jadi lo tadi ketemu sama Kak Natha?"
"Hm." Kevia hanya bergumam malas.
"Serius?"
"Hm."
"Kak Arnatha Navarro?"
"Ih, Mira! Lo nyebelin banget, sih. Iya gue ketemu sama Kak Arnatha Navarro.
Mira kembali tertawa.
"Bodo amat, gue bakal minta ke papa biar pindah sekolah aja."
****
Dikarenakan kegiatan belajar belum terlalu aktif, murid-murid SMA GARUDA pulang lebih cepat. Waktu menunjukkan 12.30 ketika bel pulang berbunyi.
Kevia sedang berjalan di koridor kelas yang masih ramai, karena sebagian siswa tidak langsung pulang. Bahkan ada yang sedang bermain futsal di lapangan. Tangannya sibuk memegang ponsel yang sedari tadi menempel di telinga kanannya.
"Iya, Ma. Ini Kevia udah pulang... Iya, Kevia tunggu di depan gerbang aja, ya, Ma... Oke, bye."
Kevia harus cepat-cepat ke depan untuk menunggu mamanya menjemput. Karena tadi mamanya bilang sudah dekat dengan sekolahnya.
"Eh, ketemu lagi sama Melodi."
Baru satu langkah, hampir saja Kevia menabrak tubuh jangkung pemilik suara menyebalkan itu, karena tiba-tiba muncul di depannya.
"Minggir! Gue mau lewat."
"Yang sopan, dong, sama kakak kelas."
Kevia menghela napas lelah, "Permisi, Kak, saya mau lewat."
"Emang mau kemana, sih, buru-buru amat."
Sekarang Kevia sedang sendiri. Mira sudah pulang dan Kak Reno nggak ada disini karena katanya sedang ada urusan, jadi Kevia tidak perlu jaga image lagi.
"Kak Natha ada urusan apa, sih? Kalau nggak penting mending minggir."
Bukannya marah, Natha malah terkekeh. Lucu.
"Kok galak, sih, sekarang. Dulu aja manis banget, nurut, imut, pendiem..."
"Kalau Kak Natha cuma mau ngomongin hal nggak penting, mending gue pergi." Kevia baru akan berlalu sebelum lengannya digenggam.
"Bentar dulu kenapa, sih. Gue mau nanya."
"Lepasin dulu tangan gue."
"Eh, iya." Natha melepaskan genggamannya, "lo beneran lagi deket sama Reno?"
Kevia mengerutkan kening tidak suka atas pertanyaan itu.
"Bukan urusan lo, Kak."
"Jelas urusan gue. Karena Reno itu sahabat gue, jadi gue tahu Reno itu kayak apa."
"Yang pasti nggak kayak lo." gumam Kevia pelan.
"Lo nggak cocok sama dia."
Terus gue cocoknya sama lo, gitu? Eh!
"Tipe cewek dia tuh bukan lo banget."
Terus aja ngoceh
"Mending lo nggak usah deket-deket dia lagi"
"Natha."
Nah, loh. Siapa lagi ini? Gue cuma pengen cepet-cepet pulang.
"Lo belum pulang, Nat? Gue nebeng ya?" suara yang sok dilembut-lembutin itu membuat telinga Kevia geli.
Cewek tinggi, putih, seragam ngepas, make up kayak mau show, rambut coklat bergelombang. Cantik sih, cantik make up doang bangga. Eh, kenapa Kevia jadi kesal. Sepertinya dia harus cepat pulang biar tidak gila disini.
"Eh, mau kemana sih? Katanya mau ke toko buku." Kevia mengerutkan kening bingung ketika Natha bicara tidak jelas kepadanya. Toko buku?
"Ayo gue anterin." Kevia memandang Natha aneh. Sedangkan dia tidak bisa kabur karena lengangnya di cekal kakak kelas menyebalkan ini.
"Nat, gue kan mau nebeng." Merasa di abaikan si make up tebal bername tag sherly itu mendekat dan memegang lengan Natha.
"Sorry, gue udah ada janji sama adek gue." jawab Natha sambil mengibaskan lengannya supaya lepas dari pegangan sherly, "Ayo, keburu sore." Dengan seenaknya Natha menarik lengan Kevia menuju parkiran sekolah.
"Adek? Sejak Kapan Natha punya adek? Dia kan anak tunggal." gumam sherly bingung.
Kevia tidak mengerti siapa sebenarnya yang gila disini. Dia yang tidak berontak saat ditarik si menyebalkan ini atau Natha si menyebalkan yang dengan seenaknya menariknya? Lihatlah! Sekarang ia dan Natha jadi pusat perhatian di parkiran sekolah. Cukup sudah! Kevia harus menghentikan kegilaan ini
"STOP!" Kevia menarik tangannya terlepas dari Natha, "Kak Natha kenapa, sih? Main tarik-tarik aja. Terus maksudnya apa coba tadi, toko buku? Adek? Anterin? Siapa yang mau ke toko buku, siapa yang adek Kak Natha? Gue nggak mau ya jadi tameng Kak Natha dari mbak-mbak tadi."
"Stt." Natha menempelkan telunjuk ke bibir mungil Kevia, "Selain galak, sekarang lo juga bawel ya?"
Kevia menyingkirkan jari Natha dari bibirnya, "Kenapa emang? Bukan urusan lo juga. Terserah gue mau galak kek, bawel kek. Yang penting Kak Reno suka."
"Dih, pede. Udah gue bilang tipe Reno tuh bukan lo banget."
"Bodo amat, nggak percaya. Males ngomong sama lo. Jangan deket-deket gue lagi, ntar gue alergi."
Akhirnya Kevia beranjak pergi ke depan gerbang tanpa cegahan dari Natha.
"Dasar susu coklat. Udah gede sekarang dia." gumam Natha yang memperhatikan kepergian Kevia dengan pandangan yang entahlah.
Teringat saat dulu dia masih dekat dengan si susu coklatnya. Dulu dia yang manis, imut, lembut sekarang berubah menjadi gadis galak nan bawel. Tapi lucu.
****
Akhirnya up juga, meskipun berantakan. Mohon dukungannya, biar semangat nulisnya.
Kasih kritik dan saran juga, ya.
Salam dunia halu-halu.
By V
Find me on IG @vivisusan93
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top