8

Shingeki no Kyojin milik
Hajime isayama.

Warning:
OOC, typo,gaje,bxb.

Pagi humo phobia harap menjauh.

Dilarang mengcopy paste cerita ini dalam bentuk apapun.

Yang copas liat saja nanti #jilatPisau

Judul : persiapan pendaftaran.
.
.
.

————————
Happy reading
————————
.
.
.

Ujian nasional sudah dilaksanakan , Rien dan Riven lewatinya tanpa halangan sedikit pun .

Ya iyalah anak pintar gitu loh~

Ok kali ini keduanya sedang bersiap untuk mendaftar ke konigouka sekolah SMP terbaik di Jepang .

Rien sangat bersemangat akan hal ini begitupun dengan Riven walou ia enggan mengakui nya.

Dasar .

Mereka mendaftar bersama Arvin juga Jermi . Awalnya mereka berencana untuk daftar dengan yang lainnya namun katanya mereka tidak bisa ya sudah mereka ber-4 saja. 

.
.
.

"Hufh tes masuk nya susah banget." Keluh Rien dan Jermi .

Arvin dan Riven hanya saling melirik sebelum angkat bahu acuh .

"Ne~ kira-kira apa senior di sini baik nya?" Tanya Rien tiba-tiba.

"Kurasa mereka baik hanya saja sudah pasti kan tidak semuanya seperti itu." Jawab Arvin dan diangguki oleh Riven .

"Kalou senior nya menyebalkan akan ku jadikan target di 'buku' ku." Ucap Rien dengan seringai menyeramkan dan ketiga lainnya hanya geleng-geleng kepala.

Ya Rien memang anak yang polos namun ia sebenarnya tidak benar-benar polos .

Sikap nya bisa berubah , ia bisa menjadi sangat polos , sangat jail , sangat sadis, sangat manja , juga sangat posesif.

Dan untuk saat ini hanya mereka bertiga saja yang tau.

Akh dan Karma juga karena keduanya adalah partner sejati .

.
.
.

"Kalou gitu kita duluan ." Ucap Arvin

"Hmm , hati-hati!" Teriak Rien begitu mobil yang membawa Arvin dan Jermi menjauh .

"Ayo kak!"

"Hmm."

Keduanya berjalan kelainan arah .

Cukup jauh mereka berjalan sampai akhirnya mereka sampai di sebuah kantor besar dan tanpa banyak bicara mereka masuk saja kedalam .

.
.

"Paman!!!!"

Rivaille yang sedang mengerjakan tugas menoleh ke asal suara dan mendapati 2 bocah kembar yang baru saja membanting pintu ruangan nya .

"Rien! Jaga sikap mu atau aku aduin papa." Ucap Riven di belakang nya. 

"Mou kakak bertingkah tidak sopan saja aku tidak aduin." Ucap Rien cemberut lalu berjalan menuju sofa yang ada.

"Hah... Bagiamana tes kalian?" Tanya Rivaille sambil melirik Rien dan Riven

"Menyebalkan! Soalnya sangat susah .... Apalagi soal matematika dan fisika hufh." Ucap Rien kesal.

"Lumayan. Walou ada beberapa yang tidak ku mengerti." Jawab Riven singkat .

Rivaille terkekeh pelan , "wajar saja bocah kalou susah , sekolah yang akan kalian tempati adalah sekolah terbaik di Jepang."

Rien dan Riven terdiam , "paman pekerjaan paman masih sangat banyak?" Tanya Rien

"Ya."

Rien mengangguk lalu mengeluarkan bukunya , "kakak!! Ajarkan aku soal ini!!" Teriak Rien semangat.

Sementara Riven swetdrop di tempat , "ok." Ujarnya singkat dan mulai mengajari Rien .

Rivaille diam-diam memperhatikan mereka dan seulas senyum tipis namun tulus tercetak di wajah tampan nya .

Namun itu tidak bertahan lama karena sekarang senyum itu kini berubah menjadi senyum pait saat ia mengingat kenyataan yang ada.

" Apa yang kau lakukan sekarang Eren?"

.
.
.
.
.
.

"Saya tak habis pikir kau mengambil ini dengan cepat."

"Aku juga."

"Mau bagaimana lagi , ini sudah tugas ku."

"Lalu bagaimana dengan 'itu'?"

Orang itu menyeringai , "aku tidak akan kabur lagi setelah ini."

Kedua orang itu terdiam , "kumpulkan seluruh data tentang keluarga Ackerman sampai ke titik terdalam!"

"Baik!"

.
.
.
.
.
.
.

Kini Riven dan Rien sedang makan bersama dengan Rivaille di sebuah restoran yang terbilang mewah .

Jangan tanya. Tolong jangan bertanya.

Rivaille melirik Rien dan Riven yang sama sekali belum menyentuh makanan mereka selama 5menit terakhir.

"Kanapa?" Tanya Rivaille heran .

"A-no ini terlalu mewah paman ... Kami-"

"Jika kalian berpikir akan merepotkan ku maka jawabannya kalian tidak merepotkan ku sama sekali bocah."

Rien dan Riven terdiam , "lagi pula uang ku tidak akan habis hanya karena makan di restoran bintang lima ini." Lanjut Rivaille tajam .

Rien terdiam lalu dengan kaku mulai memakan makanannya sementara Riven swetdrop paman ini ... Sempat-sempatnya ia berbicara sombong.

Ya walou akhirnya Riven memakan makanannya sambil sesekali melirik Rien  .

.
.
.
.
.
.
.

"Kita pasti bisa! Kalian harus semangat target kita di depan mata."

"...."

"Kita sudah bersusah payah selama ini , dan karena hal ini juga kita rela menjadi bahan cemoohan."

"Iya kau benar , kita harus semangat kita pasti bisa!!"

"Hmm!!"

"***** Fight!!!"

.
.
.
.
.
.
.

"Terimakasih sudah mau mengantar kami paman." Ucap Rien dan Rivaille mengangguk .

"Kalou begitu kalian segera masuk kedalam."

"Hmm! Sampai jumpa paman!" Teriak Rien sambil berlari ke dalam sementara Riven menyusul .

Rivaille Tersenyum lalu ia melakukan mobil nya ... Namun ia segera menghentikan mobilnya di sebuah taman .

Dan dengan segera ia mengecek laptop nya.

"Hah... Apa yang harus ku lakukan." Gumam nya pelan .

Kembali ia melakukan mobil nya namun ke arah yang berlawanan dari perusahaan nya.

.
.
.

Rivaille sampai di rumah mewah dengan 3 lantai ia segera saja masuk saat seorang pelayan membukanya pintu .

"Selamat datang Rivaille-sama ."

Rivaille tak menjawab melainkan ia segera menuju lantai dua .

.

Ia berdiam diri di sebuah pintu kamar .

Tangan nya sudah memegang kenop pintu , ia mengigit bibir bawahnya saat hendak membuka pintu tersebut .

Ia berdecak dan segera kembali ke lantai satu dan segera menghampiri salah satu pelayan .

"Bagaimana..."

.
.
.
.

Riven baru saja selesai membersihkan diri dilihat nya sang adik yang kini sedang berbaring di kasur sambil asik membaca sebuah buku cerita ia mendengus lalu mendudukkan dirinya di ranjang satunya .

"Ne nii-san."

Riven yang masih mengeringkan rambutnya menoleh , "hmm?"

Rien mengubah posisinya menjadi duduk , "kakak meresa ada yang janggal?"

Riven yang mengerti hanya mengangguk membalas ucapan adiknya itu , "ya kau benar ... Bagiamana kalou kita 'tes' ?" Tanya Riven dengan seringai .

Rien pun ikut nyeringai lalu mengangguk sebagai jawaban. 

"Tapi sebelum itu kita harus bisa masuk ke SMP konigouka terlebih dahulu." Ucapan Riven membuat ekspresi di wajah Rien berubah menjadi cemberut.

"Mou .. penghancur suasana." Kesalahannya.

Riven sendiri hanya tersenyum melihat itu .

"Sudah lebih baik kita belajar saja." Ucap Riven yang kemudian mengeluarkan buku-buku nya .

Rien semakin cemberut namun ia ikut mengeluarkan bukunya dan pindah posisi menjadi di sebelah kakak nya.

Riven masih tersenyum kemudian mengacak-acak rambut sang adik dan langsung membaca buku nya.

Rien langsung Tersenyum cerah dan memulai belajar nya dengan semangat.

To be continue.

Whuuuaaa alur apa ini!!

Wah Minna alur nya makin ke sini makin aneh nya.

Makin GK jelas .

Btw ada yang penasaran dengan cerita di atas?

Jika ingin tetap lanjut ..


Jangan lupa vote nya jika lupa ya... Saya tendang 

Ok bercanda.

see you next Sunday.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top